Anda di halaman 1dari 24

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN


Laboraturium Fisiologi Tumbuhan
TINGGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2015
1

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

TATA TERTIB PRAKTIKUM


LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
Sebelum Praktikum
1.

Mahasiswa yang berhak mengikuti kegiatan praktikum adalah mahasiswa yang sudah
terdaftar.

2.

Praktikan harus hadir tepat waktu pada rangkaian kegiatan praktikum dimulai. Apabila
ada keterlambatan maka diperkenankan mengikuti praktikum dengan tidak memiliki nilai
praktikum pada acara tersebut (Nilai 0)

3.

Praktikan diwajibkan mengikuti testing pendahuluan (Pre-test atau post test)

4.

Praktikan diperbolehkan mengikuti pre-test apabila memenuhi syarat berikut:


a. Telah membawa alat dan bahan yang telah ditentukan.
b. Telah mengumpulkaan TP (tugas pendahuluan) dan laporan praktikum acara
sebelumnya.

5.

Setiap praktikan diwajibkan membawa Buku Praktikum pada saat praktikum, bila tidak
membawa maka diharuskan mengambil pada saat itu.
*jika ketahuan tidak membawa modul ketika sudah masuk praktikum (on time), apakah
disuruh pulang tapi tidak dinilai terlambat ataukah tetap mengambil tapi dinilai
terlambat?

Selama Praktikum Berlangsung


1.

Praktikan harus berpakaian rapi dan sopan, praktis untuk bekerja dilaboratorium (jas
laboratorium) dan lapangan.

2.

Praktikan harus bekerja secara tertib tanpa mengganggu praktikan atau kelompok lain.

3.

Praktikan tidak dibenarkan makan, minum, merokok, dan melakukaan kegiatan lain
sejenis di dalam laboratorium. Praktikan tidak dibenarkan mengoperasikan telepon
genggam tanpa seizin dari asisten dan selama praktikum telepon genggam dalam keadaan
silent.

4.

Praktikan tidak dibenarkan meninggalkan kegiatan praktikum atau menerima tamu tanpa
seijin asisten yang bertugas.

5.

Kerusakan alat yang terjadi selama berjalannya praktikum sepenuhnya menjadi tanggung
jawab praktikan dan diharuskan mengganti paling lambat dalam waktu 7 hari.

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

Setelah Selesai Praktikum


1.

Praktikan harus mengembalikan semua peralatan yang dipinjam dalam keadaan tidak
rusak, lengkap dan bersih.

2.

Praktikan harus mengisi daftar hadir sebagai bukti telah melaksanakan praktikum.

3.

Praktikan harus membersihkan tempat yang digunakan dan membuang bahan/sampah


yang tersisa pada tempat yang disediakan.

4.

Praktikan wajib melakukan pemeliharaan dan pengamatan sesuai jadwal yang diserahkan
kepada asisten.

5.

Praktikan yang tidak mengikuti pengamatan, nilai praktikum pada acara tersebut NOL.

6.

Pengumpulan laporan praktikum dilakukan 2 hari setelah pengamatan.

7.

Praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan, maka nilai laporan dikurangi 50%.
Apabila tidak mengumpulkan satu laporan, maka mendapat nilai E

Tata tertib tambahan


1.

Praktikan yang karena sesuatu hal tidak mengikuti salah satu atau lebih acara praktikum
serta tidak dapat menunjukkan bukti yang jelas dan legal, maka secara otomatis nilai
praktikumnya E.

2.

Semua pengulangan kegiatan praktikum akan diberikan untuk mahasiswa yang: pertama,
mendapatkan dispensasi sah dengan persetujuan PDI, yakni mendapatkan tugas dari
fakultas ataupun universitas. Kedua, mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum
karena sakit, dan harus menyertakan surat sakit dan telah mendapatkan persetujuan dari
PDI. Ketiga, orang tua dan saudara kandung-nya meninggal dunia, dan diharuskan
menyerahkan surat bukti kematian dari rumah sakit dan RT/RW setempat. Apabila
mahasiswa tidak dapat menunjukkan bukti tersebut maka konsekuensinya adalah tidak
memiliki nilai akhir praktikum.

Mengetahui,
Ketua Laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Dr. Ir. Slameto, M.P.


