Makalah Agama Islam
Makalah Agama Islam
Dosen Pembimbing ;
Dr. Ahmad Husairi, MAg
7. Mardhiati
2. Gina Elmawati
8. Mayang Sekar I.
3. Jandika Febrianto
9. M. Ikhlasul Amal S.
4. Hilman Muzadi
5. Kuntari Dwi L.
6. Kurnia Fatwati
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya lah
maka penyusun dapat menyelesaikan makalah tutorial yang berjudul Etika,
Moral dan Akhlak dengan Dosen pembimbing Dr. Ahmad Husairi, MAg.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaian makalah ini. Makalah ini dibuat sebagai bahan
pembelajaran program studi kedokteran gigi Universitas Lambung Mangkurat
tahun ajaran 2015, diharapkan makalah ini dapat bermanfaat dalam pembelajaran
selanjutnya.
Dengan selesainya makalah ini semoga dapat menjadi referensi baik pada
institusi pendidikan dokter gigi guna kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Penyusun menyadari keterbatasan akan literatur dan sumber informasi terkait
kajian dalam makalah, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................
ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................................
1
B. Tujuan ................................................................................................................................
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika ...................................................................................................................................
3
B. Moral...................................................................................................................................
7
C. Akhlak.................................................................................................................................
8
D. Perbedaan Etika, Moral, dan Akhlak ..................................................................................
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................................
14
B. Saran ..................................................................................................................................
14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................
15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, telah muncul gejala yang kurang baik yang menimbulkan
kegoncangan dalam kehidupan keluarga, masyarakat dan bangsa,
diantaranya adalah kenakalan remaja, tauran, dan korupsi oleh para pejabat
negara. Salah satu faktor penyebab timbulnya kenakalan remaja,adalah
karena kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, utamanya pembinaan
akhlak.
Pembinaan akhlak adalah mutiara hidup yang membedakan makhluk
manusia dan makhluk hewani. Manusia tanpa akhlak akan hilang derajat
kemanusiaannya sebagai mahkluk mulia, sesuai dengan fitrah, dan yang
memiliki peran sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi. Oleh
karena itu, nilai-nilai akhlak harus ditanamkan sejak dini baik melalui
pendidikan keluarga, masyarakat, maupun lembaga pendidikan formal yaitu
sekolah.
Suatu bangsa akan jaya dan terkenal bukan ditentukan oleh keluasan
wilayah, kekayaan sumber daya alam, serta kuantitas penduduknya, akan
tetapi karena kualitas akhlak atau tingginya nilai-nilai peradaban yang
dimilikinya. Integritas, dedikasi, kredibilitas dan kualitas keilmuan populasi
yang ada pada suatu Negara akan menyebabkannya terkenal dan mampu
menghadapi tantangan jaman yang serba global.
Dalam konteks inilah, justru Nabi Muhammad sebagai Rasul terakhir
diutus agar mampu menyempurnakan akhlak manusia. Dalam khazanah
keilmuan, dikenal beberapa istilah berkenaan dengan akhlak, di antaranya;
etika, moral dan akhlak itu sendiri Bagaimana perbedaan antara ketiga terma
tersebut? Bagaimana hubungan akhlak dengan ilmu-ilmu lainnya, dan
bagaimana cara menciptakan manusia yang berbudaya dalam arti beretika,
bermoral dan berakhlak? Menjawab sejumlah rumusan ini, dan membuat
suatu tulisan yang berjudul Etika, Moral dan Akhlak.
B. Tujuan
a. Tujuan Umum
Diharapkan baik penyusun maupun pembaca dapat lebih memahami dan
menerapkan perihal Etika, Moral dan Akhlak dalam kehidupan seharihari. Sehingga baik penyusun maupun pembaca dapat menjadi contoh
yang baik bagilingkungannya.
b. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika
1. Pengertian
a. Dari segi etimologi (ilmu asal usul kata), etika berasal dari bahasa
yunani, ethos yang berarti watak kesusilaan atau adat. Sedangkan dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang
asas-asas akhlak (moral). Etika menurut filasafat dapat disebut sebagai
ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan
memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh
akal pikiran.
Adapun arti etika dari segi istilah, telah dikemukakan para ahli dengan
ungkapan yang berbeda-beda sesuai dengan sudut pandangnya. Menurut
Ahmad Amin mengartikan etika adalah ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia,
menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang seharusnya
diperbuat.
Dari definisi etika tersebut diatas, dapat segera diketahui bahwa etika
berhubungan dengan empat hal sebagai berikut:
bahwa selalu ada hubungan timbal balik antara hak dan kewajiban.
Pandangan yang disebut teori korelasi itu terutama dianut oleh
pengikut utilitarianisme15. Menurut mereka setiap kewajiban orang
berkaitan dengan hak orang lain, dan sebaliknya setiap hak seseorang
berkaitan dengan kewajiban orang lain untuk memenuhi hak tersebut.
