Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MANDIRI PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN

SMP NEGERI 2 TANGGUNGGUNUG

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu sekolah untuk
mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Di samping itu dalam
penjelasan Undang-undang Pendidikan Nasional kita, disebutkan bahwa salah satu sumber
belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan satu satunya adalah perpustakaan. Sebagai
salah satu sumber belajar di sekolah perpustakaan membantu tercapainya misi dan visi sekolah
tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan sekolah maka perlu adanya suatu
pengelolaan atau manajemen yang tepat dan cepat sehingga fungsi perpustakaan sekolah benarbenar terwujud. Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan sekolah yang
pengelolaannya masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik, bagaimana perpustakaan
sekolah mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai pengetahuan dan informasi
secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi
managemen perpustakaan (SIM Perpus) dengan memanfaatkan komputer. Akan tetapi
mampukah para pengelola perpustakaan terutama kepala sekolah sebagai stake holder di sekolah
mewujudkan perpustakaan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
dengan menggunakan SIM Perpustakaan?
Perpustakaan

sebagai

jantung

sebuah

lembaga

pendidikan,

sudah

selayaknya

mendapatkan porsi dan posisi yang strategis guna merealisasikan visi dan misi sekolah. Semua
pihak, khususnya kepala sekolah harus memberi perhatian lebih akan eksistensi perpustakaan di
sekolah, dan tidak lagi dianggap sebagai tempat menyimpan buku bekas, barang-barang tidak
terpakai, bahkan tempat bermain saat tidak ada KBM. Hal ini tentu sangat ironis dan tidak
mendidik.
Dari berbagai sudut pemikiran diatas, Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunung
berupaya melakukan terobosan dan revitalisasi peran dan fungsi perpustakaan sekolah untuk
mendukung program dan visi-misi sekolah. Berbagai program dan terobosan yang direncanakan,
diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar agar perpustakaan sekolah sebagai center of
knowledge dapat terealisasi secara optimal.

B. Visi , Misi,dan Tujuan Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug


1. VISI
Mencerdaskan generasi, melayani sepenuh hati, dan menginspirasi.
2. MISI
a. Menyediakan bahan informasi yang beragam, aktual, dan bermutu;
b. Menyelenggarakan layanan referensi, layanan sirkulasi, dan layanan bimbingan pembaca
secara ramah, cepat, tepat, dan sederhana;
c. Membantu optimalisasi kegiatan pembelajaran kepada siswa dan warga sekolah yang lain.
3. Tujuan
a. Menumbuhkan dan mengembangkan minat baca siswa dan warga sekolah yang lain;
b. Memberikan layanan prima dan memuaskan kepada pemustaka/ pengguna perpustakaan;
c. Tercapainya sistem pembelajaran yang terintegerasi dengan perpustakaan sekolah sebagai
pusat informasi yang terpercaya, lengkap, dan modern.
C. Landasan Progam Kegiatan
Terwujudnya perpustakaaan sekolah yang berdaya guna dan berhasil guna di sekolah,
menjadi pusat kegiatan belajar mengajar, dan terbinanya anak didik menjadi gemar membaca,
bisa membaca. Untuk pembinaan dan pengembangan tersebut dapat dipetik beberapa langkah
sebagai landasan antara lain :
1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0103/0/1981 tanggal 11 Maret 1981
Mengenai pokok-pokok kebijakan Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Sekolah
di Indonesia;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan.
D. Kebijakan Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug (IFLA)
Perpustakaan sekolah dikelola dalam kerangka kerja kebijakan yang tersusunsecara jelas.
Kebijakan perpustakaan sekolah disusun dengan mempertimbangkanberbagai kebijakan dan
kebutuhan sekolah yang menyeluruh, serta mencerminkan etos,tujuan dan sasaran maupun
kenyataan sekolah.Kebijakan tersebut menentukan kapan, di mana, untuk siapa dan oleh siapa
potensimaksimal akan dilaksanakan. Kebijakan perpustakaan akan dapat dilaksanakan
bilakomunitas sekolah mendukung dan memberikan sumbangan pada maksud dan tujuanyang
ditetapkan di dalam kebijakan. Karena itu, kebijakan tersebut harus tertulis dengansebanyak
mungkin keterlibatan yang berjalan secara dinamis, melalui banyak konsultasiyang dapat
diterapkan, serta hendaknya disebarkan seluas mungkin melalui media cetak.Dengan demikian,
2

filosofi, ide, konsep dan maksud untuk pelaksanaan danpengembangannya akan makin jelas serta
dimengerti dan diterima, sehingga hal itu dapat segera dikerjakan secara efektif dan penuh
semangatKebijakan tersebut harus komprehensif serta dapat dilaksanakan. Kebijakan
perpustakaan sekolah tidak boleh ditulis oleh pustakawan sekolah sendirian, tetapi harus
melibatkan para guru dan manajemen senior. Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas
di sekolah dan mendapat dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam. Dokumen dan
rencana kerja berikutnya akan menjelaskan peranan perpustakaan dalam hubungannya
denganberbagai aspek berikut: kurikulum sekolah, metode pembelajaran di sekolah, memenuhi
standar dan kriteria nasional dan lokal, kebutuhan pengembangan pribadi dan pembelajaran
murid, kebutuhan tenaga pendidikan dan staf, meningkatkan arah keberhasilan.

BAB II PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN


SMP NEGERI 2 TANGGUNGGUNUG
A. Sumber Daya Perpustakaan
Perpustakaan bukan sekadar gedung, ruang, atau pun suatu tempat, melainkan sebuah sistem
yang terdiri atas berbagai komponen/ sumber daya yang menjalankan kegiatan perpustakaan
sejak sebuah koleksi baru diperoleh sampai koleksi tersebut dilayankan kepada pemustaka secara
mudah, cepat, dan tepat. Oleh karena itu, sumber daya perpustakaan harus dikelola sebaikbaiknya agar dapat menciptakan layanan yang berkualitas. Sumber daya perpustakaan SMP
Negeri 2 Tanggunggunug meliputi:
3

1. Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia merupakan sumber daya perpustakaan yang paling penting.
Merekalah yang menentukan maju atau mundurnya, berjalan atau tidaknya kegiatan
perpustakaan. Sumber daya manusia inilah yang menjadi kunci utama pengelolaan perpustakaan.
Sebagai pengelola perpustakaan mereka idealnya memiliki pendidikan khusus karena
perpustakaan menuntut banyak aturan, prosedur, dan standar teknis,serta pengetahuan yang
memadai tentang teknologi informasi. Pendidikan yang paling sesuai untuk menjadi seorang
pustakawan adalah pendidikan formal Diploma Perpustakaan.
Di perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug, belum ada SDM yang mempunyai standar
pendidikan dari jurusan perpustakaan. Meskipun demikian bukan berarti perpustakaan SMP
Negeri 2 Tanggunggunug tidak dikelola secara professional atau mengikuti pedoman
perpustakaan pada umumnya. Setidaknya kepala perpustakaan telah beberapa kali mengikuti
pelatihan khusus secara intensif dan memiliki sertifikat sebagai kepala perpustakaan. Kepala
perpustakaan dibantu dua orang tenaga yang menjalankan tugas di bidang layanan dan teknis.
Kualifikasi pendidikan mereka memang tidak sesuai dengan bidang perpustakaan. Sedikit atau
banyak, hal ini memang cukup menjadi kendala dalam pengelolaan perpustakaan. Tidak
sesuainya posisi dengan jurusan pendidikan atau minat akan turut berdampak terhadap semangat
kerja mereka. Sumber daya manusia yang mengelola perpustakaan SMP Negeri 2
Tanggunggunug dapat dilihat pada bagan berikut.

