Oleh :
Sahri
H1031131014
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
DAFTAR ISI
Daftar Isi...................................................................................................................i
Daftar Tabel.............................................................................................................ii
Daftar Gambar........................................................................................................iii
Daftar Lampiran......................................................................................................iv
Ringkasan.................................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................3
2.1. Air Gambut....................................................................................................3
2.2. Fotokatalis TiO2.............................................................................................4
2.3 Membran Selulosa Bakterial.........................................................................5
2.4 Kulit Nanas.....................................................................................................6
BAB 3. METODE PENELITIAN..........................................................................8
3.1
3.2
3.3
Prosedur Kerja...........................................................................................8
3.3.1
3.3.2
Proses Fermentasi..............................................................................8
3.3.3
3.3.4
3.3.5
Jadwal Kegiatan......................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................11
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Analisis Proksimat Limbah Kulit Nanas Berdasarkan Berat
Basah ...............................................................................................
..................................
Tabel 2. Jadwal Penelitian10
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Skema Proses Wet Spinning
Gambar 2 Reaktor Fotokatalisis Air Gambut0
RINGKASAN
Kalimantan merupakan daerah yang kaya akan tanah
gambut yang berasal dari pelapukan bahan organik. Air gambut
bewarna hitam dan banyak mengandung bahan organik serta
dapat membentuk kompleks dengan logam, sehingga tidak dapat
langsung dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. Berbagai
metode telah banyak dilakukan dalam upaya pemecahan
permasalahan air gambut tersebut, satu diantaranya adalah
melalui fotokatalisis air gambut. Pengolahan air gambut dapat
dilakukan melalui proses fotokatalisis dan filtrasi. Pengolahan air
gambut dengan fotokatalisis didasarkan pada proses penguraian
senyawa kompleks pada air gambut menjadi senyawa yang lebih
sederhana melalui reaksi fotolisis dengan penambahan katalis
pada air gambut seperti TiO2. TiO2 merupakan material
semikonduktor yang telah dikenal luas sebagai fotokatalis dalam
pengolahan air limbah. Keunggulan pengolahan gambut dengan
fotokatalisis adalah dapat dilakukan reduksi logam berat dan
oksidasi bahan organik air gambut secara simultan. Umumnya,
katalis TiO2 digunakan dalam bentuk serbuk. Penggunaan TiO 2
dalam bentuk serbuk sulit dalam aplikasinya, sehingga perlu
dilakukan modifikasi dengan menggunakan matriks padat seperti
selulosa bakterial. Membran selulosa bakterial adalah satu
diantara jenis membran yang dapat digunakan sebagai matriks
TiO2. Membran selulosa bakterial dapat dibuat melalui proses
fermentasi bahan yang mengandung glukosa atau karbohidrat
menjadi selulosa dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum
seperti air kelapa, tetes tebu, dan jus buah nanas.
Nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan satu diantara komoditi alam di
Kalimantan Barat yang tersedia melimpah dan ada sepanjang tahun (bukan
musiman). Bagian nanas yang sering dimanfaatkan adalah bagian
isinya, sedangkan kulit nanas belum dimanfaatkan dengan
optimal sehingga terbuang menjadi limbah. Padahal kulit nanas
juga mengandung glukosa seperti yang terdapat pada bagian isi.
Kulit nanas (Ananas comosus L. Merr) berpotensi sebagai sumber
glukosa dalam pembentukan selulosa bakterial melalui
fermentasi bakteri Acetobacter xylinum. Kandungan glukosa
pada kulit nanas sekitar 13,65 % gula reduksi dan kandungan
karbohidratnya sekitar 17,53%. Glukosa dari kulit nanas dapat
dikonversi dengan bantuan bakteri Acetobacter xylinum
menghasilkan selulosa bakteri. Selulosa bakteri selanjutnya
dibentuk menjadi serat hollow dan digunakan sebagai komposit
padat untuk fotokatalisator TiO2 pada pengolahan air gambut.
