Anda di halaman 1dari 7

PELAJARAN BERBAHAYA DARI GAZA

Ketakutan, kehampaan, kematian..


Hal-hal seperti itulah yg dulu sering menggelayuti pikiran
kami.
Tapi tidak untuk sekarang, sekarang kami sadar. Betapa
berharganya hidup dan tak ada waktu lagi untuk
menangisi keadaan, kami harus ikhlas. Ini adalah ujian,
sesungguhnya Allah tak akan memberikan ujian yg tidak
sanggup ditanggung umat-Nya.
Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak
lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan,
potongan itu terjepit di antara tanah yang dikuasai
penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta
dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.
Gaza, 2011.
Gersang kehampaan menyelimuti suasana Gaza,
Palestina. Mentari mengilaukan cahaya keemasannya
seakan terus mengobarkan semangat jihad para mujahid.
Awan-awan duka yang menggenggam erat segala
kesedihan, seakan sirna oleh terangnya cahaya keimanan.
Cahaya yang dinanti oleh setiap muslim untuk dapat
bersimpuh memberikan segala yang dimilikinya kepada
Sang Pencipta.
Hari ini seperti hari-hari sebelumnya, dimana
kami harus berwaspada menghadapi agresi militer yahudi
Israel. Banyak orang berpendapat betapa beratnya
kesedihan dan kedukaan yg terjadi di tanah Palestina ini.
Tapi, aku dapat membantah semua pemikiran mereka.
Disini kami berbahagia. Bagaimana tidak, kami diberikan
keutamaan untuk dapat membela agama Allah dan jalan
kami menuju kematian secara syahid pun tampak
dipermudah. Dan aku pun bisa segera mewujudkan citacitaku, mati secara syahid dengan senyum di wajahku.
Sesuatu yg kuidam-idamkan sejak lama.
Bau bubuk mesiu yg terbakar adalah sarapan
kami di pagi hari. Suara jerit dan tangis adalah alunan
nada yg senantiasa mengiringi perjalanan hidup kami.
Sedangkan cahaya yg berasal dari ledakan bom dan misil

adalah penerangan yg cukup mumpuni bagi kami untuk


mengarungi gelapnya malam. Lalu apalagi yg salah? Kami
berperang karena keinginan kami sendiri untuk membela
Islam.
Aku bahkan bangga dengan organisasi politik di tanah
kelahiranku yg kini juga beralih fungsi menjadi organisasi
militer atas nama Jihad. Ya, organisasi ini bernama
HAMAS, organisasi yg justru banyak dibenci dunia karena
dituding sebagai dalang dari perang di tanah Gaza ini.
Tapi, hal itu sama sekali tidak benar. Hal itu hanya
propaganda yg dilakukan oleh Israel dan sekutunya,
Amerika. Nyatanya, HAMAS-lah satu-satunya organisasi
yg senantiasa melindungi kami, melindungi rakyat
Palestina.
Namaku adalah ali aku adalah seorang pelajar di
sebuah sekolah menengah di gaza,palestina,aku mempunyai
seorang teman yang bernama yusuf ya dia juga pelajar sepertiku
kami hanya seorang pelajar di sebuah daerah konflik yang terus
terbayang-bayang dengan rasa gelisah yang selalu menghantui di
setiap waktu,dalam keseharianpun kami selalu berpikir bahwa
apakah masalah ini bisa selesai dengan cepat agar tidak ada lagi
nyawa yang berjatuhan dengan berlimpah darah di sekujur tubuh,
waktu bermainpun kami masih mendengar suara ledakan yang
menghantam bumi dengan keras sehingga membuat kami lari
bersembunyi di tempat yang aman walaupun disana tidak ada
yang tempat yang aman bagi kami rakyat biasa.
Di suatu waktu aku mendengar sebuah kabar bahwa hamas
telah menerbitkan sebuah buku teks yang berisi tentang sejarahsejarah palestina yang menafikan negera tetangga yaitu
isreal,setelah itu aku pun bertanya ke yusuf mengenai masalah
ini,
apakah kau telah mendengar kabar itu yusuf ?ujar ali
kabar yang mana?ujar yusuf
itu kabar mengenai hamas menerbitkan buku!ujar ali
ohh ternyata kabar itu,iya memang kabar itu betul aku juga
mengetahuinya belum lama ini, aku mendengar bahwa hamas
akan menerbitkan sebuah buku yang berisi tentang sejarah
palestina yang menafikan sejarah Israelujar yusuf
bukannya hal itu bisa membuat konflik baru lagi antarfaksi?ujar
ali
iya menurutku juga begitu, tapi dari pada membahas masalah
itu lebih baik kita memikirkan diri kita sendiriujar yusuf

