Anda di halaman 1dari 9

STUDI KELAYAKAN INSTALASI TENAGA DI PT.

AICA
INDRIA
Azalia Widi Andriani1, Diah Ayu Puspasari2, Sulystiowati3, Epiwardi4
Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang
1
azaliablueblup@yahoo.com, 2diahayu.puspasari2@gmail.com

Abstrak
Studi kelayakan instalasi tenaga sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya bahaya listrik apabila
terdapat gangguan pada sistem isntalasinya. Perlu diadakan pemeriksaan dan pengujian instalasi, serta
penerapan prosedur saat melakukan penelitian. Pembuatan laporan yang dibutuhkan harus sesuai standar
inspeksi dan persyaratan pemasangan yang berguna untuk mengurangi terjadinya bahaya listrik apabila terdapat
gangguan pada sistem instalasinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kelayakan instalasi tenaga dari MDP hingga beban
agar dapat mengurangi terjadinya bahaya listrik dan jaminan keamanannya. Metode yang digunakan dengan
menganalisa dan membandingkan hasil analisa yaitu dengan puil 2000. Pemeriksaan dan pengujian
menggunakan mata uji laik operasi (SLO).
Dari hasil pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan, ditemukan beberapa hal yang tidak memenuhi
standar PUIL 2000. Saat ini terdapat 85% yang sudah memenuhi standar dan layak serta terdapat 15% yang
belum memenuhi standar dan belum layak. Seperti beberapa pada gambar instalasi, penghantar, PHB, elektroda
pembumian, dan breaking capacity. Sehingga perlu adanya perencanaan perbaikan dengan harapan agar dapat
tercapai instalasi tenaga yang standar.
Kata kunci : kelayakan, instalasi tenaga, PUIL 2000.
Abstract
Power installation fesibilty study is needed to reduce the occurerence of electrical hazard if disruption
in electrical installation happened. Examination of assemblies, application procedures, testing, manufacturing
inspection reports required in the assembly and installation of PHB according to standart inspection and
installation requirements that are useful to reduce the occurrence of electrical hazard if disruption in electrical
installation happened.
The purpose of this final project is to determine the feasibility of power installation from MDP until
load in PT. Aica Indrea order to reduce the risk due to the use of electrical enery and security guarantees. With
the metods used to analyze and compare the result warrant of operation (SLO).
From the results of inspections and tests perfomed, found some things do not fulfill the standarts PUIL
2000. There are 85% wich has feasibility, and 15% hasnt feasibility yet. Such as single line diagram, cable,
PHB, grounding, and braking capacity. So need for improved planning to achieve a standard power
installations.
Keywords: feasibility, power installations, PUIL 2000.

1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Instalasi listrik merupakan suatu kebutuhan


yang sangat diperlukan oleh manusia sebagai salah

satu sarana agar aktifitas manusia tetap berjalan


dengan lancar dan aman. PUIL merupakan
Persyaratan Umum Instalasi Listrik. Maksud dan
tujuannya adalah untuk terselenggaranya dengan
baik instalasi listrik. Peraturan ini lebih diutamakan
pada keselamatan manusia terhadap bahaya
sentuhan serta kejutan arus, keamanan instalasi
listrik beserta perlengkapannya dan keamanan
gedung serta isinya terhadap kebakaran akibat
listrik.

1.4 Tujuan
Tujuan penulisan laporan akhir ini yaitu
untuk menentukan kelayakan instalasi tenaga dari
MDP hingga beban yang berada di PT. AICA
INDREA berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu
PUIL 2000 dan hasil perhitungan agar dapat
mengurangi resiko akibat penggunaan energi listrik
dan jaminan keamanannya sehingga bisa mendapat
sertifikat laik operasi.
2

Tinjauan Pustaka
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar
rancangan dan uraian teknik, yang digunakan
sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan
suatu instalasi listrik. Rancangan instalasi listrik
harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan
dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus
diikuti ketentuan dan standart yang berlaku.
Rancangan instalasi listrik terdiri dari: gambar
situasi, gambar instalasi, diagram garis tunggal,
gambar rinci, tabel dan bahan instalasi, uraian teknis
dan perkiraan biaya (PUIL, 2000: 105-106). 2.4.2
Pemasangan Instalasi Listrik
Pemasangan instalasi listrik harus memenuhi
ketentuan peraturan, sehingga instalasi tersebut
aman untuk digunakan sesuai dengan maksud
dan tujuan penggunaanya, mudah dioperasikan
dan dipelihara. Pemasangan instalasi listrik
harus memenuhi syarat yaitu:

