Oleh:
LILIS SURIANI
(1407113270)
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. ilmu pengetahuan yang semakin berkembang
memunculkan ide-ide baru untuk menghasilkan teknologi yang lebih canggih dari
tahun-tahun sebelumnya. Bahkan saat ini sudah berkembang teknologi yang
memanfaatkan material berskala nanometer (nanomaterial), teknologi ini disebut
nanoteknologi. Nanoteknologi merupakan ilmu dan rekayasa dalam penciptaan
material serta struktur fungsional dalam skala nanometer. Salah satu nanomaterial
yang mendapat banyak perhatian dari para ahli adalah nanopartikel, hal ini
disebabkan oleh sifat fisika dan kimia dari nanopartikel lebih unggul dibandingkan
material dalam ukuran besar (bulk) (Ghatreh-Samani 2014)
Rekayasa nanopartikel didasarkan pada rekayasa pengendalian ukuran, bentuk,
dan morfologi sert penataan material pada ukuran nanometer, yaitu < 100 nm. Ketika
material dalam bentuk bulk diubah menjadi ukuran nanometer dan menghasilkan
nanopartikel, maka sifat fisika dan kimianya akan berubah akibat dari meningkatnya
fraksi permukaan atom karena berkurangnya ukuran partikel.
Banyak peneliti yang telah melakukan riset terhadap berbagai nanopartikel
magnetik, salah satunya adalah manganese ferrite (MnFe2O4). (MnFe2O4) termasuk
material ferrite lunak (soft ferrite) (Ahmed dkk, 2008) yang bersifat magnetik dan
memiliki struktur kisi Face-Centered Cubic (FCC) (Aijun dkk, 2011). MnFe2O4
memiliki keunggulan dibandingkan dengan spinel ferrite yang lain seperti CoFe2O4
dan NiFe2O4, yaitu resistivitasnya yang jauh lebih rendah ( Tawainella dkk, 2014)
sehingga MnFe2O4 banyak digunakan dalam peralatan elektronik. Selain itu,
biokompatibilitasnya yang tinggi dibandingkan Fe3O4,
-Fe2O3,
CoFe2O4, dan
hyperthermia (Ritter dkk, 2004). Selain itu, MnFe2O4 juga digunakan dalam aplikasi
seperti recording media device, New drug delivery system (NDDS), ferrofluid,
biosensor, Magnetic Resonance Imaging (MRI), baterai sel kering, komponene
induktansi, microwave device, high frequency device, saklar katalis, fotokatalitik,
magnetic refrigerator, chip memori computer, dan lain-lain (Naseri, 2011).
Beberapa metode fabrikasi MnFe2O4 yang telah dilakukan, antara lain metode
sol-gel, kopresipitasi, hidrotermal/solvotermal, reverse micelles, citrate precursor,
combusition, dan lain-lain. Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis nanopartikel
MnFe2O4 menggunakan metode kopresipitasi karena prosedur dan cara kerjanya
relative sederhana, distribusi ukuran partikel yang dihasilkan relative kecil serta
waktu yang dibutuhkan untuk sintesis relative singkat (Mizukoshi, 2009),
menggunakan suhu rendah, homogenitas yang dihasilkan lebih baik serta bersifat
ekonomis (Ghatreh dkk, 2014).
1.2 Perumusan Masalah
Telah banyak dilakukan penelitian mengenai MnFe2O4 dengan menggunakan
berbagai metode. MnFe2O4 yang dihasilkan dipengaruhi oleh suhu, kecepatan
pengadukan, konsentrasi presipitan, rasio molar, waktu pengadukan, dan fasa
pengotor (Tawainella dkk, 2014). MnFe2O4 yang dihasilkan dari penelitian yang telah
ada memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Pada penelitian sebelumnya oleh Twainella dkk (2014) pada suhu 80C dengan
variasi konsentrasi presipitan 1.5 M, 5 M, dan 10 M menghasilkan ukuran butir yang
semakin kecil sehingga koersivitasnya semakin besar yang menyebabkan penurunan
sifat kemagnetikan nanopartikel.
Pada penelitian Nikumbh (2001) ukuran butir yang dihasilkan pada suhu 320C
adalah sebesar 4 nm. Dan pada penelitian Ahmed (2008) ukuran butir yang
dihasilakan pada suhu 420C adalah sebesar 154,1 nm. Dari semua kajian tentang
MnFe2O4 oleh para peneliti sebelumnya belum ditemukan informasi tentang pengaruh
pengadukan yang dihasilkan dalam proses sintesis yang dilakukan dengan metode
kopresipitasi maupun metode lain seperti sol-gel, hidrotermal/solvotermal, reverse
micelles, citrate precursor, combusition.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, M.A., Okasha, N., El-Dek, S.I., 2008. Preperation and Characterization of
nanometric mn ferrite via DifferentMethode, Nanotechnology, Cairo
university, Egypt.
Tomsdorf, U.I., Bigall, N.C., Kaul, M.G., Bruns, O.T., Nikolic, M.S., Mollwitz, B.,
Sperling, R.A., Reimer, R., Hohenberg, H., Parak, W.J., Frster, S., Beisiegel,
U., Adam, G., Weller, H., 2007. Size and surface effects on the MRI relaxivity
of manganese ferrite nanoparticle contrast agents. Nano Lett, 7, 2422-2427.
Ritter, J.A.; Ebner, A.D.; Daniel, K.D.; Stewart, K.L. Application of high gradient
magnetic separation principles to magnetic drug targeting. J. Magn. Magn.
Mater. 2004, 280, 184-201.
Nikumbh A K, Nagawade A V, Tadke V B and Bakare P P 2001 J. Mater. Sci. 36 653.
Fajaroh, F., Setyawan, H., Widiyastuti, W., dan Winardi, S., 2012, Synthesis of
Magnetite Nanoparticles by Surfactant-Free Electrochemical Method in
an Aqueous System, Advanced Powder Technology, 23: 328-333.
Hermawanti, G.R., 2009, Analisis Tembaga Melalui Proses Kopresipitasi
Mengunakan Nikel Dithiokarbamat Secara Spektrofotometri Serapan
Atom Tugas Akhir II, Semarang : FMIPA UNNES.
Mizukoshi, 2009, Superparamagnetic Magnetitite Nanoparticles by reverse
Precipitation, Jurnal Nanosains dan Nanoteknologi Vol. 16.