Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang tergabung pada sebuah sekolah, dikelola
sepenuhnya oleh sekolah yang bersangkutan dengan tujuan usaha membantu sekolah untuk
mencapai tujuan khusus sekolah dan tujuan pendidikan pada umumnya. Di samping itu dalam
penjelasan Undang-undang Pendidikan Nasional kita, disebutkan bahwa salah satu sumber
belajar di sekolah yang amat penting tetapi bukan satu satunya adalah perpustakaan. Sebagai
salah satu sumber belajar di sekolah perpustakaan membantu tercapainya misi dan visi sekolah
tersebut. Mengingat pentingnya peran perpustakaan sekolah maka perlu adanya suatu
pengelolaan atau manajemen yang tepat dan cepat sehingga fungsi perpustakaan sekolah benarbenar terwujud. Namun masalahnya sekarang adalah tidak sedikit perpustakaan sekolah yang
pengelolaannya masih kurang profesional. Kalaupun sudah baik, bagaimana perpustakaan
sekolah mampu memenuhi kebutuhan penggunanya akan berbagai pengetahuan dan informasi
secara mudah dan cepat di era globalisasi ini. Untuk itu diperlukan suatu sistem informasi
managemen perpustakaan (SIM Perpus) dengan memanfaatkan komputer. Akan tetapi
mampukah para pengelola perpustakaan terutama kepala sekolah sebagai stake holder di sekolah
mewujudkan perpustakaan sekolah yang berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK )
dengan menggunakan SIM Perpustakaan?
Perpustakaan
sebagai
jantung
sebuah
lembaga
pendidikan,
sudah
selayaknya
mendapatkan porsi dan posisi yang strategis guna merealisasikan visi dan misi sekolah. Semua
pihak, khususnya kepala sekolah harus memberi perhatian lebih akan eksistensi perpustakaan di
sekolah, dan tidak lagi dianggap sebagai tempat menyimpan buku bekas, barang-barang tidak
terpakai, bahkan tempat bermain saat tidak ada KBM. Hal ini tentu sangat ironis dan tidak
mendidik.
Dari berbagai sudut pemikiran diatas, Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunung
berupaya melakukan terobosan dan revitalisasi peran dan fungsi perpustakaan sekolah untuk
mendukung program dan visi-misi sekolah. Berbagai program dan terobosan yang direncanakan,
diharapkan dapat memberi ruang yang lebih besar agar perpustakaan sekolah sebagai center of
knowledge dapat terealisasi secara optimal.
filosofi, ide, konsep dan maksud untuk pelaksanaan danpengembangannya akan makin jelas serta
dimengerti dan diterima, sehingga hal itu dapat segera dikerjakan secara efektif dan penuh
semangatKebijakan tersebut harus komprehensif serta dapat dilaksanakan. Kebijakan
perpustakaan sekolah tidak boleh ditulis oleh pustakawan sekolah sendirian, tetapi harus
melibatkan para guru dan manajemen senior. Konsep kebijakan harus dikonsultasikan secara luas
di sekolah dan mendapat dukungan melalui diskusi terbuka yang mendalam. Dokumen dan
rencana kerja berikutnya akan menjelaskan peranan perpustakaan dalam hubungannya
denganberbagai aspek berikut: kurikulum sekolah, metode pembelajaran di sekolah, memenuhi
standar dan kriteria nasional dan lokal, kebutuhan pengembangan pribadi dan pembelajaran
murid, kebutuhan tenaga pendidikan dan staf, meningkatkan arah keberhasilan.
Kepala Perpustakaan
Bagian Teknis
Pengadaan
Pengelolaan
Penyusunan
Perawatan
:
:
:
:
Rita, A.Ma.Pust.
Rita, A.Ma.Pust.
Asrori, S.Tp.
Asrori, S.Tp.
Bagian Layanan
Sirkulasi
Referensi
Membaca
:
:
Widayatur Rofik
Sri Nur Utami
maupun media digital. Media cetak adalah media penyimpan informasi dalam bentuk cetakan,
seperti: buku, jurnal, kamus, ensiklopedia, peta, gambar, surat kabar, majalah, dan sejenisnya.
Media elektronik adalah media yang berformat rekaman elektronik, seperti: pita kaset, pita
video, microfilm, dan sejenisnya. Sedangkan media digital adalah format digital dari rekaman
elektronik maupun kumpulan informasi yang tersimpan dalam jaringan internet.