PT. AICA INDREA adalah industry yang


memproduksi lem besi sebagai produk utamanya.
Industri ini menggunakan trafo 630 KVA serta
terdapat genset sebagai stanby supplay sebesar 500
KVA. Energy listrik tersebut digunakan utnuk
mensupply penerangan dan tenaga. Pabrik ini berdiri
pada tahun 2003 hingga saat ini. Selama 10 tahun
sejak dioperasikannya mesin-mesin pada pabrik ini
belum pernah diadakan inspeksi ulang sehingga saat
ini belum diketahui apakah instalasi yang terpasang
pada pabrik tersebut masih layak ataukah sudah
tidak layak. Dan instalasi tersebut dibangun sebelum
adanya peraturan komite nasional keselamatan
untuk instalasi listrik (2003), sehingga perlu adanya
inspeksi jika harus mendapatkan sertifikat laik
operasi
Perlu diadakan pemeriksaan dan pengujian
instalasi, serta penerapan prosedur saat melakukan
penelitian. Pembuatan laporan yang dibutuhkan
harus sesuai standar inspeksi dan persyaratan
pemasangan yang berguna untuk mengurangi
terjadinya bahaya listrik apabila terdapat gangguan
pada sistem instalasinya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penulis membahas studi kelayakan instalasi tenaga,
agar instalasi listrik yang terpasang pada pabrik
tersebut tidak menyimpang dari peraturan yang
berlaku dan layak mendapatkan sertifikat laik
operasi. Dan diharapkan menjadi instalasi tenaga
yang handal dan aman sehingga tidak mengganggu
dalam proses produksi.

1.

Pemasangan instalasi listrik harus mengacu dan


memenuhi ketentuan Persyaratan Umum
Instalasi Listrik (PUIL)
2. Material dan peralatan instalasi listrik, harus
memenuhi standart yang berlaku (SNI, LMK,
SPLN, dll)
3. Instalasi listrik (baru maupun penambahan dan
rehabilitasi), harus dikerjakan oleh instalatir
yang professioanal, yang memiliki teknik
(tenaga ahli) yang bersertifikat keahlian/
kompetensi (ketentuan UU 15/1985, UU
18/1999, Peraturan/ketentuan PLN).
Berdasarkan hal tersebut pemasangan instalasi
listrik harus dari tenaga yang ahli dibidang instalasi
listrik dan instansi berwenang. Tenaga ahli/ instalatir
di indonesia ini sering disebut (BTL) Biro Teknik
Listrik.
Apabila pemasangan instalasi listrik telah
selesai, pelaksana pekerjaan pemasangan insatalasi
tersebut harus secara tertulis memberitahukan
kepada instansi yang berwenang bahwa pekerjaan
telah selesai dilaksanakan dengan baik, memenuhi
syarat proteksi sebagaimana diatur dalam PUIL
2000 serta siap untuk diperiksa dan diuji.
Hasil pemeriksaan dan pengjian instalasi
harus dinyatakan secara tertulis oleh pemeriksa dan
penguji yang ditugaskan. Instalasi listrik harus
diperiksa dan diuji secara periodik sesuai ketentuan/
standart yang berlaku. Meskipun instalasi listrik
dinilai baik oleh instansi yang berwenang, pelaksana

1.2 Batasan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas rumusan
masalahnya adalah apakah instalasi tenaga listrik
pada PT. AICA INDREA sesuai dengan standart
PUIL 2000 ?
1.3 Batasan Masalah
Mengingat permasalahan yang cukup luas
dan untuk menghindari permasalahan yang timbul
tidak relevan dengan pembahasan masalah, maka
dibuat batasan masalah sebagai berikut:
1. Tidak membahas instalasi kontrol beban
2. Tidak membahas perhitungan jumlah lampu
untuk penerangan
3. Mengacu pada standar PUIL 2000

