Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASKEP PASIEN DENGAN KARSINOMA SEL SKUAMOSA

DISUSUN OLEH :
Khairani Putri Utami
(G1B113007)

DOSEN PENGAMPU :
Indah Mawarti S.Kep., Ners, M. Kep.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN AJARAN 2015-2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada ALLAH SWT karena atas limpahan
rahmat serta karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Karsinoma Sel Skuamosa. Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk menambah ilmu penulis serta khalayak umum dan
juga makalah ini sebagai tugas yang menunjang pembelajaran pada blok system
integumen. Makalah ini dibuat dengan membaca referensi dari beberapa buku
yang dicari menggunakan google book dengan materi yang terkait.
Dalam hal ini penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis sendiri dan orang lain.
Jambi,

November 2015
Penulis

Daftar isi
BAB I......................................................................................................
PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1

Latar Belakang...............................................................................

1.2

Rumusan Masalah...........................................................................

1.3

Tujuan Penulisan............................................................................

1.4

Manfaat........................................................................................

BAB II.....................................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA................................................................................
2.1

Anatomi Fisiologi Kulit....................................................................

2.2

Definisi........................................................................................

2.3
Etiologi...........................................................................................
.....................8
2.4.

Patofisiologi..................................................................................

2.5.

Manifestasi klinis............................................................................

2.6.

Penatalaksanaan...........................................................................

2.7
Pencegahan...................................................................................
...................12
2.8.

Asuhan Keperawatan.....................................................................

BAB III..................................................................................................
PENUTUP...............................................................................................
3.1

Kesimpulan.................................................................................

3.2

Saran.........................................................................................

Daftar Pustaka..........................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karsinoma adalah kanker yang dimulai di kulit atau jaringan yang
melapisi atau menutupi organ-organ tubuh. Sel skuamosa adalah sel kulit tipis
dan datar yang terlihat di bawah mikroskop seperti sisik ikan. Sel skuamosa
ditemukan dalam jaringan yang membentuk permukaan kulit, lapisan organ
berongga dari tubuh, dan bagian dari saluran pernapasan dan pencernaan.
Karsinoma sel skuamosa adalah pertumbuhan yang tidak terkendali dari selsel abnormal yang timbul di sel skuamosa.
Karsinoma sel skuamosa terutama disebabkan oleh paparan yang terus
menerus antara kulit dengan sinar ultraviolet atau sinar matahari. Karsinoma
sel skuamosa dapat terjadi pada semua area tubuh termasuk selaput lendir dan
alat kelamin, tetapi yang paling umum di daerah yang sering terkena sinar
matahari, seperti tepi telinga, bibir bawah, wajah, kulit kepala, leher, tangan,
lengan dan kaki. Usia diatas 40 tahun, paparan sinar matahari, pengaruh zatzat karsinogenik (tar, arsen, hidrokarbon polisiklik aromatik, parafin),
merokok, trauma kronik dan/atau luka bakar pada kulit, radiasi sinar ion serta
ulkus marjolin adalah berbagai faktor presidposisi yang telah diketahui untuk
terjadinya karsinoma sel skuamosa.
Insidensi pasti karsinoma sel skuamosa (KSS) sampai saat ini belum
terdokumentasi oleh National Cancer Institute, tetapi diperkirakan terjadi
satu kasus tiap 1000 penduduk di Amerika. Karsinoma ini meningkat
insidensinya di daerah yang lebih banyak paparan sinar matahari, bahkan
mencapai 200-300 kasus tiap 100.000 penduduk di Australia.
Mengingat karsinoma sel skuamosa banyak menyerang penduduk yang
sering terpapar sinar matahari dan terkena pajanan sinar ultraviolet, penduduk
Indonesia memiliki resiko besar untuk terkena Karsinoma Sel Skuamosa.
Ditambah lagi dengan faktor-faktor pendukung yang bisa menyebabkan
Karsinoma Sel Skuamosa. Dikarenakan tingginya resiko penduduk Indonesia
untuk terkena Karsinoma Sel Skuamosa, maka dari itu diperlukan
pengetahuan yang baik yang terkait dengan Karsinoma Sel Skuamosa pada

umumnya dan Asuhan Keperawatan pada Karsinoma Sel Skuamosa


khususnya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas diatas, penulis
mendapatkan beberapa rumusan masalah, yaitu :
1)
2)
3)
4)
5)

Bagaimana anatomi fisiologi dari kulit ?


Apa definisi dari Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)?
Apa etiologi dari Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
Bagaimana patofisiologi terjadinya Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)?
Apa klasifikasi dan manifestasi klinis yang ditimbulkan dari pasien

dengan Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)


6) Bagaimana penatalaksanaannya ?
7) Apa saja pemeriksaan penunjang untuk pasien Karsinoma Sel Skuamosa
(KSS)?
8) Bagaimana upaya pencegahan dari Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)?
9) Dan bagaimana asuhan keperawatannya ?
a) Pengkajian pasien dengan Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)?
b) Diagnose keperawatan pasien dengan Karsinoma Sel Skuamosa
(KSS)?
c) Bagaimana rencana asuhan keperawatannya ?
1.3 Tujuan Penulisan
1) Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep dasar dari penyakit Karsinoma Sel Skuamosa
(KSS) dan rencana asuhan keperawatan pada pasien ini.
2) Tujuan khusus
a) Penulis selaku mahasiswa mampu mengetahui konsep dasar
Karsinoma
patofisiologi,

Sel

Skuamosa

klasifikasi,

(KSS)

berupa

manifestasi

definisi,

klinis,

etiologi,

penatalaksaan,

pemeriksaan penunjang dan pencegahannya.


b) Penulis selaku mahasiswa keperawatan mampu membuat rencana
asuhan keperawatan pasien dengan Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)
1.4 Manfaat
1) Mahasiswa dapat memahami cara membuat asuhan keperawatan dan
diagnose keperawatan yang cocok pada pasien Karsinoma Sel Skuamosa
(KSS)

2) Mahasiswa dapat memanfaatkan dan menerapkan ilmunya dalam


praktiknya di RS ataupun lingkungan sekitarnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ terbesar tubuh, terdiri dari lapisan sel di
permukaan yang disebut dengan epidermis, dan lapisan jaringan ikat yang
lebih dalam, dikenal sebagai dermis. Berguna untuk:
1. Perlindungan terhadap cedera dan kehilangan cairan, misalnya pada
luka bakar ringan,
2. Pengaturan suhu tubuh melalui kelenjar keringat dan pembuluh
darah,
3. Sensasi melalui saraf kulit dan ujung akhirnya yang bersifat
sensoris, misalnya untuk rasa sakit (Moore, 2002).

Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis),
sebagai lapisan yang paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis),
dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela subkutanea, hipodermis atau
subkatis). Kulit mempunyai berbagai fungsi yaitu sebagai berikut : pelindung
atau proteksi, peraba atau penerima rangsangan, pengatur panas atau
termoregulasi, pengeluaran (ekskresi), sebagai tempat penyimpanan seperti
nutrisi dan sebagai alat absorbsi.
2.2 Definisi
Karsinoma sel skuamosa adalah pertumbuhan yang tidak terkendali
dari sel-sel abnormal yang timbul di sel skuamosa. Sel skuamosa ditemukan
dalam jaringan yang membentuk permukaan kulit, lapisan organ berongga
dari tubuh, dan bagian dari saluran pernapasan dan pencernaan.
Karsinoma sel skuamosa merupakan salah satu jenis kanker yang
berasal dari lapisan tengah epidermis. Jenis kanker ini menyusup ke jaringan
di bawah kulit (dermis). Kulit yang terkena tampak coklat-kemerahan dan
bersisik atau berkerompeng dan mendatar, kadang menyerupai bercak pada
psoriasis, dermatitis atau infeksi jamur (Price Sylvia, 2005).