Untuk sementara ini media informasi yang terdapat di perpustakaan SMP Negeri 2
Tanggunggunug masih terbilang sederhana untuk ukuran masa kini yang sudah memasuki era
informasi dan globalisasi. Media informasi yang dimiliki perpustakaan SMP Negeri 2
Tanggunggunug masih berupa media cetak, berupa buku, kamus, ensiklopedia, surat kabar,
jurnal, dan majalah. Selengkapnya bahan pustaka yang dimiliki SMP Negeri 2 Tanggunggunug
adalah sebagai berikut:
N0.
1
2
3
4
5
6
Jenis Koleksi
Fiksi
Nonfiksi
Referensi
Koran
Majalah
Jurnal
Jumlah Judul
275
568
215
1
5
1
Jumlah Eksemplar
550
4759
357
Berlangganan Jawa Pos
47
35 (berlangganan Dwija)
3. Fasilitas Perpustakaan
Fasilitas perpustakaan menjadi sisi lain yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan
perpustakaan. Sering kali yang terjadi dengan masalah perpustakaan adalah masalah ketiadaan
atau ketidakberdayaan fasilitas. Mulai dari ketiadaan tempat, ketiadaan koleksi, ketiadaan sarana
pendukung, dan sarana prasarana lainnya. Biasanya tiap level sekolah mempunyai karakteristik
masing-masing dalam perencanan fasilitas. Namun yang penting dalam pengelolaan fasilitas
harus diperhatikan tiga hal yaitu : Nyaman (Comfort), Terbuka (Welcome), dan User-friendly.
Ketika kita merancang sebuah fasilitas untuk perpustakaan sekolah, setidaknya ada beberapa
prinsip yang harus dipenuhi:
a.
b.
c.
d.
e.
Tata letak harus dapat menunjukkan bahwa perpustakaan dapat difungsikan dengan baik.
Desain harus memperhatikan aspek estetika dan ergonomis.
Akses ke bahan pustaka ruang, dan informasi harus mudah bagi semua pengguna.
Harus diperhatikan masalah arus lalu-lintas pengguna, keselamatan dan keamanan.
Ruangan sedapat mungkin mengakomodir kebutuhan pengguna, juga tentunya untuk
sudah
ditetapkan
dalam
standar
nasional
perpustakaan
sekolah
yakni: Perpustakaan harus menyediakan ruang yang cukup untuk koleksi, staf dan
g.
penggunaannya.
Perpustakaan harus menyediakan ruang dengan luas sekurang-kurangnya untuk SD/MI
i.
j.
papan pengumuman/pameran.
Perpustakaan harus memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk keperluan
pengguna
Sangat disayangkan, keadaan perpustakaan SMP Negeri 3 yang semula relatif ideal untuk
sebuah perpustakaan yang mendekati ideal kini menjadi memprihatinkan. Gedung perpustakaan
SMP Negeri 2 Tanggunggunug karena kekurangpengetahuan pimpinan sekolah terdahulu harus
dialihfungsikan sebagian untuk menjadi koperasi sekolah. Semula gedung perpustakan SMP
Negeri 2 Tanggunggunug mempunyai luas 86, m persegi kini tinggal 74 m persegi. Fasilitas yang
dimiliki oleh perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug pun terbilang masih sangat kurang.
Disamping itu sebagian perabotan dalam keadaan rusak karena memang sudah berumur dan
dimakan rayap. Data tentang fasilitas berupa sarana prasarana yang terdapat dalam perpustakaan
3 Bandung dapat dilihat dalam table berikut ini.
No
.
1.
2.
3.
4
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
dari
Perlengkapan Perpustakaan
Jumlah
Meja baca
4 buah
Kursi baca
25 buah
Rak buku
5 buah
Rak koran
1buah
Kotak catalog
1 buah
Rak majalah
2 buah
Meja sirkulasi
1 buah
Meja Petugas
1 buah
Kipas angin
3 buah
B. Pengadaan
Papan pengumuman
1 buah
Komputer
1 buah
Bahan
Gudang
1 buah
Pustaka
Globe
3 buah
Jam dinding
1 buah
Pengadaan
Buku induk
2 buah
Tempat sampah
1 buah
bahan
pustaka
Sapu
5 buah
adalah salah satu
Kemocing
3 buah
kegiatan pelayanan teknis pada suatu perpustakaan dalam usaha untuk memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna sesuai dengan perkembangan zaman. Melalui
kegiatan pengadaan bahan pustaka tersebut, perpustakaan berusaha menghimpun bahan pustaka
yang akan dijadikan koleksi perpustakaan baik itu koleksi seperti buku, majalah, jurnal, surat
kabar, brosur dan koleksi non cetak seperti kaset, audio visual, mikrofilm, mikrofis, piringan
hitam, video kaset, CD-ROM dan lain-lain. Pengadaan atau akuisisi koleksi bahan pustaka
merupakan proses awal dalam mengisi perpustakaan dengan sumber-sumber informasi.