Pembuatan membran komposit TiO2/selulosa bakterial dilakukan
menggunakan TiO2 P25 Degussa yang dicampur dengan triton-X
dan asam asetat kemudian dicampur pada larutan membran
selulosa bakterial kemudian dibuat serat dengan teknik
4
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kalimantan Barat merupakan daerah yang kaya akan tanah gambut
yang berasal dari pelapukan bahan organik. Air gambut bewarna hitam dan
banyak mengandung bahan organik serta dapat membentuk kompleks
dengan logam seperti Fe, Pb, dan Mn (Andayani dan Bagyo, 2011). Air
gambut tidak bisa dimanfaatkan secara langsung karena mengandung
senyawa organik seperti zat humat, senyawa aromatik, tannin dan lignin
serta logam berat yang berbahaya bagi kesehatan. Pemanfaatan air gambut
dapat dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan pengolahan. Satu
diantara metode pengolahan air gambut adalah melalui fotokatalisis.
Prinsip pengolahan air gambut dengan fotokatalisis didasarkan
pada proses penguraian air gambut menjadi senyawa yang lebih sederhana
melalui reaksi fotolisis dengan penambahan katalis pada air gambut
(Jayadi, dkk., 2014). Katalis yang paling banyak digunakan adalah TiO 2
karena memiliki banyak kelebihan seperti memiliki sifat semikonduktor,
stabil secara kimia dan fisika, mempunyai aktivitas yang tinggi, tahan
gores, dan relatif murah (Rahmayeni, dkk., 2013). Katalis TiO 2 biasanya
digunakan dalam bentuk serbuk dan diaplikasikan pada air gambut.
Namun, penggunaan serbuk TiO2 memiliki kelemahan yaitu sulit
dipisahkan setelah proses fotokatalisis air gambut selesai serta
menghasilkan endapan yang membuat air menjadi keruh (Zhang dan Lei,
2008). Oleh karena itu diperlukan modifikasi bentuk serbuk TiO2 menjadi
bentuk serat hollow dengan penambahan nanopartikel TiO2 sebagai
fotokatalisator pada suatu matriks padat berupa membran.
Membran merupakan material fleksibel tipis yang biasanya terbuat
dari selulosa, polimer sintesis, dan aromatik poliamida (Daintith, 2005).
Penggunaan membran untuk pengolahan limbah sudah banyak digunakan
dalam proses pemisahan. Teknologi membran dipilih karena prosesnya
yang sangat sederhana, menggunakan energi yang rendah, tidak merusak
material, dan tidak menghasilkan limbah baru sehingga tergolong clean
technology. Satu diantara clean technology tersebut adalah penggunaan
membran selulosa bakterial (Mulder, 1996).
Membran selulosa bakterial (SB) dapat dibuat melalui fermentasi
bahan yang mengandung glukosa seperti air kelapa, tetes tebu, limbah cair
tahu, maupun ekstrak buah nanas menjadi selulosa yang dibantu bakteri
Acetobacter xylinum (Prambayun, 2002; Lapuz, et al., 1976). Selain bahan
tersebut, ada bahan lain yang dapat digunakan sebagai media pertumbuhan
bakteri Acetobacter xylinum yaitu jus kulit nanas. Nanas (Ananas
1
comosus L. Merr) adalah jenis tumbuhan tropis yang berasal dari Brazil,
Bolivia, dan Paraguay. Tanaman ini termasuk dalam famili nanasnanasan (famili Bromeliaceae). Nanas tergolong tanaman herba
(menahun), daun yang panjang dan berujung tajam (Kusumanto, 2013).
Nanas merupakan satu diantara tanaman yang melimpah keberadaanya di
Kalimantan Barat. Bagian-bagian tanaman nanas terdiri dari mahkota,
bagian isi dan kulit nanas. Bagian nanas yang sering dimanfaatkan adalah
bagian isinya, sedangkan kulit nanas belum dimanfaatkan dengan optimal
sehingga terbuang menjadi limbah. Kulit nanas juga mengandung glukosa
seperti pada bagian isi, meskipun dengan persentase kandungan yang
berbeda (Rosyidah, 2010; Wijana, dkk.,1991). Glukosa dari kulit nanas
dapat dikonversi menjadi selulosa dengan bantuan bakteri Acetobacter
xylinum. Oleh sebab itu kulit buah nanas berpotensi untuk digunakan
sebagai sumber membran selulosa bakterial. Membran selulosa bakterial
dari kulit buah nanas selanjutnya dimanfaatkan sebagai serat hollow yang
terbuat dari Selulosa Bakterial (SB) dan diimmobilisasi dengan fotokatalis
nanopartikel TiO2.
