Makalah Etika Kasus Ok
Makalah Etika Kasus Ok
DOSEN PENGAMPU :
Ns. Agustine Ramie, S.Kep.,M. Kep
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
Anggota :
Dyah Yuspitasari
Elfrita Agustina Harahap
Gina Luthfia Safitri
Ira Finarti
M. Hastari Setiawan
Maya Yuliya Mahdarika
Nelly Lidyawati
Riswan Fahlifi
Rizka Fauziah
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nyakepadakami, sehinggakamidapatmenyelesaikanmakalahinitepat pada waktunya.
Mudahmudahandenganadanyamakalahinidapatmenambahwawasanpengetahuantentang
strategi
penyelesaian masalah etik terhadap suatu kasus. Semoga ilmunya dapat bermanfaat bagi kita
semua nantinya.
Pepatahmengataka Tiadagading yang takretak, kesempurnaanhanyamilikAllah.
Kami
pun
menyadaribahwamakalahinimasihjauhdari
Untukitukamimengharapkankritik
dan
saran
yang
kata
sempurna.
membangun
agar
makalahinidapatmemuaskansemuapihak.
Akhir kata kamimengucapkanterimakasihkepadaIbu Ns. Agustine Ramie, S.Kep.,M.
KepselakudosenpengajarEtika
Keperawatan,
yang
telahmembimbingkamidalammenyelesaikanmakalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................
A. Latar Belakang.................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................
C. Tujuan ..............................................................................................
4
4
4
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
5
7
8
14
A. Kasus..................................................................................................
B. Tinjauan Kasus...................................................................................
C. Pemecahan Masalah...........................................................................
14
14
14
BAB IVPENUTUP................................................................................................
18
A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Saran.................................................................................................
18
18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
19
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kemampuan membuat keputusan masalah etis merupakan salah satu
persyaratan bagi perawat untuk menjalankan praktik keperawatan profesional.
Karena, di dalam menjalankan praktiknya perawat akan menghadapi berbagai
masalah etik yang harus dipecahkan secepatnya. Etika itu sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu Ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Namun, etika juga
memiliki makna rasional, keputusan yang optimal (dianggap sebagai solusi terbaik
dari opsi yang diberikan) dan tepat dibawa atas dasar akal sehat.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa makalah ini membahas
a.
b.
c.
d.
C. TUJUAN
Untuk tujuan dari pembuatan makalah ini sendiri adalah agar nantinya para
pembaca dapat memahami tentang apa saja yang bisa menjadi permasalahan etik
keperawatan, apa yang mendasari pembuatan keputusan , apa saja strategi
penyelesaian masalah etik tersebut , dan Bagaimana cara penyelesaian masalah dari
kasus tersebut . Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas Fisika
Biologi yang telah diberikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Permasalahan Etika Keperawatan
Permasalahan etis yang dihadapi perawat dalam praktik keperawatan telah
menimbulkan konflik antara kebutuhan klien dengan harapan perawat dan falsafah
keperawatan. Masalah etika keperawatan adalah masalah etika kesehatan Etika biomedisatau
Bioetisadalah ilmu yang mempelajari masalah yang timbul akibat kemajuan ilmu
pengetahuan di bidang Biologi dan kedokteran), seperti euthanasia, abortus, invertilasi
buatan, transplantasi organ, dan lain-lain.
agama,politik,ekonomi danideology
Terapi Ilmiah Konvensional vs Terapi tidak ilmiah dan coba-coba
Adapun masalah etika yang berkaitan langsung dengan praktik keperawatan
Evaluasi Diri
Perawat dapat mengetahui kelemahan, kekurangan dan juga kelebihannya
sebagai praktisi keperawatan, seperti cara untuk melindungi klien dari pemberian
perawatan luka. Bila ada kesalahan sebaiknya diberi masukan langsung kepada orang
yang bersangkutan secara halus.
o Evaluasi kelompok Formal :
Merupakan tanggung jawab etis perawat, seperti standar praktik keperawatan
dan kriteria hasil. Evaluasi kelompok formal ini dapat dilakukan dengan cara :
- Konferensi untuk mebahas hal yang diamati,
- wawancara dengan klien dan staf,
- Observasi langsung saat perawatan klien
- Audit keperawatan berdasarkan catatan klien.
Tanggu Jawab terhadap Peralatan dan Barang
Istilah mengutip (Ingg. Pilfering) seperti mencuri barang sepele atau kecil.
Tanpa disadari membawa pulang kapas, larutan antiseptik, jarum, spuit,dan lain-lain.
Bila dilakukan oleh ribuan petugas , maka rumah sakit akan mengalamikerugiandan
lebih tragis lagi bila kerugian dibebankan pada klien. Tidak dibenarkan memasukan
obat-obatan pasien yang meninggal kedalam inventarisasi ruangan tanpa seijin
keluarga.Tenaga kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap paralatan dan barang
di tempat kerja.
Merekomendasikan Dokter pada Klien
o Klien atau orang lain meminta petunjuk tentang dokter mana yg baik ? Secara
etik tidak boleh memberikan kritik tentang dokter kepada klien atau orang lain
yang dapat dituntut dokter yg bersangkutan
o Lebih aman mengatakan : secara pribadi saya tdk memilih dokter.saya
layanan kesehatan.
B. TEORI DASAR PEMBUAT KEPUTUSAN
Teori dasar atau prinsip etik merupakanpenuntununtukmembuatkeputusanetis dalam
praktikkeperawatanprofesional (Fry, 1991). Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan
bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan. Ahli filsafat moral mengembangkan beberapa
teori etik yang dikelompokkan menjaditeori teleologi & deontologi (formalisme).
Teleologi berasal dari bahasa Yunani, darikata telos berarti akhir. Teleologi
merupakan suatu doktrin yangmenjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan
(konsekuensi yang dapat terjadi akibat suatu tindakan yg dilakukan).Sering disebut the end
justifies the meansartinya makna dari suatu tindakanditentukan oleh hasil akhir yang terjadi.
Kemurahan hati, Inti dari prinsip kemurahan hati (beneficence) adalah tanggung
jawab untuk melakukan kebaikan yg menguntungkan klien dan menghindari
(Fry, 1987).
Kejujuran, Prinsipkejujuran
didefinisikansebagaimenyatakanhalygsebenarnyadantidakbohong.
Ketaatan
(Fry,
1991),
Prinsipketaatan
(veracity)
menurut
Veatch
dan
Fry
(1987)
(fidelity)
didefinisikansebagaitanggungjawabuntuktetapsetiapadasuatukesepakatan.
Adapun falsafah keperawatan yang juga merupakan dasar dari pengambilan
keputusan, yaitu :
Memandang pasien sbg manusia holistik yang harus dipenuhi kebutuhannya dengan
komprehensif
Kebutuhan meliputi biopsikososiospiritual
perbedaan
pendapat,
masalah
tersebut
dapat
menyebabkan
masalahkomunikasidankerjasamayang
dapat
( Bioetics Rounds )
yang melibatkan perawat dengan dokter. Rounde ini tidak difokuskan untuk menyelesaikan
masalah etis tetapi untuk melakukan diskusi secara terbuka tentang kemungkinan terdapat
permasalahan etis.
Selain itu, dalam mengambil keputusan dan tindakan moral kita harus memperhatikan
kerangka pembuatan keputusan yaitu:
harus
berpikir
tentang
masalah
etis
secara
berkesinambungan.
Perawat mempertimbangkan nilai dasar manusia yg penting bagi individu.
Nilai dasar yg menjadi pusat dari masalah dan prinsip-prinsip etis yg dapat
dikaitkan dengan masalah.
Tahap ini menjawab pertanyaan,
keputusan
yg
dibutuhkan,
komponen
etis
individu/
keunikan/karakteristik individu.
Tahap 2, kumpulkan informasi tambahan untuk memperjelas situasi.
Tahap 3, identifikasi aspek etis dari masalah yg dihadapi.
Tahap 4, ketahui atau bedakan posisi pribadi dan posisi moral profesional.
Tahap 5, Identifikasi keunikan individu .
Tahap 6, identifikasi konflik2 nilai bila ada.
Tahap 7, kaji siapa yg harus membuat keputusan.
Tahap 8, identifikasi rentang tindakan dan hasil yang diharapkan.