Adapun beberapa metode dalam pengadaan bahan pustaka adalah sebagai berikut :
1. Pembelian, untuk meringankan biaya pembelian, kita bisa melakukan pembelian di bursa
buku-buku bekas atau menelusuri pameran-pameran buku karena pameran buku biasanya
memberikan diskon besar-besaran, kesempatan seperti ini harus dimanfaatkan sebaikbaiknya bagi pengelola perpustakaan. Masalah yang dihadapi perpustakaan SMP Negeri
2 Tanggunggunug adalah tidak bisa dilaksanakannya pengadaan bahan pustaka secara
rutin karena kecilnya anggaran dan besarnya pengeluaran sekolah untuk kegiatan PHBN>
2. Hadiah/ sumbangan, untuk mendapatkan buku secara cuma-cuma/ sumbangan, maka
perpustakaan memprogramkan setiap siswa kelas IX yang telah lulus
diharapkan
katalogisasi,
a. Setiap bahan pustakan yang baru diterima harus diberi cap perpustakaan pada halaman
judul dan halaman tertentu yang sudah disepakati (halaman 15)
b. Setiap bahan pustaka yang didaftarkan dalam buku induk. Buku ini memuat kolom yang
berisi tentang :
*. Nomor urut buku masuk
*. Tanggal masuk ke buku induk
*. Nomor induk
*. Pengarang
*. Judul
*. Edisi dan tahun
*. Penerbit
*. Sumber (Beli, Hibah, tukar menukar)
*. Harga (Jika dibeli)
*. Keterangan Lain
2. Klasifikasi
Salah satu tujuan utama semua perpustakaan adalah mengusahakan agar semua pengunjung
dapat secara mudah dan langsung memperoleh bahan yang diperlukannya. Salah satu diantara
alat-alat diciptakan orang untuk maksud tersebut adalah klasifikasi.
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan,
buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang
sama. Ada beberapa macam sistem klasifikasi yang digunakan oleh perpustakaan di dunia,
seperti : Deway Decimal Classification (DDC), Universal Decimal Classification (UDC),
Library of Congress Classification (LCC), Colon Classification (CC), dan lain-lain. Sistem
klasifikasi yang
Classification (DDC).
Bagan klasifikasi DDC ini merupakan bagan klasifikasi yang paling popular dan paling
banyak digunakan di Indonesia. Bagan ini diciptakan oleh Melvil Deway (1851-1931). DDC
merupakan bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut prinsip decimal dalam membagi
cabang ilmu pengetahuan. DDC membagi semua ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas
utama (Main Classes) yang diberi notasi berupa angka arab 000-900. Setiap kelas utama dibagi
secara decimal menjadi 10 sub kelas (devision). Kemidan sub kelas dibagi lagi secara decimal
menjadi 10 seksi (section), dan seterusnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada contoh
berikut ini : (Hamakonda, Towa. 2008.Pengantar Klasifikasi Perpsepuluhan Deway. Jakarta :
Gunung Mulia)
Kelas Utama :
000 Karya Umum
100 Filsafat dan Psikologi
200 Agama
10
900
4. Katalogisasi
Katalogisasi adalah proses pembuatan daftar pustaka (buku, majalah, CD, film mikro dan
sebagainya) milik suatu perpustakaan. Daftar ini berfungsi untuk mencatat koleksi yang dimiliki,
membantu proses temu kembali, dan mengembangkan standar-standar bibliografi internasional (.
Bentuk daftar pustaka ini bermacam-macam, seperti katalog cetakan, katalog berkas, katalog
kartu, maupun katalog elektronik yang lazim disebut sebagai OPAC (Online Public Acces
Catalog). Masing-masing bentuk katalog ini memiliki kelebihan dan kekurangannya. SMP
Negeri 2 Tanggunggunug masihmelaksanakan katalogisasi dalam bentuk tercetak, mengingat
keterbatasan SDM yang ada. Selain jumlah personal, penguasaan teknologi informasi di
perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug juga belum memadai.
5. Shelving
Shelving adalah kegiatan pemajangan koleksi ke dalam rak/tempat koleksi berdasarkan sistem
tertentu. Kegiatan ini merupakan langkah terakhir dari proses pengolahan bahan pustaka.