NIP. 196002231987021001
3

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

ACARA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


ACARA I

: PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN DAN PENETAPAN


KANDUNGAN KLOROFIL

ACARA II

: RESPIRASI

ACARA III

: INTERKONVERSI GULA-PATI

ACARA IV

: PENGARUH KUALITAS CAHAYA TERHADAP KECEPATAN


FOTOSINTESIS

ACARA V

: PENGUKURAN KERAPATAN DAN PERILAKU STOMATA

ACARA VI

: ACARA PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN PENENTUAN


AKTIFITAS -AMILASE

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

I. PEMISAHAN PIGMEN DALAM DAUN


A. Pendahuluan
Warna yang ada pada tanaman terutama pada buah-buahan dan sayuran disebabkan
oleh pigmen yang dikandungnya. Menurut Winarno dan Aman (1981), pigmen tersebut pada
umumnya dapat dibagi menjadi 4 kelompok:
- Klorophyl
- Anthosianin (Flavonoid)
- Karotenoida yang terdiri dan karoten dan xanthophyl
KLOROPHYL
Meskipun dalam tanaman terdapat beberapa macam klorophyl tetapi yang terbanyak
adalah klorophyl a dari klorophyl b, dimana klorophyl a mempunyai rumus kimia
C55H72O5N4Mg berwarna hijau kebiruan, sedang klorophyl b rumus kimianya C 55H72O6N4Mg
berwama hijau kekuningan.
Kandungan klorophyl total dalam daun atau bahan dinyatakan sebagai jumlah
klorophyl a dan klorophyl b. Pada tanaman yang akan dipanen terutama sayuran, klorophyl
mengalami degradasi, hal ini mengakibatkan wama daun sayuran yang hijau berubah menjadi
kuning. Karena itu, dalam penentuan kesegaran tanaman sayuran, wama hijau sering
digunakan sebagal tanda atau indeks kesegaran. Jika daun segar tanaman berwama kuning
dan oranye biasanya disebabkan oleh pigmen xantophyl dan karoten yang dominan pada daun
tersebut.
Rumus bangun klorophyl berupa suatu cincin yang terdiri dari 4 pirol dengan Mg
sebagai intinya. Rumus bangun ini hampir serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah)
dimana intinya bukan Mg melainkan Fe. Klorophyl terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil
yang dapat terlepas menjadi fitol (C20H39OH) jika terhidrolisis oleh enzim klorophylase. Fitol
bersifat lipofil (suka akan lemak), sedang sisanya disebut rangka porfirin bersifat hidrofil
(suka akan air). Klorophyl bersitat fluorescen artinya dapat menerima sinar serta
mengembalikannya dalam gelombang yang berbeda. Klorophyl tampak hijau tua tetapi
apabila sinar direfleksikan tampak menjadi merah muda. Klorophyl b tampak merah coklat
pada fluorescensi. Klorophyl tidak larut dalam air melainkan larut dalam etanol, eter, metanol,
bensol atau klorophorm. Untuk memisahkan klorophyl a dan b serta pigmen lain seperti
karoten dan xantophyl digunakan teknik yang disebut kromatografi.

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

KAROTENOIDA
Winarno dan Aman (1981), menyatakan bahwa pigmen-pigmen lain yang terdapat
dalam kloroplast selain klorophyl adalah karotenoida. Terdapat dua jenis karotenoida yaitu:
a) Golongan karoten
b) Golongan karotenoida atau xantophyl
Karoten merupakan pigmen yang paling banyak terdapat, umumnya pigmen yang
dapat menyebabkan warna jingga pada tanaman serta mempunyai peranan yang penting
karena bertindak sebagal provitamin A. Likopen adalah anggota karoten lain dan menentukan
wama merah pada hasil pertanian. Karoten merupakan suatu persenyawaan hidrokarbon yang
mempunyai rumus kimia C40H56. Karotenoida atau xantophyl kebanyakan suatu alkohol warna
umumnya berwarna kuning dengan rumus kimia C40H56(OH)2. Dalam buah-buahan jenis
karotenoida yang ada ialah xantophyl walaupun karoten terdapat dalam jumlah yang besar
tetapi xantophyl lebih dominan. Selama proses pematangan buah jumlah xantophyl akan
menurun dan karoten meningkat, misalnya pada buah jeruk.
ANTHOSIANIN
Pigmen ini terdapat dalam air sel vakuola, biasanya larut di dalamnya dan jarang
sekali berupa hablur. Anthosianin berupa suatu glikosida kalau kehilangan gulanya tinggallah
anthosianin. Pigmen anthosianin berwama merah di lingkungan asam, bewama biru
dilingkungan basa dan ungu dilingkungan netral (Dwijoseputro, 1992). Konsentrasi
anthosianin yang rendah menyebabkan wama tidak merah melainkan menjadi ungu. Apabila
konsentrasi sangat tinggi maka wama menjadi ungu tua atau mendekati warna hitam,
misalnya pada biji kedelai hitam (Winarno dan Aman, 1981).
B. Tujuan Praktikum
- mengatahui berbagaimacam pigmen warna pada daun serta mempelajari sifat sifatnya.
C. Metode
Bahan dan Alat
Daun tanaman berwarna kuning, hijau dan

Corong pemisah dan statif

merah (Praktikan)

Gelas ukur

CaCO3

Labu Ukur

Aseton

Mortir dan stamper

Neraca Analitis

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan


-

Kuvet

Aquadest

Petroleum eter

Cara Kerja
1. Timbang 1 g daun tanaman yang telah ditentukan.
2. Daun ditumbuk/dihaluskan dengan mortar dan stamper serta diberi sedikit CaCO3.
3. Tambahkan 20 cc aseton. Larutan aseton yang berwarna hijau gelap disaring dengan
kertas filter untuk menghilangkan sisa-sisa saringan.
4. Siapkan corong pemisah dan diisi dengan 10 25 cc petroleum eter dan letakkan berdiri.
5. Isikan 10 -15 cc larutan Aseton dalam corong pemisah dan dicampur secara perlahanlahan. Tunggu hingga terjadi perubahan warna.
6. Pisahkan kedua warna yang terbentuk ke dalam tabung yang berbeda.
Pengamatan
Amatilah dengan cermat warna-warna yang terjadi pada corong pernisah. Ambil
gambar dari bagian-bagian kolom warna yang terlihat.
Apabila diperoleh pigmen merah, maka bagilah menjadi tiga bagian yang sama, satu
bagian tetesilah dengan larutan asam, satu bagian ditetesi dengan larutan basa dan satu bagian
lagi ditetesi dengan air, catat perubahan yang terjadi.
Catatan:
1. Klorophyl A

= Hijau kebiruan

2. Klorophyl B

= Hijau kekuningan

3. Xantophyt

= Kuning

4. Karoten

= Oranye

5. Anthosianin

= Merah atau ungu (tergantung/dipengaruhi lingkungan)

Bahan Bacaan:
Bailey, Karen J., Julie E. Gray, Robert P. Walker, and Richard C. Leegood. (2007). Coordinate
Regulation

of

Phosphoenolpyruvate

Carboxylase

and

Phosphoenolpyruvate

Carboxykinase by Light and CO2 during C4 Photosynthesis. Plant Physiol. 144:


479-486 pp.
Flint, D. (2010). Importance of Pigments in Photosynthesis. [online] http://www.ehow.com.
updated May 5, 2010, accessed February 5, 2011.

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

Raven, P. H., R. E. Evert, et al. (1999). Biology of Plants. New York - USA, W.H. Freeman
and Company Worth Publishers.
Salisbury, F. B. and C. W. Ross (1992). Plant Physiology. Belmont - California, Wadsworth
Publishing Comp.

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

II. RESPIRASI
A. Pendahuluan
Respirasi adalah proses yang mengubah energi kimia yang tersimpan dalam bentuk
karbohidrat seperti sukrosa, tepung, juga dalam bentuk lemak, misalnya pada biji-biji kedelai
untuk digunakan menggerakkan proses-proses metabolisme. Proses ini, terlihat pada hewan
dan di dalam jaringan tanaman yang tidak berwama hijau, bahkan juga dalam jaringan hijau
yang melakukan fotosintesis mempunyai kemampuan mengadakan respirasi.
Tanda-tanda utama respirasi diantaranya:
1.

Respirasi terutama memberikan hasil berupa energi metabolisme dalam bentuk ATP
dan penyimpanan bahan makanan cadangan seperti tepung dan lemak yang sudah
terbentuk oleh reaksi fotosintesis.

2.

Siklus asam trikarbosilat mengkonsumsi oksigen dan oleh sebab itu tidak akan
berhasil atau berjalan terus didalam kondisi yang kekurangan oksigen seperti dalam
keadaan tergenang kecuali pada tanaman tertentu yang mempunyal jaringan parenkim
(tersusun atas sel-sel aerekim) udara.

3.

Reaksi respirasi berlangsung di daun yaitu di sitoplasma dan mitokondria di mana


keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat. Kegunaan reaksi tersebut adatah sangat
efisien dalam hal pelepasan semua potensi energi dari gula.

4.

ATP dapat digunakan untuk mengendalikan reaksi kimia yang lain, di dalam cara yang
sama ATP digunakan dalam mengendalikan reksi-reaksi fotosintesis.
Dikenal dua macam respirasi yaitu: (1) respirasi aerobik yang membutuhkan oksigen;

(2) respirasi anaerobik yang tidak membutuhkan oksigen sehingga dikenal pula sebagai
fermentasi.
Reaksi respirasi
C6H12O6 + O2

6CO2 + 6 H2O + Energi

Proses pelepasan energi dari bentuk potensial ada dua yaitu pembakaran dan respirasi:
Pembakaran : (1) tidak terkontrol misalnya sampai fase mana molekul-molekul terpecah; (2)
menyeluruh, molekul terbakar keseluruhan; (3) energi dalam bentuk panas dan menyala.
Respirasi : (1) Terkontrol; (2) terjadinya sedikit demi sedikit; (3) energi yang dihasilkan tidak
dikeluarkan secara langsung tetapi dalam bentuk ikatan ATP yang akan dipecah bila
dibutuhkan.
Gula terdapat di dalam sel, sedangkan oksigen berasal dari luar atau pelepasan dari
proses fotosintesis. Pada tumbuhan yang oksigen berasal dari luar, masuk melalui stomata
9

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

lentisel, dan ruang antar sel pada semua bagian tumbuhan. Di dalam sel-sel hidup, oksigen
langsung dipakai untuk respirasi. Transportasi oksigen di datam tubuh tanaman terjadi dengan
mudah melalui jaringan sklerenkim seperti pada tanaman padi dan jenis tumbuhan rawa
lainnya.
Di dalam respirasi pelepasan energi kimia mliputi proses penting secara bertahap:
1.

Oksidasi
Proses dehidrogenisasi

penghilangan hidrogen atau pelepasan hidrogen

dari senyawa gula heksosa. Dalam respirasi aerobik terjadi penerimaan hidrogen oleh
oksigen yang bersifat sebagai akseptor hidrogen membentuk molekul air.
2.

Perombakan Molekul
Akibat dari oksidasi ikatan antara karbon dengan karbon dalam molekul gula dirombak
atau diputuskan sehingga terbentuk molekul-molekul yang lebih kecil dari karbon dan
molekul tersebut dirombak lagi, akhimya tinggal satu karbon saja yaitu karbondioksida.

3.

Transfer energi
Dalam oksidasi diikuti oleh pelepasan energi. Energi yang dilepas dalam organisme,

ada yang lepas sebagai panas karena respirasi memang tidak mencapai efisiensi 100%. Walau
demikian sebagian energi ditangkap oleh suatu molekut ADP yang kemudian menjadi ATP
yang kaya akan energi. Pada proses phosporilasi ini terjadi penambahan phospor, energi
pembakaran ditampung dalam bentuk yang mudah dilepskan untuk proses-proses yang
terjadi dalam tumbuhan. Jadi energi ATP digunakan tumbuhan untuk mengeluarkan panas,
sintesis senyawa-senyawa baru, pengambilan ion-ion dari dalam tanah dan sebagainya.
Pada tanaman tingkat tinggi yang berklorofil umumnya subtrat respirasi mempunyai 6
atom C jika terdapat lemak sebagai subtrat, maka lemak baru mengalami oksidasi setelah
heksosa. Lemak perlu berubah menjadi asam lemak dan gliserol. Jika persediaan karbohidrat
habis, maka barulah protein dirombak menjadi asam amino dan kemudian dioksidasikan.
Beberapa ikatan kimia suatu molekul berisi energi lebih besar daripada ikatan kimia
lainnya, karena umumnya ikatan kimia dan zat organik berenergi rendah. Misalnya ikatan
antara C-C, C-H, C-N dan C-O sehingga bila ikatan karbon itu diputuskan energi yang bebas
hanya sedikit, padahal untuk melakukan sintesa diperlukan energi yang cukup besar. Untuk
itu energi yang terdapat dalam ikatan kimia bahan bakar berupa hidrat arang berangsur-angsur
dilepaskan dan dikumpulkan dalam suatu ikatan kimia berenergi tinggi, yaitu ATP. Dengan
demikian respirasi merupakan proses transfer energi dari ikatan kimia bahan bakar ke ikatan
ATP yang berenergi tinggi dan segera dipakai dalam proses hidup meliputi: sintesis, gerak,
transpor dan absorbsi unsur hara.
Reaksi kimia yang menggunakan bahan bakar pati dibagi merijadi tiga tahap yaitu :
10

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

(1)

Perombakan gula (C6) menjadi Asam piruvat (C3) yang biasa disebut glikolisis.

Proses ini membutuhkan oksigen (aerobik). Sedangkan bila terjadi secara anaerobik disebut
fermentasi yang mengubah gula menjadi alkohol, terjadi di luar kloroplas, inti dan
mitokondria.
(2)

Perombakan asam piruvat menjadi karbondioksida yang disebut dengan siklus kreb

atau siklus asam trikarboksilat (TCA).


(3)

Merupakan tahap transfer energi yang disebut fosforilasi oksidatif. Pada tahap ini juga

terjadi transfer hidrogen dan elektron yang membentuk air.


B. Tujuan Praktikum
-

Mengetahui volume O2 dan CO2 yang dihasilkan dari proses respirasi serta
membuktikan bahwa suhu berpengaruh pada proses respirasi

C. Metode
Bahan dan alat
-

Kecambah kacang hijau (Praktikan)

- Larutan NaOH 0,2 N

Larutan CaCI2 0,2 N

- Larutan HCI 0,05 N

Indikator pp

- aquadest

Erlenmeyer 250 cc

- beaker glass

neraca

- botol semprot

kertas saring

respirometer

- biuret
- vaseline

Cara Kerja
a.

Masukkan sedikit NaOH (1 atau 2 gram) ke dalam dasar respirometer dan masukkan
pula kassa logam ke dalam tabung objek. Tutuplah tabung objek dengan tabung
pengumpul.

b.

Masukkan kecambah kacang panjang ke dalam tabung objek.

c.

Isilah alat suntik dengan sedikit air dengan menyedotnya.

d.

Suntik air satu tetes kecil ke ujung atas pipa ukur dan tabung pengumpul (sebaiknya
tetes air tersebut berada pada angka yang mudah terbaca).

e.

Dalam waktu beberapa lama akan terlihat perubahan tetes air (menurun) dalam pipa
ukur. Setelah selang waktu tertentu dapat diketahui volume oksigen yang terpakai oleh
kecambah tersebut.

11

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

f.

Volume oksigen yang terpakai dapat dihitung dengan rumus: V = 3,14 x 0,75 x 0,75 x
(perubahan posisi tetes air)mm3
Catatan = diameter pipa ukur 1,5 mm

Dari hasil ini dapat kita ketahui hubungan antara berat sample, waktu, dan oksigen yang
terpakai.
Pengamatan
a.