2.3. Etiologi
Kanker kulit ini paling sering terjadi pada orang berkulit putih yang
telah menghabiskan waktu bertahun-tahun di bawah sinar matahari. Tetapi
orang-orang dari semua warna kulit mempunyai resiko yang sama untuk
terkena karsinoma sel skuamosa (SCC). Resiko terkena SCC meningkat jika
Anda memiliki faktor risiko berikut:
Ciri-ciri fisik Anda
-

Pucat atau kulit berwarna putih terang.


Mata biru, hijau, atau abu-abu.
rambut merah atau pirang.

Apa yang Anda lakukan


-

Menghabiskan banyak waktu di luar rumah, untuk bekerja atau


bersantai, tanpa menggunakan tabir surya atau menutup-nutupi dengan

pakaian.
Digunakan tanning bed atau sunlamps.
7

Terkena bahan kimia penyebab kanker (misalnya, arsenik dalam air

minum, tar, bekerja dengan beberapa insektisida atau herbisida).


Merokok tembakau.
Menghabiskan banyak waktu dekat panas, seperti api.

Riwayat kesehatan Anda


-

Didiagnosis dengan actinic keratosis (AK).


Kulit terbakar parah.
Ulkus atau sakit pada kulit yang telah ada selama berbulan-bulan atau

bertahun-tahun.
Meminum obat yang menekan sistem kekebalan tubuh .
Terinfeksi human papillomavirus (HPV).
Overexposure atau jangka panjang paparan sinar x, seperti pasien yang

menerima perawatan x-ray untuk jerawat pada 1940-an.


Menerima banyak perawatan PUVA.
Memiliki salah satu kondisi medis: xeroderma pigmentosum,
epidermolisis bulosa, atau albinisme

Penyebab
Kebanyakan SCC disebabkan oleh ultraviolet (UV) sinar dari matahari
atau tanning bed. Penyebab lainnya:
- Paparan jangka panjang untuk bahan kimia penyebab kanker, seperti
ketika seseorang merokok tembakau, terkena tar, minuman dari
pasokan air yang mengandung arsenik, atau menggunakan beberapa
-

2.4.

insektisida atau herbisida.


Sebuah luka bakar serius.
Ulkus atau sakit pada kulit yang telah ada selama berbulan-bulan atau

bertahun-tahun.
- Beberapa jenis human papillomavirus (HPV).
Patofisiologi
Karsinoma sel skuamosa dapat tumbuh de novo, tetapi lebih sering suatu
proses evolusi yang mirip dengan yang tampak pada serviks uteri. Perubahan
pra-kanker dalam mulut menjelma sebagai dua bentuk klinik. Bercak putih,
datar yang tidak diketahui penyebabnya selain yang ada hubungan dengan
pemakaian tembakau dan tidak hilang bila dikerok, disebut leukoplakia.
Bercak-bercak merah yang tidak ada hubungan dengan rangsang radang
disebut eritroplakia. (Corwin, 2000)
8

Karsinoma skuamosa invasif kebanyakan didapati pada tepi lateral lidah


dan dasar mulut; sangat jarang pada palatum dan dorsum lidah. Pulau-pulau
tumor yang invasif bermetastasis melalui pembuluh limfa dan mengenai
kelenjar getah bening supraomohioid dan servikal. Penyebaran melalui
pembuluh darah merupakan sekuele terakhir dan biasanya sebagai akibat
metastasis kelenjar getah bening yang menjalar ke duktus torakikus masuk
vena sistemik. (Corwin, 2000)
2.5.

Manifestasi klinis

Kanker kulit jenis ini, sering menyerang pada kulit yang terpapar sinar
matahari selama bertahun-tahun. Wajah, telinga, bibir, punggung tangan,
lengan, dan kaki tempat umum untuk karsinoma sel skuamosa
Tanda meliputi:
-

Sebuah benjolan atau benjolan pada kulit yang dapat terasa kasar.
Sebagian benjolan atau benjolan tumbuh, mungkin menjadi berbentuk

kubah atau berkerak dan dapat berdarah.