Tujuannya agar koleksi dapat ditemukan dengan mudah dan dapat dikenali oleh pengguna atau
pustakawan. Di perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug, buku-buku ditata di rak dan
dipajang berdasarkan urutan kelas utama. Misalnya, buku-buku berupa novel dan cerita fiksi
lainnya akan diletakkan pada bagian rak yang diberi keterangan 800 Kesusasteraan. Sedangkan
buku-buku yang berisi ilmu pengetahuan alam akan dapat ditemukan pada bagian rak yang diberi
keterangan 500 Ilmu-ilmu Murni.
D. Pelayanan Pustaka
Setelah melalui proses pengolahan maka koleksi perpustakaan siap untuk dilayankan kepada
pengguna perpustakaan. Banyak bentuk layanan yang dapat diberikan kepada pemustaka dalam
rangka melayankan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemustaka. Namun, secara garis
besar pelayanan bahan pustaka di SMP Negeri 2 Tanggunggunug masih terbatas pada layanan
sirkulasi dan layanan referensi. Berikut ini deskripsi tentang layanan sirkulasi dan layanan
referensi dalam rangka melayankan koleksi yang dimiliki perpustakaan kepada pemustaka :
1.
Layanan sirkulasi
11
Layanan pemustaka yang berkaitan dengan sumber-sumber atau koleksi referensi (kamus,
ensiklopedi, direktori, buku pegangan (handbook), indeks, bibliograi dan terbitan pemeritah) a ntara lain
meliputi menjawab pertanyaan yang diajukan, penelusuran informasi baik di dalam maupun di
luar perpustakaan itu sendiri. Dengan kata lain layanan referensi merupakan layanan yang
diberikan perpustakaan dengan memanfaatkan koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan.
Produk akhir dari layanan ini adalah jawaban atas pertanyaan dari pemustaka yang diperoleh dari
koleksi referensi yang dimiliki perpustakaan.
Di perpustakaan SMPN 2 Tanggunggunung, pemustaka hanya bisa membaca buku-buku
referensi di tempat. Artinya, buku-buku tersebut yang karena jumlahnya terbatas dan sangat
berharga tidak diperkenankan dibawa pulang untuk dibaca di rumah. Namun, ada toleransi bagi
mereka yang ingin mengcopy, buku referensi boleh dipinjam untuk di foto copy dengan seizin
petugas referensi dan meninggalkan kartu identitas.
12
1.Pengembangan Koleksi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah pengembangan mengandung pengertian
proses, cara, perbuatan mengembangkan, dan sebagainya. Sedangkan koleksi mengandung
pengertian kumpulan gambar, benda bersejarah, lukisan, objek penelitian, dan sebagainya yang
sering dikaitkan dengan minat atau hobi objek yang lengkap. Prof. Dr. Sulistyo Basuki
menekankan pengertian pengembangan koleksi pada pemilihan buku. Pemilihan buku artinya
memilih buku untuk perpustakaan. Pemilihan buku berarti juga proses menolak buku tertentu
untuk perpustakaan. Selanjutnya pengertian pengembangan koleksi mengalami perubahan sesuai
dengan perkembangan bidang kepustakawanan. Pengembangan koleksi, seleksi dan pengadaan
menjadi istilah-istilah yang saling melengkapi.
Tugas utama perpustakaan adalah membangun dan mengembangkan koleksi yang kuat demi
kepentingan pengguna perpustakaan. Tahapan pengembangan koleksi menurut Edward G.
Evansa dalah sebagai berikut :
1.
Community analysis, atau disebut analisis masyarakat yaitu tahap awal proses
pengembangan koleksi untuk melihat siapa segmentasi pemakai perpustakaan. Kelompokkelompok pengguna dengan ciri tertentu, merupakan pengguna dari berbagai jenis perpustakaan,
perencanaan yang mantap, jasa apa yang sesuai dengan pengguna tersebut sangat
diperlukan. Dalam analisa ini harus diperhatikan semua variabel yang mempengaruhi layanan
perpustakaan kepada masyarakat. Semua data terbitan (buku, statistik, sosiologi, sejarah, dll.
Selain itu diperlukan juga data pendukung yang dapat diperoleh melalui interview maupun
kuisioner.
13
2.
mengembangkan
koleksi,
mengarahkan
dana,
dan
menempatkan
jenis-jenis
koleksi
perpustakaan. Kebijakan dalam pengembangan koleksi, berisi suatu rencana atau tindakan yang
dipakai sebagai acuan kerja di perpustakaan. Kebijakan-kebijakan itu diperlukan khususnya pada
saat pengambilan keputusan subyek apa yang harus dibeli dan berapa banyak tiap subyek
mendapatkan bahan, serta penentuan anggaran untuk tiap subyek.
3.