Mereka berpendapat bahwa kita baru dapat berbicara tentang hak
dalam arti sesungguhnya, jika ada korelasi itu. Hak yang tidak ada
kewajiban yang sesuai denganya tidak pantas disebut hak. Menurut
pandangan etika kewajiban adalah pekerjaan yang dirasa oleh hati
sendiri mesti dikerjakan atau mesti ditinggalkan.
c. Baik dan Buruk
Dalam membahas etika sudah semestinya mebahas tentang
baik dan buruk. Baik dan buruk bisa dilihat dari akibat yang
ditimbulkan dari perbuatan baik maupun perbuatan buruk. Apabila
akibat yang ditimbulkan dari perbuatannya itu baik, maka tindakan
yang dilakukan itu benar secara etika, dan sebaliknya apabila
tindakannya berakibat tidak baik, maka secara etika salah. Nilai baik
dan buruk ditentukan oleh akal dan agama
d. Keutamaan dan Kebahagiaan
Keutamaan etika berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang
pantas dikagumi dan disanjung. Tindakan yang mengandung
keutamaan pantas dikagumi dan disanjung. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa yang dimaksud dengan keutamaan dalam pembahasan etika
adalah halhal yang terkait dengan kebaikan dan keistimewaan budi
pekerti. Kebahagiaan hanya dapat dimiliki oleh makhluk-makhluk
yang berakal budi, sebab hanya mereka yang dapat merenungkan
keadaannya, menyadari, serta mengerti kepuasan yang mereka alami.
Selain itu. Kebahagiaan adalah keadaan subyektif yang menyebabkan
seseorang merasa dalam dirinya ada kepuasan keinginannya dan
menyadari dirinya mempunyai sesuatu yang baik. Oleh karena itu,
10
11
a. Al Qur'an
Al Qur'an adalah pedoman hidup umat Islam yang menjelaskan
kriteria atau ukuran baik buruknya suatu perbuatan buruk manusia.Al
Qur'an merupakan dasar Akhlak yang paling utama.
b. Hadist
Segala hal yang berdasarkan perkataan ,perbuatan dan ketetapan
yang dibuat oleh Nabi Muhammad SAW,sehingga akhlak beliau
merupakan contoh akhlak yang mulia.
Seseorang akan berakhlak baik atau sebaliknya karena dipengaruhi
oleh hati (al qalb) yang ada pada sanubari yang terdalam. Artinya,
bahwa perbuatan baik atau buruk dalam kategori akhlak bukan
didasarkan kepada pertimbangan akal, tradisi atau pengalaman, tetapi
karena bisikan hati sanubari yang ada pada setiap orang itu. Menurut
Ibn Arabi, dorongan untuk melakukan perbuatan baik atau sebaliknya
adalah karena pada diri seseorang itu terdapat tiga model nafsu, yaitu:
a. Nafsu syahwaniyyah adalah nafsu yang mendorong seseorang
untuk menikmati kelezatan dan kesenangan hidup. Seseorang
yang dikendalikan oleh nafs syahwaniyyah akan senantiasa
terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan yang hanya
menyenangkan kebutuhan fisik atau biologis, seperti makan,
minum, berhubungan sex, dan sejenisnya. Manusia yang
kelebihan nafsu syahwaniyyah akan mendorongnya bersifat
hedonis, materialis dan individualis.
b. Nafsu Ghadabiyyah. Seseorang yang dikendalikan oleh nafsu
ghadabiyyah akan menyebabkannya cenderung bersifat
pemarah, tegas, tidak tenang, egois, tidak kompromi, menang
sendiri, dan tergesa-gesa. Nafsu model ini bahkan lebih
berbahaya dari pada nafsu syahwaniyyah karena di samping.
menyebabkan seseoarng bersifat pemarah, juga mendorong
seseorang untuk bersifat iri, dengki, hasut dan fitnah.
c. Nafsu Anhatiqqah. Nathiq artinya berpikir atau berwawasan
luas. Berkenaan dengan pengertian ini, maka yang dimaksud
12
13
3) Malas dan Tamak, Malas adalah enggan atau tidak mau melakukan
sesuatu, dan Tamak( serakah) adalah terlalu bernafsu untuk
memiliki sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri.
4) Dendam dan Iri hati, Dendam adalah keinginan untuk membalas
kejahatan yang dilakukan orang lain atas dirinya. Dan Iri hati
adalah perasaan tidak senang apabila melihat orang lain mendapat
kesenangan.
5) Fitnah dan Penipuan, Fitnah adalah berita bohong atau desas- desus
tentang seseorang dengan maksud yang tidak baik. Sedangkan
penipuan adalah perkataan atau perbuatan tidak jujur dengan
maksud menyesatkan seseorang dan mencari untung dari
perbuatannya tersebut.
6) Bohong dan Khianat, Bohong adalah dusta, berarti tidak
sesuaidengan keadaan yang sebenarnya., sedangkan Khianat adalah
perbuatan tidak setia terhadap pihak lain.