Sakit yang tidak sembuh-sembuh, atau kembali seperti semula.
Datar, kemerahan, bersisik patch yang tumbuh lambat (penyakit

Bowen).
Dalam kasus yang jarang terjadi, karsinoma sel skuamosa dimulai di
bawah kuku, yang dapat tumbuh dan merusak kuku.

KSS dapat bermula dari tahap pra-kanker


Beberapa KSS dimulai pada pertumbuhan pra-kanker disebut actinic
keratosis (ak-ti-nik ker-ah-TOE-sis), atau AK. Pada orang dewasa 40 tahun
dan lebih tua, diyakini bahwa sekitar 40 sampai 60 persen dari SCCs
dimulai di sebuah AK. Tanda dan gejala AK meliputi:
-

Kecil, merah muda, kasar, kering, bersisik patch atau pertumbuhan


pada kulit.

Masa sulit atau pertumbuhan yang terasa teriritasi atau bahkan

menyakitkan ketika digosok.


Gatal atau terbakar di sepetak kulit.
Bibir merasa terus-menerus kering dan memiliki warna putih atau
merasa bersisik
Karsinoma sel skuamosa invasif secara klinik ditandai lesi yang

ulseratif dan induratif. Sering daerah ulserasi menunjukkan tepi melingkar,


melipat dan mukosa yang berdekatan dapat menunjukkan batas-batas yang
tampak leukoplakia dan atau eritroplakia. Bila kelenjar servikal yang
terkena metastasis sudah mencapai dimensi cukup besar, dapat diraba,
membengkak dan melekat (berbeda dengan limadenopati yang dapat
digerakkan, lunak dan nyeri tekan bila sebagai akibat penyakit radang).
2.6.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis:
Evaluasi yang cermat terhadap gejala dan simptom sangat penting,
termasuk didalamnya biopsi danfollow- up yang rutin. Pembedahan
dilakukan dengan biopsi insisi menggunakan skapel bila lesi berukuran 5
mm. Teknik ini cepat, tidak banyak merobek jaringan dan hanya diangkat
sedikit sampling. Apabila ukuran tumor kecil, dapat dilakukan biopsi insisi
ataupun eksisi, apabila sulit membedakan antara displasia dengan karsinoma,
dianjurkan menggunakan biopsi insisi. (Suzanne, 2004)
Jika hasil biopsi tersebut menunjukkan sel karsinoma skuamosa (terdapat
invasi sel displasia ke jaringan ikat), klinisi dapat merencanakan terapi
kanker. Terapi yang potensial diantaranya pembedahan atupun terapi radiasi.
Kadang kemoterapi digunakan sebagai tambahan, namun beberapa tumor
kurang responsif terhadap kemoterapi. Pemilihan terapi tergantung dari
stadium kanker, stadium dini (kecil dan terlokalisasi), stadium lanjut (besar
dan menyebar). Evaluasi menggunakan teknik pencitraaan yang lebih baik
kualitasnya seperti MR (magnetic resonance) dan CT (computed tomography)
sangat dibutuhkan. Teknik terbaru yaitu menggunakan PET (positron
emission tomography), bisa menentukan metastase ke kelenjar limfe. Teknik

10

ini berguna bagi klinisi untuk membedakan batas dan rencana terapi, juga
menentukan prognosisnya. (Suzanne, 2004)
Follow-up berkala perlu dilakukan pada lesi prekanker, bahkan bila lesi
tersebut menghilang, dan bila terus berlanjut perlu dilakukan pembedahan.
Pada tepi lesi yang secara klinis dan mikroskopis terlihat normal, bisa
menjadi permasalahan dan bisa terjadi rekurensi. (Suzanne, 2004)
Penggunaan teknik laser sangat berguna pada terapi kanker dan dapat
mengontrol leukoplakia. Pencegahan menggunakan analog vitamin A
(retinoid) dan antioksidan lain (beta karoten, vitamin C, E) kurang efektif,
berdasarkan teori, antioksidan tersebut dapat membantu menjaga sel-sel tubuh
dari radikal bebas, yang merupakan promotor terjadinya mutagenesis
kromosom dan karsinogenesis. Yang menjadi permasalahan pada penggunaan
antioksidan ini adalah toksisitasnya dan rekurensinya ketika antioksidan ini
tidak dilanjutkan. Efektifitas antioksidan tergantung pada dosis, regimen dan
individu pasien. (Suzanne, 2004)
Dapat pula dengan pendekatan nutrisional dengan diet kaya buah-buahan
dan sayur-sayuran, karena banyak mengandung antioksidan dan protein
supresor-sel yang membantu mengurangi