Seleksi, pada intinya adalah memilih bahan pustaka yang mana yang sesuai masuk ke
perpustakaan sesuai dengan jenis perpustakaan. kegiatan seleksi ini merupakan kegiatan yang
sangat penting dalam pengembangan koleksi. Keberhasilan perpustakaan sangat ditentukan oleh
tersedianya koleksi baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Dengan demikian maka koleksi
perpustakaan sudah seharusnya terus dipupuk dengan ketelitian dan kecermatan.
4.
Akuisisi, yaitu suatu proses kegiatan pengadaan bahan pustaka yang dilakukan dengan
Weeding atau penyiangan, merupakan suatu kegiatan perpustakaan untuk penyisihan bahan
pustaka yang terdapat dalam koleksi perpustakaan yang dikarenakan koleksinya rusak, jarang
dipakai, dan sudah tidak dipakai lagi, serta karena faktor hukum atau peraturan.
6.
berkesinambungan. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui peta kekuatan dan kelemahan koleksi.
Kegiatan evaluasi ini berguna untuk mengetahui sejauh mana efektivitas koleksi bagi pengguna
dan juga dapat diketahui anggaran tiap tahunnya yang berguna bagi pengajuan anggaran/dana
untuk tahun berikutnya.
Tujuan evaluasi koleksi adalah:
a.
b.
Menyesuaikan koleksi dengan tujuan dan program perpustakaan serta lembaga induknya
c.
d.
e.
f.
koleksi-koleksi yang perlu ditambahkan. Namun kebijakan pemilihan koleksi tetap menjadi
kewenangangan pustakawan. Dalam melakukan penambahan koleksi, pustakawan tidak boleh
melakukan pemilihan bahan koleksi berdasarkan inisiatif atau keinginan subyektif semata.
Pengadaan harus di dasarkan pada kebutuhan pengguna dan kebijakan selaras dengan visi misi
institusi perpustakaan.Mc Colvin menyatakan 2 teori yang harus diterapkan seorang pustakawan
dalam melakukan pengembangan koleksi yaitu :
a.
Teori nilai
14
Pada teori nilai, pengembangan koleksi dilihat dari kacamata pustakawan dalam memandang
penting tidaknya suatu informasi. Perpustakaan perlu melakukan evaluasi informasi secara
periodik dan sistematik untuk memastikan bahwa koleksi itu mengikuti perubahan yang terjadi,
dan perkembangan kebutuhan dari komunitas yang dilayani. Informasi harus berorientasi kepada
kebutuhan pengguna. Pustakawan harus mempunyai pengetahuan mengenai sumber daya
informasi yang luas. Dengan keahlian tersebut tim seleksi bahan pustaka beserta seluruh
anggotanya menetapkan secara jelas di dalam kebijakan pengembangan koleksi perpustakaan
yang bersangkutan apakah informasi tersebut penting atau tidak.
b.
Teori permintaan
Pada teori permintaan, pengembangan koleksi dilihat dari permintaan pengguna. Koleksi yang
dipilih harus sesuai dengan permintaan pemustaka. Dalam teori ini pustakawan merespon
kebutuhan pemakai. Pada perpustakaan yang sangat besar dan perpustakaan yang ukurannya
sedang, pemesanan atau permintaan seringkali melalui komputer dan disimpan secara elektronis,
yang tentu saja akan menghemat dalam penggunaan kertas. Penambahan koleksi sesuai
permintaan pengguna dapat memicu minat baca dan meningkatkan keinginan penggun untuk
lebih banyak meminjam buku. Dengan adanya permintaan koleksi yang sesuai pengguna buku
yang dipinjam diharapkan dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan pengguna
sehingga wawasannya menjadi luas yang membawa dampak positif.
Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug dalam pengembangan koleksi berusaha
menggabungkan kedua teori tersebut untuk mencapai kemanfaatan yang sebesar-besarnya.
Dalam penyeleksian bahan pustaka yang hendak dimiliki
15
2.Pengembangan SDM
Sumber daya manusia sebagai pelaku utama dalam kegiatan perpustakaan sekarang ini pada
kondisi sebagian besar kurang peka terhadap kebutuhan pemakai, tidak tanggap terhadap kritik,
masih berpola pada pekerjaan yang bersifat rutin, dan bersifat pasif. Padahal perpustakaan
membutuhkan orang-orang yang profesional, yang mempunyai komitmen untuk tanggap dengan
kebutuhan
pemakai,
membuat
hal-hal
baru
di
perpustakaan,
bersikap
kreatif
dan
inovatif, mempunyai semangat untuk mengembangan diri demi kemajuan perpustakaan. Oleh
karena itu kompetensi dan profesionalisme tenaga perpustakaan perlu didongkrak sehingga dapat
memanfaatkan perkembangan teknologi sebagai peluang dan tantangan untuk menciptakan
bentuk - bentuk layanan baru, meningkatkan layanan yang diharapkan pengguna, dan mengubah
image tentang tenaga perpustakaan. Tenaga perpustakaan menurut Depdiknas, (2004) sebaiknya
terdiri dari pustakawan, asisten pustakawan, tenaga administrasi, dan tenaga fungsional lainnya
sebagai berikut:
a. Pustakawan dengan pendidikan paling rendah Sarjana (S1) dalam bidang ilmu perpustakaan,
dokumentasi dan informasi (pusdokinfo), atau S1 bidang lain yang memiliki kompetensi dalam
pengelolaan perpustakaan, dengan tugas keprofesian dalam bidang perpustakaan.
