Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama : Ny. J
Umur : 65 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
No.RM :
Pasien dirawat di RSUD DR.Harjono Ponorogo bagian bedah dengan :
B. Anamnesa
Keluhan Utama : tidak bisa BAB sejak 2hari yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSUD DR. Harjono Ponorogo dengan keluhan tidak bisa
BAB sejak 2 hari yang lalu,tidak bisa kentut, perut kembung, nyeri, mual dan
demam, serta tidak mau makan. Sebelumnya pasien sering mengeluhkan BAB
cair terus menerus. BAB cair berwarna hijau kehitam-hitaman disertai dengan
lendir dan darah. BAB cair dalam sehari 8 kali. Pasien tampak kurus, lemas
dan kesakitan. Pasien merasakan panas dan perih pada bagian anus. Pasien juga
merasakan nyeri pada bagian tengah perut. Mual (+), Muntah (-), Nafsu Makan
menurun (+).
Dua bulan yang lalu pasien pernah dirawat di RSUD DR.Harjono
Ponorogo dengan keluhan yang sama.
2. Riwayat DM
3. Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
C. Pemeriksaan fisik :
1. Status Generalis :
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Tekanan darah : 160/80
Nadi : 80x/menit
Nafas : 20x/menit
Suhu : 36,8C
Mata : CA (-/-) , SI (-/-)
Leher : PKGB (-)
Thorak
Jantung
I : Iktus tidak terlihat
Pa : iktus teraba 1 jari medial LMCS SIC V
Pe : batas jantung normal
Aus : irama murni, teratur, bising (-)
Paru
I : simetris kiri dan kanan
Pa : fremitus kiri dan kanan sama
Pe : sonor
Aus : vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Ekstremitas : akral hangat, edema (-)
Status lokalis :
Abdomen
Inspeksi : distensi (+)
Auskultasi : bising usus (+) meningkat
Palpasi : teraba massa (-) , nyeri tekan (+) di regio umbilicus, lumbalis
dextra dan sinistra, Defans Muskular (-)
Perkusi : Hipertimpani
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Anatomi
Ca Rekti adalah kanker yang terjadi pada rektum. Rektum terletak di
anterior sakrum and coccyx panjangnya kira kira 15 cm. rectosigmoid junction
terletak pada bagian akhir mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga atasnya hampir
seluruhnya dibungkus oleh peritoneum. Di setengah bagian bawah rektum
keseluruhannya adalah ektraperitoneral. Vaskularisasi rektum berasal dari cabang
arteri mesenterika inferior dan cabang dari arteri iliaka interna. Vena hemoroidalis
superior berasal dari pleksus hemorriodalis internus dan berjalan ke kranial ke
vena mesenterika inferior dan seterusnya melalui vena lienalis ke vena porta. Ca
Recti dapat menyebar sebagai embulus vena kedalam hati. Pembuluh limfe dari
rektum diatas garis anorektum berjalan seiring vena hemorriodalos superior dan
melanjut ke kelenjar limfa mesenterika inferior dan aorta. Operasi radikal untuk
eradikasi karsinoma rektum dan anus didasarkanpada anatomi saluran limfaini
Dinding rektum terdiri dari 5 lapisan, yaitu mukosa yang tersusun oleh epitel
kolumner, mukosa muskularis, submukosa, muscularis propria dan serosa. 1,2,5,11
Gambar 2. 1 Ca rekti
Diseluruh dunia dilaporkan lebih dari 940,000 kasus baru dan terjadi
kematian pada hampir 500,000 kasus tiap tahunnya. (World Health Organization,
2003). Menurut data di RS Kanker Dharmais pada tahun 1995-2002, kanker rektal
menempati urutan keenam dari 10 jenis kanker dari pasien yang dirawat di sana.
Kanker rektal tercatat sebagai penyakit yang paling mematikan di dunia selain
jenis kanker lainnya. Namun, perkembangan teknologi dan juga adanya
pendeteksian dini memungkinkan untuk disembuhkan sebesar 50 persen, bahkan
bisa dicegah.1,3,4
Dari selutruh pasien kanker rektal, 90% berumut lebih dari 50 tahun.
