AICA
INDRIA
Azalia Widi Andriani1, Diah Ayu Puspasari2, Sulystiowati3, Epiwardi4
Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Listrik, Politeknik Negeri Malang
1
azaliablueblup@yahoo.com, 2diahayu.puspasari2@gmail.com
Abstrak
Studi kelayakan instalasi tenaga sangat diperlukan untuk mengurangi terjadinya bahaya listrik apabila
terdapat gangguan pada sistem isntalasinya. Perlu diadakan pemeriksaan dan pengujian instalasi, serta
penerapan prosedur saat melakukan penelitian. Pembuatan laporan yang dibutuhkan harus sesuai standar
inspeksi dan persyaratan pemasangan yang berguna untuk mengurangi terjadinya bahaya listrik apabila terdapat
gangguan pada sistem instalasinya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kelayakan instalasi tenaga dari MDP hingga beban
agar dapat mengurangi terjadinya bahaya listrik dan jaminan keamanannya. Metode yang digunakan dengan
menganalisa dan membandingkan hasil analisa yaitu dengan puil 2000. Pemeriksaan dan pengujian
menggunakan mata uji laik operasi (SLO).
Dari hasil pemeriksaan dan pengujian yang dilakukan, ditemukan beberapa hal yang tidak memenuhi
standar PUIL 2000. Saat ini terdapat 85% yang sudah memenuhi standar dan layak serta terdapat 15% yang
belum memenuhi standar dan belum layak. Seperti beberapa pada gambar instalasi, penghantar, PHB, elektroda
pembumian, dan breaking capacity. Sehingga perlu adanya perencanaan perbaikan dengan harapan agar dapat
tercapai instalasi tenaga yang standar.
Kata kunci : kelayakan, instalasi tenaga, PUIL 2000.
Abstract
Power installation fesibilty study is needed to reduce the occurerence of electrical hazard if disruption
in electrical installation happened. Examination of assemblies, application procedures, testing, manufacturing
inspection reports required in the assembly and installation of PHB according to standart inspection and
installation requirements that are useful to reduce the occurrence of electrical hazard if disruption in electrical
installation happened.
The purpose of this final project is to determine the feasibility of power installation from MDP until
load in PT. Aica Indrea order to reduce the risk due to the use of electrical enery and security guarantees. With
the metods used to analyze and compare the result warrant of operation (SLO).
From the results of inspections and tests perfomed, found some things do not fulfill the standarts PUIL
2000. There are 85% wich has feasibility, and 15% hasnt feasibility yet. Such as single line diagram, cable,
PHB, grounding, and braking capacity. So need for improved planning to achieve a standard power
installations.
Keywords: feasibility, power installations, PUIL 2000.
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.4 Tujuan
Tujuan penulisan laporan akhir ini yaitu
untuk menentukan kelayakan instalasi tenaga dari
MDP hingga beban yang berada di PT. AICA
INDREA berdasarkan peraturan yang berlaku yaitu
PUIL 2000 dan hasil perhitungan agar dapat
mengurangi resiko akibat penggunaan energi listrik
dan jaminan keamanannya sehingga bisa mendapat
sertifikat laik operasi.
2
Tinjauan Pustaka
Rancangan instalasi listrik ialah berkas gambar
rancangan dan uraian teknik, yang digunakan
sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan
suatu instalasi listrik. Rancangan instalasi listrik
harus dibuat dengan jelas, serta mudah dibaca dan
dipahami oleh para teknisi listrik. Untuk itu harus
diikuti ketentuan dan standart yang berlaku.
