BAB I Sejarah
BAB I Sejarah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merdeka itu belum sepenuhnya merdeka karena
belanda masih ingin menguasai indonesia yang sangat kaya ini, akan
tetapi warga indonesia tidak mau memberika apa yang sudah mereka
bangun dari nol sampai merdeka untuk belanda, maka dari itu para
pahlawan ingin berperang lagi melawan belanda yang ingin semenamena
mendapatkan
negara
indonesia.
Dalam
mempertahankan
susah
karena
banyaknya
perjanjian-perjanjian
yang
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja upaya diplomasi untuk mendapatkan kedaulatan
republik indonesia?
C. Tujuan penulisan
1. Ingin mengetahui
upaya
diplomasi
untuk
mendapatkan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 upaya diplomasi untuk mendapatkan kedaulatan republik
indonesia
Diplomasi adalah seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang
(biasanya disebut diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau
organisasi. Kata diplomasi sendiri biasanya langsung terkait dengan
diplomasi internasional yang biasanya mengurus berbagai hal seperti
budaya, ekonomi, dan perdagangan. Biasanya, orang menganggap
diplomasi sebagai cara mendapatkan keuntungan dengan kata-kata yang
halus. Perjanjian internasional umumnya dirundingkan dulu oleh para
diplomat sebelum disetujui oleh para pemimpin negara. Istilah diplomacy
diperkenalkan ke dalam bahasa inggris pada tahun 1796 oleh edward
burke, dari sebuah kata dalam bahasa prancis, diplomatie.
Indonesia pun memiliki sejarah diplomasi yang cukup panjang.
Sejarah diplomasi Indonesia, telah dimulai sejak bangsa ini baru saja lahir
pada tahun 1945, dimana pada zaman perang kemerdekaan (tahun 19451950) atau dimulai dari proklamasi kemerdekaan Indonesia sampai pada
peristiwa pengakuan kedaulatan Republik Indonesia oleh Kerajaan
Belanda pada 27 desember 1949. Diplomasi adalah salah satu cara yang
ditempuh oleh bangsa Indonesia , selain perjuangan dengan fisik, berupa
pertempuran, diplomasi pun ditempuh untuk mendapatkan pengakuan
kedaulatan seutuhnya dari para kaum imperialis. Baik imperialis barat,
maupun imperialis timur.
Selanjutnya diplomasi Indonesia pun dibagi ke dalam beberapa
kurun waktu, diantaranya adalah zaman perang kemerdekaan, proses
1.
A.
Perundingan Linggarjati
Perundingan Linggarjati adalah salah satu perundingan yang
diselenggarakan pada tanggal 10-15 november 1946. Namun, baru
diratifikasi oleh kedua negara pada 15 maret 1947. Dalam tujuan Bangsa
Indonesia untuk memperoleh statusnya sebagai bangsa yang merdeka.
Perundingan yang diselenggarakan di Desa Linggajati, Kecamatan Cilimus,
Kabupaten Kuningan, sebagian dari rangkaian perundingan yang
dilakukan Kabinet Sjahrir dengan komisi Jenderal, sebagai wakil
Pemerintah Kerajaan Belanda. Perundingan ini sebenarnya bukan
merupakan perundingan pertama antara Bangsa Indonesia dan Belanda,
tetapi perundingan ini benar-benar mempunyai makna yang sangat
penting dalam sejarah Indonesia.
Makna penting Perundingan Linggarjati ada beberapa hal. Pertama,
tatanan dunia yang berlaku pada saat pasca Perang Dunia Kedua yang
direfleksikan dalam Piagam PBB, berbeda dengan tatanan nasional
Indonesia yang bercermin dalam Uud 1945. Hak self-determination
(menentukan nasib sendiri tidak dimaksudkan untuk merdeka.
Kemerdekaan dimungkinkan apabila negara penjajah dapat menyetujui
melalui sebuah kesepakatan, sedangkan kalau pihak yang lain tidak
setuju, maka kemerdekaan itu tidak akan ada.
Dari sisi Indonesia-pun ada Kabinet Syahrir, ada Soekarno dan Hatta
sebagai Kepala Negara, ada KNIP sebagai parlemen, dan ada Kelompok
Persatuan Perjuangan. Kelompok Persatuan Perjuangan ini tidak mau
berkompromi. Mereka menuntut Indonesia merdeka 100%. Sementara
Kabinet Sjahrir lebih pragmatis dengan menerima pengakuan kedaulatan
hanya atas Jawa dan Sumatera.
