Anda di halaman 1dari 18

BAB 7.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN
TEMBAKAU CERUTU
1. PENGERINGAN
Pengeringan tembakau cerutu dilakukan secara alami.
a. Persiapan Pengeringan.
Daun dikelompokkan menjadi 4 macam kelas yaitu:
AA = panjang daun > 47 cm
A = panjang daun 41 47 cm
BB = panjang daun 36 41 cm
B = panjang daun 25 36 cm

b. Penyujenan
Daun tembakau yang berukuran sama disujen
dengan arah berhadap-hadapan.
Dalam bangsal pengering daun yang berukuran AA
dan A diletakkan di bagian tengah sedangkan
berukuran pendek diletakkan dipinggir.

c. Jalannya Pengeringan

Rata-rata fluktuasi suhu selama proses


pengeringan antara 25 35 oC dan kelembaba
relatif 43 96 %.
Lamanya proses pengeringan tergantung kondisi
cuaca dan jenis daun :
Contoh : daun koseran = 16 18 hari
daun kaki = 18 20 hari
daun tengah = 20 22 hari
daun pucuk = 15 hari

d. Perubahan biokimiawi selama


proses pengeringan
1. PEROMBAKAN KLOROFIL
Selama proses pengeringan klorofil dirombak menjadi
karotin dan xantofil secara enzimatis oleh enzim
klorofilase

2. PEMBENTUKAN WARNA COKLAT


Reaksi oksidasi polifenol yang dikatalisa oleh enzim
polifenol oksidase membentuk senyawa kompleks proteinpolifenol bermolekul tinggi yang berwarna gelap

Lanjutan .. Perubahan biokimiawi


3. Perubahan Biokimiawi Senyawa N
Sebagian protein dirombak lenjadi asam amino dan
amonia
4. Perubahan Biokimiawi Senyawa Dinamis
Selama pengeringan karbohidrat mengalami
perubahan dengan 2 cara yaitu :
a. polisakarida dan disakarida menjadi monosakarida
b. Oksidasi sempurna, yaitu karbohidrat menjadi CO2
dan H2O.

2. FERMENTASI

Syarat fermentasi :
a. tersedianya bahan dasar yang akan dirubah
(protein, karbohidrat)
b. terdapatnya enzim yang masih aktif
c. Suhu cukup tinggi (50-60 oC)
d. kadar air dalam tembakau cukup (min 20%)
e. tersedianya oksigen dari udara cukup
d. waktu fermentasi cukup

Perubahan yang terjadi selama


fermentasi
1. Penurunan berat
Berkurangnya berat 6-18% yang diakibatkan
perombakan protein dan karbohidrat menjadi
senyawa yang mudah menguap CO2, air, amonia
dan gas lain. Konsentrasi nikotin juga berkurang.
2. Pembebasan panas
Perombakan glukosa dan protein akan
membebaskan panas ( 1 mol glukosa=686 kal
dan 1 mol protein = 3000 kal)

Perubahan yang terjadi selama


fermentasi
3. Penyerapan Oksigen dan pembebasan CO2
Asam amino hasil pemecahan protein akan
mengalami oksidasi membebaskan gas CO2 dan
NH2. Kenaikan amoniak akibat fermentasi dapat
mencapai 2-3 kali lipat dengan sebelum fermentasi
4. Perubahan derajat keasaman
Terbentuknya amoniak menyebabkan peningkatan
pH (ke arah Alkalis) ex. Tembakau pensylvania dari
pH=6,3 menjadi pH=7,0.

Perubahan yang terjadi selama


fermentasi
5. Perubahan Kadar Air
Setelah fermentasi tembakau menjadi lebih kering
sehingga kadar air menurun dari 20 % menjadi 14<20 %. Selain itu tembakau lebih higroskopis.
6. Perubahan daya pijar
Fermentasi menyebabkan peningkatan daya pijar
akibat adanya kehilangan senyawa N yang larut
dalam air.

Pengaruh fermentasi terhadap daya


pijar tembakau
No.

Perlakuan pada
pengeringan

Sebelum
Fermentasi
(detik)

Sesudah
Fermentasi
(detik)

1.

Pengeringan cepat, krosok


hijau langsum

16

2.

Pengeringan normal

30

3.

Pengeringan lambat,
krosok coklat tua

33

48

Perubahan Kualitatif Selama


Fermentasi
1. Terbentuknya Aroma
Perubahan komposisi selama fermentasi menyebabkan
hilangnya komponen yang tidak dikehendaki, fermentasi
menunjukkan aroma khusus sedikit berbau amoniak
2. Perubahan Warna
Setelah fermentasi warna krosok menjadi lebih gelap dan
merata
3. Perubahan Tekstur
Selama fermentasi getah menjadi hilang pada krosok,
tekstur menjadi lebih baik dan lebih berbutir

3. SORTASI
1. Pemisahan menurut jenis daun
2. Pemisahandaun kualitas rendah
mati/Nemor = S
pecah / robel = A
pendek = (AD)
jelek (K)
3. Pemisahan warna
4. Pemisahan ukuran panjang

4. PENYEMPURNAAN FERMENTASI
DAN SORTASI
a. Fermentasi Lanjut ( Nafermentasi)
Tujuan menyempurnakan fermentasi agar setelah
pengebalan tembakau tidak mengalami
fermentasi
b. Pemeriksaan ulang (Nazien)
dilakukan sortasi lagi, untuk menyeragamkan mutu
dan panjang daun tembakau

5. PENGEBALAN
Proses pengemasan tembakau dalam bentuk bal
dengan berat dan ukuran tertentu
Ex: tembakau besuki ukuran bal :
panjang 90 -100 cm
lebar 70 75 cm
tebal 29 -35 cm
Kriteria pengebalan sesuai permintaan pasar

BAB 8. HAMA PENYAKIT TEMBAKAU


LEPAS PANEN
1. Kumbang Tembakau
larva dari kumbang Lasioderma sp memakan
krosok, sehingga krosok menunjukkan gejala lubang
kecil dan kotor hingga hancur.
2. Ngengat Tembakau
Ngengat tembakau Ephestia sp. Gejala serangan
kurang berarti dibanding kumbang tapi memakan
krosok

Cara Pemberantasan
1. Fumigasi
Perlakukan dengan insektisida dalam bentuk gas
dalam ruangan tertutup.
fumigan yang sering digunakan adalah fosfin
(PH3) dalam perdagangan berbentuk aluminium
fosfida (AIP) dengan dosis 250 cc/m3 selama 3 x
24 jam untuk pencegahan dan 5 x 24 jam untuk
pemberantasan
2AIP + 3 H2O -> Al2O3 + 2PH3

Cara Pemberantasan
2. Menjaga kebersihan gudang
Penyemprotan dengan thiodan dengan konsentrasi
1% formulasi (o,35 % bahan aktif)
3. Menjaga kebersihan alat pengangkutan

PENYAKIT TEMBAKAU LEPAS PANEN


1. Penyakit kutu gudang (barnrot)
Penyebab cendawan Rhizopus arrhizus sp, gejala busuk
pada batang dan daun
2. Telur Katak (green spot)
Penyebab cendawan Cercospora sp , gejala terjadinya
lapisan air tipis pada permukaan daun
3. Mozaik (Kulit katak)
4. Busuk Hitam (black rot)
Penyebab Aspergillus sp dan Penicillium sp, gejala aroma
hilang dan daun mudah hancur
5. Cendawan (mustiness) penyebab Actinomycetes, bau apek

Anda mungkin juga menyukai