Kepala Perpustakaan

Muji Agung Prihutomo, S.Pd

Bagian Teknis
Pengadaan
Pengelolaan
Penyusunan
Perawatan

:
:
:
:

Rita, A.Ma.Pust.
Rita, A.Ma.Pust.
Asrori, S.Tp.
Asrori, S.Tp.

Bagian Layanan
Sirkulasi

Ludy Aprianto, S.Pd.


5

Referensi
Membaca

:
:

Widayatur Rofik
Sri Nur Utami

TUGAS MASING - MASING BAGIAN


a. Koordinator Perpustakaan / Kepala Perpustakaan
1) Bertugas pertanggung jawab sepenuhnya tentang pengelolaan perpustakaan
sekolah
2) Menyusun program pengembangan perpustakaan sekolah dalam menunjang
program belajar mengajar
3) Mengorganisasi dan mengkoordinir tata kerja, tata hubungan seluruh staf
perpustakaan sekolah
4) Menetapkan kebijaksanaan yang bersifat interen dalam bidangnya
b. Urusan Pengadaan
1) Mengatur koleksi perpustakaan
2) Menyeleksi koleksi perpustakaan
3) Menginventarisasikan buku buku perpustakaan
4) Memperhatikan saran dan selera anggota perpustakaan
5) Bekerja sama dengan instansi lain
c. Urusan Pengolahan
1) Membubuhi cap perpustakaan
2) Menetapkan nomor klasifikasi
3) Membubuhi nomor buku
4) Menyiapkan kartu catalog, kartu buku dan kantong buku
d. Penyusunan dan Perawatan
1) Mengatur buku
2) Menjaga kebersihan ruangan dan isinya
3) Menjaga keselamatan buku

4) Memperbaiki kerusakan buku


5) Menjilid buku, majalah dan surat kabar
e. Sirkulasi
1) Melayani permintaan kartu anggota
2) Melayani pengunjung perpustakaan
3) Melayani peminjaman dan pengembalian
4) Memberikan peringatan kepada anggota yang tidak mentaati peraturan dan
memberi sangsi bagi yang melanggar
5) Membuat laporan kegiatan termasuk grafik aktifitas perpustakaan
f. Referensi
1) Memberi saran dan informasi tentang sumber referensi
2) Memberi bimbingan membaca dan diskusi
3) Memberi informasi tentang penyelenggaraan perpustakaan, redaksi majalah siswa
dan majalah dinding
4) Menyelenggarakan pameran buku (Book Display)

2. Koleksi Media Informasi


Media informasi adalah wadah atau tempat informasi tersimpan/ terbentuk. Berbagai macam
dan bentuk media informasi dapat dimiliki perpustakaan, baik media cetak, media elektronik,
6

maupun media digital. Media cetak adalah media penyimpan informasi dalam bentuk cetakan,
seperti: buku, jurnal, kamus, ensiklopedia, peta, gambar, surat kabar, majalah, dan sejenisnya.
Media elektronik adalah media yang berformat rekaman elektronik, seperti: pita kaset, pita
video, microfilm, dan sejenisnya. Sedangkan media digital adalah format digital dari rekaman
elektronik maupun kumpulan informasi yang tersimpan dalam jaringan internet.
Untuk sementara ini media informasi yang terdapat di perpustakaan SMP Negeri 2
Tanggunggunug masih terbilang sederhana untuk ukuran masa kini yang sudah memasuki era
informasi dan globalisasi. Media informasi yang dimiliki perpustakaan SMP Negeri 2
Tanggunggunug masih berupa media cetak, berupa buku, kamus, ensiklopedia, surat kabar,
jurnal, dan majalah. Selengkapnya bahan pustaka yang dimiliki SMP Negeri 2 Tanggunggunug
adalah sebagai berikut:
N0.
1
2
3
4
5
6

Jenis Koleksi
Fiksi
Nonfiksi
Referensi
Koran
Majalah
Jurnal

Jumlah Judul
275
568
215
1
5
1

Jumlah Eksemplar
550
4759
357
Berlangganan Jawa Pos
47
35 (berlangganan Dwija)

3. Fasilitas Perpustakaan
Fasilitas perpustakaan menjadi sisi lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan. Sering kali yang terjadi dengan masalah perpustakaan adalah masalah ketiadaan
atau ketidakberdayaan fasilitas. Mulai dari ketiadaan tempat, ketiadaan koleksi, ketiadaan sarana
pendukung, dan sarana prasarana lainnya. Biasanya tiap level sekolah mempunyai karakteristik
masing-masing dalam perencanan fasilitas. Namun yang penting dalam pengelolaan fasilitas
harus diperhatikan tiga hal yaitu : Nyaman (Comfort), Terbuka (Welcome), dan User-friendly.
Ketika kita merancang sebuah fasilitas untuk perpustakaan sekolah, setidaknya ada beberapa
prinsip yang harus dipenuhi:
a.
b.
c.
d.
e.

Tata letak harus dapat menunjukkan bahwa perpustakaan dapat difungsikan dengan baik.
Desain harus memperhatikan aspek estetika dan ergonomis.
Akses ke bahan pustaka ruang, dan informasi harus mudah bagi semua pengguna.
Harus diperhatikan masalah arus lalu-lintas pengguna, keselamatan dan keamanan.
Ruangan sedapat mungkin mengakomodir kebutuhan pengguna, juga tentunya untuk

keperluan penyimpanan dan pengolahan.


f. Selain itu ada baiknya dalam menentukan fasilitas perpustakaan juga diperhatikan standar
yang

sudah

ditetapkan

dalam

standar

nasional

perpustakaan

sekolah

yakni: Perpustakaan harus menyediakan ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan
g.

penggunaannya.
Perpustakaan harus menyediakan ruang dengan luas sekurang-kurangnya untuk SD/MI

56 m2, SMP/MTS 126 m2, SMA, MA, SMK, MAK 168m2.


h. Pembagian Area: 45% untuk area koleksi, 25% untuk area baca, 15% untuk area staf,
15% untuk area lain.
7

i.