Pengamatan dilakukan setelah 24 Jam.

b.

Ambillah NaOH dan respirometer.

c.

Masukkan larutan tersebut ke dalam beaker glass dan tambahkan 2,5 cc CaCI 2
(endapan putih yang terjadi adalah CaCO3 yang menunjukkan adanya C02).

d.

Saringlah larutan tersebut dengan kertas filter, endapan yang ter]adi/melekat pada
kertas filter dicuci dengan aquadest dan ditampung sampai volume 300 cc kemudian
tambahkan beberapa indikator pp sampai warnanya menjadi pink/merah.

e.

Titrasikan dengan HCI 0,05 N sampai wama merah hilang dan catat volume HCL
yang digunakan.

Catatan:
Titik kompensasi
Suatu intensitas cahaya di mana laju fotosintesis sama dengan laju respirasi.
Air metabolisme
Molekul-molekul air yang dikeluarkan sebagai akibat proses respirasi.
Kuosien Respirasi (KR)
Jumlahnya CO2 yang terlepas dibanding O2 yang dibutuhkan dalam penguraian suatu subtrat
pada proses respirasi. Besarnya KR tergantung macam substrat yang digunakan dalam
respirasi.
Misalnya:
Pada asam stearat ditemukan sedikit oksigen.
Reaksinya:
C18H36O2 + 26O2

18CO2 + 18 H2O

Nilai KR asam stearat = 18 = 0,7


26

12

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

III. INTERKONVERSI GULA-PATI


A. Pendahuluan
Interkonversi gula-pati adalah perubahan timbal balik dari pati kebentuk gula dan
sebaliknya. Dalam daun dapat ditemukan senyawa-senyawa gula, seperti glukosa, fruktosa
dan sukrosa, selain itu juga ditemukan pati. Glukosa dianggap sebagai model karbohidrat dan
hasil fotosintesis dan dari senyawa ini dapat dibentuk fruktosa, sukrosa dan pati melalui
reaksi-reaksi enzimatik.
Glukosa alami adalah D-glukosa yang seringkali dijumpai dalam bentuk siklik dan
disebut glukopiranosa. Pembentukan pati dari glukosa membantu reaksi fosforilasi dengan
ATP (Adenosin Tri Phospat) sebagi energi. Mula-mula akan terbentuk D-glukopiranosa
sehingga terbentuk molekul yang terdiri dari 2 glukosa dengan ikatan ataom C 1 dan 4.
Reaksi semacam ini dapat berlangsung terus sehingga terbentuk pati dengan molekul
berbentuk rantai panjang yang terdiri atas molekul-molekul glukosa. Dalam daun, pati
dibentuk dalam kloroplast dan terjadi pada siang hari, dimana laju fotosintesis lebih tinggi
dari laju respirasi.
Reaksi posporilasi glukosa:
D-glukopiranosa

alfa D-glukopiranosa 6 P

Perubahan pati menjadi glukosa membutuhkan enzim yang merubah pati menjadi dekstrin,
enzim tersebut adalah alfa amilase atau beta amilase, yang kemudian menjadi glucose.
Perubahan ini menyebabkan terbentuknya panas.
Glukosa

larut dalam air

Amilopektin

tak larut dalam air

Pati

Dekstrin

Maltose

Glukosa
Maltase

Glukosa dapat berubah menjadi fruktosa melalui reaksi fosforilasi, mula-mula


terbentuk glukosa 6 P kemudian menjadi fruktosa 6 P. Melalui enzim fosfoheksoisomerase
fruktosa 6 P berubah menjadi fruktosa disertai panas. Fruktosa alami adalah d-fruktose yang
13

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

dapat dijumpai dalam bentuk siklik yang disebut d-fruktopironase dan d-fruktofuronase (4
atom C).
Sukrosa adalah disakarida yang molekulnya terdiri dari d-glukosa d-fruktofurunosa
yang nama lengkapnya adalah alpha d-glukopiranose dan beta d-fruktofuranose. Pembentukan
sukrosa dimulai dari UTP dengan glukosa 1 phosfat dengan membentuk UDPG, senyawa ini
dapat bereaksi dengan fruktosa 6 phosfat membentuk sukrosa phosfat. Selanjutnya senyawa
tersebut dihidrolisis menjadi sukrosa dan asam phosfat.
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui dan membuktikan terjadinya interkonversi gula pati pada daun tanaman
C. Metodologi
Bahan dan Alat
-

daun jagung yang beretiolasi (Praktikan)

- aquades

alkohol

- I2KI

beaker glass

- cawan Petri

alat pemanas

larutan glukosa, fruktosa dan sukrosa

- gelas ukur

Cara Kerja
1.

Masukkan ke dalam 4 beaker glass masing-masing 10 ml larutan sukrosa 0,5 M;


fruktosa 0,5 M; glukosa 0,5 M dan aquades.

2.

Masukkan ke dalam beaker glass masing-masing 2 helai daun jagung yang beretiolasi.

3.

Potong dalam larutan bagian pangkal daun kemudian simpan selama 48 jam.