Rancangan instalasi listrik terdiri dari: gambar
situasi, gambar instalasi, diagram garis tunggal,
gambar rinci, tabel dan bahan instalasi, uraian teknis
dan perkiraan biaya (PUIL, 2000: 105-106). 2.4.2
Pemasangan Instalasi Listrik
Pemasangan instalasi listrik harus memenuhi
ketentuan peraturan, sehingga instalasi tersebut
aman untuk digunakan sesuai dengan maksud
dan tujuan penggunaanya, mudah dioperasikan
dan dipelihara. Pemasangan instalasi listrik
harus memenuhi syarat yaitu:
1.
g) Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi dinyatakan layak jika, Pada
instalasi listrik tegangan rendah mempunyai
resistansi isolasi kabel > 0,5 M. Pada instalasi
listrik umumnya digunakan tegangan uji 500 V
dan resistansi 1000 ohm/ Volt. Standart
resistansi isolasi harus > 0,5 M. Jika hasil
pengukuran hasilnya 0 M atau < 0,5 M pada
instalasi, maka instalasi tersebut mempunyai
isolasi yang jelek.
Pengukuran resistansi insulasi tegangan uji
500 V, dari hasil pemeriksaan dan uji laik
operasi hasil BAIK atau KURANG terhadap
standar yang berlaku, bila kurang berikan
penjelasan
Penghantar
Penampang
penghantar
dinyatakan layak jika;
instalasi
h) Pengaman
Pengaman instalasi listrik dinyatakan layak
jika;
Tercantum dengan jelas nama pembuat dan atau
merek dagang;
Tercantum dengan jelas daya tegangan,
dan/arus arus pengenal;
Tercantum dengan jelas data teknis lain seperti
disyaratkan SNI
Memenuhi ketentuan PUIL 2000 dan/standar
yang berlaku. Pemasangan atau penggunaan
pengaman baik MCB maupun sekering sesuai
dengan daya yang terpasang dalam instalasi.
Untuk menghitung besar pengaman, maka
didapatkan rumus seperti berikut ini
Perhitungan pengaman sirkit akhir = 250 % x In
Perhitungan pengaman sirkit cabang = ( 250 %
x In terbesar) + In lainnya
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi
hasil BAIK atau KURANG terhadap standar yang
berlaku, bila kurang berikan penjelasan.
listrik
i)
Elektroda Pembumian
Tahanan
pembumian
(grounding)
dinyatakan layak jika, resistans pembumian
total seluruh sistem pada instalasi listrik tidak
boleh lebih dari 5.
Contoh
rumus
perhitungan
tahanan
pentanahan :
RG = RR =
2 Lr
[ln(
4 Lr
Ar ) 1]
n) Susut Tegangan
k) Polaritas
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi
hasil BAIK atau KURANG terhadap standar
yang berlaku, bila kurang berikan penjelasan.
l)
Pemasangan
Adapun persyaratannya ialah jarak bebas
mendatar tidak kurang dari 0,6 meter, jarak
bebas tegak lurus maksimal 2 meter, dan pintu
dapat dibuka tidak kurang dari 170o.
Dari hasil pemeriksaan dan uji laik operasi
hasil BAIK atau KURANG terhadap standar
yang berlaku, bila kurang berikan penjelasan.
m) Breaking Capasity
Breaking Capacity pada pengaman (circuit
breaker dan fuse) adalah kemampuan dari
pengaman untuk memutuskan arus hubung
singkat. Hal ini tentunya sangat berkaitan
dengan bahan yang digunakan. Berikut
adalah rumus untuk menghitung arus
hubung singkat pada breaking capasity
VsVr
Vs
x 100%
VsVr
Vs
x 100
Metode
1.
Gambar instalasi
Pada
gambar
instalasi
ada
beberapa
ketidaksamaan antara gambar dengan yang
terpasang, ketidaksamaan pada nama panel
SDP, dan ukuran atau jumlah komponen yang
digunakan. Sehingga perlu adanya perencanaan
perbaikan dengan harapan agar dapat tercapai
instalasi tenaga yang standar. Rekomendasi
perbaikan terdapat seperti dibawah ini :
Rekomendasi Perbaikan Pada Gambar
Untuk memenuhi kelayakan instalasi
tenaga perlu adanya perbaikan gambar.
Dijelaskan adanya beberapa kesalahan pada
gambar yang meliputi :
a) Kesesuaian Gambar
Kesesuaian
gambar
terhadap
yang
terpasang harus sama. Beberapa hal yang
harusnya dirubah pada gambar adalah:
4.
5.