Perpustakaan harus menyediakan sekurang-kurangnya rak buku, lemari katalog, meja


dan kursi baca, meja dan kursi kerja, meja sirkulasi, mesin tik/perangkat komputer, dan

j.

papan pengumuman/pameran.
Perpustakaan harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk keperluan
pengguna
Sangat disayangkan, keadaan perpustakaan SMP Negeri 3 yang semula relatif ideal untuk

sebuah perpustakaan yang mendekati ideal kini menjadi memprihatinkan. Gedung perpustakaan
SMP Negeri 2 Tanggunggunug karena kekurangpengetahuan pimpinan sekolah terdahulu harus
dialihfungsikan sebagian untuk menjadi koperasi sekolah. Semula gedung perpustakan SMP
Negeri 2 Tanggunggunug mempunyai luas 86, m persegi kini tinggal 74 m persegi. Fasilitas yang
dimiliki oleh perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug pun terbilang masih sangat kurang.
Disamping itu sebagian perabotan dalam keadaan rusak karena memang sudah berumur dan
dimakan rayap. Data tentang fasilitas berupa sarana prasarana yang terdapat dalam perpustakaan
3 Bandung dapat dilihat dalam table berikut ini.
No
.
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
dari

Perlengkapan Perpustakaan

Jumlah

Meja baca
4 buah
Kursi baca
25 buah
Rak buku
5 buah
Rak koran
1buah
Kotak catalog
1 buah
Rak majalah
2 buah
Meja sirkulasi
1 buah
Meja Petugas
1 buah
Kipas angin
3 buah
B. Pengadaan
Papan pengumuman
1 buah
Komputer
1 buah
Bahan
Gudang
1 buah
Pustaka
Globe
3 buah
Jam dinding
1 buah
Pengadaan
Buku induk
2 buah
Tempat sampah
1 buah
bahan
pustaka
Sapu
5 buah
adalah salah satu
Kemocing
3 buah
kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan

informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna sesuai dengan perkembangan zaman. Melalui
kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka
yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, majalah, jurnal, surat
kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan
hitam, video kaset, CD-ROM dan lain-lain. Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka
merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi.
Adapun beberapa metode dalam pengadaan bahan pustaka adalah sebagai berikut :

1. Pembelian, untuk meringankan biaya pembelian, kita bisa melakukan pembelian di bursa
buku-buku bekas atau menelusuri pameran-pameran buku karena pameran buku biasanya
memberikan diskon besar-besaran, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi pengelola perpustakaan. Masalah yang dihadapi perpustakaan SMP Negeri
2 Tanggunggunug adalah tidak bisa dilaksanakannya pengadaan bahan pustaka secara
rutin karena kecilnya anggaran dan besarnya pengeluaran sekolah untuk kegiatan PHBN>
2. Hadiah/ sumbangan, untuk mendapatkan buku secara cuma-cuma/ sumbangan, maka
perpustakaan memprogramkan setiap siswa kelas IX yang telah lulus

diharapkan

meninggalkan kenang-kenangan dengan memberikan sumbangan sebuah buku bacaan ke


perpustakaan.
3. Terbitan Sendiri, metode pengadaan koleksi yang terakhir adalah dengan memproduksi
sendiri koleksi perpustakaan. Contohnya, mengumpulkan karya tulis guru yang naik
tingkat dan kliping tugas dari para siswa.
Pengadaan bahan pustaka dimaksudkan agar koleksi perpustakaan sesuai dengan
kebutuhan pengguna. Kesesuain diharapkan dapat meningkatkan pemanfaatan koleksi
perpustakaan. Koleksi perpustakaan harus terbina dari suatu seleksi yang sistematis dan terarah
disesuaikan dengan tujuan, rencana, anggaran, yang tersedia. Dengan adanya pengadaan bahan
pustaka maka koleksi perpustakaan dapat dibina sebaik mungkin sehingga tujuan perpustakaan
dapat tercapai.
C. Pengolahan Bahan Pustaka
Pengolahan bahan pustaka merupakan salah satu inti dari tugas perpustakaan. Bahan pustaka
yang masuk ke perpustakaan wajib diolah dengan baik agar proses temu kembali informasi
nantinya berjalan lancar dan mewujudkan tertib administrasi. Dalam pelaksanaannya, proses
pengolahan bahan pustaka ini dapat berbeda-beda urutan kegiatan atau alur prosesnya antara
perpustakaan satu dengan yang lainnya. ada empat kegiatan pokok dalam pengolahan bahan
pustaka yang dilaksanakan perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug, yaitu: inventarisasi,
klasifikasi,

katalogisasi,

dan shelving. Uraian pengolahan bahan pustaka dapat dijelaskan

urutannya sebagai berikut:


1. Inventarisasi
Kegiatan inventarisasi merupakan tindak lanjut setelah diterimanya koleksi, Jadi,
sesunggguhnya kegiatan inventarisasi berkaitan langsung dengan pengadaan. Inventarisasi dalam
bidang perpustakaan merupakan suatu kegiatan untuk mencatat pustaka yang menjadi milik
perpustakaan sekolah.Berikut ini ada beberapa hal yang dilakukan dengan menginventarisasi
koleksi perpustakaan :

a. Setiap bahan pustakan yang baru diterima harus diberi cap perpustakaan pada halaman
judul dan halaman tertentu yang sudah disepakati (halaman 15)

b. Setiap bahan pustaka yang didaftarkan dalam buku induk. Buku ini memuat kolom yang
berisi tentang :
*. Nomor urut buku masuk
*. Tanggal masuk ke buku induk
*. Nomor induk
*. Pengarang
*. Judul
*. Edisi dan tahun
*. Penerbit
*. Sumber (Beli, Hibah, tukar menukar)
*. Harga (Jika dibeli)
*. Keterangan Lain
2. Klasifikasi
Salah satu tujuan utama semua perpustakaan adalah mengusahakan agar semua pengunjung
dapat secara mudah dan langsung memperoleh bahan yang diperlukannya. Salah satu diantara
alat-alat diciptakan orang untuk maksud tersebut adalah klasifikasi.
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan,
buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang
sama. Ada beberapa macam sistem klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan di dunia,
seperti : Deway Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC),
Library of Congress Classification (LCC), Colon Classification (CC), dan lain-lain. Sistem
klasifikasi yang

digunakan di SMP Negeri 2 Tanggunggunug adalah Deway Decimal

Classification (DDC).
Bagan klasifikasi DDC ini merupakan bagan klasifikasi yang paling popular dan paling
banyak digunakan di Indonesia. Bagan ini diciptakan oleh Melvil Deway (1851-1931). DDC
merupakan bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip decimal dalam membagi
cabang ilmu pengetahuan. DDC membagi semua ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas
utama (Main Classes) yang diberi notasi berupa angka arab 000-900. Setiap kelas utama dibagi
secara decimal menjadi 10 sub kelas (devision). Kemidan sub kelas dibagi lagi secara decimal
menjadi 10 seksi (section), dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh
berikut ini : (Hamakonda, Towa. 2008.Pengantar Klasifikasi Perpsepuluhan Deway. Jakarta :
Gunung Mulia)

Kelas Utama :
000 Karya Umum
100 Filsafat dan Psikologi
200 Agama
10

300 - Ilmu-Ilmu Sosial


400 Bahasa
500 Ilmu-Ilmu Murni
600 Teknologi dan Ilmu Terapan
700 Kesenian, Hiburan dan Olahraga
800 Kesusastraan

900

Geografi dan Sejarah

4. Katalogisasi
Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan
sebagainya) milik suatu perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki,
membantu proses temu kembali, dan mengembangkan standar-standar bibliografi internasional (.
Bentuk daftar pustaka ini bermacam-macam, seperti katalog cetakan, katalog berkas, katalog
kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai OPAC (Online Public Acces
Catalog). Masing-masing bentuk katalog ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. SMP
Negeri 2 Tanggunggunug masihmelaksanakan katalogisasi dalam bentuk tercetak, mengingat
keterbatasan SDM yang ada. Selain jumlah personal, penguasaan teknologi informasi di
perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug juga belum memadai.