4.

Rebus daun jagung tersebut sampai berwarna pucat.

5.

Tiriskan daun-daun tersebut kemudian ujilah dengan I2KI.

6.

Amati dan bandingkan kualitas warna dari daun yang direndam larutan sukrosa,
fuktosa, glukosa dan aquades.

Bahan Bacaan
Salisbury, F. B. and C. W. Ross (1992). Plant Physiology. Belmont - California, Wadsworth
Publishing Comp.

14

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

IV. PENGARUH KUALITAS CAHAYA TERHADAP KECEPATAN


FOTOSINTESIS
A. Pendahuluan
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat dari karbondioksida dan air
dalam tubuh tumbuhan berklorofil yang diberi cahaya, dengan oksigen sebagai hasil samping.
Seperti halnya dengan proses-proses metabolik yang lain, fotosintesis terdiri dari rangkaian
reaksi yang panjang. Karena proses ini membutuhkan cahaya, dapat diduga bahwa suatu tahap
reaksi tertentu membutuhkan cahaya. Jika tahap ini berkurang karena kurang cahaya maka
seluruh rangkaian reaksi akan ditentukan oleh laju reaksi pada tahap tersebut. Pada keadaan
yang demikian intensitas dan kualitas cahaya menjadi faktor pembatas.
Peningkatan intensitas cahaya akan meningkatkan laju fotosintesis. Lebih tinggi dari
suatu intensitas tertentu, peningkatan intensitas cahaya selanjutnya tidak berpengaruh pada
laju fotosintesis, selama faktor-faktor lain tidak berubah. Dikatakan bahwa proses fotosintesa
jenuh cahaya, pada keadaan demikian suatu faktor lain telah menjadi faktor pembatas
misalnya CO2.
Fotosintesis merupakan suatu rentetan proses yang terintegrasi dan kompleks, yang
secara singkat dapat ditulis dengan persamaan reaksi kimia sebagai berikut:
12 H2O + 6CO2 + Energi cahaya dan kiorofil

=>

C6H12O6 + 6H2O + 6O2

Urutan (proses) fotosintesa melalui fase terang dan fase gelap, sebagal berikut:
Reaksi Hill (fase terang)
2H2O+2NADP

2NADPH + O2

kemudian dilanjutkan pada fase gelap (blackman)


Reaksi Blackman (fase gelap)
2NADPH2 + CO2

2NADP + CH2O + O2 + H2O

Total Reaksi
(2H2O + CO2

CH2O + H2O + O2) x 6

12 H2O + 6CO2

C6H12O6 + 6H2O + 6O2

Tidak semua cahaya matahari berguna untuk fotosintesis tetapi hanya cahaya dengan
panjang gelombang tertentu yang bermanfaat untuk memecah molekul air dalam proses
fotosintesis. Cahaya yang dimaksud berada dalam rentang panjang gelombang 360-720 nm
yang dikenal sebagai cahaya tampak. Sedangkan cahaya dengan panjang gelombang dibawah
interval tersebut dan cahaya infra red tidak bermanfaat dalam proses fotosintesis.

15

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

Namun demikian dari cahaya tampak tersebut tidak semuanya digunakan secara aktif dalam
fotosintesis. Cahaya yang digunakan dalam proses fotosintesis dikenal dengan istilah
Photosynthetically Active Radiation (PAR).
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui kecepatan fotosintesis tanaman dan pengaruhnya terhadap kualitas
penyinaran yang berbeda dengan indikator produksi oksigen tiap satuan waktu.
C. Metode
Bahan dan Alat:
- Tanaman Hydrilla sp (Praktikan)

- Aquadest

- Beaker glass

- Pinset

- Stopwatch

-Gunting (praktikan)

- Hand counter
- Erlenmeyer

- Pisau cutter
- Kamera

- Lampu dengan 4 warna berbeda yaitu merah, kuning, dan biru serta transparan.
Cara Kerja:
1.

Siapkan dan potong bahan Hydrilla sp di dalam wadah yang berisi air.

2.

Masukkan potongan Hydrilla sp ke dalam dasar beaker glass yang telah berisi aquadest.

3.

Hidupkan lampu dengan warna-warna yang berbeda selama 10 menit. Kemudian, beaker
glass berisi bahan diperlakukan di bawah cahaya lampu tersebut dengan interval 15
menit.

4.

Hitunglah jumlah oksigen yang muncul di permukaan air menggunakan hand counter.

5.

Bandingkan dan analisa pengaruh dari wama cahaya terhadap volume oksigen yang
dihasilkan.

Bahan Bacaan:
Korbee N., Figueroa F. L. and Aguilera J. (2005). Effect of light quality on the accumulation
of photosynthetic pigments, proteins and mycosporine-like amino acids in the red
alga Porphyra leucosticta (Bangiales, Rhodophyta). Journal of Photochemistry and
Photobiology. B, Biology 80(2): 71-78 pp.
Raven, P. H., R. E. Evert, et al. (1999). Biology of Plants. New York - USA, W.H. Freeman
and Company Worth Publishers.