instalasi listrik tetap terikat oleh ketentuan tersebut


atas instalasi yang dipasangnya (PUIL, 2000: 442).
Namun sebagai acuan kriteria tentang apa
saja yang perlu diperiksa seperti yang tertuang
dalam Lembar Hasil Pemeriksaan (LHP). Dalam
LHP tersebut, pada bagian atas terdapat identitas
berupa nama lembaga KONSUIL dan identitas
pemilik instalasi. Kemudian pada bagian data
pemerikasaan berisi poin pemerikasaan instalasi,
antara lain:
a) Gambar Instalasi
Gambar ini meliputi gambar single line
diagram, diagram pengawatan, tata letak
peralatan, denah penempatan peraltan, hasil uji
nya adala ADA atau KURANG, bila kurang di
berikan penjelasan kekurangannya. Pengecekan
gambar instalasinya meliputi kesesuaian
gambar dan kesinambungan sirkit.

KHA sirkit cabang = (125% x Jumlah In yang


lainnya)+(25% x In terbesar)
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi hasil
BAIK atau KURANG terhadap standar yang
berlaku, bila kurang berikan penjelasan.
f)

b) Proteksi Terhadap Tegangan Sentuh Langsung


Setelah dilakukan pemeriksaan apakah instalasi
pemanfaatan konsumen tegangan rendah
dilengkapi dengan Proteksi terhadap sentuh
langsung GPAS 30 mA, hasil nya ADA atau
TIDAK, bila tidak berikan penjelasannya.
c)

g) Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi dinyatakan layak jika, Pada
instalasi listrik tegangan rendah mempunyai
resistansi isolasi kabel > 0,5 M. Pada instalasi
listrik umumnya digunakan tegangan uji 500 V
dan resistansi 1000 ohm/ Volt. Standart
resistansi isolasi harus > 0,5 M. Jika hasil
pengukuran hasilnya 0 M atau < 0,5 M pada
instalasi, maka instalasi tersebut mempunyai
isolasi yang jelek.
Pengukuran resistansi insulasi tegangan uji
500 V, dari hasil pemeriksaan dan uji laik
operasi hasil BAIK atau KURANG terhadap
standar yang berlaku, bila kurang berikan
penjelasan

Proteksi Terhadap Tegangan Sentuh Tak


Langsung
Setelah dilakukan pemeriksaan apakah instalasi
pemanfaatan konsumen tegangan rendah
dilengkapi dengan Proteksi terhadap sentuh
langsung GPAS 30 mA, Hasil nya ADA atau
TIDAK, bila tidak berikan penjelasannya.

d) Proteksi Terhadap Bahaya Kebakaran Akibat


Listrik GPAS 500 mA
Setelah dilakukan pemeriksaan apakah instalasi
pemanfaatan konsumen tegangan rendah
dilengkapi dengan Proteksi terhadap sentuh
langsung GPAS 30 mA, Hasil nya ADA atau
TIDAK, bila tidak berikan penjelasannya.
e)

Penghantar
Penampang
penghantar
dinyatakan layak jika;

instalasi

Warna Penandaan Inti dan Lambang SNI pada


Penghantar
Warna loreng hijau-kuning hanya boleh
digunakan
untuk
menandai
penghantar
pembumian, penghantar pengaman, dan
penghantar yang menghubungkan ikatan
penyama potensial ke bumi
Warna biru digunakan untuk menandai
penghantar netral atau kawat tengah, pada
instalasi listrik dengan penghantar netral.
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi
hasil BAIK atau KURANG terhadap standar
yang berlaku, bila kurang berikan penjelasan

h) Pengaman
Pengaman instalasi listrik dinyatakan layak
jika;
Tercantum dengan jelas nama pembuat dan atau
merek dagang;
Tercantum dengan jelas daya tegangan,
dan/arus arus pengenal;
Tercantum dengan jelas data teknis lain seperti
disyaratkan SNI
Memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan/standar
yang berlaku. Pemasangan atau penggunaan
pengaman baik MCB maupun sekering sesuai
dengan daya yang terpasang dalam instalasi.
Untuk menghitung besar pengaman, maka
didapatkan rumus seperti berikut ini
Perhitungan pengaman sirkit akhir = 250 % x In
Perhitungan pengaman sirkit cabang = ( 250 %
x In terbesar) + In lainnya
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi
hasil BAIK atau KURANG terhadap standar yang
berlaku, bila kurang berikan penjelasan.