Hanya 5% pasien berusia kurang dari 40 tahun. Di negara barat, laki laki
memiliki insidensi terbanyak mengidap kanker rektal dibanding wanita dengan
rasio bervariasi dari 8:7 - 9:5. 1,2
D. Patofisiologi
Brunner dan Suddart (2002), menjelaskan patofisiologi terjadinya
karsinoma rektum sebagai berikut :
Polip jinak pada kolon atau rektum
|
menjadi ganas
|
menyusup serta merusak jaringan normal kolon
|
meluas ke dalam struktur sekitarnya
|
bermetastatis dan dapat terlepas dari tumor primer
Menyebar ke bagian tubuh yang lain dengan cara :
1. Limfogen ke kelenjar parailiaka, mesenterium dan paraaorta.
2. Hematogen terutama ke hati.
3. Perkontinuitatum
(menembus
ke
jaringan
sekitar
atau
organ
4) Keluhan tidak nyama pada perut seperti sering flatus, kembung, rasa
5)
6)
7)
8)
.
Gambar 4. Pemeriksaan Barium Enema
4) Sigmoidoscopy, yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam
rektum dan sigmoid apakah terdapat polip kakner atau kelainan lainnya.
Alat sigmoidoscope dimasukkan melalui rektum sampai kolon sigmoid,
polip atau sampel jaring dapat diambil untuk biopsi.
Gambar 5. sigmoidoscopy
5) Colonoscopy yaitu sebuah prosedur untuk melihat bagian dalam rektum
dan sigmoid apakah terdapat polip kanker atau kelainan lainnya. Alat
colonoscope dimasukkan melalui rektum sampai kolon sigmoid, polip atau
sampel jaringan dapat diambil untuk biopsi.
Gambar 6. Colonoscopy
10
count (CBC), tes fungsi hepar dan ginjal, urinanalysis, dan pengukuran
tumor marker CEA (carcinoembryonic antigen). 1,2
Tujuan dari penentuan stadium penyakit ini ialah untuk mengetahui
perluasan dan lokasi tumor untuk menentukan terapi yang tepat dan
menentukan prognosis. Stadium penyait pada kanker rektal hampir mirip
dengan
stadium
pada
kanker
kolon. Awalnya,
terdapat
Duke's
Stadium 0
Pada stadium 0, kanker ditemukan hanya pada bagian paling dalam
rektum.yaitu pada mukosa saja. Disebut juga carcinoma in situ.
Stadium I
Pada stadium I, kanker telah menyebar menembus mukosa sampai
lapisan muskularis dan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi
tidak menyebar kebagian terluar dinding rektum ataupun keluar dari
rektum. Disebut juga Dukes A rectal cancer.
Stadium II
Pada stadium II, kanker telah menyebar keluar rektum kejaringan
terdekat namun tidak menyebar ke limfonodi. Disebut juga Dukes B
rectal cancer.
Stadium III
Pada stadium III, kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat,
tapi tedak menyebar kebagian tubuh lainnya. Disebut juga Dukes C
rectal cancer.
Stadium IV
11
Deskripsi
T1
T2
T3a
T3b
T4
Modified
Dukes
Stadium
Deskripsi
T1 N0 M0
Limited to submucosa
T2 N0 M0
B1
12
T3 N0 M0
B2
Transmural extension
T2 N1 M0
C1
T3 N1 M0
C2
T4
C2
Any T, M1
Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan
terutama untuk stadium I dan II kanker rektal, bahkan pada pasien suspek
dalam stadium III juga dilakukan pembedahan. Meskipun begitu, karena
kemajuan ilmu dalam metode penentuan stadium kanker, banyak pasien
kanker rektal dilakukan pre-surgical treatment dengan radiasi dan
kemoterapi. Penggunaan kemoterapi sebelum pembedahan dikenal sebagai
neoadjuvant chemotherapy, dan pada kanker rektal, neoadjuvant
chemotherapy digunakan terutama pada stadium II dan III. Pada pasien
lainnya yang hanya dilakukan pembedahan, meskipun sebagian besar
jaringan kanker sudah diangkat saat operasi, beberapa pasien masih
membutuhkan kemoterapi atau radiasi setelah pembedahan untuk
membunuh sel kanker yang tertinggal. 2,7
Tipe pembedahan yang dipakai antara lain : 1,2,9
a. Eksisi lokal : jika kanker ditemukan pada stadium paling dini, tumor
dapat dihilangkan tanpa tanpa melakukan pembedahan lewat abdomen.