Lalu pada keesokan harinya kami berangkat ke


sekolah kami sebuah sekolah yang terletak didaerah
gaza,palestina sekolah kumuh dan beda dari sekolah yang
diketahui selama ini walaupun dindingnya berhiaskan lubang
lubang yang telah diukir oleh peluru,lantai yang berdebuh akibat
badai bom,dan atap yang berlapiskan langit,tapi itu semua tak
membuat semangat aku,yusuf dan para pelajar disana pupus akan
harapan untuk bersekolah.pada hari itu guru yang mengajar di
kelas menceritakan kepada kami semua tentang bagaiman bangsa
arab yang memboikot bisnis yahudi pada 1929.setelah
mengisahkan hal tersebut sang guru pun kemudian bertanya
kepada kami apakah mungkin dewasa (para murid) ini orangorang palestina bersedia memboikot produk Israel yang.semua
yang berada di kelaspun lansung menjawab dengan suara yang
keras dan tegas bahwa kami akan memboikot produk-produk
Israel.
Mungkin bagi orang lain suasana seperti itu akan terasa
aneh tetapi itu tidak berlaku bagi kami para pelajar di daerah
gaza.seiring berjalannya waktu disekolah kami pun telah
menerapkan kurikulum yang dimana dalam kurikulum itu kami di
beri pelajaran khusus dimana pelajaran khusus ini memuat
berbagai hal yang belum kami pahami sepenuhnya,aku pun
langsung bertanya kepada guru yang mengetahui masalah
penambahan pelajaran khusus ini,
ibu guru ini pelajaran khusus yang diberikan sebenarnya
berkaitan dengan apa?mengapa harus kami?ujar ali
iya pelajaran ini sengaja diberikan mulai dari usia seperti kalian
karena mulai dari usia seperti inilah sangat cocok untuk
memupuk perlawanan terhadap Israelujar guru
baiklah jadi itu tujuan dari pelajaran khusus ini,terikasih bu
guru atas infomasinyaujar ali
Dalam pelajaran khusus kami diberikan beberapa buku
walaupun bukan buku yang baru tetapi kami masih dapat
membaca tulisan dan dapat melihat beberapa gambar di buku
walaupun kurang jelas.Setelah mempunyai buku tersebut hal
yang pertama membuat aku penasaran adalah sampul bukunya
setelah berfikir ini gambar apa akupun bertanya kepada yusuf.
yusuf apakah kau mengetahui gambar apa yang ada pada sampul
buku itu?
apakah kau tidak mengetahui gambar itu?,gambar itu adalah
tempat yang bersejarah tempat itu adalah masjid AL-Aqsa di

