Anda di halaman 1dari 29

Laporan Praktikum Teori Probabilitas

Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial


Kelompok 13

4.5
4.5.1

Analisis Perbandingan Antar Grafik


Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk untuk n=5 dan n=15
Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 1 n=15
0.4
0.3
Peluang

Rumus

0.2

Pendekatan
binomial

0.1

Percobaan

12

0
Jumlah Cacat

1.

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 1 n=5


0.5
0.4

Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat

Mesin 1
Gambar 4.25 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa n=5 dan n=15 pada Mesin 1

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan distribusi hipergeometrik. Penyelesaiannya
menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi hipergeometrik secara
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

teoritis atau rumus, pendekatan binomial dengan hipergeometrik, dan yang


terakhir dengan menggunakan data percobaan. Pada kedua grafik dilakukan
dengan pendekatan binomial terhadap distribusi hipergeometrik sehingga
grafik berbentuk batang karena termasuk distribusi diskrit. Dari kedua grafik
ini dapat dilihat, bahwa peluang cacat terbesar terdapat pada x=1 untuk n=5
dan x=5 untuk n=15. Pendekatan binomial paling bagus dipakai untuk mesin 1
yaitu untuk n=5 karena nilai n/N dengan n=5 sebesar 0.0299 lebih kecil
dibanding n/N dengan n=15 sebesar 0.0898.
Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 2 n=15

Rumus
Pendekatan
binomial

8
12

Percobaan

0.25
0.2
0.15
Peluang 0.1
0.05
0
Jumlah Cacat

2.

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 2 n=5


0.5
0.4
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat

Mesin 2
Gambar 4.26 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa n=5 dan n=15 pada Mesin 2

Analisis:
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa


produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan distribusi hipergeometrik. Penyelesaiannya
menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi hipergeometrik secara
teoritis atau rumus, pendekatan binomial dengan hipergeometrik, dan yang
terakhir dengan menggunakan data percobaan. Pada kedua grafik dilakukan
dengan pendekatan binomial terhadap distribusi hipergeometrik sehingga
grafik berbentuk batang karena termasuk distribusi diskrit. Dari kedua grafik
ini dapat dilihat, bahwa peluang cacat terbesar terdapat pada x=3 untuk n=5
dan x=9 untuk n=15. Pendekatan binomial paling bagus dipakai untuk mesin 2
yaitu untuk n=5 karena nilai n/N dengan n=5 sebesar 0.0244 lebih kecil
dibanding n/N dengan n=15 sebesar 0.0732.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 3 n=15


0.4
0.3
Peluang

Rumus

0.2

Pendekatan
binomial

0.1

Percobaan

12

0
Jumlah Cacat

3.

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 3 n=5


0.5
0.4
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat

Mesin 3
Gambar 4.27 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa n=5 dan n=15 pada Mesin 3

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan distribusi hipergeometrik. Penyelesaiannya
menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi hipergeometrik secara
teoritis atau rumus, pendekatan binomial dengan hipergeometrik, dan yang
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

terakhir dengan menggunakan data percobaan. Pada kedua grafik dilakukan


dengan pendekatan binomial terhadap distribusi hipergeometrik sehingga
grafik berbentuk batang karena termasuk distribusi diskrit. Dari kedua grafik
ini dapat dilihat, bahwa peluang cacat terbesar terdapat pada x=4 untuk n=5
dan x=12 untuk n=15. Pendekatan binomial paling bagus dipakai untuk mesin
1 yaitu untuk n=5 karena nilai n/N dengan n=5 sebesar 0.0256 lebih kecil
dibanding n/N dengan n=15 sebesar 0.0769.

4.5.2

Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total Produk untuk n=5


dan n=15

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 1 n=5


0.6
0.5
0.4
Peluang 0.3
0.2
0.1
0

Teoritis
Percobaan
Pendekatan

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat

1.