aktifitas mutagenesis dan

karsinogenesis. (Suzanne, 2004)


Pengenalan dan pengontrolan lesi pre-kanker efektif mengurangi angka
morbiditas dan mortalitas kanker mulut.
Penatalaksanaan Perawat:
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, peran

2.7.

perawat adalah:
Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
Pemberian analgetik yang tepat
Meredakan ansietas
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah
Pencegahan
Siapapun yang telah memiliki satu tumor sel skuamosa memiliki

kesempatan peningkatan pengembangan lain, terutama di daerah kulit yang


sama atau di sekitarnya. Itu biasanya karena kulit telah mengalami kerusakan
akibat sinar matahari bersifat irreversible. Kekambuhan seperti biasanya
terjadi dalam dua tahun pertama setelah operasi. Sebuah karsinoma sel
skuamosa dapat kambuh bahkan ketika itu telah sepenuhnya sembuh.

11

Jadi, sangat penting untuk membayar perhatian khusus , dan setiap


perubahan dicatat harus ditampilkan segera ke dokter. KSS pada hidung,
telinga, dan bibir sangat rentan terhadap kekambuhan. Bahkan jika tidak ada
tanda-tanda yang mencurigakan yang terlihat, kunjungan tindak lanjut secara
teratur dijadwalkan termasuk ujian kulit Total-tubuh merupakan bagian
penting dari perawatan pasca-perawatan. Dokter dapat merekomendasikan
berbagai jenis pengobatan waktu berikutnya. Metode tertentu, seperti operasi
micrographic Mohs, dapat sangat efektif untuk mencegah dan mengobati
kekambuhan.
Sementara karsinoma sel skuamosa dan kanker kulit lainnya hampir
selalu dapat disembuhkan bila terdeteksi dan diobati dini, yang terbaik adalah
untuk mencegah mereka timbulnya KSS.Kebiasaan melindungi diri dari
matahari ini bagian dari rutinitas perawatan kesehatan sehari-hari Anda:
- Carilah tempat teduh, terutama pada pukul 10:00-04:00.
- Jangan berjemur di bawah sinar matahari.
- Hindari penyamakan dan tidak pernah menggunakan UV tanning bed.
- Menutupi dengan pakaian, termasuk topi bertepi lebar dan kacamata
-

hitam-UV.
Gunakan spektrum yang luas (UVA / UVB) sunscreen dengan SPF 15
atau lebih tinggi setiap hari. Untuk menambah aktivitas luar ruangan,
gunakan, spektrum yang luas (UVA / UVB) sunscreen tahan air dengan

SPF 30 atau lebih tinggi.


Terapkan 1 ons (2 sendok makan) tabir surya ke seluruh tubuh anda 30
menit sebelum pergi ke luar. Mengajukan permohonan kembali setiap

2.8.

dua jam atau segera setelah berenang atau berkeringat berlebihan.


Jauhkan bayi dari matahari. Tabir surya harus digunakan pada bayi di

atas usia enam bulan.


Pemeriksaan head-to-toe kulit Anda setiap bulan.
Kunjungi dokter Anda setiap tahun untuk ujian kulit profesional.

Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Anamnesa
Identitas pasien

Nama, Umur, Jenis kelamin, Agama, Pendidikan,

Pekerjaan yang rinci dan alamat tempat tinggal. Tumor kulit ganas
dapat terjadi pada semua usia
2. Keluhan utama

12

Luka yang tidak sembuh-sembuh/kutil yang cepat membesar/ kurang


yang berdarah dsb, lokasinya dimana ? .
3. Riwayatpenyakit sekarang
- Sejak kapan diketahui keluhan-keluhan tersebut dan hingga kini
-

membesar berapa kali, mengecil atau meneta


Bila kutil/karang mula-mulanya, ditanyakan. Apakah terjadi perubahan

warna, perdarahan spontan, gatal-gatal


- Apakah ada benjolan ditempat lain ? .
4. Riwayat penyakit dahulu
- Pernah menderita penyakit serupa? Tumor jinak atau ganas?
- Apakah dioperasi, diradiasi, diberi kemoterapi? Berapa lama? Kapan ?
5. Riwayat penyakit kelurga Apakah keluarga menderita penyakit serupa
dan penyakit kanker lain ? masih hidup ? diobati apa ?
6. Pemeriksaan Fisik
- Lokasi : regionnya, kanan atau kiri
- Inspeksi : warna , tonjolan, ulkus, dasar dan pinggir ulkus, ada inspeksi
-

sekunder, ada rambut


Palpasi : diukur dengan cm, diraba pengerasan diluar ulkus, infiltrasi
sudah sampai dimana, hubungan dengan

jaringan sekitarnya

bagaimana
- Konsistensi : mudah berdarah atau tidak, keras dsb
7. Pemeriksaan Penunjang
- Persiapan tambahan untuk operasi dengan narcosis
- Pemeriksaan dengan indikasi, misalnya : foto tulang (tumor mendekat
-

ke tulang)
Biopsy insisi/eksisi (tergantung besar kecilnya tumor, bila besar insisi

dan bila kecil biopsy eksisi)


B. Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut berhubungan dengan terputusnya jaringan akibat tumor kulit
-

ganas
Kerusakan integritas jaringan kulit berhubungan dengan lesi pada kulit
Ansietas berhubungan degan krisis situasi (karsinoma).
Resiko infeksi berhubungan dengan luka terbuka.

13

C. Rencana Asuhan Keperawatan


-

Diagnosa

Tujuan/ Kriteria

Intervensi

Rasional

Hasil
-

Nyeri akut

Tujuan : Dalam

berhubungan dengan

waktu 1 x 24 jam

terputusnya jaringan

nyeri berkurang/

akibat tumor kulit ganas

hilang atau

beradaptasi
- Kriteria hasil :
a. Secara subyektif melaporkan
berkurang atau dapat
diadaptasi
b. Dapat mengidentifikasi

Mandiri

1. Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST 1. Menjadi parameter dasar untuk


- P : penyebab nyeri
mengetahui sejauh mana intervensi
- Q : kualitas nyeri (tertusuk,
yang diperlukan dan sebagai evaluasi
tertekan atau tertimpa benda berat,
keberhasilan dari intervensi menajemen
diiris-iris, dll)
- R : daerah penjalaran nyeri
nyeri keperawatan
- S : keparahan nyeri
- T : lamanya nyeri muncul
2. Jelaskan dan bantu pasien dengan
2. Pendekatan dengan menggunakan

aktivitas yang meningkatkan


atau menurunkan nyeri
c. Pasien tidak gelisah
-

Mandiri

tindakan pereda nyeri nonfarmakologi

relaksasi dan nonfarmakologi lainya

dan non-invasi

telah menunjukan keefektifan dalam

Lakukan manajemen nyeri

keperawatan
3. Atur posisi fisiologi
-

mengurangi nyeri
3. Posisi fisiologi akan meningkatkan
asupan O2 ke jaringan yang mengalami
iskemia
14

4. Istirahatkan pasien
5. Manajemen lingkungan :
lingkungan tenang dan batsi
pengunjung
6. Ajarkan tehnik distraksi dan
relaksasi
7. Lakukan manajemen sentuhan
8. Tingkatkan pengetahuan tentang :
sebab nyeri dan menghubungkan