listrik

Tercantum dengan jelas nama pembuat dan atau


merek dagang;
Tercantum dengan jelas daya tegangan,
dan/arus arus pengenal;
Tercantum dengan jelas data teknis lain seperti
disyaratkan SNI. Setiap penghantar yang
dipasang dalam instalasi listrik harus terdapat
tanda pengenal kabel sehingga memudahkan
dalam pemasangan penghantar, penggunaan
kawat penghantar minimal 1,5 mm2.
Untuk menghitung KHA penghantar, maka
didapatkan rumus seperti berikut ini
KHA sirkit akhir = 125% x In

i)

Pengaman Hubung Bagi (PHB)

Hal hal yang perlu di uji untuk


mendapatkan laik operasi dalam Perlengkapan
Hubung Bagi yaitu :
Terminal
PHB utama
PHB cabang
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi
hasil BAIK atau KURANG terhadap standar
yang berlaku, bila kurang berikan penjelasan.
j)

Elektroda Pembumian
Tahanan
pembumian
(grounding)
dinyatakan layak jika, resistans pembumian
total seluruh sistem pada instalasi listrik tidak
boleh lebih dari 5.
Contoh
rumus
perhitungan
tahanan
pentanahan :
RG = RR =

2 Lr

[ln(

4 Lr
Ar ) 1]

n) Susut Tegangan

Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi


hasil BAIK atau KURANG terhadap standar
yang berlaku, bila kurang berikan penjelasan.

Susut tegangan atau disebut juga tegangan jatuh


atau rugi tegangan adalah pengurangan tegangan
masukan yang terjadi pada suatu penghantar atau
gawai yang dilalui arus. Susut tegangan
menyebabkan timbulnya rugi daya, yang selanjutnya
rugi itu diubah menjadi panas.Susut tegangan antara
terminal konsumen dan sembarang titik dari
instalasi tidak boleh melebihi 5 % dari tegangan
pengenal (PUIL 2000 ayat 4.2.3.1).

k) Polaritas
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi
hasil BAIK atau KURANG terhadap standar
yang berlaku, bila kurang berikan penjelasan.
l)

Pemasangan
Adapun persyaratannya ialah jarak bebas
mendatar tidak kurang dari 0,6 meter, jarak
bebas tegak lurus maksimal 2 meter, dan pintu
dapat dibuka tidak kurang dari 170o.
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi
hasil BAIK atau KURANG terhadap standar
yang berlaku, bila kurang berikan penjelasan.

Dalam perhitungannya sendiri, tegangan


jatuh itu akan menyebabkan rugi daya yang akan
merubah menjadi panas. Dengan adanya rugi
tegangan V, maka tegangan pada peralatan Vr akan
menjadi lebih kecil disbanding tegangan sumber Vs.
V
= Vs Vr Dimana rumus diatas merupakan
rumus dasar susut tegangan dan harus diturunkan
dalam bentuk persen (%) dengan rumus turunan
sebagai berikut :

m) Breaking Capasity
Breaking Capacity pada pengaman (circuit
breaker dan fuse) adalah kemampuan dari
pengaman untuk memutuskan arus hubung
singkat. Hal ini tentunya sangat berkaitan
dengan bahan yang digunakan. Berikut
adalah rumus untuk menghitung arus
hubung singkat pada breaking capasity

VsVr
Vs

x 100%

Dan menjadi turunan,


V(%) =

Tabel 2.1 Rumus Arus Hubung Singkat Breaking


Capasity

VsVr
Vs

x 100

Metode

Secara Umum penelitian ini mempunyai


tahapan sebagai berikut :

Menggunakan gambar instalasi yang ada


diperusahaan dengan memeriksa yang
terpasang
Perlengkapan SNI
Komponen yang digunakan bertanda SNI
secara visual
Pengaman Hubung Bagi
Inspeksi Pemasangan PHB
Resistansi Pentanahan
Dapat diperoleh dengan pengungukuran
menggunakan earth tester. Sesuai dengan
lampiran SOP
Tahanan Isolasi
Dapat diperoleh dengan pengukuran
menggunakan isolation tester. Sesuai
dengan lampiran SOP
4) Analisa dari data yang diperoleh
Menganalisa gambar instalasi dengan
instalasi yang terpasang
Membandingkan besar penghantar dengan
standart
Menganalisa resistansi pentanahan
Menganalisa tahanan isolasi
5) Koreksi dan perbaikan analisa apakah sudah
sesuai dengan standart PUIL 2000
6) Kesimpulan adalah hasil analisa dengan
standart yang ada atau peraturan-peraturan
instalasi. Dan dari analisa diperoleh suatu
komponen yang sesuai dengan standart.
4.

Hasil dan Pembahasan


Pada penelitian ini hasil akhir yang
diharapkan adalah mengetahui apakah instalasi yang
berada di PT. Aica Indria sudah layak atau belum
layak. Dari hasil penelitian dan pemeriksaan secara
umum sudah memenuhi standar dan layak. Tetapi
pada juga ditemukan beberapa hal yang tidak
memenuhi standar sehingga perlu adanya
perencanaan perbaikan dengan harapan agar dapat
tercapai instalasi tenaga yang standar.
Gambar 3.1 . Flowchart analisis data
Penelitian dilakukan dengan melakukan kontak
langsung dengan obyek penelitian dan dan
melakukan wawancara dengan dosen pembimbing.
1) Untuk memulai mengerjakan laporan akhir, kita
harus mengetahui apa arti study kelayakan yaitu
layak untuk beroperasi sesuai dengan standart
keamanan dan kehandalan.
2) Observasi lapangan dengan mengadakan study
literatur
3) Data yang diambil adalah :
Gambar instalasi
Menggunakan gambar instalasi yang ada
diperusahaan dengan memeriksa yang
terpasang
Penghantar

1.

Gambar instalasi
Pada
gambar
instalasi
ada
beberapa
ketidaksamaan antara gambar dengan yang
terpasang, ketidaksamaan pada nama panel
SDP, dan ukuran atau jumlah komponen yang
digunakan. Sehingga perlu adanya perencanaan
perbaikan dengan harapan agar dapat tercapai
instalasi tenaga yang standar. Rekomendasi
perbaikan terdapat seperti dibawah ini :
Rekomendasi Perbaikan Pada Gambar
Untuk memenuhi kelayakan instalasi
tenaga perlu adanya perbaikan gambar.
Dijelaskan adanya beberapa kesalahan pada
gambar yang meliputi :
a) Kesesuaian Gambar

Kesesuaian
gambar
terhadap
yang
terpasang harus sama. Beberapa hal yang
harusnya dirubah pada gambar adalah:

4.

Proteksi Terhadap Bahaya Kebakaran Akibat


Listrik.
Proteksi terhadap tegangan sentuh langsung
umumnya menggunakan GPAS 500 mA.
Tetapi pada pabrik tidak dipasang GPAS.

5.

Penghantar
Penghantar yang digunakan secara umum sudah
layak dan standar akan tetapi beberapa masih
ada yang belum layak. Seperti beberapa pada
penghantar PE. Sehingga perlu adanya
perencanaan perbaikan dengan harapan agar
dapat tercapai instalasi tenaga yang standar.
Rekomendasi perbaikan terdapat seperti
dibawah ini :
Rekomendasi Penggantian Penghantar PE
Untuk memenuhi kelayakan instalasi
tenaga perlu adanya perbaikan pada
penghantar PE seperti di bawah ini :

Tabel 4.1 Rekomendasi Kesesuaian Gambar


Terhadap yang Terpasang
N
o

PHB

pada cabang
SDP MCC-1

pada cabang
SDP MCC-1

pada cabang
SDP MCC-1

pada cabang
SDP MCC-1

pada SDP
MCC-2

pada SDP
MCC-2

pada cabang
SDP PP-FH

Keterangan

jumlah MCB S-253


C-16 dirubah dari
11 menjadi 1
jumlah MCB S-253
C-50 dirubah dari 5
menjadi 1
jumlah MCB S-253
C-63 dirubah dari 2
menjadi 5

karena yang
terpasang
berjumlah 1
karena yang
terpasang
berjumlah 1
karena yang
terpasang
berjumlah 5
diberi keterangan
ukuran busbar
yang digunakan
karena yang
terpasang
berukuran
(80x5)mm
karena yang
terpasang
berukuran
(80x5)mm
diberi keterangan
ukuran busbar
yang digunakan
Harus dilengkapi
dengan ukuran
penghantar
pembumian yang
digunakan

ukuran busbar
ukuran busbar fasa
dan netral dirubah
dari (20x5)mm
menjadi (80x5)
ukuran busbar PE
dirubah dari
(20x5)mm menjadi
(80x5)
ukuran busbar

