pada
sumber
pelajarannya
saja.
Sebagaimana
yang
berbasis
Kompetensi,
mengatakan
bahwa
kurikulum
kesatuan
dan
persatuan
bangsa.
Menurut
Zakiyah
satu
kurikulum
ke
kurikulum
lain,
dan
perubahan
ini
perencanaan
kesempatan-kesempatan
belajar
yang
dari
pengertian
diatas
dapat
disimpulkan
bahwa
(PAI)
dapat
diartikan
sebagai
kegiatan
menghasilkan
mempertahankan
yang
telah
di
dan
susun
sekolah
ditujukan
mengupayakan
dan
agar
diberlakukan
untuk
materi
berjalan
tidak
hanya
perangkatnya,
dituntut
tetapi
menguasai
juga
perlu
kurikulum
memiliki
dengan
segala
wawasan,
sikap,
dan
teknologi
serta
masyarakat
yang
sedang
dalam
sistem
sangat
pendidikan
mewarnai
yang
tujuan
dijalankan.
Di
Indonesia,
karena
Pancasila
telah
disepakati
dan
diyakini
berfikir
intelegen
dalam
kehidupan
masyarakat,
dengan
mempertimbangkan
tahapan-tahapan
turut
serta
dalam
proses
pengelolaan
dan
pengembangan
kurikulum,
maka
masalah
pengorganisasian
individu,
warga
masyarakat,
mempengaruhi
tujuan
kegiatan
siswa
akan
menekankan
pada
kurikulum
kebutuhan,
relevansi
dan
hendaknya
relevan
perkembangan
didalam
maksudnya
dengan
masyarakat.
antara
tujuan,
tuntutan,
Sementara
isi,
proses
terus
Kesinambungan
dalam
menerus
kurikulum
dan
perlu
berkesinambungan.
menyangkut
ke
saling
solid,
tetapi
dalam
pelaksanaannya
memungkinkan
proses
pengajaran
dan
pendidikan.
Tujuan
lain,
yaitu
agar
sekolah
tidak
saja
memberi
sumbangsih
yang
bersifat
dinamis
terhadap
diatas,
dalam
pengelolaan
dan
dan
diamalkan
oleh
peserta
didik
melalui
akidah
akhlak
yang
memberikan
pemahaman
semua
peserta
didik
untuk
memperoleh
pengetahuan,
berubah
dan
penuh
ketidak
pastian
merupakan
sikap,
dalam
dan
perilaku
menghadapi
adaptif,
tantangan
kooperatif,
dan
dan
tuntutan
unsur-unsur
penting
yang
menunjang
berkelanjutan
dan
kompherensif
menjadi
sangat
secara
tertinggi.
Pendekatan
yang
digunakan
dalam
10
mengorganisasikan
pengalaman
belajar
berfokus
pada
ilmu.
pengembangan
yang
sistematis
untuk
kesempatan
atau
akal
peserta
didik
dalam
memahami
dan
11
bentuk
semua
g. Pendekatan Keteladanan
Pendekatan keteladanan yaitu menjadikan figur guru agama
dan non agama serta petugas sekolah lainnya maupun orang tua
peserta didik sebagai cermin manusia yang berkepribadian.
4) Penilaian Materi Kurikulum PAI
Kegiatan pengembangan materi kurikulum tidak akan lepas
dari unsur penilaian. Penilaian merupakan salah satu komponen
yang amat penting yang tak dapat diabaikan begitu saja. Dalam
banyak hal, komponen penilaian akan sangat berperan dalam
menunjang keberhasilan pengembangan kurikulum tersebut.
Pelajaran PAI yang kandungan isi materinya sarat dengan
muatan norma dan nilai-nilai didalamnya, tentunya memerlukan
penilaian yang dilakukan bukan hanya terfokus pada satu aspek
saja (kognitifnya) seperti yang selama ini dilakukan, tapi harus
menyeluruh.
Selain
aspek
kognitif
juga
aspek
afektif
dan
12
pendidikan
yang
meliputi
keterpaduan
antara
lingkungan
siswa
dan
dalam
evaluasi
ke
efektifan
proses
pembelajaran.
Informasi yang akurat tentang hasil belajar, minat dan
kebutuhan siswa, hanya dapat diperoleh melalui assessment dan
evaluasi yang efektif. Hal ini sesuai dengan ketentuan penilaian
berbasis kelas (PBK), yang memperhatikan ketiga ranah yaitu
kognitif
(pengetahuan),
(keterampilan).
proporsional
Ketiga
sesuai
afektif
ranah
dengan
ini
(sikap),
dan
sebaiknya
sifat
mata
di
psikomotor
nilai
pelajaran
secara
yang
bersangkutan.
A. Kesimpulan
1. Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan
peserta
didik
untuk
mengenal,
memahami,
kesatuan
dan
persatuan
bangsa.
Pengembangan
13
satu
komponen
dengan
komponen
lain
untuk
fleksibilitas,
prinsip
berorientasi
pada
tujuan,
prinsip
prinsip
keseimbangan
etika,
logika,
estetika,
dan
14
perkembangan
pengetahuan
dan
teknologi
informasi,
prinsip
pendekatan
pengalaman,
pendekatan
pembiasaan,
tidak
akan
lepas
dari
unsur
penilaian.
Penilaian
merupakan salah satu komponen yang amat penting yang tak dapat
diabaikan begitu saja. Dalam banyak hal, komponen penilaian akan
sangat berperan dalam menunjang keberhasilan pengembangan
kurikulum tersebut. Informasi yang akurat tentang hasil belajar,
minat dan kebutuhan siswa, hanya dapat diperoleh melalui
assessment dan evaluasi yang efektif. Hal ini sesuai dengan
ketentuan penilaian berbasis kelas (PBK), yang memperhatikan
ketiga ranah yaitu kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
psikomotor (keterampilan). Ketiga ranah ini sebaiknya di nilai
secara proporsional sesuai dengan sifat mata pelajaran yang
bersangkutan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2004. Pendidikan Agama Islam
Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Departemen, Pendidikan Nasional. 2003. Pedoman Umum Standar
Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMP dan
Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Puskur
Muhaimin dan Abdul Majid. 1993. Pemikiran Pendidikan Islam:
Kajian
Filosofis
dan
Kerangka
Dasar
Operasionalisasinya.
Lembaga
dan
Pelatihan.
Bandung:
Trigendi Karya
Subandiah. 1996. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Hamdan. 2009. Pengembangan dan Pembinanaan Kurikulum (Teori
dan Praktek Kurikulum PAI). Banjarmasin.
i Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
hlm.35
x Abdul Majid dan Dian Andayani, Op.Cit, hlm.60
xi Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek,