Mahasiswa yang berhak mengikuti kegiatan praktikum adalah mahasiswa yang sudah
terdaftar.
2.
Praktikan harus hadir tepat waktu pada rangkaian kegiatan praktikum dimulai. Apabila
ada keterlambatan maka diperkenankan mengikuti praktikum dengan tidak memiliki nilai
praktikum pada acara tersebut (Nilai 0)
3.
4.
5.
Setiap praktikan diwajibkan membawa Buku Praktikum pada saat praktikum, bila tidak
membawa maka diharuskan mengambil pada saat itu.
*jika ketahuan tidak membawa modul ketika sudah masuk praktikum (on time), apakah
disuruh pulang tapi tidak dinilai terlambat ataukah tetap mengambil tapi dinilai
terlambat?
Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan, praktis untuk bekerja dilaboratorium (jas
laboratorium) dan lapangan.
2.
Praktikan harus bekerja secara tertib tanpa mengganggu praktikan atau kelompok lain.
3.
Praktikan tidak dibenarkan makan, minum, merokok, dan melakukaan kegiatan lain
sejenis di dalam laboratorium. Praktikan tidak dibenarkan mengoperasikan telepon
genggam tanpa seizin dari asisten dan selama praktikum telepon genggam dalam keadaan
silent.
4.
Praktikan tidak dibenarkan meninggalkan kegiatan praktikum atau menerima tamu tanpa
seijin asisten yang bertugas.
5.
Kerusakan alat yang terjadi selama berjalannya praktikum sepenuhnya menjadi tanggung
jawab praktikan dan diharuskan mengganti paling lambat dalam waktu 7 hari.
Praktikan harus mengembalikan semua peralatan yang dipinjam dalam keadaan tidak
rusak, lengkap dan bersih.
2.
Praktikan harus mengisi daftar hadir sebagai bukti telah melaksanakan praktikum.
3.
4.
Praktikan wajib melakukan pemeliharaan dan pengamatan sesuai jadwal yang diserahkan
kepada asisten.
5.
Praktikan yang tidak mengikuti pengamatan, nilai praktikum pada acara tersebut NOL.
6.
7.
Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan, maka nilai laporan dikurangi 50%.
Apabila tidak mengumpulkan satu laporan, maka mendapat nilai E
Praktikan yang karena sesuatu hal tidak mengikuti salah satu atau lebih acara praktikum
serta tidak dapat menunjukkan bukti yang jelas dan legal, maka secara otomatis nilai
praktikumnya E.
2.
Semua pengulangan kegiatan praktikum akan diberikan untuk mahasiswa yang: pertama,
mendapatkan dispensasi sah dengan persetujuan PDI, yakni mendapatkan tugas dari
fakultas ataupun universitas. Kedua, mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
karena sakit, dan harus menyertakan surat sakit dan telah mendapatkan persetujuan dari
PDI. Ketiga, orang tua dan saudara kandung-nya meninggal dunia, dan diharuskan
menyerahkan surat bukti kematian dari rumah sakit dan RT/RW setempat. Apabila
mahasiswa tidak dapat menunjukkan bukti tersebut maka konsekuensinya adalah tidak
memiliki nilai akhir praktikum.
Mengetahui,
Ketua Laboratorium Fisiologi Tumbuhan
ACARA II
: RESPIRASI
ACARA III
: INTERKONVERSI GULA-PATI
ACARA IV
ACARA V
ACARA VI
KAROTENOIDA
Winarno dan Aman (1981), menyatakan bahwa pigmen-pigmen lain yang terdapat
dalam kloroplast selain klorophyl adalah karotenoida. Terdapat dua jenis karotenoida yaitu:
a) Golongan karoten
b) Golongan karotenoida atau xantophyl
Karoten merupakan pigmen yang paling banyak terdapat, umumnya pigmen yang
dapat menyebabkan warna jingga pada tanaman serta mempunyai peranan yang penting
karena bertindak sebagal provitamin A. Likopen adalah anggota karoten lain dan menentukan
wama merah pada hasil pertanian. Karoten merupakan suatu persenyawaan hidrokarbon yang
mempunyai rumus kimia C40H56. Karotenoida atau xantophyl kebanyakan suatu alkohol warna
umumnya berwarna kuning dengan rumus kimia C40H56(OH)2. Dalam buah-buahan jenis
karotenoida yang ada ialah xantophyl walaupun karoten terdapat dalam jumlah yang besar
tetapi xantophyl lebih dominan. Selama proses pematangan buah jumlah xantophyl akan
menurun dan karoten meningkat, misalnya pada buah jeruk.
ANTHOSIANIN
Pigmen ini terdapat dalam air sel vakuola, biasanya larut di dalamnya dan jarang
sekali berupa hablur. Anthosianin berupa suatu glikosida kalau kehilangan gulanya tinggallah
anthosianin. Pigmen anthosianin berwama merah di lingkungan asam, bewama biru
dilingkungan basa dan ungu dilingkungan netral (Dwijoseputro, 1992). Konsentrasi
anthosianin yang rendah menyebabkan wama tidak merah melainkan menjadi ungu. Apabila
konsentrasi sangat tinggi maka wama menjadi ungu tua atau mendekati warna hitam,
misalnya pada biji kedelai hitam (Winarno dan Aman, 1981).
B. Tujuan Praktikum
- mengatahui berbagaimacam pigmen warna pada daun serta mempelajari sifat sifatnya.
C. Metode
Bahan dan Alat
Daun tanaman berwarna kuning, hijau dan
merah (Praktikan)
Gelas ukur
CaCO3
Labu Ukur
Aseton
Neraca Analitis
Kuvet
Aquadest
Petroleum eter
Cara Kerja
1. Timbang 1 g daun tanaman yang telah ditentukan.
2. Daun ditumbuk/dihaluskan dengan mortar dan stamper serta diberi sedikit CaCO3.
3. Tambahkan 20 cc aseton. Larutan aseton yang berwarna hijau gelap disaring dengan
kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.
4. Siapkan corong pemisah dan diisi dengan 10 25 cc petroleum eter dan letakkan berdiri.
5. Isikan 10 -15 cc larutan Aseton dalam corong pemisah dan dicampur secara perlahanlahan. Tunggu hingga terjadi perubahan warna.
6. Pisahkan kedua warna yang terbentuk ke dalam tabung yang berbeda.
Pengamatan
Amatilah dengan cermat warna-warna yang terjadi pada corong pernisah. Ambil
gambar dari bagian-bagian kolom warna yang terlihat.
Apabila diperoleh pigmen merah, maka bagilah menjadi tiga bagian yang sama, satu
bagian tetesilah dengan larutan asam, satu bagian ditetesi dengan larutan basa dan satu bagian
lagi ditetesi dengan air, catat perubahan yang terjadi.
Catatan:
1. Klorophyl A
= Hijau kebiruan
2. Klorophyl B
= Hijau kekuningan
3. Xantophyt
= Kuning
4. Karoten
= Oranye
5. Anthosianin
Bahan Bacaan:
Bailey, Karen J., Julie E. Gray, Robert P. Walker, and Richard C. Leegood. (2007). Coordinate
Regulation
of
Phosphoenolpyruvate
Carboxylase
and
Phosphoenolpyruvate
Raven, P. H., R. E. Evert, et al. (1999). Biology of Plants. New York - USA, W.H. Freeman
and Company Worth Publishers.
Salisbury, F. B. and C. W. Ross (1992). Plant Physiology. Belmont - California, Wadsworth
Publishing Comp.
II. RESPIRASI
A. Pendahuluan
Respirasi adalah proses yang mengubah energi kimia yang tersimpan dalam bentuk
karbohidrat seperti sukrosa, tepung, juga dalam bentuk lemak, misalnya pada biji-biji kedelai
untuk digunakan menggerakkan proses-proses metabolisme. Proses ini, terlihat pada hewan
dan di dalam jaringan tanaman yang tidak berwama hijau, bahkan juga dalam jaringan hijau
yang melakukan fotosintesis mempunyai kemampuan mengadakan respirasi.
Tanda-tanda utama respirasi diantaranya:
1.
Respirasi terutama memberikan hasil berupa energi metabolisme dalam bentuk ATP
dan penyimpanan bahan makanan cadangan seperti tepung dan lemak yang sudah
terbentuk oleh reaksi fotosintesis.
2.
Siklus asam trikarbosilat mengkonsumsi oksigen dan oleh sebab itu tidak akan
berhasil atau berjalan terus didalam kondisi yang kekurangan oksigen seperti dalam
keadaan tergenang kecuali pada tanaman tertentu yang mempunyal jaringan parenkim
(tersusun atas sel-sel aerekim) udara.
3.
4.
ATP dapat digunakan untuk mengendalikan reaksi kimia yang lain, di dalam cara yang
sama ATP digunakan dalam mengendalikan reksi-reaksi fotosintesis.
Dikenal dua macam respirasi yaitu: (1) respirasi aerobik yang membutuhkan oksigen;
(2) respirasi anaerobik yang tidak membutuhkan oksigen sehingga dikenal pula sebagai
fermentasi.
Reaksi respirasi
C6H12O6 + O2
Proses pelepasan energi dari bentuk potensial ada dua yaitu pembakaran dan respirasi:
Pembakaran : (1) tidak terkontrol misalnya sampai fase mana molekul-molekul terpecah; (2)
menyeluruh, molekul terbakar keseluruhan; (3) energi dalam bentuk panas dan menyala.
Respirasi : (1) Terkontrol; (2) terjadinya sedikit demi sedikit; (3) energi yang dihasilkan tidak
dikeluarkan secara langsung tetapi dalam bentuk ikatan ATP yang akan dipecah bila
dibutuhkan.
Gula terdapat di dalam sel, sedangkan oksigen berasal dari luar atau pelepasan dari
proses fotosintesis. Pada tumbuhan yang oksigen berasal dari luar, masuk melalui stomata
9
lentisel, dan ruang antar sel pada semua bagian tumbuhan. Di dalam sel-sel hidup, oksigen
langsung dipakai untuk respirasi. Transportasi oksigen di datam tubuh tanaman terjadi dengan
mudah melalui jaringan sklerenkim seperti pada tanaman padi dan jenis tumbuhan rawa
lainnya.
Di dalam respirasi pelepasan energi kimia mliputi proses penting secara bertahap:
1.
Oksidasi
Proses dehidrogenisasi
dari senyawa gula heksosa. Dalam respirasi aerobik terjadi penerimaan hidrogen oleh
oksigen yang bersifat sebagai akseptor hidrogen membentuk molekul air.
2.
Perombakan Molekul
Akibat dari oksidasi ikatan antara karbon dengan karbon dalam molekul gula dirombak
atau diputuskan sehingga terbentuk molekul-molekul yang lebih kecil dari karbon dan
molekul tersebut dirombak lagi, akhimya tinggal satu karbon saja yaitu karbondioksida.
3.
Transfer energi
Dalam oksidasi diikuti oleh pelepasan energi. Energi yang dilepas dalam organisme,
ada yang lepas sebagai panas karena respirasi memang tidak mencapai efisiensi 100%. Walau
demikian sebagian energi ditangkap oleh suatu molekut ADP yang kemudian menjadi ATP
yang kaya akan energi. Pada proses phosporilasi ini terjadi penambahan phospor, energi
pembakaran ditampung dalam bentuk yang mudah dilepskan untuk proses-proses yang
terjadi dalam tumbuhan. Jadi energi ATP digunakan tumbuhan untuk mengeluarkan panas,
sintesis senyawa-senyawa baru, pengambilan ion-ion dari dalam tanah dan sebagainya.
Pada tanaman tingkat tinggi yang berklorofil umumnya subtrat respirasi mempunyai 6
atom C jika terdapat lemak sebagai subtrat, maka lemak baru mengalami oksidasi setelah
heksosa. Lemak perlu berubah menjadi asam lemak dan gliserol. Jika persediaan karbohidrat
habis, maka barulah protein dirombak menjadi asam amino dan kemudian dioksidasikan.
Beberapa ikatan kimia suatu molekul berisi energi lebih besar daripada ikatan kimia
lainnya, karena umumnya ikatan kimia dan zat organik berenergi rendah. Misalnya ikatan
antara C-C, C-H, C-N dan C-O sehingga bila ikatan karbon itu diputuskan energi yang bebas
hanya sedikit, padahal untuk melakukan sintesa diperlukan energi yang cukup besar. Untuk
itu energi yang terdapat dalam ikatan kimia bahan bakar berupa hidrat arang berangsur-angsur
dilepaskan dan dikumpulkan dalam suatu ikatan kimia berenergi tinggi, yaitu ATP. Dengan
demikian respirasi merupakan proses transfer energi dari ikatan kimia bahan bakar ke ikatan
ATP yang berenergi tinggi dan segera dipakai dalam proses hidup meliputi: sintesis, gerak,
transpor dan absorbsi unsur hara.
Reaksi kimia yang menggunakan bahan bakar pati dibagi merijadi tiga tahap yaitu :
10
(1)
Perombakan gula (C6) menjadi Asam piruvat (C3) yang biasa disebut glikolisis.
Proses ini membutuhkan oksigen (aerobik). Sedangkan bila terjadi secara anaerobik disebut
fermentasi yang mengubah gula menjadi alkohol, terjadi di luar kloroplas, inti dan
mitokondria.
(2)
Perombakan asam piruvat menjadi karbondioksida yang disebut dengan siklus kreb
Merupakan tahap transfer energi yang disebut fosforilasi oksidatif. Pada tahap ini juga
Mengetahui volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi serta
membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi
C. Metode
Bahan dan alat
-
Indikator pp
- aquadest
Erlenmeyer 250 cc
- beaker glass
neraca
- botol semprot
kertas saring
respirometer
- biuret
- vaseline
Cara Kerja
a.
Masukkan sedikit NaOH (1 atau 2 gram) ke dalam dasar respirometer dan masukkan
pula kassa logam ke dalam tabung objek. Tutuplah tabung objek dengan tabung
pengumpul.
b.
c.
d.
Suntik air satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung pengumpul (sebaiknya
tetes air tersebut berada pada angka yang mudah terbaca).
e.
Dalam waktu beberapa lama akan terlihat perubahan tetes air (menurun) dalam pipa
ukur. Setelah selang waktu tertentu dapat diketahui volume oksigen yang terpakai oleh
kecambah tersebut.
11
f.
Volume oksigen yang terpakai dapat dihitung dengan rumus: V = 3,14 x 0,75 x 0,75 x
(perubahan posisi tetes air)mm3
Catatan = diameter pipa ukur 1,5 mm
Dari hasil ini dapat kita ketahui hubungan antara berat sample, waktu, dan oksigen yang
terpakai.
Pengamatan
a.
b.
c.
Masukkan larutan tersebut ke dalam beaker glass dan tambahkan 2,5 cc CaCI 2
(endapan putih yang terjadi adalah CaCO3 yang menunjukkan adanya C02).
d.
Saringlah larutan tersebut dengan kertas filter, endapan yang ter]adi/melekat pada
kertas filter dicuci dengan aquadest dan ditampung sampai volume 300 cc kemudian
tambahkan beberapa indikator pp sampai warnanya menjadi pink/merah.
e.
Titrasikan dengan HCI 0,05 N sampai wama merah hilang dan catat volume HCL
yang digunakan.
Catatan:
Titik kompensasi
Suatu intensitas cahaya di mana laju fotosintesis sama dengan laju respirasi.
Air metabolisme
Molekul-molekul air yang dikeluarkan sebagai akibat proses respirasi.
Kuosien Respirasi (KR)
Jumlahnya CO2 yang terlepas dibanding O2 yang dibutuhkan dalam penguraian suatu subtrat
pada proses respirasi. Besarnya KR tergantung macam substrat yang digunakan dalam
respirasi.
Misalnya:
Pada asam stearat ditemukan sedikit oksigen.
Reaksinya:
C18H36O2 + 26O2
18CO2 + 18 H2O
12
alfa D-glukopiranosa 6 P
Perubahan pati menjadi glukosa membutuhkan enzim yang merubah pati menjadi dekstrin,
enzim tersebut adalah alfa amilase atau beta amilase, yang kemudian menjadi glucose.
Perubahan ini menyebabkan terbentuknya panas.
Glukosa
Amilopektin
Pati
Dekstrin
Maltose
Glukosa
Maltase
dapat dijumpai dalam bentuk siklik yang disebut d-fruktopironase dan d-fruktofuronase (4
atom C).
Sukrosa adalah disakarida yang molekulnya terdiri dari d-glukosa d-fruktofurunosa
yang nama lengkapnya adalah alpha d-glukopiranose dan beta d-fruktofuranose. Pembentukan
sukrosa dimulai dari UTP dengan glukosa 1 phosfat dengan membentuk UDPG, senyawa ini
dapat bereaksi dengan fruktosa 6 phosfat membentuk sukrosa phosfat. Selanjutnya senyawa
tersebut dihidrolisis menjadi sukrosa dan asam phosfat.
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui dan membuktikan terjadinya interkonversi gula pati pada daun tanaman
C. Metodologi
Bahan dan Alat
-
- aquades
alkohol
- I2KI
beaker glass
- cawan Petri
alat pemanas
- gelas ukur
Cara Kerja
1.
2.
Masukkan ke dalam beaker glass masing-masing 2 helai daun jagung yang beretiolasi.
3.
Potong dalam larutan bagian pangkal daun kemudian simpan selama 48 jam.
4.
5.
6.
Amati dan bandingkan kualitas warna dari daun yang direndam larutan sukrosa,
fuktosa, glukosa dan aquades.
Bahan Bacaan
Salisbury, F. B. and C. W. Ross (1992). Plant Physiology. Belmont - California, Wadsworth
Publishing Comp.
14
=>
Urutan (proses) fotosintesa melalui fase terang dan fase gelap, sebagal berikut:
Reaksi Hill (fase terang)
2H2O+2NADP
2NADPH + O2
Total Reaksi
(2H2O + CO2
12 H2O + 6CO2
Tidak semua cahaya matahari berguna untuk fotosintesis tetapi hanya cahaya dengan
panjang gelombang tertentu yang bermanfaat untuk memecah molekul air dalam proses
fotosintesis. Cahaya yang dimaksud berada dalam rentang panjang gelombang 360-720 nm
yang dikenal sebagai cahaya tampak. Sedangkan cahaya dengan panjang gelombang dibawah
interval tersebut dan cahaya infra red tidak bermanfaat dalam proses fotosintesis.
15
Namun demikian dari cahaya tampak tersebut tidak semuanya digunakan secara aktif dalam
fotosintesis. Cahaya yang digunakan dalam proses fotosintesis dikenal dengan istilah
Photosynthetically Active Radiation (PAR).
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui kecepatan fotosintesis tanaman dan pengaruhnya terhadap kualitas
penyinaran yang berbeda dengan indikator produksi oksigen tiap satuan waktu.
C. Metode
Bahan dan Alat:
- Tanaman Hydrilla sp (Praktikan)
- Aquadest
- Beaker glass
- Pinset
- Stopwatch
-Gunting (praktikan)
- Hand counter
- Erlenmeyer
- Pisau cutter
- Kamera
- Lampu dengan 4 warna berbeda yaitu merah, kuning, dan biru serta transparan.
Cara Kerja:
1.
Siapkan dan potong bahan Hydrilla sp di dalam wadah yang berisi air.
2.
Masukkan potongan Hydrilla sp ke dalam dasar beaker glass yang telah berisi aquadest.
3.
Hidupkan lampu dengan warna-warna yang berbeda selama 10 menit. Kemudian, beaker
glass berisi bahan diperlakukan di bawah cahaya lampu tersebut dengan interval 15
menit.
4.
Hitunglah jumlah oksigen yang muncul di permukaan air menggunakan hand counter.
5.
Bandingkan dan analisa pengaruh dari wama cahaya terhadap volume oksigen yang
dihasilkan.
Bahan Bacaan:
Korbee N., Figueroa F. L. and Aguilera J. (2005). Effect of light quality on the accumulation
of photosynthetic pigments, proteins and mycosporine-like amino acids in the red
alga Porphyra leucosticta (Bangiales, Rhodophyta). Journal of Photochemistry and
Photobiology. B, Biology 80(2): 71-78 pp.
Raven, P. H., R. E. Evert, et al. (1999). Biology of Plants. New York - USA, W.H. Freeman
and Company Worth Publishers.
16
17
- Feedback loop yang pertama adalah jika CO2 di rongga substomata rnenurun, maka ion
kalium akan masuk ke sel penjaga sehingga stomata terbuka. Dengan demikian, CO 2 dan
udara luar dapat masuk ke rongga substomatal dan kebutuban CO 2 untuk fotosintesis
terpenuhi.
- Feedback loop yang kedua adalah jika tumbuhan mengalami kekurangan air, maka ABA
akan dikiriin masuk ke sel penjaga sehingga stomata akan menutup. Dengan demikian,
kehilangan air melalui proses transpirasi dapat dikurangi.
Kedua feedback loop ini berinteraksi satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan CO2 untuk
fotosintesis dan mencegah. kehilangan air berlebihan dan jaringan tumbuhan.
