Kepuasan Kerja Dan Komitmen Karyawan
Kepuasan Kerja Dan Komitmen Karyawan
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa penulis telah
menyelesaikan tugas mata kuliah Konsep dan Teori Manajemen dengan membahas
Kepuasan Kerja dan Komitmen Karyawan. Dalam penyusunan tugas atau materi ini,
banyak hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan dosen pembimbing
dan sahabat, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Derlina, M.Si sebagai Dosen Pembimbing mata kuliah yang telah memberikan
tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas
ini.
2. Rekan rekan satu kelompok yang telah turut membantu, membimbing, dan
mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak
yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Sekian dan terimakasih.
Medan,
Oktober 2016
Penulis
(Kelompok 1)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................
ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.........................................................................Latar belakang
1.2....................................................................Rumusan masalah
1.3......................................................................................Tujuan
................................................................................................
1
1
1
2
2
2
4
7
8
9
9
10
13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................
14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kedudukan sumber daya manusia di dalam perusahaan sangat penting. Oleh
karena itu dibutuhkan manajemen sumber daya manusia agar pengelolaan sumber
daya manusia dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan perusahaan. Pada
dasarnya bahwa seseorang dalam bekerja akan merasa nyaman dan tinggi
kesetiaannya pada perusahaan apabila memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan
apa yang diinginkan.
Kepuasan kerja itu sendiri sebenarnya mempunyai makna apa bagi seorang
pekerja? Ada dua kata yaitu kepuasan dan kerja. Kepuasan adalah sesuatu
perasaan yang dialami oleh seseorang, dimana apa yang diharapkan telah
terpenuhi atau bahkan apa yang diterima melebihi apa yang diharapkan.
Sedangkan kerja merupakan usaha seseorang untuk mencapai tujuan dengan
memperoleh pendapatan atau kompensasi dari konstribusinya kepada tempat
pekerjaannya.
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individu dan memiliki tingkat
kepuasan yang berbedea-beda. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang
terhadap pekerjaannya. Ini Nampak dari sikap karyawan terhadap pekerjaan dan
segala sesuatu di lingkungan kerjanya.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan kepuasaan kerja?
2. Apakah yang dimaksud dengan komitmen terhadap organisasi?
1.3. Tujuan
1. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan kepuasaan kerja.
2. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan komitmen terhadap
organisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepuasan Kerja
1. Pengertian
Beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian kepuasan kerja diantaranya
apa yang dikemukakan Robbins (2001) bahwa kepuasan kerja adalah sikap umum
terhadap suatu pekerjaan seseorang, selisih antara banyaknya ganjaran yang
diterima seorang pekerja dan banyaknya yang mereka yakini seharusnya mereka
terima. Pendapat lain bahwa kepuasaan kerja merupakan suatu sikap yang dimiliki
oleh para individu sehubungan dengan jabatan atau pekerjaan mereka
(Winardi.1992). Juga pendapat Siagian (1999) bahwa kepuasan kerja merupakan
suatu cara pandang seorang yang bersifat positif maupun negatif tentang
pekerjaannya.
Pendapat lain bahwa kepuasan kerja yaitu keadaan emosional yang
meyenangkan dan yang tidak menyenangkan dengan mana para pegawai
memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja ini mencerminkan perasaan
seseorang
terhadap
pekerjaannya
(Handoko.2000).
selain
itu
pendapat
Fungsi
personalia
langsung:
latiham,
pengembangan,
dan konseling
Penyelia
(supervisor)
Karyawan
(kepuasan)
tidak lansung:
kebijakan
Gambar 1
Fungsi personalia terhadap kepuasan kerja
kerja
prestasi kerja di waktu mendatang. Oleh karena itu hubungan prestasi dan
feed
kepuasan kerja menjadi suatu sistem
yang berkelanjutan.
back
Prestasi
kerja
presepsi
keadilan
terhadap
pengharga
an kerja
pengharga
an
kepuasan
kerja
Gambar 2
Hubungan antara Prestasi dan Kepuasan Kerja
b. Perputaran pegawai dengan absensi. Perusahaan atu organisasi senantiasa
mengharapkan kepuasan kerja meningkat perputaran karyawan dan absensi
menurun bukan sebaliknya. Sebagaimana dapat dilihat dalam gambar
3,bahwa kepuasan kerja yang lebih rendah baisanya akan mengakibatkan
perputaran karyawan/pegawai lebih tinggi. Yang bersangkutan lebih mudah
meninggalkan perusahaan dan mencari kesempatan di perusahaan lainnya.