5. Shelving
Shelving adalah kegiatan pemajangan koleksi ke dalam rak/tempat koleksi berdasarkan sistem
tertentu. Kegiatan ini merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan pustaka.
Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau
pustakawan. Di perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug, buku-buku ditata di rak dan
dipajang berdasarkan urutan kelas utama. Misalnya, buku-buku berupa novel dan cerita fiksi
lainnya akan diletakkan pada bagian rak yang diberi keterangan 800 Kesusasteraan. Sedangkan
buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan alam akan dapat ditemukan pada bagian rak yang diberi
keterangan 500 Ilmu-ilmu Murni.
D. Pelayanan Pustaka
Setelah melalui proses pengolahan maka koleksi perpustakaan siap untuk dilayankan kepada
pengguna perpustakaan. Banyak bentuk layanan yang dapat diberikan kepada pemustaka dalam
rangka melayankan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemustaka. Namun, secara garis
besar pelayanan bahan pustaka di SMP Negeri 2 Tanggunggunug masih terbatas pada layanan
sirkulasi dan layanan referensi. Berikut ini deskripsi tentang layanan sirkulasi dan layanan
referensi dalam rangka melayankan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemustaka :
1.

Layanan sirkulasi

11

Layanan sirkulasi dikenal sebagai layanan peminjaman dan pengembalian yang


diselenggarakan perpustakaan agar pemustaka dapat memanfaatkan koleksi yang dimiliki
perpustakaan. Di dalam Kamus Istilah Perpustakaan disebutkan bahwa layanan sirkulasi adalah
suatu perkerjaan, tugas, seksi maupun bagian di perpustakaan yang berhubungan dengan
pemanfaatan koleksi. Lebih lanjut dalam kamus ini disebutkan bahwa di dalam layanan sirkulasi
terkait dengan kegiatan pendaftaran anggota, tatatertib, statistik dan peminjaman serta
pengembalian koleksi.
Dalam layanan sirkulasi dikenal dua sistem yaitu sistem terbuka dan sistem tertutup. Sistem
terbuka adalah sistem yang memberikan keleluasaan kepada pengguna untuk mencari koleksi
yang dibutuhkan ke dalam rak-rak koleksi yang dimiliki perpustakaan. Sistem tertutup adalah
sistem yang tidak memberikan keleluasaan keleluasaan pemustaka untuk mencari koleksi ke
dalam rak koleksi yang dimiliki perpustakaan, untuk mencari koleksi yang dibutuhkan
pemustaka diharuskan meminta bantuan kepada pengelola perpustakaan untuk mencarikan
koleksi yang dibutuhkan di dalam rak koleksi perpustakaan.
Sistem layanan yang diterapkan di perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug adalah
sistem terbuka. Pemustaka dibebaskan mencari dan menemukan bahan pustaka yang mereka
kehendaki. Setelah bahan pustaka ditemukan, baru kemudian petugas mencatat buku apa yang
dipinjam, nomor induk buku, tanggal peminjaman, dan tanggal pengembalian buku.
2. Layanan Referensi

Layanan pemustaka yang berkaitan dengan sumber-sumber atau koleksi referensi (kamus,
ensiklopedi, direktori, buku pegangan (handbook), indeks, bibliograi dan terbitan pemeritah) a ntara lain
meliputi menjawab pertanyaan yang diajukan, penelusuran informasi baik di dalam maupun di
luar perpustakaan itu sendiri. Dengan kata lain layanan referensi merupakan layanan yang
diberikan perpustakaan dengan memanfaatkan koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan.
Produk akhir dari layanan ini adalah jawaban atas pertanyaan dari pemustaka yang diperoleh dari
koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan.
Di perpustakaan SMPN 2 Tanggunggunung, pemustaka hanya bisa membaca buku-buku
referensi di tempat. Artinya, buku-buku tersebut yang karena jumlahnya terbatas dan sangat
berharga tidak diperkenankan dibawa pulang untuk dibaca di rumah. Namun, ada toleransi bagi
mereka yang ingin mengcopy, buku referensi boleh dipinjam untuk di foto copy dengan seizin
petugas referensi dan meninggalkan kartu identitas.

BAB III PROGRAM KERJA PERPUSTAKAAN


A.Peningkatan Mutu Perpustakaan

12

1.Pengembangan Koleksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengembangan mengandung pengertian
proses, cara, perbuatan mengembangkan, dan sebagainya. Sedangkan koleksi mengandung
pengertian kumpulan gambar, benda bersejarah, lukisan, objek penelitian, dan sebagainya yang
sering dikaitkan dengan minat atau hobi objek yang lengkap. Prof. Dr. Sulistyo Basuki
menekankan pengertian pengembangan koleksi pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya
memilih buku untuk perpustakaan. Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu
untuk perpustakaan. Selanjutnya pengertian pengembangan koleksi mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan bidang kepustakawanan. Pengembangan koleksi, seleksi dan pengadaan
menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi.

Menurut ALA Glossary of Library and

Information Science dalam Encang Saepudin, pengembangan koleksi merupakan sejumlah


kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai kebutuhan
pemakai, studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi, seleksi bahan
pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi dan penyiangan
koleksi perpustakaan. Sedangkan Ade Kohar mengartikan pengembangan koleksi sebagai
sejumlah kegiatan yang berkaitan dengan penentuan dan koordinasi kebijakan seleksi, menilai
kebutuhan pemakai, studi pemakaian koleksi, evaluasi koleksi, identifikasi kebutuhan koleksi,
seleksi bahan pustaka, perencanaan kerjasama sumberdaya koleksi, pemeliharaan koleksi, dan
penyiangan koleksi perpustakaan. Pada tahapan teknis biasanya digunakan istilah pengadaan
bahan pustaka. Pengadaan bahan pustaka merupakan salah satu bidang kegiatan perpustakaan
yang mempunyai tugas mengadakan dan mengembangkan semua jenis koleksi bahan pustaka.
Prinsip dari pengadaan atau pengembangan koleksi adalah membangun koleksi perpustakaan
sesuai dengan kebutuhan pemakai dan didayagunakan secara optimal. Adapun tujuan dari
pengembangan koleksi perpustakaan diantaranya adalah :
a.
b.
c.
d.

Untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi pemustaka;


Untuk menghindari ketidakterpakaian koleksi di perpustakaan;
Untuk meningkatkan tingkat kunjungan pemustaka ke perpustakaan;
Untuk meningkatkan kualitas bahan pustaka di perpustakaan.

Tugas utama perpustakaan adalah membangun dan mengembangkan koleksi yang kuat demi
kepentingan pengguna perpustakaan. Tahapan pengembangan koleksi menurut Edward G.
Evansa dalah sebagai berikut :
1.

Community analysis, atau disebut analisis masyarakat yaitu tahap awal proses

pengembangan koleksi untuk melihat siapa segmentasi pemakai perpustakaan. Kelompokkelompok pengguna dengan ciri tertentu, merupakan pengguna dari berbagai jenis perpustakaan,
perencanaan yang mantap, jasa apa yang sesuai dengan pengguna tersebut sangat
diperlukan. Dalam analisa ini harus diperhatikan semua variabel yang mempengaruhi layanan
perpustakaan kepada masyarakat. Semua data terbitan (buku, statistik, sosiologi, sejarah, dll.
Selain itu diperlukan juga data pendukung yang dapat diperoleh melalui interview maupun
kuisioner.
13

2.

Kebijakan pengembangan koleksi, yaitu meliputi kebijakan perpustakaan untuk

mengembangkan

koleksi,

mengarahkan

dana,

dan

menempatkan

jenis-jenis

koleksi

perpustakaan. Kebijakan dalam pengembangan koleksi, berisi suatu rencana atau tindakan yang
dipakai sebagai acuan kerja di perpustakaan. Kebijakan-kebijakan itu diperlukan khususnya pada
saat pengambilan keputusan subyek apa yang harus dibeli dan berapa banyak tiap subyek
mendapatkan bahan, serta penentuan anggaran untuk tiap subyek.
3.

Seleksi, pada intinya adalah memilih bahan pustaka yang mana yang sesuai masuk ke

perpustakaan sesuai dengan jenis perpustakaan. kegiatan seleksi ini merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam pengembangan koleksi. Keberhasilan perpustakaan sangat ditentukan oleh
tersedianya koleksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan demikian maka koleksi
perpustakaan sudah seharusnya terus dipupuk dengan ketelitian dan kecermatan.
4.

Akuisisi, yaitu suatu proses kegiatan pengadaan bahan pustaka yang dilakukan dengan

pembelian, hadiah, hibah, tukar-menukar, menerbitkan sendiri dan titipan.


5.

Weeding atau penyiangan, merupakan suatu kegiatan perpustakaan untuk penyisihan bahan

pustaka yang terdapat dalam koleksi perpustakaan yang dikarenakan koleksinya rusak, jarang
dipakai, dan sudah tidak dipakai lagi, serta karena faktor hukum atau peraturan.
6.

Evaluasi, yaitu kegiatan mengevaluasi koleksi yang ada di perpustakaan secara

berkesinambungan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui peta kekuatan dan kelemahan koleksi.
Kegiatan evaluasi ini berguna untuk mengetahui sejauh mana efektivitas koleksi bagi pengguna
dan juga dapat diketahui anggaran tiap tahunnya yang berguna bagi pengajuan anggaran/dana
untuk tahun berikutnya.
Tujuan evaluasi koleksi adalah:
a.

Mengetahui mutu, lingkup, dan kedalaman koleksi

b.

Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perpustakaan serta lembaga induknya

c.

Mengikuti perubahan, perkembangan, sosial budaya, ilmu dan teknologi

d.

Meningkatkan nilai informasi

e.

Mengetahui kekuatan dan kelemahan koleksi

f.

Menyesuaikan kebijakan penyiangan koleksi


Dalam pengembangan koleksi perpustakaan, pada dasarnya pemustaka dapat mengusulkan

koleksi-koleksi yang perlu ditambahkan. Namun kebijakan pemilihan koleksi tetap menjadi
kewenangangan pustakawan. Dalam melakukan penambahan koleksi, pustakawan tidak boleh
melakukan pemilihan bahan koleksi berdasarkan inisiatif atau keinginan subyektif semata.
Pengadaan harus di dasarkan pada kebutuhan pengguna dan kebijakan selaras dengan visi misi
institusi perpustakaan.Mc Colvin menyatakan 2 teori yang harus diterapkan seorang pustakawan
dalam melakukan pengembangan koleksi yaitu :
a.

Teori nilai

14

Pada teori nilai, pengembangan koleksi dilihat dari kacamata pustakawan dalam memandang
penting tidaknya suatu informasi. Perpustakaan perlu melakukan evaluasi informasi secara
periodik dan sistematik untuk memastikan bahwa koleksi itu mengikuti perubahan yang terjadi,
dan perkembangan kebutuhan dari komunitas yang dilayani. Informasi harus berorientasi kepada
kebutuhan pengguna. Pustakawan harus mempunyai pengetahuan mengenai sumber daya
informasi yang luas. Dengan keahlian tersebut tim seleksi bahan pustaka beserta seluruh
anggotanya menetapkan secara jelas di dalam kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan
yang bersangkutan apakah informasi tersebut penting atau tidak.
b.

Teori permintaan

Pada teori permintaan, pengembangan koleksi dilihat dari permintaan pengguna. Koleksi yang
dipilih harus sesuai dengan permintaan pemustaka. Dalam teori ini pustakawan merespon
kebutuhan pemakai. Pada perpustakaan yang sangat besar dan perpustakaan yang ukurannya
sedang, pemesanan atau permintaan seringkali melalui komputer dan disimpan secara elektronis,
yang tentu saja akan menghemat dalam penggunaan kertas. Penambahan koleksi sesuai
permintaan pengguna dapat memicu minat baca dan meningkatkan keinginan penggun untuk
lebih banyak meminjam buku. Dengan adanya permintaan koleksi yang sesuai pengguna buku
yang dipinjam diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan pengguna
sehingga wawasannya menjadi luas yang membawa dampak positif.
Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug dalam pengembangan koleksi berusaha
menggabungkan kedua teori tersebut untuk mencapai kemanfaatan yang sebesar-besarnya.
Dalam penyeleksian bahan pustaka yang hendak dimiliki

dipertimbangkan hal-hal sebagai

berikut: kesesuaian bahan pustaka dengan pemustaka, kredibilitas pengarang, harga,


kemutakhiran bahan pustaka, penampilan fisik, bibliografi, dan penyajian isi bahan pustaka.
Selain itu sebagai perpustakaan sekolah, akan diawasi dengan ketat jangan sampai perpustakaan
SMP Negeri 2 Tanggunggunug kecolongan dengan masuknya bahan-bahan pustaka sebagai
berikut:
1) Barang cetakan berisi tulisan /gambar yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945;
2) Bertentangan dengan GBHN atau sekarang disebut Rencana Pembangunan Jangka Panjang;
3) Mengandung dan menyebarkan ajaran komunisme, marxisme, dan leninisme;
4) Merusak persatuan dan kesatuan bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5) Merusak kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan nasional;
6) Merusak akhlak atau menonjolkan hal-hal yang berbau pornografi;
7) Memberikan kesan penghinaan terhadap salah satu agama yang diakui di Indonesia;
8) Merugikan atau merusak pelaksanaan program pembangunan nasional;
9) Mempertentangkan suku, agama, ras, dan adat istiadat yang ada di Indonesia;
10) Hal lainnya yang dianggap dapat pula mengganggu ketertiban umum.

15

2.Pengembangan SDM
Sumber daya manusia sebagai pelaku utama dalam kegiatan perpustakaan sekarang ini pada
kondisi sebagian besar kurang peka terhadap kebutuhan pemakai, tidak tanggap terhadap kritik,
masih berpola pada pekerjaan yang bersifat rutin, dan bersifat pasif. Padahal perpustakaan
membutuhkan orang-orang yang profesional, yang mempunyai komitmen untuk tanggap dengan
kebutuhan