b. Asisten pustakawan dengan pendidikan ilmu perpustakaan tingkat diploma dalam bidang ilmu
perpustakaan, dokumentasi dan informasi (Pusdokinfo) dengan tugas melaksanakan tugas
penunjang keprofesian dalam bidang perpustakaan.
c. Tenaga fungsional lain dengan pendidikan kejuruan atau keahlian tingkat kesarjanaan dengan
tugas melaksanakan pekerjaan penunjang koprefesian seperti pranata komputer dan kearsipan.
d. Tenaga administrasi dengan tugas melaksanakan kegiatan kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, perlengkapan, penjilidan, perlistrikan, grafika , dan lain-lain.
Adanya pembagian SDM tersebut di atas diharapkan ada keserasian kerja antar petugas
perpustakaan, saling mendukung dalam pencapaian tujuan perpustakaan dan tidak terjadi
tumpangtindih dalam pembagian job description.
Peran SDM perpustakaan sangat menentukan terwujudnya fungsi perpustakaan sebagai
sumber belajar para civitas akademika dalam pencapaian tujuan pembelajaran, sumber informasi
yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi, sebagai tempat untuk mendapatkan
sumber-sumber primer dan sekunder untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu
pengetahuan, mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan, dan
membantu melakukan publikasi karya yang dihasilkan oleh civitas akademika.
16
mencari
informasi
judul-judul
buku
dan
majalah
melalui
internet,
sehingga pekerjaannya lebih cepat diselesaikan dan lebih mudah dilakukan. Dapat juga
melanggan jurnal secara online atau dalam bentuk CD-ROM.
Pengolahan bahan pustaka memerlukan SDM yang mempunyai
tingkat analisis
yang tinggi terhadap pengklasifikasian bahan pustaka, penentuan subyek , entri data dan
pembuatan katalog sehingga bahan pustaka yang baru dapat dimanfaatkan oleh pengguna secara
cepat dan mudah ditemukan di rak.
Sedangkan di bagian pelayanan pengguna diperlukan SDM yang bertindak cepat dan
tepat dalam memberikan pelayanan, menyediakan sarana penelusuran yang dapat mengakses
informasi secara luas, misalnya penggunaan internet dan peminjaman koleksi antar perpustakaan
yang dilakukan secara elektronis. SDM di bagian ini haruis berjiwa SMART , yang berarti Siap
mengutamakan pelayanan, Menyenagkan dan menarik, Antusias/bangga pada profesi, Ramah
dan menghargai pengguna jasa, dan Tabah di tengah kesulitan. Dengan demikian SDM di bidang
perpustakaan dituntut memiliki kompetensi tinggi dalam bidang pekerjaannya.