Penghantar
PE
(pembumian
)

Kesesuaian

Tidak ada

Tabel 4.3 Rekomendasi Penggantian Penghantar PE

Kesinambungan Sirkit
Kesinambungan sirkit dengan yang terpasang
harus sama. Beberapa hal yang harusnya
dirubah pada gambar adalah:
Tabel 4.2 Rekomendasi Kesinambungan Sirkit
Terhadap yang Terpasang
No

Input

Output

MDP

LP-OFF
1&2

MDP

OLP

MDP

LP-L1

MDP

PP-OFFICE

Keterangan
Nama SDP yang terpasang
LP-OFF 1
Nama SDP yang terpasang
LP-2
Nama SDP yang terpasang
LP-U
Nama SDP yang terpasang
LP-BP

2.

Proteksi Terhadap Tegangan Sentuh


Proteksi terhadap tegangan sentuh langsung
umumnya menggunakan GPAS 30 mA. Tetapi
pada pabrik tidak dipasang GPAS.

3.

Proteksi Terhadap Tegangan Sentuh Tak


Langsung
Proteksi terhadap tegangan sentuh langsung
umumnya menggunakan GPAS 30 mA. Tetapi
pada pabrik tidak dipasang GPAS.

PHB

No

Penghantar (PE)

Input

Output

Terpasang

Saran

MDP

Utama

35 mm2

150 mm2

MCC-1

Utama

35 mm2

120 mm2

MCC-2

Utama

35 mm2

120 mm2

PP-FH

Utama

25 mm2

35 mm2

6.

Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi yang terukur secara keseluruhan
sudah layak dan standar yaitu 0.5 M.
Sehingga tidak diperlukan lagi perbaikan.

7.

Pengaman Hubung Bagi (PHB)


Pengaman
Hubung
Bagi
merupakan
perlengkapan yang digunakan untuk membagi
dan mengendalikan tenaga listrik yang
berbentuk lemari. Adapun yang dibahas
meliputi :
a. Terminal
Salah satu syarat untuk mendapatkan laik
operasi pada perlengkapan PHB yaitu PHB
harus mempunyai terminal PE dan netral.
Pada pemeriksaan visual PHB terhadap
terminal PE dan Netral didapatkan sudah
layak secara keseluruhan.
b. PHB cabang dan PHB utama
Pada pemeriksaan visual terhadap PHB,
pemeriksaan meliputi gawai proteksi yang
terdapat pada SDP. Pada pabrik beberapa
komponen memang sudah layak dan
standar menurut PUIL 2000. Tetapi,
sebagain lagi belum layak. Sehingga perlu
adanya perencanaan perbaikan dengan
harapan agar dapat tercapai instalasi tenaga


a)

yang standar. Rekomendasi perbaikan


terdapat seperti dibawah ini :
Rekomendasi Penggantian Komponen
PHB Utama
Pada tabel perhitungan pengaman utama
(tabel 4.11), ada komponen pengaman yang
kurang dari hasil perhitungan. Pengaman
yang setelannya kurang besar;
Terdapat pada pengaman pengaman SDP
LP-OFF1 yang ada pada LVMDP dengan
kemampuan 50 A. Dari hasil perhitungan
kemampuan pengaman ini minimal 63 A.
Untuk
pengaman
pengganti
dapat
digunakan type T2S160/R63 dengan
kapasitas maksimum 63A.
Terdapat pada SDP P-EC yang ada pada
LVMDP dengan kemampuan 16A. Dari
hasil perhitungan kemampuan pengaman
ini minimal 25 A. Untuk pengaman
pengganti
dapat
digunakan
type
T2S160/R25 dengan kapasitas maksimum
25 A.

Tabel 4.4 Rekomendasi Penggantian Breaking


Capacity
Pengaman Terpasang
No

Pada

PP-FH
di
LVMDP
LPOFF1 di
LVMDP

LP-1 di
LVMDP

LP-2 di
LVMDP

LP-U di
LVMDP

Type
MCCB 3P-35KA
112-160A/ T1N160/R 160
MCCB 3P-25KA
35-50A/T1C160/R50
MCCB 3P-25KA
44-63A/TIC160/R 63
MCCB 3P-25KA
17,5-25A/T1C160/R25
MCCB 3P-25KA
22,4-32A/T1C160/R32

P-EC di
LVMDP

MCB 3P-25KA
16A/S-283 K-16

Isc
(kA)

35
25
25
25
25
25

Rekomendasi
Type
MCCB 3P-50KA
112-160A/ T2S160/R 160
MCCB 3P-50KA
35-50A/T2S160/R63
MCCB 3P-50KA
44-63A/T2S160/R63
MCCB 3P-50KA
17,5-25A/T2S160/R25
MCCB 3P-50KA
28-40A/T2S160/R40
MCCB 3P-50KA
17,5-25A/T2S160/R25

Isc
(kA)

50
50
50
50
50
50

11. Susut Tegangan


Susut tegangan antara terminal konsumen dan
sembarang titik dari instalasi tidak boleh melebihi 5
% dari tegangan pengenal pada terminal konsumen.
Sesuai perhitungan mulai dari output trafo MDP
sampai ke beban yang terpasang tidak ada yang
memiliki kerugian diatas 5%. Sehingga dinyatakan
sudah layak dan memenuhi standar PUIL 2000.

8.

Pemasangan
Salah satu syarat instalasi dapat diakatakan
layak adalah pada saat pemasangan instalasi listrik
telah sesuai pada standar yang telah ditentukan.
Pemasangan meliputi pemasangan PHB. Adapun
persyaratan ialah jarak bebas mendatar tidak kurang
dari 0,6 meter, jarak bebas tegak lurus maksimal 2
meter, dan pintu dapat dibuka tidak kurang dari
170.
Pada
hasil
pemeriksaan
visual
pada
pemasangan PHB di pabrik didapatkan secara
keseluruhan pemsangan PHB sudah layak dan
memenuhi standar PUIL 2000.

12. Pentanahan Titik Netral Trafo dan Panel MDP


Pada pentanahan titik netral trafo, dan panel
MDP harus mempunyai tahanan maksimum 5
ohm. Dalam pentanahan ini menggunakan
pentanahan system square dengan catatan:
Elektroda ditanam pada tanah ladang dengan
tahanan jenis ( ): 50 ohm/m

mm 2

9.

Polaritas
Untuk polaritas tidak diukur, akan tetapi
polaritas pada semua PHB sudah benar dengan
alasan kerja mesin tidak ada yang terbalik dan
dibuktikan dengan mencoba beban motor secara dol
arah putaran motor semua jenis mesin sama.

Luas penampang elektroda adalah 50

L .r 2

50 3,14.r 2
r

10. Breaking Capacity


Breaking capacity yang terpasang harus mampu
mengamankan arus gangguan yang terjadi. Dan
komponen yang digunakan harus memiliki
kemampuan diatas arus gangguan (Isc). Perhitungan
breaking capacity yang ada komponen pengaman
mulai dari pengaman utama MDP sampai pengaman
cabang SDP.
Kemampuan Breaking Capacity yang terpasang
pada komponen secara umum sudah layak, akan
tetapi ada bebarap komponen yang tidak layak.
Sehingga perlu adanya perencanaan perbaikan
dengan harapan agar dapat tercapai instalasi tenaga
yang standar. Rekomendasi perbaikan terdapat
seperti dibawah ini :

50
3,14

r 3,99mm

Menggunakan sistem pentanahan elektroda


batang tunggal
Panjang elektroda ( l ) = 2 meter
Elektroda ditanam sedalam panjang elektroda

4L
1
ln
2. .
a

R pentanahan =

50
4 x2

1
ln
2. .2 0,00399

= 26,27
Diinginkan tanah pentanahannya 4 ohm. Maka
jumlah electrode yang dibutuhkan menjadi
26,27 : 4 = 6,56 6 elektroda
Sehingga diparalel menjadi 6 elektroda dan
tahanan tanah menjadi 26.27 : 6 = 4.37

Jadi, tahanan pentanahan yang diperoleh dengan


sistem pentanahan elektroda batang tunggal adalah
sebesar 4.37 . Sehingga memenuhi syarat PUIL
2000.