pemakai,

membuat

hal-hal

baru

di

perpustakaan,

bersikap

kreatif

dan

inovatif, mempunyai semangat untuk mengembangan diri demi kemajuan perpustakaan. Oleh
karena itu kompetensi dan profesionalisme tenaga perpustakaan perlu didongkrak sehingga dapat
memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai peluang dan tantangan untuk menciptakan
bentuk - bentuk layanan baru, meningkatkan layanan yang diharapkan pengguna, dan mengubah
image tentang tenaga perpustakaan. Tenaga perpustakaan menurut Depdiknas, (2004) sebaiknya
terdiri dari pustakawan, asisten pustakawan, tenaga administrasi, dan tenaga fungsional lainnya
sebagai berikut:
a. Pustakawan dengan pendidikan paling rendah Sarjana (S1) dalam bidang ilmu perpustakaan,
dokumentasi dan informasi (pusdokinfo), atau S1 bidang lain yang memiliki kompetensi dalam
pengelolaan perpustakaan, dengan tugas keprofesian dalam bidang perpustakaan.
b. Asisten pustakawan dengan pendidikan ilmu perpustakaan tingkat diploma dalam bidang ilmu
perpustakaan, dokumentasi dan informasi (Pusdokinfo) dengan tugas melaksanakan tugas
penunjang keprofesian dalam bidang perpustakaan.
c. Tenaga fungsional lain dengan pendidikan kejuruan atau keahlian tingkat kesarjanaan dengan
tugas melaksanakan pekerjaan penunjang koprefesian seperti pranata komputer dan kearsipan.
d. Tenaga administrasi dengan tugas melaksanakan kegiatan kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, perlengkapan, penjilidan, perlistrikan, grafika , dan lain-lain.
Adanya pembagian SDM tersebut di atas diharapkan ada keserasian kerja antar petugas
perpustakaan, saling mendukung dalam pencapaian tujuan perpustakaan dan tidak terjadi
tumpangtindih dalam pembagian job description.
Peran SDM perpustakaan sangat menentukan terwujudnya fungsi perpustakaan sebagai
sumber belajar para civitas akademika dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sumber informasi
yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi, sebagai tempat untuk mendapatkan
sumber-sumber primer dan sekunder untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu
pengetahuan, mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan, dan
membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh civitas akademika.

16

Pengelolaan perpustakaan pada bagian pengembangan koleksi memerlukan SDM yang


bertugas

mencari

informasi

judul-judul

buku

dan

majalah

melalui

internet,

sehingga pekerjaannya lebih cepat diselesaikan dan lebih mudah dilakukan. Dapat juga
melanggan jurnal secara online atau dalam bentuk CD-ROM.
Pengolahan bahan pustaka memerlukan SDM yang mempunyai

tingkat analisis

yang tinggi terhadap pengklasifikasian bahan pustaka, penentuan subyek , entri data dan
pembuatan katalog sehingga bahan pustaka yang baru dapat dimanfaatkan oleh pengguna secara
cepat dan mudah ditemukan di rak.
Sedangkan di bagian pelayanan pengguna diperlukan SDM yang bertindak cepat dan
tepat dalam memberikan pelayanan, menyediakan sarana penelusuran yang dapat mengakses
informasi secara luas, misalnya penggunaan internet dan peminjaman koleksi antar perpustakaan
yang dilakukan secara elektronis. SDM di bagian ini haruis berjiwa SMART , yang berarti Siap
mengutamakan pelayanan, Menyenagkan dan menarik, Antusias/bangga pada profesi, Ramah
dan menghargai pengguna jasa, dan Tabah di tengah kesulitan. Dengan demikian SDM di bidang
perpustakaan dituntut memiliki kompetensi tinggi dalam bidang pekerjaannya.
Kompetensi yang dirumuskan oleh US Special Library Associations dengan beberapa
perubahan yang disesuaikan dengan keperluan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai
berikut:
a. Kompetensi professional, yaitu terkait dengan pengetahuan pustakawan dalam hal;
1) Memiliki pengetahuan tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk
mengevaluasi dan mneyaring sumber-sumber tersebut secara kritis,
2) Memiliki pengetahuan tentang subyek khusus yang sesuai dengan kegiatan perguruan
tinggi,
3) Mengembangkan dan mengelola layanan informasi dengan baik, mudah diakses, dan
efektif dalam pembiayaan yang sejalan dengan aturan strategis perguruan tingginya,
4) Menyediakan bimbingan dan bantuan terhadap pengguna layanan informasi dan
perpustakaan,
5) Melakukan survai mengenai jenis dan kebutuhan informasi, layanan informasi dan
produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna,
6) Mengetahui dan mampu menggunakan teknologi informasi untuk pengadaan,
pengorganisasian, dan penyebaran informasi,
7) Mengetahui dan mampu menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen untuk
mengkomunikasikan perlunya layanan informasi kepada pimpinan perguruan tinggi,

17

8) Mengembangkan produk-produk informasi khusus untuk digunakan di dalam atau di luar


lembaga atau oleh pelanggan secara individu,
9) Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan menyelenggarakan penelitian yang
berhubungan dengan pemecahan masalah-masalah manajemen informasi,
10) Secara berkelanjutan memperbaiki layanan informasi untuk menanggapi perubahan
kebutuhan.
b. Kompetensi individu yang menggambarkan satu kesatuan dalam hal:
1) Memiliki komitmen untuk memberikan layanan yang terbaik;
2) Mampu mencari peluang dan melihat kesempatan baru baik di dalam maupun di luar
perpustakaan;
3) Berpandangan luas;
4) Mampu mencari mitra kerja;
5) Mampu menciptakan lingkungan kerja yang dihargai dan dipercaya;
6) Memiliki ketrampilan berkomunikasi yang efektif;
7) Dapat bekerjasama secara baik dalam suatu tim kerja;
8) Memiliki sifat kepemimpinan;
9) Mampu merencanakan, memprioritaskan dan memusatkan pada suatu hal ayng kritis;
10) Memiliki sifat positif dan fleksibel dalam menghadapi perubahan.
Keadaan perpustakaan sekolah termasuk di SMP Negeri 2 Tanggunggunug saat ini masih
jauh dari ideal. Tenaga SDM belum ada yang berkualifikasi pendidikan dari jurusan
perpustakaan. Untuk merekrut tenaga professional bukan hal yang mudah. Walaupun pemerintah
sendiri menetapkan peraturan yang bagus mengenai standar ketenagaan di bidang perpustakaan,
tampaknya pemerintah sendiri juga kurang konsisten. Selama beberapa tahun belakangan ini,
sekolah-sekolah tidak diperbolehkan mengangkat PTT (Pegawai Tidak Tetap). Apalagi sangat
jarang ada pengangkatan pegawai negeri untuk ditempatkan di perpustakaan-perpustakaan
sekolah. Dengan berbagai kendala tersebut, sekolah harus memanfaatkan tenaga yang ada untuk
mengelola perpustakaan sekolah. Sudah barang tentu, untuk menjalankan roda kegiatan
perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug, tidak bisa diharapkan pencapaian kinerja yang
maksimal secara cepat. Harus ada akselerasi antara kemampuan kerja SDM dengan tuntutan
perkembangan teknologi informasi yang demikian cepat.
Untuk mencapai kompetensi dan tingkat profesionalisme yang tinggi dapat diperoleh
melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan merupakan kegiatan yang terprogram untuk
meningkatkan ketrampilan, pengetahuan, dan keahlian seseorang yang berkaitan dengan
tugasnya. Langkah ini tentu menunggu pelonggaran kebijakan dari pemerintah sehingga dapat
direkrut tenaga SDM bidang perpustakaan yang professional dan sesuai dengan minatnya.
Sedangkan pelatihan lebih menekankan pada penguasaan hal-hal yang bersifat praktis/terapan.
(Lasa Hs: 2005). Untuk kegiatan ini langkah yang bisa dilakukan adalah mengirim tenaga-tenaga
pengelola perpustakaan mengikuti diklat-diklat atau seminar tentang perpustakaan yang diadakan
18

secara berkala. Selain itu untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, SDM
perpustakaan harus meningkatkan kualitas diri secara mandiri. Misalnya, mereka harus terus
belajar mengupdate perkembangan pengetahuan tentang perpustakaan melalui berbagai sumber
belajar, baik membaca buku,literature, jurnal, atau browsing di internet. Bisa pula bertukar
pikiran