Hubungan ini berlaku juga untik absensi ( Kemangkiran ). Para karyawan
yang kurang memperoleh keouasan kerja akan cendrung lebih sering absent
Tinggi
Perputaran
Kepuasan kerja
Absensi
Rendah
Rendah
Tinggi
Gambar 3
Hubungan Antara Kepuasan Kerja dengan Perputaran Pegawai dan Absensi
c. Umur dan jenjang pekerjaan, bahwa semakin tua umur karyawan/pegawai
mereka cenrung lebih terpuaskan dengan pekerjaan-pekerjaannya. Dengan
alasan seperti Pengharapan yang lebih rendah dan penyesuaian lebih baik
terhadap
situasi
kerja
dan
lebih
berpengalaman.
Sedangkan
Umur
Kepuasan kerja
Jenjang Pekerjaan
Rendah
Rendah
Tinggi
Gambar 4
Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dengan Umur & Jenjang Pekerjaan
d. Besar organisasi, bahwa ukuran organisasi cedrung mempunyai hubungan
berlawanandengan kepuasan kerja yaitu semakin besarorganisasi kepuasan
kerja cenrung turun secara moderat kecuali manajemen mengambil tindakan
korektif.
Tanpa
tindsakan
korektif
organisasi
besar
tersebut
akan
4. Bentuk Ketidakpuasan
Selain kepuasan kerja para pegawai atau anggota organisasi dapat
menyatakan ketidakpuasan dengan sejumlah cara misalnya mengeluh, tidak patuh
dan mengelak dari tanggung jawab. Ada 4 (empat) respon dari ketidakpuasan baik
yang konstruktif/destruktif maupun aktif/pasip yaitu :
a. Eksit
Ketidakpuasan yang diungkapkan melalui prilaku yang mengarah untuk
meninggalkan organisasi( Mencari formasi baru atau berhenti ).
b. Suara
Ketidakpuasan
yang
diungkapkan
dengan
usaha
aktif
dan
EKSIT
SUARA
Destruktif
Konstruktif
PENGABAIAN
KESETIAAN
Pasif
Gambar 5
Respon ketidakpuasan
5. Pengukuran kepuasan kerja
Ada beberapa cara untuk mengukur kepuasan kerja, diantaranya akan
dijelaskan sebagai berikut :
a.
karyawan.
Pengukuran kepuasan kerja berdasarkan ekspresi wajah.
Pada pengukuran metode ini responden diharuskan memilih salah satu
gambar wajah orang, mulai dari wajah yang sangat gembira, gembira,
netral, cemberut, dan sangat cemberut. Kepuasan kerja karyawan akan dapat
diketahui dengan melihat pilihan gambar yang diambil responden.
menyokong
kesejahteraan
dan
keberhasilan
organisasinya.
harus
diberikan
kepada
organisasi.
Komponen
normatif
10
11
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulannya dalam teori dua faktor bahwa terdapat factor Pendorong
yang berkaitan dengan perasaan positif terhadap pekerjaan sehingga membawa
kepuasan kerja, dan yang kedua faktor yang dapat mengakibatkan ketidakpuasan
kerja. Kepuasan kerja adalah motivator primer yang berkaitan dengan pekerjaan
itu sendiri, sebaliknya ketidakpuasan pada dasarnya berkaitan dengan memuaskan
anggota organisasi dan menjaga mereka tetap dalam organisasi dan itu berkaitan
dengan lingkungan. Karyawan yang merasa puas dengan pekerjaanya melakukan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya, sebaliknya adanya kemangkiran, hasil kerja
yang buruk, bekerja kurang bergairah, serta prestasi yang rendah. Karyawan akan
merasa puas bekerja jika memiliki persepsi selisih antara kondisi yang diinginkan
dan kekurangan dapat dipenuhi sesuai kondisi aktual (kenyataan), karyawan akan
puas jika imbalan yang diterima seimbang dengan tenaga dan ongkos individu
yang telah dikeluarkan, dan karyawan akan puas jika terdapat faktor yang
pencetus kepuasan kerja (satisfier) lebih dominan daripada faktor pencetus
ketidakpuasan kerja (disatisfier).
13
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk bisnis yang
kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Ardana, I Komang, Mujiati, Ni Wayan, Utama, I Wayan Mudiartha, Manajemen
sumber Daya Manusia, Graha Ilmu
T Hani Handoko. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: BPFE
14