16

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

Salisbury, F. B. and C. W. Ross (1992). Plant Physiology. Belmont - California, Wadsworth


Publishing Comp.
Wang H, Gu M, Cui J, Shi K, Zhou Y, Yu J. (2009). Effects of light quality on CO2
assimilation, chlorophyll-fluorescence quenching, expression of Calvin cycle genes
and carbohydrate accumulation in Cucumis sativus. J Photochem Photobiol B.
96(1):30-7 pp.
Zheng J, Hu MJ, and Guo YP. (2008). Regulation of photosynthesis by light quality and its
mechanism in plants. PubMed 19(7):1619-24 pp.

17

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

V. PENGUKURAN KERAPATAN DAN PERILAKU STOMATA


A. Pendahuluan
Proses fotosintesis pada tanaman terdiri dari dua tahap yaitu: 1) tahap yang
rnembutuhkan cahaya, atau reaksi terang (light dependent reaction) merupakan reaksi yang
terjadi pada tilakoid membran dan kloroplas dengan melibatkan sistem pigmen yang terdapat
disana. Peristiwa ini dikenal juga. dengan reaksi Hill, merupakan reaksi fotolisis air dengan
menggunakan energi matahari dan selanjutnya dihasilkan ATP (pada fosforilasi siklik), serta
ATP dan NADPH (pada fosforilasi non siklik). Peristiwa ini dapat juga disebut merupakan
konversi dari energi matahari menjadi energi kimiawi (ATP, NADPH). 2) Tahap yang tidak
memenlukan cahaya matahari (light independent reaction) peristiwa ini merupakan fiksasi
CO2 yang masuk ke daun melalui stomata oleh aseptor CO 2, energi hasil reaksi terang
digunakan pada peristiwa ini, reaksi mi terjadi pada stroma kloroplas dan disebut juga reaksi
Blackman.
Bentuk dan posisi stomata pada daun beragam tergantung spesies tumbuhannya.
Secara tekhnis yang dimaksud stomata adalah celah yang terdapat diantara dua sel penjaga
(guard cell), sedangkan aparatus stomata adalah kedua sel penjaga tersebut. Berdampingan
dengan sel penjaga terdapat sel-sel epidermis yang juga telah termodifikasi yang disebut
sebagai sel pendukung (subsidiaiy cell). Stomata pada umumnya terdapat pada abaxial daun.
Tetapi ada beberapa spesies jenis tumbuhan dimana stomata dapat dijumpai pada kedua
permukaan daunnya. Ada pula tumbuhan yang hanya mempunyai stomata pada adaxial
daunnya, misalnya pada bunga lili air. Untuk tumbuhan dalam air tidak memiliki stomata
sama sekali.
Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut.
Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya sebagaimana dijelaskan sebelumnya akan selalu
dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel dengan ptensi air lebih rendah.
Tinggi rendahnya potensi air sel tergantung jumlah bahan yang terlarut di dalam cairan
tersebut.
Dalam pembukaan stomata, ion kalium (K) berperan dalam menurunkan potensi
osmotik sel penjaga sehingga air masuk dan stomata terbuka. Sedangkan, dalam penutupan
stomata terdapat peranan hormon asam absisat (ABA) yang akan mengusir ion kalium dari sel
penjaga sehingga stomata tertutup. Melihat peranan ion kalium dan ABA tersebut, dapat
disimpulkan bahwa ada dua feedback loop yang mengendalikan membuka dan menutupnya
stomata.
18

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

- Feedback loop yang pertama adalah jika CO2 di rongga substomata rnenurun, maka ion
kalium akan masuk ke sel penjaga sehingga stomata terbuka. Dengan demikian, CO 2 dan
udara luar dapat masuk ke rongga substomatal dan kebutuban CO 2 untuk fotosintesis
terpenuhi.
- Feedback loop yang kedua adalah jika tumbuhan mengalami kekurangan air, maka ABA
akan dikiriin masuk ke sel penjaga sehingga stomata akan menutup. Dengan demikian,
kehilangan air melalui proses transpirasi dapat dikurangi.
Kedua feedback loop ini berinteraksi satu sama lain dalam memenuhi kebutuhan CO2 untuk
fotosintesis dan mencegah. kehilangan air berlebihan dan jaringan tumbuhan.
Jalur reaksi fiksasi CO2 pada fotosintesis dapat berbeda-beda, tergantung sifat-sifat
spesifik dan jenis tanaman. Berdasarkan perbedaan jalur ini dikenal jenis tanaman C3, C4 dan
CAM atau peralihan dari jalur pokok tersebut ( misal peralihan antara C3 dan C4 ). Tumbuhan
C4 merupakan tumbuhan yang didapati mempunyai 4-karbon asam oiganik seperti
oxalacetate, malate, dan aspartate. Tumbuhan C3 merupakan tumbuahan yang didapati
mempunyai 3-karbon yang stabil hasil daripada fotosintessis.. RuBP merupakan penenima
karbon pertama. Sedangkan, Tumbuhan CAM (Crassulacean Acid Metabolism) merupakan
tumbuh di kawasan gurun, dan mengambil CO 2 di atmosfer dan membentuk 4-karbon juga.
Sifatnya berbeda karena stomata tumbuhan ini membuka diwaktu malam dan menutup waktu
siang. Keadaan mi untuk menghindari transpirasi air berlebih diwaktu siang melalui stomata.
Jalur fiksasi C02, mirip dengan jalur tanainan C4. Sebagai aseptor C02 pertama adalah PEP,
dan produk pertama hasil fiksasi adalah asam oksalasetat yang diubah menjadi asam malat
(dengan 4 atom C).
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui kerapatan stomata pada daun dari berbagai jenis tanaman.
C. Metode
Bahan dan Alat
- Daun tanaman C3, C4, dan CAM (Praktikan)
- Kutek transparant
- Mikroskop