7) Bakhil dan Takut miskin, Bakhil adalah perasaan tidak rela
memberikan sesuatu kepada orang lain atau untuk kepentingan
agama. Dan Takut miskin adalah rasa cemas akan menderita
hidupnya karena kekurangan harta.
4. Ciri-ciri Akhlak Dalam Islam
a. Kebaikanya bersifat mutlak (al-khairiyah al-muthlaqah) yaitu kebaikan
yang terkandung dalam akhlak islam merupakan kebaikan murni, baik
untuk individu maupun untuk masyarakat luas, kapanpun dan
dimanapun.
b. Kebaikanya bersifat menyeluruh (al-shalahiyah al-ammah). Yaitu
kebaikan yang terkandung di dalamnya merupakan kebaikan untuk
seluruh umat manusia di segala zaman dan di semua tempat.
c. Tetap, langeng, dan mantap, yaitu kebaikan yang terkandung di
dalamnya bersifat tetap, tidak berubah oleh perubahan waktu, tempat
dan perubahan kehidupan manusia.
d. Kewajiban yang harus dipatuhi (al-ilzamul mustajab), yaitu kebaikan
yang terkandung di dalamnya merupakan hukum yang harus
dilaksanakan, sehingga ada sanksi hukum tertentu bagi orang-orang
yang tidak melaksanakan.
e. Pengawasan yang menyeluruh (ar-raqabah al-muhithah), yaitu allah
yang memiliki sifat maha mengetahui seluruh isi alam semesta, dan
14
15
45. bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, Yaitu Al kitab (Al
Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari
(perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan Sesungguhnya mengingat
Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang
lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
e. Islam menjadikan akhlak yang baik sebagai bukti dan buah dari ibadah
kepada allahSWT.
f. Nabi Muhammad SAW selalu berdoaagar Allah SWT membaikan
akhlak beliau.
g. Di dalam al-Quran banyak terdapat ayat-ayat yang berhubungan
dengan akhlak.
D. Perbedaan Etika, Moral, dan Akhlak
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa akhlak berbeda dengan etika
dan moral. Kalau akhlak lebih bersifat transcendental karena berasal dan
bersumber dari Allah, maka etika dan moral bersifat relatif, dinamis, dan nisbi
karena merupakan pemahaman dan pemaknaan manusia melalui elaborasi
ijtihadnya terhadap persoalan baik dan buruk demi kesejahteraan hidup
manusia di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Berdasarkan perbedaan
sumber ini maka etika dan moral senantiasa bersifat dinamis, berobah-obah
sesuai dengan perkembangan kondisi, situasi dan tuntutan manusia. Etika
sebagai aturan baik dan buruk yang ditentukan oleh akal pikiran manusia
bertujuan untuk menciptakan keharmonisan.
Begitu juga moral sebagai aturan baik buruk yang didasarkan kepada
tradisi, adat budaya yang dianut oleh sekelompok masyarakat juga bertujuan
untuk terciptanya keselarasan hidup manusia. Etika, moral dan akhlak
merupakan salah satu cara untuk menciptakan keharmonisan dalam hubungan
16
antara sesama manusia (habl minannas) dan hubungan vertikal dengan khaliq
(habl minallah).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tulisan di atas dapat disimpulkan kepada empat hal, di antaranya:
1. Akhlak, etika dan moral adalah suatu disiplin ilmu yang membicarakan
tentang persoalan baik dan buruk
2. Antara akhlak, etika dan moral, memiliki persamaan dan perbedaan.
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji masalah baik dan buruk,
sedangkan perbedaanya adalah terletak pada landasan yang dipakai
B. Saran
Etika, Moral dan Akhlak adalah salah satu dimensi keilmuan yang perlu
digunakan dalam berbagai lini dan profesi kehidupan untuk meningkatkan
kualitas ilmu, iman dan amal. Keberadaannya bahkan dianggap mampu
menentukan maju atau mundurnya suatu negara, agama, dan bangsa. Oleh
karena itu, bahasan tentang etika, moral, dan akhlak adalah sesuatu yang
dipentingkan.
17
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, Muhammad, 2006, Pembinaan Akhlak Anak Usia Pra Sekolah: Upaya
Mengefektifkan Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Keluarga, Yogyakarta:
Belukar
Daud Ali, 2002. Muhammad, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Raja
Grafindo Persada Hamka, 1987. Tasawuf Modern, Jakarta : Pustaka
Panjimas Kahar Masyur, tt, Membina Moral dan Akhlak, Jakarta : Rineka
Cipta Moh Saifulloh Al Azizz, 1998, Memahami Ilmu Tasawuf, Surabaya:Terbit
Terang
Quraish, M. Syihab, 1996, Membumikan AlQuran, Bandung: Mizan Syaikh
Muhammad Al-Ghazali, 1996, Kayfa Nataamal Maal-Quran, Bandung: Mizan
Zainal Sarifin Abbas,1964, Pri Hidup Muhammad Rasulullah Saw, Medan:
Firma Rahm
18