Anda di halaman 1dari 2

MENGUBAH POLA PIKIR

Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing di luar kota. Mereka hanya
menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar, mereka terpaksa
menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu kepada seekor anjing yang ternyata
menikmatinya dan tak terlihat efek sampingnya.
Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang menjadi cemas.
Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang diare. Seorang
dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan makanan. Sang dokter mulai
mencari sebab-musababnya dari seekor anjing. Ketika hendak dilacak, eh ternyata anjing
itu sudah mati karena terlindas mobil.
Apa yang menarik dari cerita di atas? Ternyata kita bereaksi menurut apa yang
kita pikirkan, bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri. We see the world as we are, not as
it is. Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat. Cara kita melihat mempengaruhi apa
yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan. Ini
disebut sebagai model See-Do-Get.
Perubahan yang mendasar baru akan terjadi ketika ada perubahan cara melihat.
Ada cerita menarik mengenai sepasang suami-istri yang telah bercerai. Suatu hari, Astri,
nama wanita ini, datang ke kantor Roy, mantan suaminya. Saat itu Roy sedang melayani
seorang pelanggan. Melihat Astri menunggu dengan gelisah, pimpinan kantor
menghampirinya dan mengajaknya berbincang-bincang. Si Bos berkata, "Saya begitu
senang, suami Anda bekerja untuk saya. Dia seorang yang sangat berarti dalam
perusahaan kami, begitu penuh perhatian dan baik budinya." Astri terperangah
mendengar pujian si bos, tapi ia tak berkomentar apa-apa.
Roy ternyata mendengar komentar si bos. Setelah Astri pergi, ia menjelaskan,
"Kami tak hidup bersama lagi sejak 6 bulan lalu, dan sekarang dia hanya datang menemui
saya bila ia membutuhkan tambahan uang untuk putra kami."
Beberapa minggu kemudian telepon berbunyi untuk Roy. Ia mengangkatnya dan
berkata, "Baiklah Ma, kita akan melihat rumah itu bersama setelah jam kerja." Setelah itu
ia menghampiri bosnya dan berkata, "Astri dan saya telah memutuskan memulai lagi
perkawinan kami. Dia mulai melihat saya secara berbeda tak lama setelah Bapak
berbicara padanya tempo hari."
Bayangkan, perubahan drastis terjadi semata-mata karena perubahan dalam cara
melihat. Awalnya, Astri mungkin melihat suaminya sebagai seorang yang menyebalkan,
tapi ternyata di mata orang lain Roy sungguh menyenangkan. Astrilah yang mengajak
rujuk, dan mereka kembali menikmati rumah tangga yang jauh lebih indah dari
sebelumnya.
Segala sesuatu yang kita lakukan berakar dari cara kita melihat masalah. Karena
itu, bila ingin mengubah nasib secara drastis, kita perlu melakukan revolusi cara berpikir.

Stephen Covey pernah mengatakan: "Kalau Anda menginginkan perubahan kecil dalam
hidup, garaplah perilaku Anda, tapi bila Anda menginginkan perubahan-perubahan yang
besar dan mendasar, garaplah paradigma Anda."
Covey benar, perubahan tidak selalu dimulai dari cara kita melihat (See). Ia bisa
juga dimulai dari perilaku kita (Do). Namun, efeknya sangat berbeda. Ini contoh
sederhana. Anak saya, Alisa yang berusia empat tahun selalu menolak kalau diberi
minyak ikan. Padahal, itu diperlukan untuk meningkatkan perkembangan otak dan daya
tahan tubuhnya. Betapapun kami membujuknya, ia tetap menolak. Dengan maksud baik,
kadang-kadang kami memaksanya menelan minyak ikan. Ia menangis dan meronta-ronta.
Kami memang berhasil memaksanya, tapi ini bukan sesuatu yang win-win. Kami
menang, ia kalah. Ini pendekatan yang dimulai dengan Do. Kami sadar harus mencari
cara lain.
Untungnya, istri saya punya ide menarik. Ia mulai dengan mengubah paradigma
Alisa. Kami tahu Alisa sangat suka sirup, karena itu minyak ikan tersebut kami aduk
dengan air dalam gelas. Ternyata, ia sangat gembira dan menikmati "sirup" minyak ikan
itu. Bahkan, sekarang ia tak mau mandi sebelum minum "sirup" tersebut.
Contoh sederhana ini menggambarkan proses perubahan yang bersifat inside-out
(dari dalam ke luar). Perubahan ini bersifat sukarela dan datang dari Alisa sendiri. Jadi,
tidak ada keterpaksaan. Inilah perubahan yang diawali dengan See. Perubahan yang
dimulai dengan Do, bersifat sebaliknya, yaitu outside-in. Perubahan seperti ini sering
disertai penolakan. Jangankan dengan bawahan, dengan anak kecil seperti Alisa saja, hal
ini sudah bermasalah.
Pendekatan hukum bersifat outside-in dan dimulai dengan Do. Orang tidak
korupsi karena takut akan hukumannya, bukan karena kesadaran. Pada dasarnya orang
tersebut belum berubah, karena itu ia masih mencari celah-celah yang dapat
dimanfaatkannya. Pendekatan SDM berusaha mengubah cara berpikir orang. Akar
korupsi sebenarnya adalah pada cara orang melihat. Selama jabatan dilihat sebagai
kesempatan menumpuk kekayaan, bukannya sebagai amanah yang harus
dipertanggungjawabkan, selama itu pula korupsi tak akan pernah hilang. Inilah
pendekatan inside-out. Memang jauh lebih sulit, tetapi efek yang dihasilkannya jauh lebih
mendasar.
Cara kita melihat masalah sesungguhnya adalah masalah itu sendiri. Karena itu,
untuk mengubah nasib, yang perlu Anda lakukan cuma satu: Ubahlah cara Anda melihat
masalah. Mulailah melihat atasan yang otoriter, bawahan yang tak kooperatif, pelanggan
yang cerewet dan pasangan yang mau menang sendiri sebagai tantangan dan rahmat yang
terselubung. Orang-orang ini sangat berjasa bagi Anda karena dapat membuat Anda lebih
kompeten, lebih profesional, lebih arif dan lebih sabar. Saya menyukai apa yang
dikatakan John Gray, pengarang buku Men Are From Mars and Women Are From Venus.
Gray melihat masalah dan kesulitan dengan cara yang berbeda. Ujarnya, "Semua
kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa kita untuk tumbuh."

Anda mungkin juga menyukai