Gambar 1. Diagram segitiga QFL untuk menentukan sedimen asal batuan beku plutonik dan
batuan metamorf yang terbetuk di bawah pengaruh iklim yang berbeda (Tucker, 1991)
Gambar 2. Diagram segitiga QFL untuk menentukan komposisi pasir (laut dalam) yang berasal
dari kerangka tektonik tertentu. (Tucker, 1991)
A. CONTOH PERHITUNGAN
Mineral Berat
Misal mineral magnetit pada LP 1:
Frekunsi Magnetit
% Frekuensi magnetit Jumlah Mineral Berat x 100
71
x 100
250
28,4
Simpangan baku
Dalam pengukuran simpangan baku digunakan Van der Plas chart, dimana p = presentasi tiap
mineral, n = total mineral yang terhitung.
250
n = 250
71
p = 71
maka, simpangan baku = 6 %
% + Simpangan baku
= 28,4 % + 6 %
= 34,4 %
Mineral Ringan
Misal mineral feldspar pada LP 1:
Frekunsi Feldspar
% Frekuensi feldspar Jumlah Mineral Ringan x 100
57
x 100
250
22,8
Simpangan baku
Dalam pengukuran simpangan baku digunakan Van der Plas chart, dimana p = presentasi tiap
mineral, n = total mineral yang terhitung.
250
n = 250
57
p = 57
maka, simpangan baku = 6 %
% + Simpangan baku
= 22,8 % + 6 %
= 28,8 %
No.
Medan
Panda
ng
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jumla
h
Mineral berat
Andalu
sit
Hornblen
de
Apat
it
Ilmen
it
10
8
6
6
8
7
4
4
5
6
64
6
1
13
13
Magne
tit
Rut
il
10
8
7
6
15
9
10
8
9
82
Garn
et
Jumla
h
Piroks
en
Hemat
it
Zirco
n
6
5
2
3
13
4
6
3
6
7
7
7
40
4
5
3
14
25
25
25
25
25
25
25
25
25
25
250
STA XXX LP 3
Tabel Frekuensi Mineral Berat
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Mineral Berat
Andalusit
Hornblende
Apatit
Ilmenit
Magnetit
Rutil
Garnet
Piroksen
Zircon
Hematit
Jumlah
Frekuensi
Simpangan baku
% + Simpangan
baku
3
13
64
13
82
2
6
13
14
40
250
1,2
5,2
25,6
5,2
32,8
0,8
2,4
5,2
5,6
16
100
1
2,5
5,5
2,5
6
1
2
2,5
2,5
4,5
30
2,2
7,7
31,1
7,7
38,8
1,8
4,4
7,7
8,1
20,5
130
40
35
31.1
30
25
% + Simpangan Baku
20.5
20
15
10
5
7.7
2.2
7.7
7.7
1.8
4.4
Mineral Berat
8.1