Sjahrir berpendapat bahwa ini merupakan langkah awal menuju
kemerdekaan penuh seluruh Indonesia. Perundingan Linggarjati telah
terjadi dan hasilnyapun ada. Itulah fakta sejarahnya. Penilaian terhadap
perundingan itu terserah kepada persepsi masing-masing orang.
Terlepas dari kekurangan yang ada, Perundingan Linggarjati adalah
sebuah prestasi pada masanya dan masa-masa selanjutnya. Prestasi yang
menunjukan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beradab dan
mampu menyelesaikan permasalahannya dengan cara elegan.
Prestasi ini seharusnya mendapat penghargaan yang layak dari
Bangsa Indonesia yang dulu mereka pernah wakili dan perjuangkan.
Sayang sekali nama-nama mereka kurang dikenal karena penghargaan
kepada
mereka
masih
terbatas.
dan
hasil
dari
Perundingan
ini,
B.
Perundingan Renville
Setelah Perundingan Linggarjati dianggap batal oleh adanya agresi
militer I Belanda, dan atas resolusi dewan keamanan PBB, maka Belanda-
Di atas adalah gambar dari kapal renvil dan keadan di dalam kapal
ketika rapat perjanjian renvil.
Agresi militer belanda
Aksi polisionil kedua Belanda ini dimulai pada 19 desember 1948.
Diawali dengan serangan terhadap Jogjakarta sebagai ibukota Indonesia
pada saat itu. Belanda tidak dapat menjumpai pimpinan PKI Amir
Syarifudin dan kawan-kawanya. Belanda hanya berhasil menangkap dan
menawan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan
beberapa Menteri lainya. Mereka juga tidak mampu menangkap Panglima
Besar Jenderal Soedirman (Suryanegara, 2010:261).
Dengan serangan agresi militer kedua tersebut berhasil
menangkap Presiden Soekarno, wakil presiden Mohammad Hatta, serta
beberapa menteri dibuang ke Bangka. Kecuali panglima besar soedirman,
yang tetap memimpin gerilya. Dengan keberhasilanya menangkap
Presiden dan Wakil Presiden bersama beberapa Menteri, Kerajaan
Protestan Belanda menargetkan berakhirnya Republik Indonesia
(Suryanegara, 2010:264).
Ternyata anggapan Belanda ini keliru, disaat terjadi kekosongan
kekuasaan (vacuum of power) ini, Presiden Soekarno mengirim sebuah
telegram kepada Mr. Syafrudin Prawiranegara, selaku menteri
kemakmuran Republik Indonesia (Masyumi) untuk membentuk
Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Bukit Tinggi, sumatera barat.
Namun, dalam kondisi perang, dimana keberadaan seseorang tidak dapat
diketahui dengan pasti, wakil presiden Hatta, dan menteri luar negeri H .
Agus Salim mengirimkan telegram kedua kepada Dr. Soedarsono, A. N
Palar, dan Mr. A.A Maramis di New Delhi, India untuk membentuk Exile
Government Republik Indonesia , tetapi tetap harus mengkomunikasikan
kepada Mr. Syafrudin Prawinegara sebagai Ketua Pemerintah Darurat
Republik Indonesia . Dan, Agresi Militer II ini dapat dipatahkan oleh
serangan umum 6 jam dipimpin oleh Panglima Soedirman, Letkol
Soeharto, dan Komandan Brigade 10 Wehkreise III pada 1 maret 1949.
Resolusi dewan keamanan pbb
Dunia internasional masih dapat melihat keberadaan Republik
Indonesia walaupun presiden dan wakil presidenya ditangkap dan
dibuang oleh Belanda. Tetapi, adanya Pemerintah Darurat Republik
Indonesia dan exile government, serta perjuangan A.N Palar, wakil
Indonesia , telah membuktikan bahwa Indonesia masih ada.
PERUNDINGAN ROEM-ROYEN
Pada pukul 17.00 tanggal 7 Mei 1949 telah tercapai suatu
persetujuan antara pemerintah Indonesia dengan Belanda yang disebut
Persetujuan Roem-Royen Persetujuan Roem-Royen merupakan salah satu
peristiwa penting dari serangkaian perundingan yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia menuju pengakuan kedaulatan dalam Konferensi
Meja Bundar pada tanggal 27 Desember 1949.
perjanjian Roem-Royen diawali dengan perundingan republik indonesiabelanda pada tanggal 17 April 1949 atas inisiatif Komisi PBB untuk
Indonesia. Perundingan diadakan di Hotel Des Indes Jakarta dipimpin oleh
Merle Cochran. Delegasi
Indonesia diketuai oleh Mr. Moh. Roem dan wakilnya adalah Mr. Ali
Sastroamidjojo.
Adapun anggotanya adalah sebagai berikut ini dr. Leimena, Ir. Djuanda,
Prof. Dr. Mr. Supomo, Mr. Latuharhary, Yang disertai dengan lima orang
penasihat.
sedangkan Belanda diketuai oleh Dr. J.H. van Royen dan anggotanya
adalah sebagai berikut ini Mr. N.S. Blom, Mr. A. Jacob, Dr. J.J. van der Velde,
dan empat orang penasihat.
Wakil republik indonesia dalam pidatonya menuntut agar
perundingan ini lebih dahulu menyetujui pengembalian pemerintah
tentang
penghentian
perang
gerilya
dan
perjanjian
pelaksanaan KMB.
Kedua belah pihak tetap teguh pada pendirian masing-masing
sehingga perundingan berjalan amat lambat. Pihak republik indonesia
sebenarnya bukanlah menuntut pengembalian Presiden Soekarno dan
Wakil Presiden Moh. Hatta dari pengasingan ke Yogyakarta, tetapi
menuntut pengembalian pemerintah republik indonesia disertai dengan
pengakuan kedaulatan atas wilayah tertentu dari pihak Belanda.
Hal tersebut dilakukan karena pihak Belanda terus-menerus
menggerogoti wilayah republik indonesia yang diakui secara de facto
dalam Persetujuan Linggajati dengan mendirikan negara-negara boneka di
wilayah
yang
dikuasainya.
Untuk
menghindari
kebuntuan
dalam
Pengeluaran perintah
yang
antara
lain
berisi
wakil
Belanda
menyetujui
Yogyakarta.
Pemerintah
pemimpin-pemimpin
Belanda
Indonesia
membebaskan
tidak
yang
baru lunas pada 2003. Sekarang, utang Indonesia di luar utang Hindia
Belanda bersisa 66,8 miliar dolar AS. Dengan utang sebesar ini, mau
lunasnya kapan?" katanya.
Namun, terlepas dari utang yang saat ini dimiliki Indonesia,
menurut Revrison, Indonesia telah lama dibohongi melalui penggelapan
sejarah. Hampir setiap buku pelajaran sejarah di Indonesia, tidak ada
yang mencantumkan perihal perjanjian pembayaran utang tersebut.
Dan inilah gambar ketika terjadinya konfersi meja bundar (kmb)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Diplomasi adalah seni dan praktik bernegosiasi oleh seseorang (biasanya disebut
diplomat) yang biasanya mewakili sebuah negara atau organisasi. Kata diplomasi sendiri
biasanya mengurus berbagai hal seperti budaya, ekonomi, dan perdagatkan keuntungan
dengan. Namun biasanya orang menganggap diplomasi sebagai cara mendapatkan
keuntungan dengan kata-kata yang halus. Perjanjian inte5rnasional umumnya dirundingkan
dulu oleh para diplomat sebelum disetujui oleh para pemimpin negara.
Diplomasi di indonesia terbagi menjadi beberapa kurun waktu, diantaranya adalah
zaman perang kemerdekaan, proses integrasi dan disintegrasi beberapa daerah di Indonesia ,
gerakan separatisme beberapa daerah, hingga pencaplokan wilayah dan pergeseran batas
wilayah oleh negara tetangga.
zaman perang kemerdekaan atau revolusi, ditandai dengan beberapa peristiwa penting
tentang keutuhan kedaulatan negara ini, proses diplomasi melawan Belanda diantaranya
adalah Perundingan Linggarjati, Perundingan Renville, Perundingan Roem-Royen, dan
Konferensi Meja Bundar. Yang sangat penting buat kebaikan negara kita saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nasuion, A.H . 1979. Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia . Bandung: Angkasa
Ricklefs, M.C. 2010. Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Penerjemah: tim penerjemah
serambi. ______:PT. Serambi Ilmu Semesta.
http://indonesian-treasury.blogspot.com/2012/04/meja-bundar-indonesian-begining-debt.html