4. Istirahat akan menurunkan kebutuhan


O2 jaringan perifer dan akan
meningkatkan suplai darah pada
jaringan yang mengalami peradangan
5. Lingkungan tenang akan menurunkan
stimulus nyeri eksternal dan pembatsan
pengunjung akan membantu
meningkatka kondisi O2 yang
berkurang akibat banyaknya
pengunjung
6. Distraksi dapat menurunkan stimulus
internal dengan mekanisme
peningkatan produksi endorphin dan
efalin yang dapat memblok reseptor
nyeri untuk tidak dikirimkan ke korteks
serebri sehingga menurunkan persepsi
nyeri
7. Manajemen sentuhan pada saaat nyeri
berupa sentuhan dukungan psikologis

berapa lama nyeri akan


15

berlangsung
9. Kolaborasi pemberian analgesic

dapat membantu menurunkan nyeri


8. Pengetaauan yang akan dirasakan
membantu mengurangi nyeri dan dapat
membantu mengembangkan kepatuhan
pasien terhadap rencana terapeutik
9. Analgesic memblok lintasan nyeri

Kerusakan

Tujuan : Dalam 5x 24

integritas

jam integritas kulit

jaringan kulit

membaik secara

berhubungan

optimal
Kriteria hasil :

dengan lesi pada


kulit

a. Pertumbuhan jaringan
meningkat
b. Keadaan luka membaik
c. Pengeluaran pus pada luka
tidak ada lagi
d. Luka menutup

Mandiri

1. Kaji kerusakan jaringan lunak yang


terjadi pada klien
2. Lakukan perawatan luka dengan baik
dan teknik steril
3. Kaji keadaan luka dengan tejnik
membuka balutan dengan mengurangi

sehingga nyeri akan berkurang


- Mandiri
1. Menjadi data dasar untuk memberikan
informasi intervensi perawatan luka,
alat apa yang akan digunakan dan jenis
balutan apa yang akan digunakan
2. Perawatan luka dengan tehnik steril
dapat mengurangi kontaminasi kuman
langsung ke area luka
3. Manajemen membuka luka dengan
menguyur larutan NaCl ke kasa dapat
16

stimulus nyeri, bila melekat kuat kasa


diguyur dengan NaCl
4. Lakukan pembilasan luka dari arah
dalam keluar denan cairan NaCl
5. Lakukan nekrotomi
6. Tingkatkan asupan nutrisi
7. Evaluasi kerusakan jaringan dan
perkembangan pertumbuhan jaringan

mengurangi stimulus nyeri. Tehnik


pembuangan jaringan dan kuman diarea
luka dan diharapkan keluar dari area
luka
4. NaCl merupakan larutan fisiologis yang
lebih mudah diabsorpsi oleh jaringan
dibandingkan dengan larutan larutan
antiseptic serta dicampur dengan
antibiotic agar dapat mempercepat
penyembuhan luka
5. Jaringan nekrotik pada luka furrunkel
akan memperlambat proses epitelisasi
jaringan luka sehingga memperlambat
perbaikan jaringan
6. Diet TKTP diperlukan untuk
meningkatkan asupan dari kebutuhan
pertumbuhan jaringan
7. Apabila masih belum mencapai dari
criteria evaluasi 5x24 jam, maka perlu

17

dikaji ulang faktor-faktor menhambat


pertumbuhan luka
-

Ansietas

berhubungan

waktu 1x 24 jam

degan krisis
situasi
(karsinoma).

