Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERSTRUKTUR STRUKTUR HEWAN

SISTEM PENCERNAAN (TRACTUS DAN KELENJAR) PADA


REPTILIA

Disusun Oleh :
Wiwin Hadianti

B1J014029

Rizky FajarAzkia

B1J014030

Uho Baihaqi

B1J014031

Rizkita Andini

B1J014032

Asyfihan Makin

B1J014033

Nitami Sugiyati

B1J014034

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2015

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada penulis dalam penyusunan makalah yang berjudul SISTEM
PENCERNAAN (TRACTUS DAN KELENJAR) PADA REPTILuntuk memenuhi
tugas mata kuliah Struktur Hewan.
Penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan, bantuan dan masukan dari
berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1

Allah SWT, atas kehidupan dan berkah yang telah dilimpahkan

Drs. Sugiharto, M.Si. selaku dosen mata kuliah Struktur Hewan yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan masukan.

Semua pihak yang telah membantu penulis baik riil maupun spiritual dalam
penyusunan makalah ini.
Akhirnya, semoga Allah SWT membalas budi baik kepada semua pihak yang

telah memberikan bantuan kepada penulis. Penulis menyadari banyak kekurangan dalam
makalah ini, kritik dan saran penulis harapkan untuk perbaikan. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Purwokerto, Mei 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN
Sistem pencernaan adalah penghancuran bahan makanan (mekanis/enzimatis,
kimia dan mikrobia) dari bentuk komplek (molekul besar) menjadi sederhana (bahan
penyusun) dalam saluran cerna. Tujuan dari pencernaan itu sendiri adalah untuk
mengubah bahan komplek menjadi sederhana. Pada hewan bahan makanan yang diubah
menjadi energi melalui pencernaan adalah karbohidrat, lemak, protein. Sedangkan yang
langsung diserap berupa vitamin, mineral, hormon, air (Djuhanda, 1974).
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung
pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya.
Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana,
dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan
vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara
ekstrasel. Saluran pencernaan terbentang dari bibir sampai dengan anus (Djuhanda,
1974).
Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah reptilia. Kata
reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan kelompok
hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernafas dengan paru-paru. Mereka
berkembang dari amphibi dalam zaman karbon. Dengan datangnya zaman permulaan,
mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru daripada amphibi. Kelebihan utama
reptilia yang paling awal terhadap amphibi adalah perkembangan telur yang
bercangkang dan berisi kuning telur (Kimball, 1992).
Sistem pencernaan pada reptil terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Saluran pencernaannya terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus
dan kloaka. Dan kelenjar pencernaannya terdiri atas kelenjar ludah, pankreas dan hati
(Kimball,1992).
Menurut Brotowidjoyo (1990), pada sistem digestoria dibedakan menjadi tractus
digestivus atau saluran pencernaan dan glandula digestoria atau kelenjar pencernaan.
Tractus digestivus terdiri dari cavum oris, pharynx, oesophagus, ventriculus, intestenum
tenue, intestenum crassum dan cloaka.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sistem Pencernaan Ular
Bagian unik dari kerangka ular adalah susunan tengkorak dan gigi. Adaptasi di
tengkorak memungkinkan ular untuk makan mangsa yang jauh lebih besar dari diri
mereka sendiri. Tulang dihubungkan oleh ligamen elastis, memungkinkan banyak
peregangan. Sendi rahang atas dan bawah ditempatkan sangat posterior (jauh ke
belakang) di tengkorak, yang memungkinkan mulut untuk membuka selebar mungkin.
Juga, tulang rahang bawah tidak menyatu bersama-sama di depan, memungkinkan dapat
bergerak terpisah ketika ular menelan mangsa besar. Adaptasi lain yang membantu ular
untuk menelan mangsa adalah kurva mundur dari gigi. Jenis gigi ular

berbeda

tergantung pada metode yang digunakan untuk menangkap dan membunuh mangsanya.
Rongga mulut disokong oleh rahang atas dan rahang bawah. Pada masingmasing rahang terdapat gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan
sedikit melengkung kearah rongga mulut. Khusus pada ular berbisa akan tumbuh gigi
yang dapat menghasilkan racun berfungsi untukmelumpuhkan mangsa dan menelan
mangsanya, karena ular terestrial, banyak perubahan terjadi pada kelenjar dalam transisi
dari amfibi ke reptil. kelenjar ludah ditemukan dalam ular meliputi :
1. palatine,
2. lingual,
3. sublingual
4. labial gland.
Kelenjar ini membantu melembabkan mangsa untuk ditelan. Pada ular berbisa ,
seperti Water Moccasin, kelenjar racun adalah modifikasi dari kelenjar labial. Kelenjar
ini terletak di kedua sisi kepala dan leher dan menyebabkan saluran dalam gigi rahang
atas yang dimodifikasi.
Organ Pencernaan Ular
1. Gigi ular juga mengalami perubahan evolusioner. Anggota Squamata memiliki
gigi pleurodont. Ular berbisa memiliki gigi beralur atau tubular untuk
menginjeksi racun. Viper memiliki taring yang dapat ditarik, gigi tubular
(solenoglyphous).
2. Langsung di dalam mulut ular terdapat rongga bukal/ buccal cavity. Hal ini
menyebabkan
hingga setengah

esophagus pada ular. esofagus panjang


panjang

tubuh.

dan dapat

menutupi

Kerongkongan ular memiliki lipatan lebih

internal daripada reptile lain, yang memungkinkan untuk menelan mangsanya


yang besar secara utuh. Gerakan peristaltic dalam kerongkongan menggerakkan
makanan menuju perut.
3. Perut adalah organ
dimana
ular. sel perut mensekresikan enzim

sebagian

besar pencernaan terjadi

pencernaan

dan asam

pada

lambung untuk

menghancurkan protein, kemudian makanan melewati katup pilorus dan masuk


ke dalam usus kecil.
4. Usus kecil adalah tabung melingkar yang panjang dan sempit di mana
absorbansi nutrisi berlangsung. Usus kecil dibagi menjadi tiga wilayah :
a. duodenum ,
b. ileum ,
c. jejunum .
5. Hati, berfungsi untuk membuang air limbah nitrogen , menyimpan nutrisi , dan
memproduksi empedu , mengeluarkan enzim pencernaan ke dalam duodenum
dari usus kecil .
6. pankreas , menghasilkan insulin dan glikogen , juga menghasilkan enzim
pencernaan seperti lipase , protease dan karbohidrase lalu mengeluarkannya ke
duodenum .
7. Di persimpangan dari usus kecil dan usus besar adalah usus buntu .
8. Usus besar adalah yang paling berotot dan struktur yang paling berdinding tipis
dari sistem pencernaan ular, usus besar ini melewati ruang kloaka / cloacae
chamber . Ruang ini dibagi menjadi :
a. Copradaeum untuk menerima kotoran
b. urodaeum untuk urin dan produk dari organ kelamin .
9. Kloaka memainkan peran penting dalam reabsorpsi air .

B. Sistem Pencernaan Buaya


Pada mulut buaya terdapat gigi, lidah untuk menangkap mangsa dan kelenjar ludah
untuk mempermudah penelanan mangsa. Bentuk lambung sesuai dengan bentuk dan
ukuran tubu. Usus sebagai tempat penyerapan dan pengeluaran berupa kloaka.
1. Rongga mulut
Rongga mulut pada buaya dapat terbuka lebar yang berfungsi untuk mengunyah
dan mempertahankan mangsanya.Pada rongga mulut buaya terdapa beberapa alat
pencernaan yaitu gigi dan lidah.Gigi buaya mengalami50 kali pergantian.Gigi pada
buaya berguna untuk menangkap dan mengunyah mangsa.Pada rongga mulut buaya

terdapat lidah yang berbentuk pipih dan melekat pada tulang lidah.Lidah pada buaya
bercabang dua (bipida). Pada bagian belakang lidah buaya terdapat satu lipatan
transversal sehingga ketika berada di dalam air dan mulutnya terbuka air tidak akan
masuk ke dalam paru-paru buaya. Lidah buaya berukuran kecil sehingga tidak dapat
dijulurkan seperti lidah reptil pemakan serangga.
Rongga Mulut Disokong oleh rahang atas dan rahang bawah, pada masingmasing rahang terdapat gigi-gigi yang berbentuk kerucut. Gigi menempel pada gusi dan
sedikit melengkung ke arah rongga mulut. Gigi buaya bisa mengalami 50 kali
pergantian, buaya tidak mengunyah makanannya, giginya hanya berfungsi sebgai
penangkap mangsa.Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang lidah
dengan ujung bercabang dua. Buaya memiliki kelenjar mukoid yang sekretnya berfungsi
agar rongga mulut tetap basah dan dapat dengan mudah menelan mangsanya.
2. Kerongkongan
Kerongkongan atau esofagus merupakan saluran yang menghubungkan rongga
mulut dan lambung pada buaya. Pada kerongkongan makanan hanya numpang lewat
dan tidak terjadi proses pencernaan. Kerongkongan terletak di belakang rongga mulut
yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung.
3. Lambung
Merupakan tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa
saluran pencernaan yang membesar dibelakang esophagus. Disini makanan baru
mengalami proses pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara
mekanik dan kimia.
Lambung buaya dan reptilia lainnya secara umum terdiri dari fundus dan
piloris. Fundus merupakan bagian yang agak bulat sedangkan piloris merupakan bagian
yang kecil. Lambung pada reptil juga berguna untuk menampung makanan dan terletak
di belakang kerongkongan. Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanik dengan
bantuan otot lambung dan pencernaan kimiawi.
4. Usus

Pada usus buaya bermuara dua saluran yaitu saluran dari pankreas dan hati. Di
dalam usus terjadi proses pencernaan makanan secara kimiawi dengan bantuan enzim
pencernaan yang dihasilkan oleh hati dan pankreas. Usus pada buaya terdiri dari usus
halus dan usus tebal. Di dalam usus halus terjadi proses penyerapan sari-sari makanan
yang selanjutnya di edarkan ke seluruh tubuh oleh darah. Usus juga mempunyai saluran
yang bermuara pada kloaka.Kloaka berguna untuk mengeluarkan sisa sari-sari makanan
yang tidak diserap oleh tubuh.
C. Sistem Pencernaan Kadal (Mabouya multifasciata)
Sistem pencernaan pada kadal dimulai dari mulut (cavum oris), pharink,
oesophagus, gastrum, intestinum dan kloaka. Kadal mempunyai lidah yang digunakan
untuk menangkap mangsa dengan cara menjulurkannya keluar, giginya melekat pada
rahang, dari cavum oris dilanjutkan ke pharink, oesophagus dan gastrum. Gastrum
dilanjutkan ke intestine, rectum,dan kemudian kloaka. Kloaka merupakan muara tiga
saluran, yaitu untuk

mengeluarkan

sisa pencernaan, secret, dan juga untuk

bereproduksi.
Pada umumnya buaya tidak mengunyah makanannya jadi giginya berfungsi
sebagai penangkap mangsa. Pada rongga mulut terdapat lidah yang melekat pada tulang
lidah dengan ujung bercabang dua. Kerongkongan (esophagus) merupakan saluran di
belakang rongga mulut yang menyalurkan makanan dari rongga mulut ke lambung. Di
dalam esophagus tidak terjadi proses pencernaan. Lambung (ventrikulus) merupakan
tempat penampungan makanan dan pencernaan makanan berupa saluran pencernaan
yang membesar dibelakang oesophagus. Disini makanan baru mengalami proses
pencernaan. Pada bagian fundus pylorus makanan dicerna secara mekanik dan kimia.
Intestinum terdiri dari usus halus dan usus tebal yang bermuara pada anus. Dalam usus
halus terjadi proses penyerapan dan sisanya menuju ke rectum, kemudian diteruskan ke
kloaka untuk dibuang.

BAB III
PENUTUP

I.Kesimpulan
Sistem pencernaan pada reptil pada umumnya sama, hanya saja ada fungsi dan
bentuk tertentu yang mencirikan khusus dengan hewan lainnya diantaranya ialah;
a. Ular dibedakan menjadi dua yaitu ular tidak berbisa dan ula berbisa, ular
berbisa membunuh dengan cara mengeluarkan cairan racun. Setelah
mangsanya digigit maka racun tersebut akan bereaksi. Racun tersebut
mengandung enzim pencernaan sehingga dapat melarutkan zat-zat .
b. Fungsi gigi pada ular hanya untuk menyuntikan racun dan mencengkram
mangsa sehingga mudah untuk menelannya. Sedangkan pada buaya
fungsinnya untuk mengunyah dan menangkap mangsa.
c. Pada kerongkongan atau esofagus buaya, makanan hanya numpang lewat dan
tidak terjadi proses pencernaan.

DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 1998. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC : Jakarta
Drs. H. Syaifuddin, B.Ac. 1997. Anatomi Fisiologi untuk Siswa Perawat.
EGC : Jakarta
Kumala, Poppy dkk. 1998. Kamus Saku Kedokteran Dorland. EGC :
Jakarta
A. Aziz Alimul H. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai