PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Geologi merupakan ilmu yang mempelajari bumi baik itu
sejarah serta fenomena-fenomena yang terjadi di masa lampau
dan sekarang. Salah satu aspek yang memiliki peran penting
dalam kejadian tersebut adalah mineral. Oleh karena itu
muncullah
ilmu
yang
mempelajari
tentang
mineral
yang
mikroskopis.
Pengamatan
secara
mikrosopis
lebih
pleokrisme,
intensitas,
bentuk,
indeks
bias,
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengamatan Sifat Optik Pada Nikol Sejajar
Untuk
mengidentifikasi
sifat
optik
mineral,
diperlukan
warna
secara
mikroskopis.
Hanya
saja
suatu
Untuk
semua
jenis
mineral,
masing-masing
pada
mineral
bersistem
kristal
hexagonal
dan
tetragonal.
b. Trikroik, bila terjadi perubahan tiga warna yang berbeda.
Terjadi pada mineral dengan sistem kristal ortorombik,
monoklin, dan triklin.
Bila satu mineral mempunyai pleokrisme trikroik dalam satu
sayatan tipis, maka mineral tersebut tidak akan memperlihatkan
3 (tiga) kali perubahan warna. Perubahan tiga warna akan
terlihat jika membuat sayatan dengan dua arah yang berbeda.
Pleokrisme dapat juga yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam
menyerap sinar. Ditunjukkan oleh beberapa kali perubahan warna kristal setelah
diputar hingga 360o, pada posisi nikol sejajar/silang.
Gambar 2.1 Warna interferensi biotit sejajar sumbu C dan pleokroismenya pada
sudut putaran 90o
3. Bentuk Mineral
Pengamatan bentu mineral secara optic dilakukan dengan
melihat bentuk mineral dalam kondisi dua dimensi. Sementara
itu denan adanya bidang belahan dari mineral, maka dapat pula
kita menafsirkan struktur kristal dari mineral tersebut. Bentuk
mineral diamati dengan melihat atau mengamati bidang-bidang
dan
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.2 Relief Mineral (a) Relief Rendah (Sanidin); (b) Relief
Sedang (Biotit); (c) Relief Tinggi (Epidot)
diketahuinya
bilangan
skala
untuk
masing-masing
memberikan
ukuran
mineral
yang
bervariasi.
Dalam
massa
dasar,
matriks,
dan
semua
jenis
batuan,
ordiner
dan
ekstraordiner.
Cara
penentuan
warna
interferensi, yaitu :
a. Sayatan dianggap mempunyai ketebalan yang seragam.
b. Letakkan
sayatan
pengamatan
diatas
ortoskop
meja
nikol
objek
silang
lalu
dilakukan
dengan
memakai
analisator.
c. Meja objek diputar sampai diperoleh warna interferensi
maksimum.
d. Warna yang nampak dibandingkan dengan warna standar
komparator dari tabel Michel-Levy.
e. Menentukan warna yang sesuai dan pada orde berapa yang
sama.
2. Bias Rangkap (Birefringence)
Cahaya yang masuk dalam
media
anisotropy
akan
kristalografi.
Tetapi
pada
kelompok
phylosilikat,
yang
terpanjang
adalah
sumbu-a
kristalografi.
komparator.
Gejala
ini
terlihat
dengan
adanya
rekristalisasi
secara
sempurna,
umumnya
pada
kuarsa.
5. Kembaran
Pada kenampakan mikroskopis, kembaran nampak sebagai
lembar-lembar yang memperlihatkan warna interferensi dan
pemadaman
yang
disebabkan
karena
berbeda.
terjadi
Kenampakan
gangguan
pada
tersebut
dapat
waktu
proses
bermacam-macam
pula.
Dalam
praktkum
ini,
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil
3.1.1 Sampel 01
No. Urut
: 01
No. Peraga
: 56
Pembesaran Objektif
: 5x
Pembesaran Okuler
: 10x
Pembesaran Total
: 50x
Bilangan Skala
: 0.02
Nikol Sejajar
Kedudukan
: 47.7 ; 14.71
Warna Absorbsi
Nikol Sejajar
Nikol Silang
: Tidak berwarna
: Cokelat Gelap
Pleokroisme
: Monokroik
Intensitas
: Kuat
Bentuk
: Anhedral - Subhedral
Indeks Bias
: nm ncb
Belahan
: Satu Arah
Relief
: Tinggi
Pecahan
: Teratur
Ukuran Mineral
: 1.4 mm
Nikol silang
Inklusi
Inklusi
: Opaque
Bentuk
: Subhedral - Euhedral
Ukuran
: 0.1 mm
Sudut Gelapan
: 67.5
Jenis Gelapan
: Miring
Kembaran
: Albit
WI Maksimum
: Cokelat
Orde
:I
Bias Rangkap
: 0.011
T.R.O
: Substraksi/Length Fast
T.R.O
Sistem Kristal
: Triklinik
Komposisi Kimia
: (Ca,Na)[Al(Al,Si)Si2O8]
Nama Mineral
: Bytownite
Keterangan
[Al(Al,Si)Si2O8].
Bytownite mempunyai karakteristik fisik yakni berwarna putih, abu-abu
bahkan tidak berwarna (colorless). Mineral Bytownite mempunyai kilap kaca,
cerat putih, tenacity rapuh dan bersifat transparan-opaque dengan belahan 1 arah.
Selain itu mineral ini mempunyai pecahan konkoidal dengan kekerasan 6 - 6,5
dan memiliki berat jenis 2,74 - 2,76. Bytownite mempunyai komposisi kimia
kurang lebih 30-10% sodium dan 70-90% kalcium. Mineral Bytownite pada
umumnya terdapat pada batuan beku dan batuan metamorf. Bytownite merupakan
mineral pembentuk batuan beku basa seperti gabro dan anorthosit atau basalt.
Pada batuan beku intrusif (plutonik) ultrabasa mineral ini terbentuk pada
temperatur 400-1000C. Pada batuan metamorf khususnya pada batuan hornfelse
terbentuk secara metamorfosis kontak dengan temperatur antara 640-700C dan
tekanan antara 100-150 Mpa. Mineral Bytownite
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum acara ketiga Ortoskop
Nikol Silang dan Nikol Sejajar adalah sebagai berikut :
1. pengamatan dengan menggunakkan nikol sejajar tanap
menggunakan
pengamatan
analisator.
Adapun
yang
meggunakan
nikol
sejajar
diamati
yaitu
pada
warna,
yaitu
warna
interferensi,bias
rangkap,
orientasi
agar
praktikan
tidak
menunggu
giliran
untuk
DAFTAR PUSTAKA
Doddy. Batuan dan Mineral, Bandung.
Irfan, Ria Ulva., 2007. Penuntun Praktikum Laboratorium Mineral Optik
JurusanIIITeknik Geologi Universitas Hasanuddin, Makassar. Graha Setia
Judith, B., Hadi S., Soekardi. 1981. Diktat Kuliah Mineral Optik. Yogyakarta:
IIIIIIIIIIIIIIIPusat
Schusters., Simon, 1977. Rocks and Minerals, Simon & Schusters Inc., New
IIIIIIIIIIIIIIIYork.