Kompetensi yang dirumuskan oleh US Special Library Associations dengan beberapa
perubahan yang disesuaikan dengan keperluan perpustakaan perguruan tinggi adalah sebagai
berikut:
a. Kompetensi professional, yaitu terkait dengan pengetahuan pustakawan dalam hal;
1) Memiliki pengetahuan tentang isi sumber-sumber informasi, termasuk kemampuan untuk
mengevaluasi dan mneyaring sumber-sumber tersebut secara kritis,
2) Memiliki pengetahuan tentang subyek khusus yang sesuai dengan kegiatan perguruan
tinggi,
3) Mengembangkan dan mengelola layanan informasi dengan baik, mudah diakses, dan
efektif dalam pembiayaan yang sejalan dengan aturan strategis perguruan tingginya,
4) Menyediakan bimbingan dan bantuan terhadap pengguna layanan informasi dan
perpustakaan,
5) Melakukan survai mengenai jenis dan kebutuhan informasi, layanan informasi dan
produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna,
6) Mengetahui dan mampu menggunakan teknologi informasi untuk pengadaan,
pengorganisasian, dan penyebaran informasi,
7) Mengetahui dan mampu menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen untuk
mengkomunikasikan perlunya layanan informasi kepada pimpinan perguruan tinggi,
17
secara berkala. Selain itu untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan, SDM
perpustakaan harus meningkatkan kualitas diri secara mandiri. Misalnya, mereka harus terus
belajar mengupdate perkembangan pengetahuan tentang perpustakaan melalui berbagai sumber
belajar, baik membaca buku,literature, jurnal, atau browsing di internet. Bisa pula bertukar
pikiran
dengan
teman-teman
sejawat
atau
masuk
dalam
komunitas
dunia
perpustakaan. Langkah lain yang bisa dilakukan dan bersifat praktis adalah mengadakan studi
banding ke perpustakaan-perpustakaan sekolah atau umum lain yang lebih maju.Setiap petugas
harus memperdalam penguasaan dalam bidang teknologi informasi baik melaui pelatihan atau
kursus-kursus. Di masa mendatang, pengembangan SDM perpustakaan tidak bisa dilepaskan dari
kemajuan teknologi informasi yang melajusangat kencang. Setiap petugas diharapkan mampu
memanfaatkan komputer pada bidang tugasnya dan dapat menggunakan internet sebagai media
komunikasi antar perpustakaan sehingga dapat sharing tentang perkembangan perpustakaan,
baik dalam hal pengembangan koleksi, pemgolahan bahan pustaka maupun dalam melayani
pengguna perpustakaan. Dapat ditarik simpulan bahwa pelatihan dan pendidikan dimaksudkan
untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja dalam melaksanakan dan mencapai sasaran
program-program kerja yang telah ditetapkan.
3. Pemanfaatan Layanan Perpustakaan
Layanan di perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan informasi guna kepentingan
peningkatan pelaksanaan proses belajar mengajar dan rekreasi bagi semua warga sekolah dengan
mempergunakan bahan pustaka yang dimilikinya. Sebagai suatu lembaga jasa, keberhasilan
perpustakaan sangat tergantung dari sistem dan pelaksanaan aspek layanannya kepada para
pemakainya. Secara umum, perpustakaan yang berhasil adalah perpustakaan yang banyak
dikunjungi oleh masyarakat pemakainya untuk memanfaatkan sumber-sumber informasi yang
ada didalamnya. Perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug beberapa tahun yang lalu
sebenarnya cukup ramai dikunjungi pemustaka. Keadaan berbalik ketika perkembangan HP
banyak merebut perhatian siswa. Mereka lebih dimudahkan teknologi ini dalam penelusuran
informasi. Tanpa perlu usaha keras, hanya dalam hitungan detik semua informasi yang
diperlukan langsung tersaji di depan mata. Target utama perpustakaan SMP Negeri 2
Tanggunggunug adalah mengembalika daya tarik perpustakaan sebagai pusat informasi dan
sarana rekreatif bagi warga sekolah. Oleh karena itu petugas perpustakaan harus aktif dan
memberikan layanan yang prima. Di samping itu layanan-layanan yang sudah berjalan akan
makin diintensifkan dan dikembangkan layanan-layanan yang masih memungkinkan
dilaksanakan. Aktivitas layanan yang bisa diprogramkan antara lain adalah sebagai berikut:
a. Peminjaman bahan pustaka(buku) baik buku-buku yang menunjang kegiatan belajar
mengajar ataupun buku-buku fiksi seperti cerita adat dan novel.
19
b. Menyediakan sumber-sumber informasi bagi murid atau guru dan menjawab pertanyaanpertanyaan murid atau guru tentang berbagai bidang ilmu pengetahuan.
c. Sekolah yang mempunyai perpustakaan sekolah yang dikelola dengan baik ditempatkan
dalam ruangan yang cukup besar dengan fasilitas yang memadai dapat mengadakan jam
perpustakaan. Ruang perpustakaan harus besar, sebab pada jam ini murid-murid satu
kelas diharuskan mengadakan berbagai macam penyelidikan tentang berbagai seni subjek
yang berhubungan dengankurikulum sekolah. Kemudian murid-murid ditugaskan
menyusun karangan singkat tentang subjek yang telah diselidiki sehingga hasil karya
mereka yang baik, dapat dipakai untuk menambah koleksi pada perpustakaan tersebut.
d. Melayani kebutuhan pelajar dalam kelas. Hal tersebut dapat dilakukan, bila guru kelas
memerlukan bahan-bahan dari perpustakaan untuk membantu pelajarannya.
e. Memberikan pelatihan kepada anak (pendidikan pemakai) supaya mereka dapat
menggunakan bahan perpustakaan secara mahir seperti memakai kamus, ensiklopedia,
membaca peta dan globe, mengadakan penelitian sesuai dengan tugas dari guru.
f.