Serat hollow yang dihasilkan
akan dimanfaatkan sebagai
fotokatalis untuk pengolahan air gambut. Karakteristik fotokatalis TiO 2
dalam bentuk serat hollow SB-TiO2 akan memberikan performa yang lebih
baik dalam pengolahan air gambut. TiO2 berperan dalam mekanisme
fotokatalisis air gambut, sementara keberadaanya dalam bentuk serat
memperluas permukaan kontak sehingga meningkatkan degradasi senyawa
organik dalam air gambut dan memudahkan proses pemisahan
fotokatalisator dari air setelah proses fotokatalisis selesai. Selain itu,
pengolahan dengan serat hollow SB-TiO2 tidak merusak lingkungan dan
dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Dalam penelitian ini akan
dikaji dan dipaparkan lebih lanjut mengenai pemanfaatan serat hollow SBTiO2 dari kulit nanas sebagai fotokatalis untuk pengolahan air gambut.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana parameter proses yang optimum pada pembuatan serat hollow
selulosa bakterial dengan penambahan nanopartikel TiO2(SB-TiO2)?
2. Bagaimana karakteristik serat hollow yang disintesis dari membran selulosa
bakerial kulit nanas dengan penambahan nanopartikel TiO 2 pada beberapa
variasi konsentrasi?
1.3
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah
serat hollow
dengan penambahan
Warna air hitam pekat dengan nilai warna mencapai 1088 PtCo (syarat batas
b
c
d
e
f
15 PtCo)
Kekeruhan yang tinggi dengan nilai 13,2 NTU (syarat batas 5 NTU)
Kadar besi mencapai 1,68 mg/L (syarat batas 0,3 mg/L)
Kadar kromium 0,093 mg/L (syarat batas 0,05 mg/L)
Keasaaman air rendah dengan pH air 4,32 (syarat batas: 6,5-8,5)
Kadar sulfat yang tinggi mencapai 744 mg/L (syarat batas: 250 mg/L)
Kandungan logam dalam air gambut sebenarnya tidak hanya besi (Fe) dan
kromium (Cr) saja, beberapa logam yang terkandung dalam air gambut antara lain
kalsium (Ca), magnesium (Mg), kalium (K), besi (Fe), mangan (Mn), aluminium
(Al), tembaga (Cu), seng (Zn), molibdenum (Mo), timbal (Pb), dan kadmium (Cd)
(Laiho and Laine, 1995; Stpniewska et al., 2010).
Keberadaan logam-logam dalam air gambut dapat disebabkan karena
kemampuan senyawa humat dalam air gambut untuk membentuk
kompleks senyawa humat dengan kation-kation logam polivalen yang
terdapat di dalam tanah. Kompleks ini stabil, bersifat larut maupun tidak
larut dalam air. Faktor yang mempengaruhi kuantitas ion logam yang
terikat dengan senyawa humat tergantung dari pH dan gugus fungsional
senyawa humat. Kandungan oksigen pada gugus fungsional yang terdapat
pada senyawa humat (-COOH, -OH fenol,-OH enolik, dan gugus C=O)
(Stevenson, 1994). Oleh karena itu, keberadaan bahan organik (terutama
senyawa humat sebagai organic complexing agents) dalam air gambut
memegang peranan penting dalam keberadaan logam (logam berat) di
dalam air gambut.
