4.5
4.5.1
Rumus
0.2
Pendekatan
binomial
0.1
Percobaan
12
0
Jumlah Cacat
1.
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Mesin 1
Gambar 4.25 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa n=5 dan n=15 pada Mesin 1
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan distribusi hipergeometrik. Penyelesaiannya
menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi hipergeometrik secara
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
Rumus
Pendekatan
binomial
8
12
Percobaan
0.25
0.2
0.15
Peluang 0.1
0.05
0
Jumlah Cacat
2.
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Mesin 2
Gambar 4.26 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa n=5 dan n=15 pada Mesin 2
Analisis:
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
Rumus
0.2
Pendekatan
binomial
0.1
Percobaan
12
0
Jumlah Cacat
3.
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Mesin 3
Gambar 4.27 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa n=5 dan n=15 pada Mesin 3
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan distribusi hipergeometrik. Penyelesaiannya
menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi hipergeometrik secara
teoritis atau rumus, pendekatan binomial dengan hipergeometrik, dan yang
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
4.5.2
Teoritis
Percobaan
Pendekatan
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
1.
Teoritis
Percobaan
Pendekatan
0
4
8
12
0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0
Jumlah Cacat
Mesin 1
Gambar 4.28 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total n=5 dan n=15 pada Mesin 1
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian berat total
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk satu per satu sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk satu per satu
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan
distribusi
binomial. Penyelesaiannya
menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi binomial secara teoritis atau
rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan yang terakhir dengan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
kedua
Teoritis
Percobaan
0
4
8
12
Pendekatan
Jumlah Cacat
2.
Peluang 0.2
Percobaan
0.1
0
Pendekatan
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Mesin 2
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
Gambar 4.29 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total n=5 dan n=15 pada Mesin 2
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian berat total
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk satu per satu sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk satu per satu
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan
distribusi
binomial. Penyelesaiannya
menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi binomial secara teoritis atau
rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan yang terakhir dengan
menggunakan data percobaan. Pada
kedua
Teoritis
Percobaan
0
4
8
12
Pendekatan
Jumlah Cacat
3.
Teoritis
Peluang
Pendekatan
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Mesin 3
Gambar 4.30 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total n=5 dan n=15 pada Mesin 3
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian berat total
produk makaroni yang cacat untuk n=5 dan n=15. Grafik sebelah kiri adalah
pengambilan sebanyak 5 produk satu per satu sebanyak 40 kali pengambilan.
Grafik sebelah kanan adalah pengambilan sebanyak 15 produk satu per satu
sebanyak 40 kali pengambilan. Perhitungan jumlah cacat kedua grafik
dilakukan dengan menggunakan
distribusi
binomial. Penyelesaiannya
menggunakan tiga metode, yaitu dengan distribusi binomial secara teoritis atau
rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan yang terakhir dengan
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
kedua
Teoritis
Percobaan
Pendekatan
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
1.
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Mesin 1
Gambar 4.31 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=5
pada Mesin 1
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=5. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 5 kali dalam 40 kali pengambilan. Keduanya dihitung
dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data percobaan.
Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada grafik sebelah
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
Peluang 0.2
Percobaan
0.1
0
Pendekatan
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
2.
Mesin 2
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Gambar 4.32 Grafik Perbandingan
Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=5 pada Mesin 2
Analisis:
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
Teoritis
Peluang
Pendekatan
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
3.
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Mesin 3
Gambar 4.33 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=5
pada Mesin 3
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=5. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 5 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 5 kali dalam 40 kali pengambilan. Keduanya dihitung
dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data percobaan.
Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada grafik sebelah
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
Teoritis
Percobaan
0
4
8
12
Pendekatan
Jumlah Cacat
1.
Rumus
0.2
Pendekatan
binomial
0.1
Percobaan
12
0
Jumlah Cacat
Mesin 1
Gambar 4.34 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=15
pada Mesin 1
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=15. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 15 kali dalam 40 kali pengambilan. Keduanya dihitung
dengan 3 cara yaitu secara teoritis, pendekatan, dan data percobaan.
Perbedaannya terdapat pada pendekatan yang dilakukan. Pada grafik sebelah
Program Studi Teknik Industri
Universitas Diponegoro
2016
Teoritis
Percobaan
0
4
8
12
Pendekatan
Jumlah Cacat
2.
Rumus
Pendekatan
binomial
8
12
Percobaan
0.25
0.2
0.15
Peluang 0.1
0.05
0
Jumlah Cacat
Mesin 2
Gambar 4.35 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=15
pada Mesin 2
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=15. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 15 kali dalam
dengan
penghitungan
distribusi
Teoritis
Percobaan
0
4
8
12
Pendekatan
Jumlah Cacat
3.