Bimbingan minat baca. Sesuai dengan fungsi dan tujuannya, perpustakaan sekolah
memegang peranan penting dalam peningkatan minat baca. Perpustakaan membantu
mendorong dan mengembangkan minat, kemampuan dan kebiasaan membaca yang menuju
kebiasaan belajar mandiri. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memberikan bimbingan
minat baca yaitu, memperkenalkan cara membaca yang baik karena membaca yang baik
merupakan modal fisik yang sangat diperlukan
g.
Layanan pemesanan buku, yaitu merupakan layanan bagi pengguna yang menginginkan
suatu buku bacaan namun perpustakaan tersebut tidak memilikinya, maka pengguna bisa
memesan kepada pustakawan untuk memasukkannya pada daftar buku yang akan dibeli.
h.
Layanan fasilitas computer dan internet seiring berkembangnya jaman, perpustakaan juga
harusnya menyediakan layanan internet dimana pengguna dapat juga mencari informasi
melalui media tersebut sehingga tidak terlalu terpaku dengan sumber buku saja.
i.
Layanan audiovisual, yaitu layanan yang dapat membantu pengguna untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan melalui media berupa TV kabel, VCD/DVD, dan kaset dengan cara seperti
pemutaran film-film yang penuh akan unsur edukasi untuk menunjang kegiatan belajar
mengajar agar lebih menarik dan tidak membosankan.Program ini tentu tidak bisa
dilaksanakan dalam waktu dekat mengingat koleksi maupun fasilitas penunjangnya masih
belum ada dan membutuhkan dana yang besar untuk pengadaannya.
j.
Peminjaman majalah, merupakan salah satu layanan yang bertujuan sebagai media
rekreasi bagi pengguna yang telah seharian penuh melakukan kegiatan belajar, sehingga dapat
menghibur mereka agar kembali bersemangat untuk menghadapi pelajaran berikutnya.
k.
Layanan story telling, merupakan layanan yang dapat membantu para murid untuk belajar
mendengarkan, menagkap, dan mengerti apa yang seseorang bicarakan.
20
Facsimile
Internet
Telephone
Television
Videodisk/laser disk
Digital Equipments
Di perpustakaan SMP Negeri 2 Tanggunggunug juga telah diterapkan aplikasi teknologi
informasi tapi sebatas pemakaian rumus Exel untuk mempermudah pembuatan kelengkapan
bahan pustaka dalam proses pengolahan. Untuk sistem temu kembali bahan pustaka belum
diterapkan komputerisasi. Masih terlalu banyak kendala yang bisa diidentifikasi untuk menuju ke
sana, seperti:
a. Penggalian dana, dana ini akan dialokasikan untuk : pengadaan perangkat keras maupun
lunak, install, operasional, promosi, perawatan dan sustainability, tambahan gaji;
b. Kesiapan SDM perpustakaan, misalnya pimpinan perpustakaan harus mampu
memberikan kesempatan kepada stafnya untuk meningkatkan kemampuan dan
ketrampilan dalam mengusai teknologi informasi yang akan diterapkannya;
21
pemustaka;
g. Pembuatan proposal permintaan buku/majalah/jurnal pada beberapa
lembaga/instansi/penerbit tertentu;
h. Memelihara bahan pustaka agar tahan lama dan tidak cepat rusak.
i. Menerbitkan kartu perpustakaan bagi siswa, guru dan warga sekolah yang lain;
j. Menerbitkan berbagai administrasi perpustakaan (kartu buku, kantong, lebeling, katalog
buku, dll);
k. Inventarisasi, klasifikasi dan katalogisasi bahan pustaka;
l. Pelayanan peminjaman dan pengembalian buku perpustakaan;
m. Penerbitan Surat Tanda Bebas Pustaka bagi siswa kelas XII sebagai syarat pengambilan
Ijazah;
22
A. Simpulan
Dari uraian tugas akhir di atas dapat ditarik simpulan bahwa dalam lingkungan sekolah,
kegiatan belajar perlu didukung sarana dan prasarana yang memadai, salah satunya adalah
perpustakaan yang berfungsi sebagai sumber belajar siswa. Hal
mengemban peran yang sangat penting sebagai penyedia informasi yang dibutuhkan oleh
pemustaka atau warga sekolah pada umumnya. Fungsi perpustakaan akan dapat berjalan
dengan baik apabila didukung oleh beberapa hal, antara lain:
23
memuaskan pemustaka.
24
25