Dari analisa studi kelayakan instalasi


tenaga di PT. Aica Indria secara umum sudah
memenuhi standar dan layak, dan dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Gambar Instalasi
Pada
gambar
instalasi
ada
beberapa
ketidaksamaan antara gambar dengan yang
terpasang, ketidaksamaan pada nama panel SDP
(Sub Distribusi Panel), dan ukuran atau jumlah
komponen yang digunakan.
Proteksi Terhadap Tegangan Sentuh
Proteksi tegangan sentuh tidak terpasang karena
beban tidak seimbang dan harmonisa mesin,
yang mengakibatkan GPAS trip terlebih dahulu
sebelum ada gangguan tegangan sentuh.

3.

Proteksi Terhadap Kebakaran Akibat Listrik


Proteksi tegangan sentuh tidak terpasang karena
beban tidak seimbang dan harmonisa mesin,
yang mengakibatkan GPAS trip terlebih dahulu
sebelum ada gangguan kebakaran akibat listrik.

4.

Penghantar
Penghantar yang digunakan secara umum sudah
layak akan tetapi ada yang tidak layak yaitu
beberapa penghantar PE.

5.

Pengaman Hubung Bagi (PHB)


PHB yang terpasang yaitu PHB utama dan PHB
cabang sudah layak, namun ada beberapa
penganman yang setting arusnya terlalu besar
sehingga direkomendasikan untuk diganti.

6.

Elektroda Pembumian
Electrode pembumian yang terpasang tidak
diketahui ukuran dan tempat penanamannya.
Sehingga tidak memungkinkan untuk diukur.

Pemasangan
Pemasangan PHB yang meliputi jarak bebas,
tinggi, dan pintu terbuka sudah layak.

8.

Susut tegangan
Mulai dari output trafo MDP sampai ke beban
yang terpasang tidak ada yang memiliki
kerugian diatas 5%

9.

Breaking Capasity
Kemampuan Breaking Capacity yang terpasang
pada komponen secara umum sudah layak, akan
tetapi ada bebarap komponen yang tidak layak.

5.2 Saran
1. Perbaikan Gambar
Gambar Instalasi disarankan diperbaiki
menyesuaiakan dengan yang terpasang
2. Penggantian Komponen
Terdapat pada pengaman pengaman SDP
LP-OFF1 yang ada pada LVMDP dengan
kemampuan 50 A. Dari hasil perhitungan
kemampuan pengaman ini minimal 63 A.
Untuk
pengaman
pengganti
dapat
digunakan type T2S160/R63 dengan
kapasitas maksimum 63A.
Terdapat pada SDP P-EC yang ada pada
LVMDP dengan kemampuan 16A. Dari
hasil perhitungan kemampuan pengaman
ini minimal 25 A. Untuk pengaman
pengganti
dapat
digunakan
type
T2S160/R25 dengan kapasitas maksimum
25 A.
Beberapa Komponen yang breaking
capacitynya
tidak
layak
juga
direkomendasikan diganti
Beberapa komponen yang setting arusnya
terlalu besar juga direkomendasikan untuk
diganti
3. Penggantian Penghantar PE pada beberapa SDP
dan MDP dengan ukuran setengah dari
penghantar utama
4. Pemasangan ulang elektroda pembumian
dengan menggunakan 6 elektroda batang, jenis
square, diameter 50 mm2, dan panjang 2 meter.

5. Penutup
5.1 Simpulan

2.

7.

Daftar Rujukan
Badan Standarisai Nasional (BSN). 2000.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL.
Harten P.Van, Setiawan, 1986. Instalasi Listrik Arus
Kuat 1, Bandung : Binacipta
Linsley, Trevor, 2004. Instalasi Listrik Tingkat
Lanjut Edisi Ketiga, Jakarta : Erlanga
Muhaimin, 1995. Instalasi Listrik 1, Bandung :
Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan
Politeknik

Anda mungkin juga menyukai