dengan

teman-teman

sejawat

atau

masuk

dalam

komunitas

dunia

perpustakaan. Langkah lain yang bisa dilakukan dan bersifat praktis adalah mengadakan studi
banding ke perpustakaan-perpustakaan sekolah atau umum lain yang lebih maju.Setiap petugas
harus memperdalam penguasaan dalam bidang teknologi informasi baik melaui pelatihan atau
kursus-kursus. Di masa mendatang, pengembangan SDM perpustakaan tidak bisa dilepaskan dari
kemajuan teknologi informasi yang melajusangat kencang. Setiap petugas diharapkan mampu
memanfaatkan komputer pada bidang tugasnya dan dapat menggunakan internet sebagai media
komunikasi antar perpustakaan sehingga dapat sharing tentang perkembangan perpustakaan,
baik dalam hal pengembangan koleksi, pemgolahan bahan pustaka maupun dalam melayani
pengguna perpustakaan. Dapat ditarik simpulan bahwa pelatihan dan pendidikan dimaksudkan
untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja dalam melaksanakan dan mencapai sasaran
program-program kerja yang telah ditetapkan.
3. Pemanfaatan Layanan Perpustakaan
Layanan di perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan
peningkatan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua warga sekolah dengan
mempergunakan bahan pustaka yang dimilikinya. Sebagai suatu lembaga jasa, keberhasilan
perpustakaan sangat tergantung dari sistem dan pelaksanaan aspek layanannya kepada para
pemakainya. Secara umum, perpustakaan yang berhasil adalah perpustakaan yang banyak
dikunjungi oleh masyarakat pemakainya untuk memanfaatkan sumber-sumber informasi yang
ada didalamnya. Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug beberapa tahun yang lalu
sebenarnya cukup ramai dikunjungi pemustaka. Keadaan berbalik ketika perkembangan HP
banyak merebut perhatian siswa. Mereka lebih dimudahkan teknologi ini dalam penelusuran
informasi. Tanpa perlu usaha keras, hanya dalam hitungan detik semua informasi yang
diperlukan langsung tersaji di depan mata. Target utama perpustakaan SMP Negeri 2
Tanggunggunug adalah mengembalika daya tarik perpustakaan sebagai pusat informasi dan
sarana rekreatif bagi warga sekolah. Oleh karena itu petugas perpustakaan harus aktif dan
memberikan layanan yang prima. Di samping itu layanan-layanan yang sudah berjalan akan
makin diintensifkan dan dikembangkan layanan-layanan yang masih memungkinkan
dilaksanakan. Aktivitas layanan yang bisa diprogramkan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Peminjaman bahan pustaka(buku) baik buku-buku yang menunjang kegiatan belajar
mengajar ataupun buku-buku fiksi seperti cerita adat dan novel.

19

b. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru dan menjawab pertanyaanpertanyaan murid atau guru tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan.
c. Sekolah yang mempunyai perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik ditempatkan
dalam ruangan yang cukup besar dengan fasilitas yang memadai dapat mengadakan jam
perpustakaan. Ruang perpustakaan harus besar, sebab pada jam ini murid-murid satu
kelas diharuskan mengadakan berbagai macam penyelidikan tentang berbagai seni subjek
yang berhubungan dengankurikulum sekolah. Kemudian murid-murid ditugaskan
menyusun karangan singkat tentang subjek yang telah diselidiki sehingga hasil karya
mereka yang baik, dapat dipakai untuk menambah koleksi pada perpustakaan tersebut.
d. Melayani kebutuhan pelajar dalam kelas. Hal tersebut dapat dilakukan, bila guru kelas
memerlukan bahan-bahan dari perpustakaan untuk membantu pelajarannya.
e. Memberikan pelatihan kepada anak (pendidikan pemakai) supaya mereka dapat
menggunakan bahan perpustakaan secara mahir seperti memakai kamus, ensiklopedia,
membaca peta dan globe, mengadakan penelitian sesuai dengan tugas dari guru.
f.

Bimbingan minat baca. Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, perpustakaan sekolah
memegang peranan penting dalam peningkatan minat baca. Perpustakaan membantu
mendorong dan mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju
kebiasaan belajar mandiri. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan bimbingan
minat baca yaitu, memperkenalkan cara membaca yang baik karena membaca yang baik
merupakan modal fisik yang sangat diperlukan

g.

Layanan pemesanan buku, yaitu merupakan layanan bagi pengguna yang menginginkan
suatu buku bacaan namun perpustakaan tersebut tidak memilikinya, maka pengguna bisa
memesan kepada pustakawan untuk memasukkannya pada daftar buku yang akan dibeli.

h.

Layanan fasilitas computer dan internet seiring berkembangnya jaman, perpustakaan juga
harusnya menyediakan layanan internet dimana pengguna dapat juga mencari informasi
melalui media tersebut sehingga tidak terlalu terpaku dengan sumber buku saja.

i.

Layanan audiovisual, yaitu layanan yang dapat membantu pengguna untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan melalui media berupa TV kabel, VCD/DVD, dan kaset dengan cara seperti
pemutaran film-film yang penuh akan unsur edukasi untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar agar lebih menarik dan tidak membosankan.Program ini tentu tidak bisa
dilaksanakan dalam waktu dekat mengingat koleksi maupun fasilitas penunjangnya masih
belum ada dan membutuhkan dana yang besar untuk pengadaannya.

j.

Peminjaman majalah, merupakan salah satu layanan yang bertujuan sebagai media
rekreasi bagi pengguna yang telah seharian penuh melakukan kegiatan belajar, sehingga dapat
menghibur mereka agar kembali bersemangat untuk menghadapi pelajaran berikutnya.

k.

Layanan story telling, merupakan layanan yang dapat membantu para murid untuk belajar
mendengarkan, menagkap, dan mengerti apa yang seseorang bicarakan.

20

4. Aplikasi Teknologi Informasi


Teknologi informasi (information technology) sudah tidak asing lagi bagi para pengelola
perpustakaan, terutama bagi mereka yang telah mendapat kesempatan untuk menambah
wawasan, baik melalui pendidikan, seminar, lokakarya, atau membaca literatur sendiri atau
memperoleh informasi dari media massa. Banyak sudah teknologi informasi diaplikasikan di
perpustakaan. Hal. Ini tentunya untuk meningkatkan keberadaan perpustakaan yang akhirnya
bermuara pada peningkatan kualitas dan kuantitas layanan. Basuki (1991:87) menyatakan
teknologi informasi adalah teknologi yang digunakan untuk menyimpan, menghasilkan,
mengolah, serta menyebarluaskan informasi. Informasi ini mencakup 4 kategori yaitu (a)
numerik, lazimnya berupa angka; (b) audio, lazimnya berupa suara; (c) teks, lazimnya berupa
tulisan; dan (d) citra, lazimnya berupa gambar dan santir (image).
Teknologi informasi yang telah banyak diterapkan di berbagai perpustakaan negara maju dan
beberapa perpustakaan di Indonesia, antara lain :
Computers and computer networks

CD-ROM(s), dan multimedia CD-ROM(s)