Jalur reaksi fiksasi CO2 pada fotosintesis dapat berbeda-beda, tergantung sifat-sifat
spesifik dan jenis tanaman. Berdasarkan perbedaan jalur ini dikenal jenis tanaman C3, C4 dan
CAM atau peralihan dari jalur pokok tersebut ( misal peralihan antara C3 dan C4 ). Tumbuhan
C4 merupakan tumbuhan yang didapati mempunyai 4-karbon asam oiganik seperti
oxalacetate, malate, dan aspartate. Tumbuhan C3 merupakan tumbuahan yang didapati
mempunyai 3-karbon yang stabil hasil daripada fotosintessis.. RuBP merupakan penenima
karbon pertama. Sedangkan, Tumbuhan CAM (Crassulacean Acid Metabolism) merupakan
tumbuh di kawasan gurun, dan mengambil CO 2 di atmosfer dan membentuk 4-karbon juga.
Sifatnya berbeda karena stomata tumbuhan ini membuka diwaktu malam dan menutup waktu
siang. Keadaan mi untuk menghindari transpirasi air berlebih diwaktu siang melalui stomata.
Jalur fiksasi C02, mirip dengan jalur tanainan C4. Sebagai aseptor C02 pertama adalah PEP,
dan produk pertama hasil fiksasi adalah asam oksalasetat yang diubah menjadi asam malat
(dengan 4 atom C).
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui kerapatan stomata pada daun dari berbagai jenis tanaman.
C. Metode
Bahan dan Alat
- Daun tanaman C3, C4, dan CAM (Praktikan)
- Kutek transparant
- Mikroskop
19
Cara Kerja
- Pengukuran kelakuan stomata
1. Lakukan pencetakan stomata dengan cat kuku transparan pada permukaan daun tanaman
C3, C4. dan CAM, setelah kering diangkat pelan-pelan.
2. Pencetakan stomata dilakukan pukul: 07.00,13.00, 19.00 dan 24.00 (WIB).
3. Cetakan stomata dimasukkan kantong plastik dan diberi label (macam tanaman, jam
pencetakan).
4. Dilakukan pengamatan stomata dengan mikroskop, sampai diperoleh visualisas yang
jelas, (catatlah tipe stomata dan perbesaran yang digunakan).
5. Hitung jumlah total stomata yang teramati dalam bidang pandang
6. Hitung jumlah stomata yang mernbuka dan menutup
7. Tentukan kerapatan stomata dengan rumus:
Kerapatan stomata (Stomatal Density) adalah perbandingan jumlah stomata per satuan
luas daun, sehingga dinyatakan dalam unit per cm2
Jumlah stomata
Kerapatan stomata =
x 100%
Luas Bidang Pandang
8. Hitunglah persentase stomata membuka pada setiap jenis tanaman dan setiap jam
pengamatan dengan rumus :
% stomata membuka =
20
x 100%
Pendahuluan
Enzim amilase bisa didapatkan pada kecambah biji-bijiankarena enzim
-amilase
Maltosa
dengan
menggunakan metode Dinitro Salysilic Acid pada panjang gelombang 575 nm.
Penentuan aktivitas enzim dilakukan dengan pengukuran kadar maltose dengan
menggunkan Soluble Starch sebagai substrat.
Gambar.1 Nilai Standart Maltosa
ppm
0
100
200
300
Absorbansi
0
0.111
0.226
0.332
21
400
500
600
0.445
0.561
0.649
Tujuan :
Mengetahui aktifitas enzim -Amilase pada kecambah biji tanaman
Bahan dan Alat :
(1) benih kecambah (praktikan)
(2) buffer phosphat. 0,1 M dengan ph 7,55,
(3) Starch soluble 1%,
(4) larutan DNS,
(5) Enzim CE, Enzim -Amilase,
(6) Tabung reaksi dan rak,
(7).Oven.
(8). Spektrofotometer.
(9) mikropipet
Cara kerja
1. Ambil 100 l Soluble starch 1% masukkan dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan KPI ph 7,55 sebanyak 375 l
3. Tambahkan 25 l Enzim CE
4. Inkubasi pada suhu 35-40oC selama 30 menit
5. Tambahkan DNS sebanyak 500 l
6. Didihkan selama 5 menit
7. Dinginkan
22
Kelompok
CE
E
CE
100 l
390
10
II
E
100 l
395
5
III
IV
23
VI