Anda di halaman 1dari 4

Dunia terbaca Karena terbiasa Membaca

Membaca adalah suatu hal yang sangat penting dalam memajukan setiap pribadi
manusia maupun suatu bangsa. Karena dengan membaca, dapat memperluas wawasan dan
mengetahui dunia. Namun, sebuah persoalan membaca yang selalu mengungkap, terutama di
kalangan pelajar atau remaja adalah bagaimana cara menimbulkan minat dan kebiasaan
membaca tersebut. Banyak negara berkembang memiliki persoalan yang sama, yaitu
kurangnya minat membaca di kalangan masyarakat seperti di indonesia ini. Membaca
merupakan gerbang utama memasuki dunia informasi dan pengetahuan melalui kegiatan
membaca yang baik dan benar proses memperoleh informasi danpengetahuan akan
memberikan kemungkinan rekreasi bagi pembacanya. Masalahmasalah yang timbul sebagai
akibat rendahnya minat baca di kalangan generasi muda harus mendapat perhatian khusus
dan penanganan yang benar, agar aktivitas membaca tidak lagi menjadi aktivitas yang
membosankan melainkan justru menjadi budaya yang digemari oleh generasi muda.
Mengingat generasi muda menjadi tonggak bertahannya bangsa, sehingga pengetahuan
mereka harus luas agar tetap dapat menjaga eksistensi bangsa Indonesia.
Membaca merupakan jendela dunia, karena dengan membaca maka kita dapat
mengetahui banyak hal yang belum diketahui. Membaca adalah sebuah kegiatan yang ringan
dan sederhana karena dengan membaca akan memiliki banyak manfaat. Hal ini diperkuat
oleh Fajar rachmawati (2008: 4) yang menyebutkan manfaat membaca adalah meningkatkan
kadar intelektual, memperoleh berbagai pengetahuan hidup, memiliki cara pandang dan pola
pikir yang luas, memperkaya perbendaharaan kata, mengetahui berbagai peristiwa yang
terjadi di berbagai belahan dunia, meningkatkan keimanan dan mendapatkan hiburan. Oleh
sebab itu, kemampuan dan kemauan membaca tentunya akan mempengaruhi pengetahuan
dan keterampilan seseorang. Semakin banyak membaca dipastikan seseorang akan semakin
banyak tahu, artinya banyaknya pengetahuan seseorang akan membantu dirinya dalam
melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak dikuasainya, sehingga seseorang yang banyak
membaca memiliki kualitas yang lebih dari orang yang sedikit membaca.
Membaca merupakan salah satu fungsi paling penting dalam hidup. Semua proses
belajar didasarkan pada kemampuan membaca. Oleh sebab itu kemampuan membaca suatu
masyarakat akan membawa masyarakat tersebut kepada kondisi masyarakat belajar.
Terwujudnya masyarakat belajar akan membantu tercapainya bangsa yang cerdas yang
memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) unggul sehingga mampu bersaing dengan bangsa