Rumus
0.2
Pendekatan
binomial
0.1
Percobaan
12
0
Jumlah Cacat
Mesin 3
Gambar 4.36 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Rasa Produk dan Berat Total untuk n=15
pada Mesin 3
Analisis:
Grafik diatas merupakan grafik perbandingan peluang pengujian rasa
produk makaroni dan berat total makaroni yang cacat untuk n=15. Grafik
sebelah kiri adalah pengambilan sebanyak 15 produk sekaligus sebanyak
40 kali pengambilan sedangkan grafik sebelah kanan adalah pengambilan
satu per satu sebanyak 15 kali dalam
dengan
penghitungan
distribusi
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
4.6.1
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Rumus (teoritis)
Pendekatan
Percobaan
0.3
Peluang 0.2
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Pengujian
rasa
produk
Analisis:
Ketiga grafik diatas adalah percobaan rasa produk dengan melakukan
pengambilan 5 produk makaroni sekaligus dengan 40 kali percobaan. Pada ketiga
grafik, dapat dilihat bahwa semua perhitungannya menggunakan metode distribusi
hipergeometrik secara teoritis atau rumus, pendekatan binomial dengan hipergeometrik,
dan yang terakhir dengan menggunakan data percobaan. Grafik pertama merupakan
grafik peluang mesin 1 yang diketahui dimana N=167; n=5; k=51; p=0,3054; q=0,6946;
x=0,1,2,3,4,5. Grafik kedua merupakan grafik peluang mesin 2 yang diketahui bahwa
N=205; n=5; k=123; p=0,6; q=0,4; x=0,1,2,3,4,5. Dan grafik ketiga merupakan grafik
peluang mesin 3 yang diketahui bahwa N=195; n=5; k=156; p=0,8; q=0,2;
x=0,1,2,3,4,5. Ketiga grafik diatas didekati oleh distribusi binomial dengan syarat nilai
N sangat besar dan nilai n sangat kecil dibanding dengan N atau
yang ada pada grafik 1 nilai
0,0244 dan pada grafik 3 nilai
n
N
n
0,1 . Dari data
N
n
N
sebesar
ketiga mesin yang ada mesin 2 yang paling baik untuk pendekatan binomial karena nilai
n
N
Peluang 0.2
Percobaan
0.1
0
Pendekatan
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
4.6.2
Teoritis
Percobaan
Pendekatan
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Pengujian
produk untuk ketiga mesin n=5
berat
total
Teoritis
Peluang
Pendekatan
0.1
0
0 1 2 3 4 5
Jumlah Cacat
Gambar 4.38 Grafik Perbandingan
Peluang Pengujian Berat Total Produk untuk n=5 pada Ketiga Mesin
Analisis:
Ketiga
grafik
diatas
adalah
percobaan
berat
total
produk
dengan
melakukan pengambilan satu per satu sebanyak 5 kali dengan 40 kali percobaan.
Pada ketiga grafik, dapat dilihat bahwa semua perhitungannya menggunakan metode
distribusi binomial secara teoritis atau rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan
yang terakhir dengan menggunakan data percobaan. Grafik pertama merupakan grafik
peluang mesin 1 yang diketahui dimana N=167; n=5; k=51; p=0,3054; q=0,6946;
x=0,1,2,3,4,5. Grafik kedua merupakan grafik peluang mesin 2 yang diketahui bahwa
N=205; n=5; k=123; p=0,6; q=0,4; x=0,1,2,3,4,5. Dan grafik ketiga merupakan grafik
peluang mesin 3 yang diketahui bahwa N=195; n=5; k=156; p=0,8; q=0,2;
x=0,1,2,3,4,5. Ketiga grafik diatas terdapat garis pada pendekatan karena didekati
dengan distribusi normal yang termasuk dalam distribusi kontinu. Sesuai dengan syarat
pendekatan normal bahwa perbedaan akan kecil jika proporsi p
( Nk )
mendekati
0,5 dan n makin besar. Dari data yang ada proporsi p pada grafik satu paling jauh dari
0,5 yaitu p= 0,3054. Untuk grafik 2, perbedaan tidak begitu jauh daripada grafik satu
karena proporsi p sedikit melebihi nilai 0,5 yaitu 0,6 sedangakan untuk grafik