2.2 Fotokatalis TiO2
Fotokatalisis merupakan proses penguraian air gambut
menjadi senyawa yang lebih sederhana melalui reaksi
fotolisis dengan penambahan katalis pada air gambut
(Jayadi, dkk., 2014). Proses ini memerlukan cahaya dan
katalis untuk melangsungkan reaksi kimia (Hermann,
1999). Katalis yang paling banyak digunakan adalah TiO 2
karena memiliki banyak kelebihan seperti memiliki sifat
semikonduktor, stabil secara kimia dan fisika, mempunyai
4
2011,
Andayani
dan
Bagyo
telah
melakukan
fermentasi bahan
yang
-1
devisi
Spermatophyta,
sub devisi
Angiospermae,
kelas
mak\gnetik
stirrer,
neraca
analitik,
peralatan
gelas
yang
umum
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi kulit buah nanas
untuk pembuatan medium steril bakteri Acetobacter xylinum, bakteri Acetobacter
xylinum (Laboratorium Biologi FMIPA Untan), akuades, cuprietilen diamina,
serbuk TiO2, pelarut Triton-X, asam asetat glasial, amonium sulfat, gula, natrium
hidroksida p.a, natrium hidroksida glasial, gliserol, alkohol, serta air gambut.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Pembuatan Ekstrak Kulit Buah Nanas
Pembuatan bubur dimulai dengan pemotongan kulit buah nanas
sekitar 1cm, kemudian ditimbang sebanyak 1kg lalu diblender dan
disaring. Selanjutnya ekstrak disimpan dalam gelas kimia..
3.3.2
Proses Fermentasi
Ekstrak kulit buah nanas diukur kadar glukosanya dengan metode
Nelson-Somogy kemudian Ekstrak nanas ditepatkan dengan akuades
hingga 1 liter. Setelah itu ditambahkan amonium sulfat 1,5% dan gula
2%. Lalu pH diukur dan disterilisasi dengan autoclave. Terakhir
ditambahkan starter bakteri Acetobacter xylinum sebanyak 2 mL dan
difermentasi selama 3 hari pada suhu 30 oC (Yulina, dkk., 2014)
Selulosa bakterial (SB) yang dihasilkan kemudian dicuci dengan
akuades hingga netral kemudian direndam dalam larutan NaOH 2%
selanjutnya dicuci kembali hingga pH netral. SB yang dihasilkan
kemudian digunakan sebagai bahan baku pembuatan serat hollow SBTiO2. (Yulina, dkk., 2014).
3.3.3
pada gambar 1.
Gambar 1. Skema proses wet spinning
3.3.4
No
1
Jadwal Kegiatan
Aktivitas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
sampel dan
bahan
Fermentasi dan
modifikasi
Karakterisasi
serat hollow
yang dihasilkan
Eksperimen
reaksi
fotokatalisis air
gambut
Pembuatan
skripsi
11
DAFTAR PUSTAKA
Amy, L., Linsebigler, Guangquan Lu, and John, T. Yates, Jr.,
1994, Photocatalysis on TiO2 Surfaces: Principles,
Mechanisms, and SelectedResults,
Surface
Science
Center,
Department
of
Chemistry,
University of
Pittsburgh, Pittsburgh, Pennsylvania 15260.
Andayani, W. and Bagyo, A.N.M., 2011, TiO 2 Beads for Photocatalytic
Degradation of Humic Acid in Peat Water, Indo. J. Chem., 11, 3, 253
257
Daintith, J., 2005, A Dictionary of Science, 5th Edition, Oxford
University press, New York
Dong, HK., Ha, SP, Sun, JK, Kyung, SL., 2005, The Photocatalitic
Activity of2,5wt % Cu-Doped TiO2 nano powder synthezied
by mechanical alloying, JAlloy Compounds 2005:415:51-5.
Frenando, R., Dahliaty, A., Linggawati, A., 2014, Karakterisasi Membran Selulosa
Bakteri Acetobacter Xylinum Hasil Fermentasi Daging Kulit Buah
Semangka, Kampus Binawidya Pekanbaru.
Gustian, I., Adfa, M., Andriani, Y., Roza, E., 2013, Karakterisasi Kinerja
Membran Selulosa Bakteri Menggunakan In Take PDAM Kota Bengkulu
sebagai Model, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung.