Grafik Peluang Binomial Mesin 1 n=15

Teoritis
Percobaan
Pendekatan

0
4
8
12

0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0
Jumlah Cacat

Mesin 1
Gambar 4.28 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total n=5 dan n=15 pada Mesin 1

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian berat total
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk satu per satu sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk satu per satu
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan

distribusi

binomial. Penyelesaiannya

menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi binomial secara teoritis atau
rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan yang terakhir dengan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

menggunakan data percobaan. Pada

kedua

grafik dilakukan dengan

pendekatan normal terhadap distribusi binomial sehingga grafik terdapat garis


karena termasuk distribusi kontinu. Dari kedua grafik ini dapat dilihat, bahwa
untuk n=5 peluang cacat terbesar terdapat pada x=2 dengan metode
pendekatan dan percobaan dan x=1 dengan metode teoritis. Untuk n=15
peluang cacat terbesar terdapat pada x=5 dengan metode pendekatan dan
teoritis dan x=4 dengan metode percobaan. Pendekatan normal paling bagus
dipakai untuk mesin 1 yaitu untuk n=15 karena ukuran sampel n lebih besar
serta nilai k/N yang dimiliki mendekati 0.5 yaitu sebesar 0.3054.

Grafik Peluang Binomial Mesin 2 n=15


0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0

Teoritis
Percobaan

0
4
8
12

Pendekatan

Jumlah Cacat

2.

Grafik Peluang Binomial Mesin 2 n=5


0.4
0.3
Teoritis

Peluang 0.2

Percobaan

0.1
0

Pendekatan

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat

Mesin 2
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Gambar 4.29 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total n=5 dan n=15 pada Mesin 2

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian berat total
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk satu per satu sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk satu per satu
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan

distribusi

binomial. Penyelesaiannya

menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi binomial secara teoritis atau
rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan yang terakhir dengan
menggunakan data percobaan. Pada

kedua

grafik dilakukan dengan

pendekatan normal terhadap distribusi binomial sehingga grafik terdapat garis


karena termasuk distribusi kontinu. Dari kedua grafik ini dapat dilihat, bahwa
untuk n=5 peluang cacat terbesar terdapat pada x=3 dengan ketiga metode.
Untuk n=15 peluang cacat terbesar terdapat pada x=9 dengan metode
pendekatan dan teoritis dan x=8 dengan metode percobaan. Pendekatan normal
paling bagus dipakai untuk mesin 2 yaitu untuk n=15 karena ukuran sampel n
lebih besar serta nilai k/N yang dimiliki mendekati 0.5 yaitu sebesar 0.6.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 3 n=15


0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0

Teoritis
Percobaan

0
4
8
12

Pendekatan

Jumlah Cacat

3.

Grafik Peluang Binomial Mesin 3 n=5


0.5
0.4
0.3
Peluang 0.2

Teoritis
Peluang
Pendekatan

0.1
0

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat

Mesin 3
Gambar 4.30 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total n=5 dan n=15 pada Mesin 3

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian berat total
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk satu per satu sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk satu per satu
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan

distribusi

binomial. Penyelesaiannya

menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi binomial secara teoritis atau
rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan yang terakhir dengan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

menggunakan data percobaan. Pada

kedua

grafik dilakukan dengan

pendekatan normal terhadap distribusi binomial sehingga grafik terdapat garis


karena termasuk distribusi kontinu. Dari kedua grafik ini dapat dilihat, bahwa
untuk n=5 peluang cacat terbesar terdapat pada x=4 dengan ketiga metode.
Untuk n=15 peluang cacat terbesar terdapat pada x=12 dengan metode
pendekatan dan teoritis dan x=11 dengan metode percobaan. Pendekatan
normal paling bagus dipakai untuk mesin 3 yaitu untuk n=15 karena ukuran
sampel n lebih besar serta nilai k/N yang dimiliki mendekati 0.5 yaitu sebesar
0.8.
4.5.3

Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total


Produk untuk n=5

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 1 n=5


0.6
0.5
0.4
Peluang 0.3
0.2
0.1
0

Teoritis
Percobaan
Pendekatan

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat

1.

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 1 n=5


0.5
0.4

Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat

Mesin 1
Gambar 4.31 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=5
pada Mesin 1

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=5. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 5 kali dalam 40 kali pengambilan. Keduanya dihitung
dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data percobaan.
Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada grafik sebelah
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

kiri dilakukan dengan penghitungan distribusi hipergeometrik sehingga


grafik berbentuk batang karena termasuk dalam distribusi diskrit, dan pada
grafik sebelah kanan dilakukan dengan penghitungan distribusi binomial yang
didekati distribusi normal, sehingga grafik merupakan grafik garis pada
pendekatan karena termasuk distribusi kontinu. Dari kedua grafik ini dapat
dilihat, bahwa peluang cacat terbesar terdapat pada x=1 untuk distribusi
hipergeometrik dan x=2 untuk distribusi binomial. Pendekatan yang paling
baik dipakai untuk mesin 1 dengan n=5 yaitu pendekatan binomial untuk
menguji rasa produk makaroni. Kesimpulan tersebut didasari oleh data
perbandingan grafik sebelumnya bahwa untuk menguji rasa produk makaroni
lebih baik memakai sampel n=5 dengan pendekatan binomial.