Jika kanker ditemukan dalam bentuk polip, operasinya dinamakan
polypectomy.
13
14
residual
tapi
beresiko
tinggi
mengalami
kekambuhan),
Stadium I - 72%
Stadium II - 54%
Stadium III - 39%
Stadium IV - 7%
50% dari seluruh pasien mengalami kekambuhan yang dapat berupa kekambuhan
lokal, jauh maupun keduanya. Penyakit kambuh pada 5-30% pasien, biasanya
pada 2 tahu pertama setelah operasi. Faktor faktor yang mempengaruhi
terbentuknya rekurensi termasuk kemampuan ahli bedah, stadium tumor, lokasi,
dan kemapuan untuk memperoleh batas - batas negatif tumor. 2
15
BAB III
KESIMPULAN
1. Karsinoma Rektum merupakan tumor ganas yang berupa massa polipoid
besar, yang tumbuh ke dalam lumen dan dapat dengan cepat meluas ke
sekitar usus sebagai cincin anular.
2. Faktor predisposisi munculnya karsinoma rektum adalah poliposis
familial, defisiensi Imunologi, kolitis ulseratifa, granulomartosis dan
kolitis.
3. Keluhan utama Karsinoma Rektum adalah buang air besar berdarah dan
berlendir. Terjadi perubahan pola defekasi yaitu diare selama beberapa hari
yang disusul konstipasi selama beberapa hari (diare dan konstipasi
bergantian). Ukuran feses kecil-kecil seperti kotoran kambing. Pasien
mengeluh kembung dan mules hilang timbul sehingga terjadi anoreksia
dan berat badan akan menurun dengan cepat.
4. Diagnosis banding karsinoma rektum adalah polip, proktitis, fisura anus
hemmoroid, dan karsinoma anus.
5. Komplikasi karsinoma rektum adalah: obstruksi usus parsial atau lengkap,
perforasi, perdarahan, dan penyebaran keorgan lain.
6. Pengobatan terpilih adalah operasi. Pemilihan jenis operasi tergantung
stadium klinis, lokasi tumor, resktabilitas, dan keadaan umum pasien.
Colok dubur sangat penting untuk menentukan lokasi dan resktabilitas
tumor.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Hassan, Isaac. 2006. Rectal carcinoma. www.emedicine.com
2. Cirincione. Elizabeth 2005. Rectal Cancer. www.emedicine.com
3. Anonim.
2006.
Mengatasi
Kanker
Rektal.
Republika
online.
www.republika.co.id
4. American Cancer Society. 2006. Cancer Facts and Figures 2006.
American Cancer Society Inc. Atlanta
5. Anonim. 2006. A Patients Guide to Rectal Cancer. MD Anderson Cancer
Center. University of Texas.
6. Azamris. Nawawir Bustani. Misbach Jalins. 1997. Karsinoma Rekti di
RSUP Dr. Jamil Padang. Cermin dunia Kedokteran no.120
7. Anonim, 2006, Rectal Cancer Facts : Whats You Need To Know,
www.healthABC.info
8. Anonim, 2006, Rectal Cancer - Overview, Screening, Diagnosis &
Staging, www.OncologyChannel.com
9. Anonim.
2005.
Rectal
Cancer
Treatment
www.nationalcancerinstitute.htm
10. Marijata. 2006. Pengantar Dasar Bedah klinis. Unit Pelayanan Kampus.
FK UGM.
11. De Jong Wim, Samsuhidajat R. 2004. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
12. Mansjoer Arif et all, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Penerbit
Buku Media Aesculapius. Jakarta.
17
18