ketiga proporsi p jauh melebihi dari 0,5 sebesar 0,8 yang paling mendekati adalah
mesin 2 karena nilai p yang paling mendekati 0,5 yaitu sebesar 0,6. Sehingga dapat
disimpulkan dari ketiga mesin yang ada mesin 2 yang paling baik untuk pendekatan
normal karena nilai
k
N
Rumus
0.2
Pendekatan
binomial
0.1
Percobaan
12
0
Jumlah Cacat
4.6.3
Rumus
Pendekatan
binomial
8
12
Percobaan
0.25
0.2
0.15
Peluang 0.1
0.05
0
Jumlah Cacat
Pengujian
untuk ketiga mesin n=15
rasa
produk
Rumus
0.2
Pendekatan
binomial
0.1
Percobaan
12
0
Jumlah Cacat
Analisis:
Ketiga grafik diatas adalah percobaan rasa produk dengan melakukan
pengambilan 15 produk makaroni sekaligus dengan 40 kali percobaan. Pada ketiga
grafik, dapat dilihat bahwa semua perhitungannya menggunakan metode distribusi
hipergeometrik secara teoritis atau rumus, pendekatan binomial dengan hipergeometrik,
dan yang terakhir dengan menggunakan data percobaan. Grafik pertama merupakan
grafik peluang mesin 1 yang diketahui dimana N=167; n=15; k=51; p=0,3054;
q=0,6946; x=0,1,2,3,....,15. Grafik kedua merupakan grafik peluang mesin 2 yang
diketahui bahwa N=205; n=15; k=123; p=0,6; q=0,4; x=0,1,2,3,....,15. Dan grafik ketiga
merupakan grafik peluang mesin 3 yang diketahui bahwa N=195; n=15; k=156; p=0,8;
q=0,2; x=0,1,2,3,....,15. Ketiga grafik diatas didekati oleh distribusi binomial dengan
syarat nilai N sangat besar dan
nilai
n
0,1 . Dari data yang ada pada grafik 1 nilai
N
nilai
n
N
n
N
dapat disimpulkan dari ketiga mesin yang ada mesin 2 yang paling baik untuk
pendekatan binomial karena nilai
paling kecil.
n
N
Teoritis
Percobaan
0
4
8
12
Pendekatan
Jumlah Cacat
4.6.4
Teoritis
Percobaan
0
4
8
12
Pendekatan
Jumlah Cacat
Pengujian
produk untuk ketiga mesin n=15
Grafik Peluang Binomial Mesin 3 n=15
0
4
8
12
0.3
0.25
0.2
0.15
Peluang
0.1
0.05
0
Jumlah Cacat
Teoritis
Percobaan
Pendekatan
berat
total
Gambar 4.40 Grafik Perbandingan Peluang Pengujian Berat Total Produk untuk n=15 pada
Ketiga Mesin
Analisis:
Ketiga
grafik
diatas
adalah
percobaan
berat
total
produk
dengan
melakukan pengambilan satu per satu sebanyak 15 kali dengan 40 kali percobaan.
Pada ketiga grafik, dapat dilihat bahwa semua perhitungannya menggunakan metode
distribusi binomial secara teoritis atau rumus, pendekatan normal dengan binomial, dan
yang terakhir dengan menggunakan data percobaan. Grafik pertama merupakan grafik
peluang mesin 1 yang diketahui dimana N=167; n=15; k=51; p=0,3054; q=0,6946;
x=0,1,2,3,....,15. Grafik kedua merupakan grafik peluang mesin 2 yang diketahui bahwa
N=205; n=15; k=123; p=0,6; q=0,4; x=0,1,2,3,....,15. Dan grafik ketiga merupakan
grafik peluang mesin 3 yang diketahui bahwa N=195; n=15; k=156; p=0,8; q=0,2;
x=0,1,2,3,....,15. Ketiga grafik diatas terdapat garis pada pendekatan karena didekati
dengan distribusi normal yang termasuk dalam distribusi kontinu. Sesuai dengan syarat
pendekatan normal bahwa perbedaan akan kecil jika proporsi p
( Nk )
mendekati
0,5 dan n makin besar. Dari data yang ada proporsi p pada grafik satu paling jauh dari
0,5 yaitu p=0,3054. Untuk grafik 2, perbedaan tidak begitu jauh daripada grafik satu
karena proporsi p sedikit melebihi nilai 0,5 yaitu 0,6 sedangakan untuk grafik
ketiga proporsi p jauh melebihi dari 0,5 sebesar 0,8 yang paling mendekati adalah
mesin 2 karena nilai p yang paling mendekati 0,5 yaitu sebesar 0,6. Sehingga dapat
disimpulkan dari ketiga mesin yang ada mesin 2 yang paling baik untuk pendekatan
normal karena nilai
k
N