lain. Selain itu, ketika sudah cerdas maka akan menjadikan seseorang ini mampu membuat
suatu inovasi yang sangat luar biasa bagi kemajuan bangsa.
Di Indonesia kebiasaan membaca belum terlihat signifikan. Kebiasaan membaca
hanya menjadi perilaku sebagian kecil masyarakatnya, sehingga kemampuan membaca
masyarakat indonesia menjadi rendah. Kondisi ini menyebabkan kurangnya penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi pada masyarakat Indonesia yang mengakibatkan SDM di
indonesia menjadi tidak kompetitif. Keadaan ini tentunya harus segera diatasi karena akan
berpengaruh pada nasib masa depan bangsa Indonesia. Mayoritas masyarakat kita belum
sadar akan pentingnya budaya membaca. Banyak sekali, masalah yang menyebabkan minat
baca masyarakat rendah, diantaranya, sulit memperoleh buku bacaan, kurangnya minat
terhadap buku, keasyikan dan kecanggihan gadget yang lebih menggiurkan, kurangnya
perhatian terharap perpustakaan-perpustakaan di Indonesia dan kurangnya pembiasaan
membaca sejak dini.
Data statistik UNESCO pada 2012 juga menyebutkan indeks minat baca di Indonesia
baru mencapai 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk, hanya satu warga yang tertarik untuk
membaca. Menurut indeks pembangunan pendidikan UNESCO ini, Indonesia berada di
nomor 69 dari 127 negara. Angka ini tentu sangat memprihatinkan. Namun, ada yang
membuat kita bangga bahwa Hasil penelitian Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan
Ekonomi (OECD) pada 2013 menempatkan Indonesia sebagai negara peringkat kedua paling
inovatif dalam bidang pendidikan di dunia. Dalam hal inovasi pendidikan, Indonesia di
belakang Denmark yang berada di peringkat pertama, tapi mengalahkan negara maju, seperti
Korea Selatan, Singapura, Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat.
Mengacu pada data tersebut, tentu saja prestasi membanggakan menurut survei
OECD bahwa Indonesia menempati peringkat kedua paling inovatif dalam bidang pendidikan
menjadi tak bermakna. Meski ada makna di balik angka-angka itu bahwa warga Indonesia
berprestasi secara pendidikan, yang kurang hanyalah minat membaca buku. Dengan
demikian, telah dikatakan sebagai negara Inovatif, berarti ini menjadi kesempatan yang
sangat besar bagi Indonesia untuk menjadikan negara kita menjadi negara yang lebih inovatif
lagi, salah satunya dengan membiasakan membaca bagi setiap individu agar menjadi bangsa
yang lebih cerdas dan inovatif.
Budaya membaca memang tidak mudah. Ditambah lagi jika orang tua tidak pernah
mengenalkan kita ke dunia buku. Apalagi sekarang, di tengah semakin majunya teknologi,

orang-orang justru berlomba membeli berbagai gadget, sibuk di jejaring sosial, dan
akibatnya, kegiatan membaca semakin terlupakan. Hanya orang akademisi tertentu yang
gemar bergelut dengan buku. Mengungkap penyebab kurangnya minat baca warga Indonesia,
banyak faktor yang melandasinya. Namun, yang paling mendasar adalah tidak adanya
kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak usia dini. Keadaan ini, ditambah dengan sikap
orang tua yang tak acuh terhadap anak-anaknya. Anak-anak yang harusnya dikenalkan
dengan buku bacaan sejak dini, justru dikenalkan dengan teknologi. Tak heran, jika sekarang
kita lihat remaja /pelajar lebih banyak yang gemar bermain game daripada membaca buku.
Pengenalan gadget dan teknologi pada anak usia dini merupakan salah satu cara yang
bertolak belakang untuk membiasakan minat membaca, sehingga akhirnya pada saat remaja
sangat sulit untuk membaca bahkan lebih sulit lagi untuk membiasakan membaca tersebut.
Masalah lainnya yang kita hadapi adalah sulitnya memperoleh buku bacaan. Di kotakota besar seperti Jakarta, tentunya kita tidak merasakan hal ini, tapi bagaimana dengan
daerah-daerah lain seperti di daerah saya ( Sukabumi Selatan- Surade), untuk membeli buku
pun susah, karena tidak adanya toko buku. Jadi, ketika ingin membeli buku harus ke Kota.
Hal ini menjadi masalah yang serius jika dikaitkan dengan pemerataan pembangunan. Jika
kita tengok ke daerah. Masalah rendahnya minat baca ini, memerlukan pemecahan bersama.
Baik dari pribadi, lingkungan, dan juga pemerintah. Dari segi pribadi, kita harus sadar akan
manfaat membaca, tanamkan budaya membaca di rumah, kenalkan dunia buku pada
lingkungan sekitar kita. Selain dari segi pribadi, pemerintah juga harus mengambil langkah
tegas, menggalakkan program pembangunan yang merata, perbaikan fasilitas perpustakaan di
daerah,
Dengan meningkatkan kenyamanan fasilitas dan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya, minat baca pelajar tentu akan membaik dan menjadi terbiasa seiring berjalannya
waktu, sehingga pada akhirnya bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang cerdas- cerdas
dan memiliki inovasi yang sangat tinggi yang akan menjadikan negara ini menjadi negara
maju.
Referensi :
Info dan pengertian. 2015. Pengertian Dan Tujuan Membaca Menurut Para Ahli
(http://infodanpengertian.blogspot.co.id) diakses pada tanggal 23/10/2016 pukul:12.06
WIB

Republika. 2015. Minat Membaca. (http://republika.co.id) diakses pada tanggal 23/10/2016


pukul:13.06 WIB

Anda mungkin juga menyukai