Penghantar
Penghantar yang digunakan secara umum sudah
layak dan standar akan tetapi beberapa masih
ada yang belum layak. Seperti beberapa pada
penghantar PE. Sehingga perlu adanya
perencanaan perbaikan dengan harapan agar
dapat tercapai instalasi tenaga yang standar.
Rekomendasi perbaikan terdapat seperti
dibawah ini :
Rekomendasi Penggantian Penghantar PE
Untuk memenuhi kelayakan instalasi
tenaga perlu adanya perbaikan pada
penghantar PE seperti di bawah ini :
PHB
pada cabang
SDP MCC-1
pada cabang
SDP MCC-1
pada cabang
SDP MCC-1
pada cabang
SDP MCC-1
pada SDP
MCC-2
pada SDP
MCC-2
pada cabang
SDP PP-FH
Keterangan
karena yang
terpasang
berjumlah 1
karena yang
terpasang
berjumlah 1
karena yang
terpasang
berjumlah 5
diberi keterangan
ukuran busbar
yang digunakan
karena yang
terpasang
berukuran
(80x5)mm
karena yang
terpasang
berukuran
(80x5)mm
diberi keterangan
ukuran busbar
yang digunakan
Harus dilengkapi
dengan ukuran
penghantar
pembumian yang
digunakan
ukuran busbar
ukuran busbar fasa
dan netral dirubah
dari (20x5)mm
menjadi (80x5)
ukuran busbar PE
dirubah dari
(20x5)mm menjadi
(80x5)
ukuran busbar
Penghantar
PE
(pembumian
)
Kesesuaian
Tidak ada
Kesinambungan Sirkit
Kesinambungan sirkit dengan yang terpasang
harus sama. Beberapa hal yang harusnya
dirubah pada gambar adalah:
Tabel 4.2 Rekomendasi Kesinambungan Sirkit
Terhadap yang Terpasang
No
Input
Output
MDP
LP-OFF
1&2
MDP
OLP
MDP
LP-L1
MDP
PP-OFFICE
Keterangan
Nama SDP yang terpasang
LP-OFF 1
Nama SDP yang terpasang
LP-2
Nama SDP yang terpasang
LP-U
Nama SDP yang terpasang
LP-BP
2.
3.
PHB
No
Penghantar (PE)
Input
Output
Terpasang
Saran
MDP
Utama
35 mm2
150 mm2
MCC-1
Utama
35 mm2
120 mm2
MCC-2
Utama
35 mm2
120 mm2
PP-FH
Utama
25 mm2
35 mm2
6.
Tahanan Isolasi
Tahanan isolasi yang terukur secara keseluruhan
sudah layak dan standar yaitu 0.5 M.
Sehingga tidak diperlukan lagi perbaikan.
7.
a)
Pada
PP-FH
di
LVMDP
LPOFF1 di
LVMDP
LP-1 di
LVMDP
LP-2 di
LVMDP
LP-U di
LVMDP
Type
MCCB 3P-35KA
112-160A/ T1N160/R 160
MCCB 3P-25KA
35-50A/T1C160/R50
MCCB 3P-25KA
44-63A/TIC160/R 63
MCCB 3P-25KA
17,5-25A/T1C160/R25
MCCB 3P-25KA
22,4-32A/T1C160/R32
P-EC di
LVMDP
MCB 3P-25KA
16A/S-283 K-16
Isc
(kA)
35
25
25
25
25
25
Rekomendasi
Type
MCCB 3P-50KA
112-160A/ T2S160/R 160
MCCB 3P-50KA
35-50A/T2S160/R63
MCCB 3P-50KA
44-63A/T2S160/R63
MCCB 3P-50KA
17,5-25A/T2S160/R25
MCCB 3P-50KA
28-40A/T2S160/R40
MCCB 3P-50KA
17,5-25A/T2S160/R25
Isc
(kA)
50
50
50
50
50
50
8.
Pemasangan
Salah satu syarat instalasi dapat diakatakan
layak adalah pada saat pemasangan instalasi listrik
telah sesuai pada standar yang telah ditentukan.