Grafik Peluang Binomial Mesin 2 n=5


0.4
0.3
Teoritis

Peluang 0.2

Percobaan

0.1
0

Pendekatan

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat

2.

Mesin 2

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 2 n=5


0.5
0.4
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Gambar 4.32 Grafik Perbandingan

Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=5 pada Mesin 2

Analisis:
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa


produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=5. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 5 kali dalam 40 kali pengambilan. Keduanya dihitung
dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data percobaan.
Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada grafik sebelah
kiri dilakukan dengan penghitungan distribusi hipergeometrik sehingga
grafik berbentuk batang karena termasuk dalam distribusi diskrit, dan pada
grafik sebelah kanan dilakukan dengan penghitungan distribusi binomial yang
didekati distribusi normal, sehingga grafik merupakan grafik garis pada
pendekatan karena termasuk distribusi kontinu. Dari kedua grafik ini dapat
dilihat, bahwa peluang cacat terbesar terdapat pada x=3 untuk distribusi
hipergeometrik dan x=3 untuk distribusi binomial. Pendekatan yang paling
baik dipakai untuk mesin 2 dengan n=5 yaitu pendekatan binomial untuk
menguji rasa produk makaroni. Kesimpulan tersebut didasari oleh data
perbandingan grafik sebelumnya bahwa untuk menguji rasa produk makaroni
lebih baik memakai sampel n=5 dengan pendekatan binomial.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 3 n=5


0.5
0.4
0.3
Peluang 0.2

Teoritis
Peluang
Pendekatan

0.1
0

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat

3.

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 3 n=5


0.5
0.4
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat

Mesin 3
Gambar 4.33 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=5
pada Mesin 3

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=5. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 5 kali dalam 40 kali pengambilan. Keduanya dihitung
dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data percobaan.
Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada grafik sebelah
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

kiri dilakukan dengan penghitungan distribusi hipergeometrik sehingga


grafik berbentuk batang karena termasuk dalam distribusi diskrit, dan pada
grafik sebelah kanan dilakukan dengan penghitungan distribusi binomial yang
didekati distribusi normal, sehingga grafik merupakan grafik garis pada
pendekatan karena termasuk distribusi kontinu. Dari kedua grafik ini dapat
dilihat, bahwa peluang cacat terbesar terdapat pada x=4 untuk distribusi
hipergeometrik dan x=4 untuk distribusi binomial. Pendekatan yang paling
baik dipakai untuk mesin 3 dengan n=5 yaitu pendekatan binomial untuk
menguji rasa produk makaroni. Kesimpulan tersebut didasari oleh data
perbandingan grafik sebelumnya bahwa untuk menguji rasa produk makaroni
lebih baik memakai sampel n=5 dengan pendekatan binomial.
4.5.4

Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total


Produk untuk n=15

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 1 n=15


0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0

Teoritis
Percobaan

0
4
8
12

Pendekatan

Jumlah Cacat

1.

Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 1 n=15


0.4
0.3
Peluang

Rumus

0.2

Pendekatan
binomial

0.1

Percobaan

12

0
Jumlah Cacat

Mesin 1
Gambar 4.34 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=15
pada Mesin 1

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=15. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 15 kali dalam 40 kali pengambilan. Keduanya dihitung
dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data percobaan.
Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada grafik sebelah
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

kiri dilakukan dengan penghitungan distribusi hipergeometrik sehingga


grafik berbentuk batang karena termasuk dalam distribusi diskrit, dan pada
grafik sebelah kanan dilakukan dengan penghitungan distribusi binomial yang
didekati distribusi normal, sehingga grafik merupakan grafik garis pada
pendekatan karena termasuk distribusi kontinu. Dari kedua grafik ini dapat
dilihat, bahwa peluang cacat terbesar terdapat pada x=5 untuk distribusi
hipergeometrik dan x=5 untuk distribusi binomial. Pendekatan yang paling
baik dipakai untuk mesin 1 dengan n=15 yaitu pendekatan normal untuk
menguji berat total produk makaroni. Kesimpulan tersebut didasari oleh data
perbandingan grafik sebelumnya bahwa untuk menguji berat total produk
makaroni lebih baik memakai sampel n=15 dengan pendekatan normal.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 2 n=15


0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0

Teoritis
Percobaan

0
4
8
12

Pendekatan

Jumlah Cacat

2.

Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 2 n=15

Rumus
Pendekatan
binomial

8
12

Percobaan

0.25
0.2
0.15
Peluang 0.1
0.05
0
Jumlah Cacat

Mesin 2
Gambar 4.35 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=15
pada Mesin 2

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=15. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 15 kali dalam

40 kali pengambilan. Keduanya

dihitung dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data


percobaan. Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

grafik sebelah kiri dilakukan

dengan

penghitungan

distribusi

hipergeometrik sehingga grafik berbentuk batang karena termasuk dalam


distribusi diskrit, dan pada grafik sebelah kanan dilakukan dengan
penghitungan distribusi binomial yang didekati distribusi normal, sehingga
grafik merupakan grafik garis pada pendekatan karena termasuk distribusi
kontinu. Dari kedua grafik ini dapat dilihat, bahwa peluang cacat terbesar
terdapat pada x=9 untuk distribusi hipergeometrik dan x=9 untuk distribusi
binomial. Pendekatan yang paling baik dipakai untuk mesin 2 dengan n=15
yaitu pendekatan

normal untuk menguji berat total produk makaroni.

Kesimpulan tersebut didasari oleh data perbandingan grafik sebelumnya


bahwa untuk menguji berat total produk makaroni lebih baik memakai sampel
n=15 dengan pendekatan normal.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 3 n=15


0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0

Teoritis
Percobaan

0
4
8
12

Pendekatan

Jumlah Cacat

3.

Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 3 n=15


0.4
0.3
Peluang

Rumus

0.2

Pendekatan
binomial

0.1

Percobaan

12

0
Jumlah Cacat

Mesin 3
Gambar 4.36 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=15
pada Mesin 3

Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=15. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 15 kali dalam

40 kali pengambilan. Keduanya

dihitung dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data


percobaan. Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

grafik sebelah kiri dilakukan

dengan

penghitungan

distribusi

hipergeometrik sehingga grafik berbentuk batang karena termasuk dalam


distribusi diskrit, dan pada grafik sebelah kanan dilakukan dengan
penghitungan distribusi binomial yang didekati distribusi normal, sehingga
grafik merupakan grafik garis pada pendekatan karena termasuk distribusi
kontinu. Dari kedua grafik ini dapat dilihat, bahwa peluang cacat terbesar
terdapat pada x=12 untuk distribusi hipergeometrik dan x=12 untuk distribusi
binomial. Pendekatan yang paling baik dipakai untuk mesin 3 dengan n=15
yaitu pendekatan

normal untuk menguji berat total produk makaroni.

Kesimpulan tersebut didasari oleh data perbandingan grafik sebelumnya


bahwa untuk menguji berat total produk makaroni lebih baik memakai sampel
n=15 dengan pendekatan normal.
4.6

Analisis Perbandingan Antar Mesin

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 3 n=5


0.5
0.4
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat

4.6.1

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 2 n=5


0.5
0.4
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Pe luang Hipe rge ome trik Me sin 1 n=5


0.5
0.4

Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan

0.3
Peluang 0.2
0.1
0

0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat

Pengujian

rasa

produk

untuk ketiga mesin n=5


Gambar 4.37 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk untuk n=5 pada Ketiga Mesin

Analisis:
Ketiga grafik diatas adalah percobaan rasa produk dengan melakukan
pengambilan 5 produk makaroni sekaligus dengan 40 kali percobaan. Pada ketiga
grafik, dapat dilihat bahwa semua perhitungannya menggunakan metode distribusi
hipergeometrik secara teoritis atau rumus, pendekatan binomial dengan hipergeometrik,
dan yang terakhir dengan menggunakan data percobaan. Grafik pertama merupakan
grafik peluang mesin 1 yang diketahui dimana N=167; n=5; k=51; p=0,3054; q=0,6946;
x=0,1,2,3,4,5. Grafik kedua merupakan grafik peluang mesin 2 yang diketahui bahwa
N=205; n=5; k=123; p=0,6; q=0,4; x=0,1,2,3,4,5. Dan grafik ketiga merupakan grafik
peluang mesin 3 yang diketahui bahwa N=195; n=5; k=156; p=0,8; q=0,2;
x=0,1,2,3,4,5. Ketiga grafik diatas didekati oleh distribusi binomial dengan syarat nilai
N sangat besar dan nilai n sangat kecil dibanding dengan N atau
yang ada pada grafik 1 nilai
0,0244 dan pada grafik 3 nilai