Hermann,
J.M.,
1999, Heterogenous
Photocatalysis
Fundamental and Aplication to the Removal of Various
Types of Aqueous Pollutans, Catalys Today, 53, 115-129.
Jayadi, S.F., Destiarti, L., dan Sitorus, B., 2014, Pembuatan Reaktor Fotokatalis
dan Aplikasinya untuk Degradasi Bahan Organik Air Gambut
Menggunakan Katalis TiO2, JKK, 3,3, 54-57.
Kusumanto, I., 2013, Pemanfaatan Limbah Kulit Nanas untuk Pembuatan Produk
Nata De Pina Menggunakan Metode Eksperimen Taguchi, Kulubkhanah,
Vol. 16, No. 1
Laiho, R. and J. Laine. 1995. Changes in mineral element concentrations in peat
soils drained for forestry in Finland, Scandinavian Journal of Forest
Research, 10: 218-224.
Lapuz, M., Gallardo, E.G., dan Palo, M.A., 1976, The Nata
Organism Cultural Requirements, Characteristic, and
Identity, Philippines Journal Sci., 96: 91 100.
Lindu, M., Puspitasari, T., dan Ismi, E., 2008, Jurnal Sintesis dan
Uji Kemampuan Membran Selulosa Asetat Dari Nata de
Coco Sebagai Membran Ultrafiltrasi Untuk Menyisihkan
Zat Warna Pada Air Limbah Artifisial, Universitas Trisakti,
Jakarta.
Mulder, M., 1996, Basic Principle of Membrane Technology,
Kluwer Academic Publisher, Netherland.
Pambayun, R., 2002, Teknologi Pengolahan Nata de coco,
Penertbit Kanius, Yogyakarta , Hal : 11-15
12
Parabi, A., 2012, Usaha Pemanfaatan Air Gambut untuk Kebutuhan Rumah
Tangga Masyarakat di Desa Rasau Jaya Umum Kabupaten Kubu Raya
Provinsi Kalimantan Barat, Media Sains, 4, 1.
Rahmayeni, Setiadi, Y., Zulhadjri, 2013, Fotokatalis Komposit Magnetik
TiO2-MnFe2O4, Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013.
Rosyidah, 2010, http://rosyidah.com/2010/06/11/pt-great-giantpinapple-ggpclumbung-nanas-raksasa-di-indonesia/,
Diakses tanggal 20 Oktober 2010.
Stpniewska, Z., Sochaczewska, A., Woliska, A., Szafranek-Nakonieczna, A. and
M. Paszczyk, M., 2010, Manganese release from peat soils, Int.
Agrophys., 24, 369-374.
Stevenson, F. J., 1994, Humus Chemsitry :Genesis, Composition Reaction,
2nded, John Wiley and Sons, Inc., Canada.
Wershaw, 2004, Evaluation of Conceptual Models of Natural Organic Matter
(Humus) From a Consideration of the Chemical and Biochemical
Processes of Humification, U.S. Geological Survey, Reston, Virginia.
Wijana, S., Kumalaningsih, A., Setyowati, U., Efendi, dan Hidayat, N., 1991,
Optimalisasi Penambahan Tepung Kulit Nanas dan Proses Fermentasi
pada Pakan Ternak terhadap Peningkatan Kualitas Nutrisi, ARMP
(Deptan), Universitas Brawijaya, Malang.
Yuliana, R., Gustiani, S., dan Septiani, W., 2014, Pembuatan dan Karakterisasi
Serat Hollow dari Selulosa Bakterial dengan Nanopartikel TiO 2 untuk
Pengolahan Air Gambut, Arena Tekstil, Vol.29 (1)
Zhang, X., Lecheng, Lei, 2008, One Step Preparation of
Visible-LightResponsive Fe-TiO2Coating Photocatalysts by
MOCVD, Institute of Environtment Pollution Control
Technologies,
Xixi
Campus,
Zheijang University,
Hangzhou, 310028, China.
13