19

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

Cara Kerja
- Pengukuran kelakuan stomata
1. Lakukan pencetakan stomata dengan cat kuku transparan pada permukaan daun tanaman
C3, C4. dan CAM, setelah kering diangkat pelan-pelan.
2. Pencetakan stomata dilakukan pukul: 07.00,13.00, 19.00 dan 24.00 (WIB).
3. Cetakan stomata dimasukkan kantong plastik dan diberi label (macam tanaman, jam
pencetakan).
4. Dilakukan pengamatan stomata dengan mikroskop, sampai diperoleh visualisas yang
jelas, (catatlah tipe stomata dan perbesaran yang digunakan).
5. Hitung jumlah total stomata yang teramati dalam bidang pandang
6. Hitung jumlah stomata yang mernbuka dan menutup
7. Tentukan kerapatan stomata dengan rumus:
Kerapatan stomata (Stomatal Density) adalah perbandingan jumlah stomata per satuan
luas daun, sehingga dinyatakan dalam unit per cm2
Jumlah stomata
Kerapatan stomata =

x 100%
Luas Bidang Pandang

8. Hitunglah persentase stomata membuka pada setiap jenis tanaman dan setiap jam
pengamatan dengan rumus :
% stomata membuka =

Jumlah stomata membuka


Total stomata per bidang pandang

20

x 100%

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

VI. PENENTUAN AKTIFITAS -AMILASE


I.

Pendahuluan
Enzim amilase bisa didapatkan pada kecambah biji-bijiankarena enzim

amilasediperlukan biji pada proses metabolisme senyawa pati yang berfungsi


untukmengkatalisis pemecahan atau hidolisis senyawa pati menjadi gula sederhana yanglarut dalam
air yang diperlukan untuk perkecambahan biji. Munculnya tunas padakecambah biji-bijian
dapat mengaktifkan enzim amilase, enzim tersebut menyediakannutrisi yang paling baik
untuk membantu pertumbuhan tunas (Sari, 2004).Pada proses perkecambahan, aktivitas
metabolisme akan menghasilkan hormongiberelin yang akan ditranslokasikan ke lapisan aleuron sehingga
menghasilkanenzim amilase terutama -amilase. Enzim tersebut selanjutnya masuk ke dalam
cadangan makanan dan mengkatalis proses perubahan cadangan makanan berupapati menjadi gula
sehingga dapat menghasilkan energi yang berguna untuk aktivasi sel dalam mendukung proses
pertumbuhan. Cadangan makanan yang sudah diubahmenjadi gula akan digunakan untuk
membentuk struktur akar, batang, dan tunas(Bintang, 2010).
Starch Soluble + H2O

-amilase

Maltosa

Penghambatan aktifitas -Amilase secara kuantitatif dapat ditentukan

dengan

menggunakan metode Dinitro Salysilic Acid pada panjang gelombang 575 nm.
Penentuan aktivitas enzim dilakukan dengan pengukuran kadar maltose dengan
menggunkan Soluble Starch sebagai substrat.
Gambar.1 Nilai Standart Maltosa
ppm
0
100
200
300

Absorbansi
0
0.111
0.226
0.332
21

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

400
500
600

0.445
0.561
0.649

Tujuan :
Mengetahui aktifitas enzim -Amilase pada kecambah biji tanaman
Bahan dan Alat :
(1) benih kecambah (praktikan)
(2) buffer phosphat. 0,1 M dengan ph 7,55,
(3) Starch soluble 1%,
(4) larutan DNS,
(5) Enzim CE, Enzim -Amilase,
(6) Tabung reaksi dan rak,
(7).Oven.
(8). Spektrofotometer.
(9) mikropipet
Cara kerja
1. Ambil 100 l Soluble starch 1% masukkan dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan KPI ph 7,55 sebanyak 375 l
3. Tambahkan 25 l Enzim CE
4. Inkubasi pada suhu 35-40oC selama 30 menit
5. Tambahkan DNS sebanyak 500 l
6. Didihkan selama 5 menit
7. Dinginkan
22

Laboraturium Fisiologi Tumbuhan

8. Ukur Absorbansinya pada panjang gelombang 575 nm


Pengamatan
Starch Soluble
KPI
-Amilase

Kelompok
CE
E

CE
100 l
390
10

II

E
100 l
395
5

III

IV

23

VI

Anda mungkin juga menyukai