n
N

n
0,1 . Dari data
N

sebesar 0,0299. Untuk grafik 2 nilai


n
N

n
N

sebesar

sebesar 0,0256. Sehingga dapat disimpulkan dari

ketiga mesin yang ada mesin 2 yang paling baik untuk pendekatan binomial karena nilai
n
N

pada mesin 2 yang paling mendekati yang paling kecil.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 2 n=5


0.4
0.3
Teoritis

Peluang 0.2

Percobaan

0.1
0

Pendekatan

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat

4.6.2

Grafik Peluang Binomial Mesin 1 n=5


0.6
0.5
0.4
Peluang 0.3
0.2
0.1
0

Teoritis
Percobaan
Pendekatan

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat

Pengujian
produk untuk ketiga mesin n=5

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

berat

total

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 3 n=5


0.5
0.4
0.3
Peluang 0.2

Teoritis
Peluang
Pendekatan

0.1
0

0 1 2 3 4 5

Jumlah Cacat
Gambar 4.38 Grafik Perbandingan
Peluang Pengujian Berat Total Produk untuk n=5 pada Ketiga Mesin

Analisis:
Ketiga

grafik

diatas

adalah

percobaan

berat

total

produk

dengan

melakukan pengambilan satu per satu sebanyak 5 kali dengan 40 kali percobaan.
Pada ketiga grafik, dapat dilihat bahwa semua perhitungannya menggunakan metode
distribusi binomial secara teoritis atau rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan
yang terakhir dengan menggunakan data percobaan. Grafik pertama merupakan grafik
peluang mesin 1 yang diketahui dimana N=167; n=5; k=51; p=0,3054; q=0,6946;
x=0,1,2,3,4,5. Grafik kedua merupakan grafik peluang mesin 2 yang diketahui bahwa
N=205; n=5; k=123; p=0,6; q=0,4; x=0,1,2,3,4,5. Dan grafik ketiga merupakan grafik
peluang mesin 3 yang diketahui bahwa N=195; n=5; k=156; p=0,8; q=0,2;
x=0,1,2,3,4,5. Ketiga grafik diatas terdapat garis pada pendekatan karena didekati
dengan distribusi normal yang termasuk dalam distribusi kontinu. Sesuai dengan syarat
pendekatan normal bahwa perbedaan akan kecil jika proporsi p

( Nk )

mendekati

0,5 dan n makin besar. Dari data yang ada proporsi p pada grafik satu paling jauh dari
0,5 yaitu p= 0,3054. Untuk grafik 2, perbedaan tidak begitu jauh daripada grafik satu
karena proporsi p sedikit melebihi nilai 0,5 yaitu 0,6 sedangakan untuk grafik
ketiga proporsi p jauh melebihi dari 0,5 sebesar 0,8 yang paling mendekati adalah
mesin 2 karena nilai p yang paling mendekati 0,5 yaitu sebesar 0,6. Sehingga dapat

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

disimpulkan dari ketiga mesin yang ada mesin 2 yang paling baik untuk pendekatan
normal karena nilai

k
N

pada mesin 2 yang paling mendekati 0,5.

Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 1 n=15


0.4
0.3
Peluang

Rumus

0.2

Pendekatan
binomial

0.1

Percobaan

12

0
Jumlah Cacat

4.6.3

Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 2 n=15

Rumus
Pendekatan
binomial

8
12

Percobaan

0.25
0.2
0.15
Peluang 0.1
0.05
0
Jumlah Cacat

Pengujian
untuk ketiga mesin n=15

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

rasa

produk

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Hipergeometrik Mesin 3 n=15


0.4
0.3
Peluang

Rumus

0.2

Pendekatan
binomial

0.1

Percobaan

12

0
Jumlah Cacat

Gambar 4.39 Grafik Perbandingan


Peluang Pengujian Rasa Produk untuk n=15 pada Ketiga Mesin

Analisis:
Ketiga grafik diatas adalah percobaan rasa produk dengan melakukan
pengambilan 15 produk makaroni sekaligus dengan 40 kali percobaan. Pada ketiga
grafik, dapat dilihat bahwa semua perhitungannya menggunakan metode distribusi
hipergeometrik secara teoritis atau rumus, pendekatan binomial dengan hipergeometrik,
dan yang terakhir dengan menggunakan data percobaan. Grafik pertama merupakan
grafik peluang mesin 1 yang diketahui dimana N=167; n=15; k=51; p=0,3054;
q=0,6946; x=0,1,2,3,....,15. Grafik kedua merupakan grafik peluang mesin 2 yang
diketahui bahwa N=205; n=15; k=123; p=0,6; q=0,4; x=0,1,2,3,....,15. Dan grafik ketiga
merupakan grafik peluang mesin 3 yang diketahui bahwa N=195; n=15; k=156; p=0,8;
q=0,2; x=0,1,2,3,....,15. Ketiga grafik diatas didekati oleh distribusi binomial dengan
syarat nilai N sangat besar dan

nilai

n sangat kecil dibanding dengan N atau

n
0,1 . Dari data yang ada pada grafik 1 nilai
N
nilai

n
N

n
N

sebesar 0,0732 dan pada grafik 3 nilai

sebesar 0,0898. Untuk grafik 2


n
N

sebesar 0,0769. Sehingga

dapat disimpulkan dari ketiga mesin yang ada mesin 2 yang paling baik untuk
pendekatan binomial karena nilai
paling kecil.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

n
N

pada mesin 2 yang paling mendekati yang

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Grafik Peluang Binomial Mesin 2 n=15


0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0

Teoritis
Percobaan

0
4
8
12

Pendekatan

Jumlah Cacat

4.6.4

Grafik Peluang Binomial Mesin 1 n=15


0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0

Teoritis
Percobaan

0
4
8
12

Pendekatan

Jumlah Cacat

Pengujian
produk untuk ketiga mesin n=15
Grafik Peluang Binomial Mesin 3 n=15

0
4
8
12

0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0
Jumlah Cacat

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Teoritis
Percobaan
Pendekatan

berat

total

Laporan Praktikum Teori Probabilitas


Modul 3-Distribusi Hipergeometrik dan Binomial
Kelompok 13

Gambar 4.40 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total Produk untuk n=15 pada
Ketiga Mesin

Analisis:
Ketiga

grafik

diatas

adalah

percobaan

berat

total

produk

dengan

melakukan pengambilan satu per satu sebanyak 15 kali dengan 40 kali percobaan.
Pada ketiga grafik, dapat dilihat bahwa semua perhitungannya menggunakan metode
distribusi binomial secara teoritis atau rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan
yang terakhir dengan menggunakan data percobaan. Grafik pertama merupakan grafik
peluang mesin 1 yang diketahui dimana N=167; n=15; k=51; p=0,3054; q=0,6946;
x=0,1,2,3,....,15. Grafik kedua merupakan grafik peluang mesin 2 yang diketahui bahwa
N=205; n=15; k=123; p=0,6; q=0,4; x=0,1,2,3,....,15. Dan grafik ketiga merupakan
grafik peluang mesin 3 yang diketahui bahwa N=195; n=15; k=156; p=0,8; q=0,2;
x=0,1,2,3,....,15. Ketiga grafik diatas terdapat garis pada pendekatan karena didekati
dengan distribusi normal yang termasuk dalam distribusi kontinu. Sesuai dengan syarat
pendekatan normal bahwa perbedaan akan kecil jika proporsi p

( Nk )

mendekati

0,5 dan n makin besar. Dari data yang ada proporsi p pada grafik satu paling jauh dari
0,5 yaitu p=0,3054. Untuk grafik 2, perbedaan tidak begitu jauh daripada grafik satu
karena proporsi p sedikit melebihi nilai 0,5 yaitu 0,6 sedangakan untuk grafik
ketiga proporsi p jauh melebihi dari 0,5 sebesar 0,8 yang paling mendekati adalah
mesin 2 karena nilai p yang paling mendekati 0,5 yaitu sebesar 0,6. Sehingga dapat
disimpulkan dari ketiga mesin yang ada mesin 2 yang paling baik untuk pendekatan
normal karena nilai

k
N

pada mesin 2 yang paling mendekati 0,5.

Program Studi Teknik Industri


Universitas Diponegoro
2016

Anda mungkin juga menyukai