yerusalem dan gua para leluhur di hebron dua tempat itu adalah
lokasi bentrokan antara umat islam dan yahudiujar yusuf
bukannya aku tidak mengetahuinya aku sulit melihatnya dengan
jelas karena sampulnya agak samar-samar sehingga aku tak
tauujar ali.
Setelah beberapa hari kami mempelajari palajaran khusus
tersebut membuat sedikit demi sedikit kami mulai memahami isi
beberapa buku yang diberikan, kami pun mulai mengetahui
beberapa hal yaitu seperti politik,sejarah palestina, dan
beberapa foto-foto warga palestina yang tewas serta berbagai
bangunan yang hancur akibat serangan dari Israel, dan dari sekian
banyaknya tulisan yang ada di buku itu ada salah satu ucapan
yang cukup menarik bagi kami berdua yaitu semua wilayah
palestina,dari laut mediterania sampai sungai yordan,adalah
milik kitasungguh kata-kata tersebut membuat kami terharu
seketika dan membuat darah kami menjadi mendidih mengigat
jasa para pejuang hamas dan pejuang yang lain yang telah gugur
dalam membela tanah ALLAH ini dengan seluruh jiwa dan raga
mereka.
Mengingat pelajaran baru ini hanya diajarkan di beberapa
sekolah milik pemerintah hamas saja termasuk sekolahku,di saat
itu aku bertanya kepada yusuf,
mengapa hanya sekolah kita saja yang diberikan pelajaran baru
ini?mengapa sekolah yang lain tidak?ujar ali
karena sekolah kita itu termasuk dalam 400 sekolah yang di
jalankan oleh hamas,sedangkan sekolah yang tidak menerima
pelajaran baru ini ada 250 sekolah nah itu adalah sekolah yang di
jalankan oleh PBB,dan juga karena sekolah yang hamas jalankan
itu sudah menyiapkan materi pelajaran militer dengan fokus
melawan Israelujar yusuf
jadi begitu yah aku pikir semua sekolah yang berada di palestina
menerima pelajaran yang sama seperti kita,tapi ternyata dalam
pembelajaran seperti ini pun harus ada juga perbedaanujar ali
sungguh keadaan yang sangat ironis(murung),ujar ali
,tak lama setelah penerapan pembelajaran baru ini diterapkan
banyak kalangan yang mengatakan bahwa pelajaran ini sangat
efektif dan dengan mudah diserap oleh kami para siswa,sehingga
dalam kurun waktu yang singkat pembelajaran ini menyebar dan
menjangkau sedikitnya 55 ribu pelajar mulai dari kelas 8,9, dan
10 munyukai pembelajaran ini.
Akan tetapi dengan adanya pembelajaran ini juga dapat
membuat pertentangan yang baru antarfaksi yah inilah yang aku

dan yusuf takutkan karena hal ini dapat memecah kekompakan


para warga di jalur gaza, jadi aku dan yusuf pun saling bertukar
pikiran mengenai masalah tersebut,
yusuf bagaimana pendapatmu tentang hal ini?ujar ali
kalau menurut aku ada beberapa hal ini memang bagus karena
kita para pelajar dapat mengetahui hal-hal baru tapi disisi lain
ada juga hal merugikan banyak masyarakat tentang hal iniujar
yusuf
ya itu memang benar hal ini dapat merugikan banyak orang di
daerah gazaujar ali,dengan pembicaraan yang kami lakukan
kami menarik sebuah kesimpulan bahwa buku ini bukan hanya
membawa hal yang baik tetapi ada juga beberapa hal yang kami
khawatirkan tetang buku ini,karena ada didalm buku ini memuat
hal yang dapat membuat kekompakkan 1,7 juta warga palestina
di jalur gaza dan 2,5 juta warga di tepi barat,sehingga jika hal
tersebut terjadi dapat membuat Negara ini lebih mudah diserang
oleh para penjajah.hal ini pun kami sayangkan karena seharusnya
kita warga palestina seharusnya bersatu dalam melawan musuh
bukannya membuat kelompok di dalam kelompok sehingga
membuat pejuangan yang dilakukan menjadi sia-sia.buku
pelajaran sekolah adalah hal terakhir yang mempersatukan kitadi
tepi barat,sekarang kita mempelajari sesuatu yang berbeda,ujar
ali.

Unsur-unsur cerpen
1.Unsur Instrinsik
a.Tema : pembelajaran
b.Alur/plot : campuran
c.Setting/latar : -Tempat : Rumah,Sekolah
-Waktu : Pagi hari
d.Sudut pandang : orang pertama
e.Penokohan/perwatakan : -Ali : baik
-Yusuf : baik,dan pintar
f.Amanat : Jika kita berada dalam keadaan yang sulit
seharusnya kita saling membantu bukannya
bukannya memecah persatuan yang ada
2.Unsur Ekstrinsik
Sosial karena dalam cerita ini mengajarkan kita untuk
selalu bersama-sama dalam menghadapi sebuah masalah
yang ada,dan selalu berpegang teguh pada satu pendirian
yang sama

Anda mungkin juga menyukai