Pemasangan meliputi pemasangan PHB. Adapun
persyaratan ialah jarak bebas mendatar tidak kurang
dari 0,6 meter, jarak bebas tegak lurus maksimal 2
meter, dan pintu dapat dibuka tidak kurang dari
170.
Pada
hasil
pemeriksaan
visual
pada
pemasangan PHB di pabrik didapatkan secara
keseluruhan pemsangan PHB sudah layak dan
memenuhi standar PUIL 2000.
mm 2
9.
Polaritas
Untuk polaritas tidak diukur, akan tetapi
polaritas pada semua PHB sudah benar dengan
alasan kerja mesin tidak ada yang terbalik dan
dibuktikan dengan mencoba beban motor secara dol
arah putaran motor semua jenis mesin sama.
L .r 2
50 3,14.r 2
r
50
3,14
r 3,99mm
4L
1
ln
2. .
a
R pentanahan =
50
4 x2
1
ln
2. .2 0,00399
= 26,27
Diinginkan tanah pentanahannya 4 ohm. Maka
jumlah electrode yang dibutuhkan menjadi
26,27 : 4 = 6,56 6 elektroda
Sehingga diparalel menjadi 6 elektroda dan
tahanan tanah menjadi 26.27 : 6 = 4.37
3.
4.
Penghantar
Penghantar yang digunakan secara umum sudah
layak akan tetapi ada yang tidak layak yaitu
beberapa penghantar PE.
5.
6.
Elektroda Pembumian
Electrode pembumian yang terpasang tidak
diketahui ukuran dan tempat penanamannya.
Sehingga tidak memungkinkan untuk diukur.
Pemasangan
Pemasangan PHB yang meliputi jarak bebas,
tinggi, dan pintu terbuka sudah layak.
8.
Susut tegangan
Mulai dari output trafo MDP sampai ke beban
yang terpasang tidak ada yang memiliki
kerugian diatas 5%
9.
Breaking Capasity
Kemampuan Breaking Capacity yang terpasang
pada komponen secara umum sudah layak, akan
tetapi ada bebarap komponen yang tidak layak.
5.2 Saran
1. Perbaikan Gambar
Gambar Instalasi disarankan diperbaiki
menyesuaiakan dengan yang terpasang
2. Penggantian Komponen
Terdapat pada pengaman pengaman SDP
LP-OFF1 yang ada pada LVMDP dengan
kemampuan 50 A. Dari hasil perhitungan
kemampuan pengaman ini minimal 63 A.
Untuk
pengaman
pengganti
dapat
digunakan type T2S160/R63 dengan
kapasitas maksimum 63A.
Terdapat pada SDP P-EC yang ada pada
LVMDP dengan kemampuan 16A. Dari
hasil perhitungan kemampuan pengaman
ini minimal 25 A. Untuk pengaman
pengganti
dapat
digunakan
type
T2S160/R25 dengan kapasitas maksimum
25 A.
Beberapa Komponen yang breaking
capacitynya
tidak
layak
juga
direkomendasikan diganti
Beberapa komponen yang setting arusnya
terlalu besar juga direkomendasikan untuk
diganti
3. Penggantian Penghantar PE pada beberapa SDP
dan MDP dengan ukuran setengah dari
penghantar utama
4. Pemasangan ulang elektroda pembumian
dengan menggunakan 6 elektroda batang, jenis
square, diameter 50 mm2, dan panjang 2 meter.
5. Penutup
5.1 Simpulan
2.
7.
Daftar Rujukan
Badan Standarisai Nasional (BSN). 2000.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000
(PUIL 2000). Jakarta: Yayasan PUIL.
Harten P.Van, Setiawan, 1986. Instalasi Listrik Arus
Kuat 1, Bandung : Binacipta
Linsley, Trevor, 2004. Instalasi Listrik Tingkat
Lanjut Edisi Ketiga, Jakarta : Erlanga
Muhaimin, 1995. Instalasi Listrik 1, Bandung :
Penerbit Pusat Pengembangan Pendidikan
Politeknik