Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PERSIAPAN PENYEMPURNAAN


PROSES BLEACHING (PENGELANTANGAN) KAIN KAPAS
MENGGUNAKAN OKSIDATOR
METODA EXHAUST DAN PAD STEAM
DENGAN VARIASI ZAT YANG DIGUNAKAN

Disusun oleh :
Kelompok 4
Anggota : Achmad Fauzi
(15020001)
Asty Fithriyyah H
(15020004)
Izmie Khoerunnisa
(15020015)
Mila Astarina W
(15020020)
Dosen : M.Ichwan.,AT.,MS.Eng.
Asisten : Ikhwanul Muslim, S.T., M.T
Yayu E.Y.,S.ST
Tanggal praktikum : 14 Oktober 2016

POLITEKNIK SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEKSTIL


BANDUNG
2016
I. Maksud danTujuan
1.1 Maksud

1.1.1 Menghilangkan kotoran dalam bahan tekstil menggunakan


oksidator dengan cara exhaust dan pad-steam agar bersih dari
kotoran alami dan kotoran luar agar mempunyai derajat putih
yang baik.
1.2 Tujuan
1.2.1 Melakukan proses bleaching dengan variasi zat yang digunakan
dan mengevaluasi hasilnya berdasarkan ranking derajat putih
II. Teori Dasar
II.1 Serat Kapas
Kandungan terbesar dari serat kapas adalah selulosa, pektin, zat
zat yang mengandung protein, lilin, abu dan zat lain selulosa akan
menyulitkan masuknya zat warna pada proses pencelupan, oleh
karena

itu

zat

selain

selulosa

dihilangkan

dalam

proses

pemasakan.

Sifat kimia serat kapas, yaitu :


1. Tahan terhadap kondisi penyimpanan, pengolahan, danpemakaian
normal.
2. Rusak oleh oksidator dan penghidrolisa. Kerusakan karena
oksidasi

atau

kekuatan.

penghidrolisa

Kerusakan

dapat menyebabkan

karena

oksidasi

ditandai

penurunan
dengan

terbentuknya oksiselulosa yang terjadi pada pemutihan yang


berlebihan, penyinaran dalam kondisi lembab atau pemanasan
yang lama padasuhu 140
3. Cepat rusak oleh asam kuat pekat dan rusak perlahan oleh asam
encer. Asam asam menyebabkan hidrolisa ikatan-ikatan glukosa
dalam rantai selulosa membentuk hidro selulosa. Asam kuat dalam
larutan menyebabkan degradasi yang cepat sedangkan larutan
yang

encer

apabila

dibiarkan

menyebabkan penurunan kekuatan.

mongering

pada

seratakan

4. Sedikit terpengaruh oleh alkali, kecuali larutan alkali kuat yang


menyebabkan penggelembungan serat. Pada proses ini dinding
primer menahan penggelembungan serat kapas keluar sehingga
bagian lumennya sebagian tertutup, irisan melintang menjadi lebih
bulat, puntirannya berkurang dan

serat menjadi lebih berkilau,

lebih kuat dan afinitas terhadap zat warna menjadi lebih besar.
5. Larut dalam kupro amonium hidroksida dan kupri etilen diamin.
Mudah terserang jamur dan bakteri dalam keadaan lembab dan
hangat.
2.2 Pengelantangan
Proses pengelantangan adalah proses untuk menghilangkan
warna alam (pigmen alam) yang ada pada bahan tekstil sehingga
diperoleh bahan yang lebih putih, baik menggunakan zat oksidator
maupun reduktor. Pigmen-pigmen alam pada bahan tekstil
umumnya terdapat pada bahan dari serat-serat alam baik serat
tumbuh- tumbuhan maupun serat binatang yang tertentu selama
masa pertumbuhan. Sedangkan bahan tekstil dari serat

sintetik

tidak perlu dikelantang, karena pada proses pembuatan seratnya


sudah mengalami pemurnian dan pengelantangan, tetapi untuk
bahan tekstil yang terbuat dari campuran serat sintetik dan serat
alam diperlukan proses pengelantangan terutama prosesnya
ditujukan terhadap serat alamnya. Untuk menghilangkan pigmenpigmen alam tersebut hanya dapat dilakukan dalam proses
pengelantangan dengan menggunakan zat pengelantang yang
bersifat oksidator atau yang bersifat reduktor. Pengelantangan
dapat dilakukan sampai memperoleh bahan yang putih sekali,
misalnyauntuk bahan-bahan yang akan dijual sebagai benang putih
atau kain putih, tetapi dapat pula dilakukan hanya sampai setengah
putih khususnya untuk bahan-bahan yang akan dicelup atau
berdasarkan penggunaan akhirnya.
2.3 Tujuan Pengelantangan

Tujuan proses pengelantangan adalah untuk menghilangkan


kotoran-kotoran organic yang terwujud sebagai pigmen-pigmen
warna alami yang tidak bisa hilang hanya dengan proses
pemasakan saja. Hal yang sangat berbeda antara pengelantangan
dan pemutihan optic adalah untuk menambah kecerahan bahan
karena bahan mampu memantulkan sinar lebih banyak sehingga
kain nampak lebih putih dan lebih cerah.
2.4 Zat Pengelantangan
Proses pengelantangan yang dilakukan pada selulosa
umumnya menggunakan zat oksidator sebagai zat pengelantang.
Zat pengelantang yang bersifat oksidator dibagi menjadi 2
golongan, yaitu:
a) Mengandung chlor : natrium hipoklorit (NaOCl), natrium klorit
(NaClO2), dan kaporit (CaOCl2)
b) Tanpa chlor : hydrogen peroksida (H2O2), natrium peroksida
(Na2O2),

natrium

boraks

(Na2BO3),

kalium

permanganate

(KMnO4), kalium kromat (K2CrO4).


2.5 Mekanisme Pengelantangan
Proses pengelantangan ini dilakukan dengan merendam
bahan dengan suatu larutan yang mengandung zat pengelantang
yang bersifat oksidatormaupun zat pengelantang yang bersifat
reduktor. Senyawa-senyawa organic dalam bahan yang mempunyai
ikatan rangkap dioksidasi atau di reduksi menjadi ikatan tunggal
atau menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga bahan tekstil
tersebut menjadi putih.
Reaksi penguraian H2O2

Faktor-2 yang berpengaruh pada peroxide bleaching :


1. Efek pH
Larutan memiliki pH asam (ditambahkan H2SO4 sebagai penstabil)
pH optimum yg pengelantangan yaitu pH 10-11.
2. Efek Suhu
Suhu

dibawah

80oC

pelepasan

ion

HO2-

sedikit,

suhu

pengelantangan kapas 90-100oC


Suhu >100oC (HT/HP : 120oC) : peguaraian H2O2 terlalu cepat
shg dapat merusak serat selulosa (oksiselulosa).
3. Efek katalis
Logam-2 besi (ion Fe 2+, Fe 3+,Cu2+,Mn2+) dapat mempercepat
penguraian H2O2 menghasilkan Oksigen aktif : menyerang
selulosa pada posisi tertentu : terjadi lobang pada kain (pin hole),
untuk mengatasinya : kain direndam dalam larutan asam encer,
atau gunakan stabiilisator H2O2

Reaksi katalisasi logam pada proses bleaching :

4. Efek stabilisator
Mengontrol pelepasan ion perhidroksil (-OOH) dan free radical
spesies (O*) sehingga mencegah dekomposisi H2O2 yg terlalu
cepat dan mencegah kerusakan serat
Jenis Stabisator :
Alkali : Sodium Silikat (Na2SiO3)
Dispersant : Acrylate, phosphonate
Sequesterant : EDTA,DTPA , dll
In-Organic salt : Magnesium sulfate : MgSO4.7H2O
Coloid stabiliser : Acrylate polymer
Mekanisme : Mengikat ion-ion logam dalam air proses.

NaSilikat : banyak digunakan sebagai stabilisator karena dapat


mengikat logam dan menstabilkan pH alkali namun kondisi air
sebaiknya bebas sadah : Ca/Mg Silikat : pegangan kasar pada
bahan
Organik stabilisator : lebih tahan oksidasi, suhu tinggi, dan tetap
larut.
5. Efek konsentrasi
Tergantung pada :
Jenis bahan (kain berat,sedang,ringan)
Suhu
Vlot
Konsentrasi terlalu tinggi : merusak serat
Batch proses (2-4% owf), LR 1:10; 1:20
Continuous : (1-2% owf)
6. Efek waktu
Tergantung pada :
Jenis bahan (kain berat,sedang,ringan)
Suhu
Vlot
Konsentrasi terlalu tinggi : merusak serat
Batch proses (2-4% owf), LR 1:10; 1:20
Continuous : (1-2% owf)
2.6 Metoda Pengelantangan
Metoda yang digunakan untuk proses pengelantangan dapat
dilakukan secara bak maupun kontinyu. Pengelantangan pada
kondisi suhu kamar dapat juga dilakukan dengan menggunakan
bak atau J-Box tanpa pemanasan. Pada system kontinyu (dibenam
peras) dengan larutan pengelantang diamkan selama waktu
tertentu bergantung dari klor aktif yang digunakan.
III. Praktikum
III.1
Percobaan
III.1.1 Alat dan Bahan
A. Alat
1. Beaker gelas 500ml
2. Pengaduk kaca
3. Kasa + kaki tiga + bunsen
4. Timbangan digital

5. Kain kapas
6. Termometer
7. Pemanas
8. Padder
B. Bahan
1. H2O2
2. Wetting agent
3. NaOH 35 Be
4. Stabilisator
3.1.2 Diagram alir
3.1.3 Perhitungan dan resep zat
Variasi 1
Asty F

Variasi 2
Achmad fauzi

Variasi 3
Mila Astarina

Variasi 4
Izmie K

20
210=4.2 ml
1000

H2O2
NaOH 35 Be

30 ml

1
210=0.21 ml
1000

1 ml

1
210=0.21 ml
1000

Wetting agent

Stabilisator

1 ml

2
210=0.42 ml
1000

3.1.4 Data percobaan dan evaluasi


Skor derajat putih
variasi

Berat awal

Derajat putih

skor

Nilai

6.40 gram

11

6.72 gram

6.01 gram

15

2 ml

6.86 gram

Variasi Resep Terhadap Derajat Putih


16

15

14
1211
10

Skor Derajat Putih

8
6

6
4
2
0
Variasi 1

Variasi 2

Variasi 3

Variasi 4

Variasi Resep

IV.Diskusi
Variasi pertama
Pada variasi kedua dengan metode exhaust, zat yang digunakan
adalah H2O2 , NaOH, dan wetting agent. Hasilnya pada evaluasi derajat putih
diperoleh hasil yang lebih rendah daripada variasi pertama dan ketiga. Hal
ini dikarenakan tidak digunakannya stabilisator sehingga ion perhidroksil dan
oksigen radikal kurang terkontrol serta pada proses pemanasan, suhu yang
digunakan kurang stabil pada suhu 100

sehingga proses oksidasi

pigmen pada kain kurang optimum dan menyebabkan pigmen masih


tertinggal pada kain katun sehingga warna kain menjadi kurang putih.
Pada variasi ketiga, diperoleh derajat putih paling tinggi karena pada
prosesnya menggunakan resep paling lengkap diantara yang lain yaitu H2O2,
NaOH, wetting agent, stabilisator dengan metode exhaust sehingga pigmen
warna yang terdapat pada kain kapas yang berwarna kuning teroksidasi oleh
oksigen radikal yang dihasilkan oleh hydrogen peroksida sehingga ikatan
rangkap pada pigmen tersebut terputus menjadi ikatan tunggal yang struktur
molekulnya berubah sehingga tidak dapat mereflektansikan kembali cahaya,
akibatnya warna kain menjadi putih. Dengan adanya natrium hidroksida,
proses pengelantangan menjadi optimal karena pelepasan ion HO2- optimal
pada pH 10-11. Adanya wetting agent atau zat pembasah juga membantu
meratakan pembasahan kain oleh larutan bleaching sehingga pigmenpigmen dalam kain dapat teroksidasi secara merata. Stabilisator sangat
membantu karena zat tersebut menstabilkan kinerja peroksida pada saat

pelepasan ion perhidroksil dan oksigen radikal serta menghambat katalisasi


dari logam yang terdapat pada kain dan air proses sehingga kain tetap utuh
tanpa ada lubang-lubang kecil.
Pada variasi keempat, zat yang digunakan dengan metode pad-steam
yaitu H2O2, NaOH, wetting agent, dan stabilisator. Penggunaan variasi H2O2
yang digunakan pun lebih banyak dari variasi yang lain karena dalam
metode pad-steam tidak menggunakan volt. Percobaan dilanjutkan dengan
NaOH pada pH 11, pH yang optimum pada proses pengelantangan.
Semakin tinggi pH maka H2O2 yang terurai pun semakin banyak. Untuk
mengendaikan kinerja H2O2 ditambahkan stabilisator yang menghambat
H2O2 yang dapat terkatalisasi oleh logam. Dalam variasi 4 ini, diperoleh hasil
derajat putih yang sangat berbeda dari variasi sebelumnya karena hasil kain
yang diperoleh kurang putih karena pada proses pad-steam reaksi oksidasi
kurang optimal yang dipengaruhi oleh suhu yang kurang tinggi serta waktu
yang kurang lama.

Anda mungkin juga menyukai