Tahap 9, Tentukan tindakan yg diambil dan laksanakan
Tahap 10, Evaluasi hasil dari keputusan/tindakan.
9. Analisa situasi hingga hasil aktual dari keputusan telah tampak dan
menggunakan informasi tersebut untuk membantu membuat keputusan
berikutnya.
4) Purtilo dan Cassel (1981)
Pembuatan keputusan atau pemecahan dilema etik menurut langkahPurtilo dan
Cassel (1981) menyarankan 4 langkah dalam membuat keputusan etik, yaitu
Mengumpulkan data yang relevan
Mengidentifikasi dilema
Memutuskan apa yang harus dilakukan
Melengkapi tindakan
5) Tappen (2005)
Langkah penyelesaian dilema etik menurut Tappen (2005) adalah :
1. Pengkajian
Hal pertama yang perlu diketahui perawat adalah adakah saya terlibat langsung
dalam dilema?. Perawat perlu mendengar kedua sisi dengan menjadi pendengar yang
berempati. Target tahap ini adalah terkumpulnya data dari seluruh pengambil
keputusan, dengan bantuan pertanyaan yaitu :
a. Apa yang menjadi fakta medik ?
b. Apa yang menjadi fakta psikososial ?
c. Apa yang menjadi keinginan klien ?
d. Apakah ada konflik nilai yg terjadi ?
2. Perencanaan
Untuk merencanakan dengan tepat dan berhasil, setiap orangyang terlibat dalam
pengambilan keputusan harus masuk dalam proses. Thomson and Thomson (1985)
mendaftarkan 3 (tiga) hal yang sangat spesifik namun terintegrasi dalam perencanaan,
yaitu:
a. Tentukan tujuan dari threatment.
b. Identifikasi pembuat keputusan
c. Daftarkan dan beri bobot seluruh opsi atau pilihan.
3. Implementasi
Selama implementasi, klien/keluarganya yang menjadi pengambil keputusan beserta
anggota tim kesehatan terlibat mencari kesepakatan putusan yang dapat diterima dan
saling menguntungkan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. KASUS
Seorang wanita berumur 50 tahun menderita penyakit kanker payudara
terminal dengan metastase yang telah resisten terhadap tindakan kemoterapi dan
radiasi. Wanita tersebut mengalami nyeri tulang yang hebat dimana sudah tidak dapat
lagi diatasi dengan pemberian dosis morphin intravena. Hal itu ditunjukkan dengan
adanya rintihan ketika istirahat dan nyeri bertambah hebat saat wanita itu mengubah
posisinya. Walapun klien tampak bisa tidur namun ia sering meminta diberikan obat
analgesik, dan keluarganya pun meminta untuk dilakukan penambahan dosis
pemberian obat analgesik. Saat dilakukan diskusi perawat disimpulkan bahwa
penambahan obat analgesik dapat mempercepat kematian klien.
B. TINJAUAN KASUS
Sebelum kita menyelesaikan masalah, kta harus tahu terlebh dahulu mengenai
penyakit yang diderita pasien, yaitu kanker payudara.
Kanker payudara adalah kanker pada jaringan payudara.. kanker payudara
(Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas
yang berasal dari parenchyma.
C. PEMECAHAN MASALAH
Pemecahan masalah menurut murphy murphy, antara lain :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan
Pasien menderita penyakit kanker payudara teriminal (stadium akhir)
Pasien mengalami nyeri tulang yang sudah tidak dapat diatasi lagi
Saat istirahat pasien merintih kesakitan
Dan saat mengubah posisi tidur rasa nyeri pada pasien semakin hebat
2. Mengidentifikasi masalah etik
Pasien meminta perawat untuk selalu memberikan obat analgesik
Keluarga meminta perawat untuk menambahkan dosis obat analgesik tersebut
agar pasien tidak lagi merasa kesakitan.
Setelah berdiskusi dengan dokter, disimpulkan bahwa penambah dosis obat
analgesik tersebut dapat mempercepat kematian pasien.
3. Siapa yang terlibat dalam pengambilan keputusan
Keluarga, karena keluarga yang meminta perawat untuk dilakukkannya
penambahan dosis obat analgesik tersebut
Perawat, karena perawat yang bertugas untuk memberikan obat tersebut.