Facsimile

Internet

Telephone
Television
Videodisk/laser disk

Output computer, misalnya : micrographics, microfilm, microfische

Digital Equipments
Di perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug juga telah diterapkan aplikasi teknologi

informasi tapi sebatas pemakaian rumus Exel untuk mempermudah pembuatan kelengkapan
bahan pustaka dalam proses pengolahan. Untuk sistem temu kembali bahan pustaka belum
diterapkan komputerisasi. Masih terlalu banyak kendala yang bisa diidentifikasi untuk menuju ke
sana, seperti:

a. Penggalian dana, dana ini akan dialokasikan untuk : pengadaan perangkat keras maupun
lunak, install, operasional, promosi, perawatan dan sustainability, tambahan gaji;
b. Kesiapan SDM perpustakaan, misalnya pimpinan perpustakaan harus mampu
memberikan kesempatan kepada stafnya untuk meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan dalam mengusai teknologi informasi yang akan diterapkannya;

21

c. Kesiapan pengguna perpustakaan, hal ini berhubungan dengan kesiapan pengguna


perpustakaan dalam mengikuti sistem baru layanan perpustakaan, misalnya : harus daftar
ulang anggota agar bisa macth dengan layanan sirkulasi;
d. Reorganisasi perpustakaan, hal ini menyangkut penempata staf sesuai dengan
keahliannya dan kebutuhan perpustakaan, sekaligus penyusunan job description dan alur
kerja.
Dengan perlahan SMP 3 Bandung bertekad setahap demi setahap akan melaksanakan
aplikasi teknologi informasi lebih meluas mengingat keterbatasan yang ada. Setidaknya sebagai
bentuk implementasi Diklat Kepala Perpustakaan Tingkat SMP, SMK, dan SMA SeTulungagung Tahun 20016 Pola 200 Jam dari 9 Oktober 2016 s.d 13 November 2016 setiap hari
Minggu, Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug akan mencoba aplikasi SLIM. Tentu
kegiatan ini akan memakan waktu yang lama mengingat keterbatasan jumlah petugas dan
kemampuan SDM dalam penguasaan teknologi informasi. Tidak ada jalan lain jika tidak ingin
perpustakaan semakin ditinggalkan pemustaka, aplikasi teknologi informasi harus dimulai dan
terus dijalankan meskipun dengan tertatih-tatih.
B. Program Pengembangan Perpustakaan
Rencana kerja perpustakaan sekolah yang tertuang dalam program kerja perpustakaan secara
umum akan mengacu pada tugas pokok perpustakaan sekolah, tujuan institusi, visi dan misi
sekolah. Hal ini didasari oleh kepentingan bersama untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan efisien.
1. Program Jangka Pendek
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Menyediakan dan menghimpun bahan pustaka, informasi, sesuai kurikulum sekolah;


Menyediakan dan melengkapi fasilitas perpustakaan sesuai kebutuhan;
Mengolah dan mengorganisasikan bahan pustaka sesuai pedoman standar;
Melaksanakan layanan perpustakaan yang sederhana, mudah dan menarik;
Meningkatkan minat baca murid, guru, dan warga sekolah yang lain;
Menambahkan koleksi bahan pustaka secara berkala untuk memenuhi kebutuhan

pemustaka;
g. Pembuatan proposal permintaan buku/majalah/jurnal pada beberapa
lembaga/instansi/penerbit tertentu;
h. Memelihara bahan pustaka agar tahan lama dan tidak cepat rusak.
i. Menerbitkan kartu perpustakaan bagi siswa, guru dan warga sekolah yang lain;
j. Menerbitkan berbagai administrasi perpustakaan (kartu buku, kantong, lebeling, katalog
buku, dll);
k. Inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi bahan pustaka;
l. Pelayanan peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan;
m. Penerbitan Surat Tanda Bebas Pustaka bagi siswa kelas XII sebagai syarat pengambilan
Ijazah;

22

2. Program Jangka Menengah


a. Mengganti perabotan perpustakaan yang tidak sesuai dengan standardisasi atau sudah
rusak misal: meja dan kursi;
b. Mengadakan renovasi bangunan, terutama kisi-kisi jendela yang melapuk dimakan usia
dan serangga;
c. Pengadaan rak-rak buku yang juga mulai lapuk dimakan serangga;
d. Mensosialisasikan program wakaf buku yang berkualitas bagi semua warga sekolah ke
perpustakaan;
e. Mengirim petugas perpustakaan mengikuti seminar atau diklat secara rutin sebagai upaya
meningkatkan kualitas SDM perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug;
f. Mengadakan program kegiatan yang meningkatkan minat baca pemustaka, misal: bedah
buku, lomba membuat resensi buku, lomba membuat ringkasan buku, member
penghargaan/apresiasi bagi pemustaka yang atif mengunjungi perpustakaan.
g. Pengadaan pendingin ruang, televisi, komputer lebih banyak (minimal lima buah), bahan
pustaka elektronik dan digital, LCD.
2. Program Jangka Panjang
a. Menerapkan sistem layanan perpustakaan yang berbasis ICT;
b. Menerapkan E-Library learning untuk meningkatkan mutu pendidikan;
c. Merealisasikan kualitas dan kuantitas buku sesuai dengan pedoman pengelolaan
d.
e.
f.
g.

perpustakaan tingkat SMP yang ideal;


Terciptanya ruangan perpustakaan yang memadai, kondusif dan menyenangkan;
Membuat taman bacaan di sudut-sudut halaman sekolah yang strategis;
Mewujudkan gemar membaca sebagai bagian budaya warga sekolah.
Menjalin kerja sama dengan perpustakaan-perpustakaan sekolah sekitar maupun
perpustakaan daerah dan perpustakaan nasional.
BAB IV PENUTUP

A. Simpulan
Dari uraian tugas akhir di atas dapat ditarik simpulan bahwa dalam lingkungan sekolah,
kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya adalah
perpustakaan yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Hal

ini karena perpustakaan

mengemban peran yang sangat penting sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan oleh
pemustaka atau warga sekolah pada umumnya. Fungsi perpustakaan akan dapat berjalan
dengan baik apabila didukung oleh beberapa hal, antara lain:
23

1.Pengembangan bahan koleksi yang memadai dan modern;


2.Pengembangan SDM dan penguatan organisasi yang baik;
3.Pelayanan yang profesional dan memuaskan;
4.Penyediaan sarana dan prasarana yang nyaman dan memadai.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan pengembangan perpustakaan SMP
Negeri 2 Tanggunggunug, antara lain:
1.Pihak sekolah harus lebih peduli memikirkan penambahan jumlah dan kualitas bahan
pustaka yang memenuhi standar pengelolaan perpustakaan sekolah guna mengupdate
perkembangan informasi yang sangat kencang.
2.Pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan peningkatan kualitas SDM petugas
perpustakaan dengan mengikutsertakan ke berbagai seminar atau diklat yang terkait dengan
tugas mereka. Kesejahteraan mereka juga harus mendapat perhatian lebih serius.
3.Sebagai usaha meningkatkan layanan kepada pemustaka, sikap ramah tamah dan
profesionalisme petugas harus senantiasa ditingkatkan. Pemanfaatan teknologi informasi
tidak bisa lagi dikesampingkan jika perpustakaan tetap ingin diperhatikan pemustaka.
4.Pihak sekolah hendaknya juga menyiapkan dana khusus guna pengembangan sarana
dan

prasarana perpustakaan guna menciptakan suasana yang lebih nyaman dan

memuaskan pemustaka.

24

25

Anda mungkin juga menyukai