4. Mengidentifikasi peran perawat
Pembuat keputusan klinis
Komunikator
Kolaborator
Edukator
Konsultan
5. Mempertimbangkan berbagai alternatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan
Alternatif 1
Perawat :
Dengan meminta bantuan dokter Perawat akan lebih meyakinkan keluarga pasien
bahwa permintaan pasien akan menimbukan resiko yang lebih berbahaya bagi
pasien dan perawat juga melaksanakan peranya sebagai fungsi kaloborator
Keluarga :
Keraguan keluarga akan sedikit berkurang karena keluarga mendengar langsung
penjelasan dokter sehingga nantinya pihak keluarga akan mempertimbangkan
kembali permintaanya
Alternatif 4
Perawat :
Perawat menilai keluarga tetap bersikeras agar permintaan nya di penuhi sehingga
perawat mencari sosok yang paling di hormati di keluarga tersebut kemudian
mendekati dan menjelaskan pada orang tersebut akan resiko yang akan terjadi
jika permitaan keluarga tadi dipenuhi sehingga nanti sosok tersebut yang
menjelaskan dan mendekati secara perlahan kepada keluarga pasien yang
bersikeras agar keluarga pasien mengurungkan permintaannya
Keluarga :
Keluarga pasti akan merasa jengkel akan perbuatan perawat karena mempengaruhi
orang yang mereka hormati , dan karena figur orang yang mereka hormati tersebut
sudah berbicara maka pihak keluarga akan mengikuti aa kata orang tersebut ,
walaupun keputusan yang mereka ambil tidak sesuai keinginan mereka.
Alternatif 5
Perawat :
Perawat akan tetap memberitahukan keluarga tentang resiko yang akan terjadi jika
permintaan keluarga dipenuhi tapi disini perawat akan tetap mendengar keinginan
keluarga, jika keluarga tetap ingin permintaan nya di penuhi maka perawat akan
tetap melaksanakan permintaan keluarga pasien walaupun merasa tidak enak dan
tidak nyaman atas tindakan nya karena tahu efek yang akan ditimbulkan
Keluarga :
Keluarga akan merasa nyaman karena perawat mendengarkan apa keinginan dari
pihak keluarga
7. Memberi keputusan
Dari alternatif alternatif di atas kami lebih memilih alternatif ke 5 karena
perawat sudah memberitahu keluarga akan dampak yang akan ditimbulkan, tetapi
keluarga tetap bersikeras, kita tetap harus menjalankan permintaan keluarga
walaupun kita mengetahui dampak yang akan terjadi jika tindakan tersebut dilakukan,
kita tidak bisa memaksakan kehendak kita terhadap pasien karna sesungguhnya yang
mengambil keputusan adalah keluarga pasien
8. Mempertmbangkan bagaimana keputusan tersebut hingga sesuai dengan falsafah
umum perawatan klien.
Keputusan ini telah sesuai dengan salah satu falsafah keperawatan yaitu bentuk
pelayanan keperawatan memperhatikan aspek kemanusian. Sebab aspek kemanusian
disini dipertimbangkan pada saat keluarga meminta enambahan dosis morphin yang
dapat menyebabkan kematiaan, sedangkan di sisi lain keluarga pasien tidak tega
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah di atas, dapat di ambil kesimpulan bahwa permasalahan eti itu
ada berbagai macam, salah atunya adalah euthanasia. Falsafah keperawatan juga
merupakan hal yang mendasar dalam pngambilan keputuan terebut. Da banyak
strategi yang dapat dilakukan untuk mengambil keputusan terebut. Namun, yang kami
gunakan adalah model pemecahan maalah menurut Murphy Murphy.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Jaringan Epidemiologi Nasional. (1995). AIDS dan Hukum / Etika. Seri
Monogragi No:05. Jakarta : Jaringan Epidemi Nasional bekerja sama
dengan The Ford Foundation.
Balai penerbit
Marquis, B.L and Huston, Carol.J. (2006). Leadership Roles and Management
Functions in Nursing : Theory and Application. 5
th
Ed. Philadelphia :
Tappen, M.R., Sally A. Weiss, Diane K.W. (2004). Essentials of Nursing Leadership
and Management. 3
rd
http://eprints.unika.ac.id/1187/