Tujuan : Dalam

kecemasan berkurang
Criteria hasil :

a. Pasien mengatakan

Mandiri

1. Reaksi verbal dan non verbal dapat

kecemasan, damping pasien dan

menunjukan rasa agitasi, marah dan

lakukan tindakan bila menunjukan

kecemasan berkurang
b. Mengenal perasaannya, dapat
mengidentifikasi penyebab

mengurangi kecemasan. Beri

atau faktor yang

lingkungan yang tenang dan suasana

terhadap tindakan, wajah


rileks
-

Mandiri

1. Kaji tanda verbal dan non verbal

perilaku merusak
2. Mulai melakukan tindakan untuk

mempengaruhinya, kooperatif

penuh istirahat
3. Tingkatan control sensasi pasien
4. Orientasikan pasien terhadap
prosedur rutin dan aktivitas yang

gelisah
2. Mengurangi rangsangan eksternal yang
tidak perlu
3. Control sensai pasien (dan dalam
menurunkan ketakutan) dengan cara
memberikan informasi tentang keadaan
psien, menekankan pada penghargaaan
terhadap sumber-sumber koping
(pertahanan diri) yang pasif, membantu
latihan relaksasi dan tehnik-tehnik
pengalihan serta memberikan respon

18

diharapkan
5. Berikan kesempatan kepada pasien
untuk mengucapkan ansientasnya
6. Berikan privasi untuk pasien dan
orang terdekat
7. Kolaborasi :
-

Berikan anti cemas sesuai


indikasi, contohnya diazepam

balik yang positif


4. Orientasi dapat menurunkan
kecemasan
5. Dapat menghilangkan ketegangan
kekhawatiran yang tidak dieksperikan
6. Memberi waktu untuk
mengekspersikan perasaan,
menghilangkan cemas, dan perilaku
adaptasi. Adamya keluarga dan teman
yan dipilih pasien melayani aktivits
dan pengalih (misalnya : membaca)
akan menurunkan perasaan terisolasi

7. Meningkatkan relaksasi dan


-

Resiko infeksi

Tujuan : Setelah

Mandiri

1. Bersihkan lingkungan setelah dipakai

berhubungan

dilakukan tindakan

dengan luka

keperawatan 2x 24

pasien lain

terbuka

jam resiko infeksi

pada klien dapat

menurunkan kecemasan
- Mandiri
1. Bertujuan untuk mengurangi pajanan
dari lingkungan luar yang
menyebabkan infeksi
-

19

diminimalkan dan
-

dihilangkan
Kriteria Hasil :

a. Klien terbebas dari tanda dan


gejala infeksi
b. Menunjukan prilaku hidup
sehat untuk mengurangi
resiko infeksi
c. Menunjukan kemampuan

2. Instruksikan pengunjung untuk

2. Bertujuan untuk mengurangi pajanan

mencuci tangan saat berkunjung dan

dari lingkungan luar yang

setelah berkunjung meninggalkan

menyebabkan infeksi
-

pasien
-

3. Cuci tangan sebelum dan sesudah


tindakan keperawatan
-

4. Pertahankanlingkungan aseptic

untuk mencegah timbulnya

selama pemasangan alat

infeksi
-

5. Tingkatkan intake nutrisi


-

6. Kolaborasikan pemberian antibiotic

3. Bertujuan untuk mengurangi pajanan


dari lingkungan luar dan masuknya
bakteri yang menyebabkan infeksi
-

4. Mencegah masuknya bakteri yang


menyebabkan infeksi
5. Intake nutrisi dapat mengurangi gejala
dan tidak memperparah adanya infeksi
6. Antibiotic untuk mengurangi gejala
infeksi
-

(Wilkinson & Ahern, 2011)

20

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
- Kulit merupakan salah satu organic terbesar dari tubuh dimana
kulit membentuk 15% dari berat badan keseluruhan. Struktur kulit terdiri dari
tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang paling luar,
kulit jangat (dermis, korium atau kutis), dan jaringan penyambung di bawah
kulit (tela subkutanea, hipodermis atau subkatis). Kulit mempunyai berbagai
fungsi yaitu sebagai berikut : Pelindung atau proteksi, Peraba atau Penerima
rangsangan, Pengatur panas atau thermoregulas, Pengeluaran (ekskresi),
Sebagai

Tempat

Penyimpanan,

Sebagai

Alat

Absorbsi,

Penunjang

penampilan.
-

Karsinoma sel skuamosa adalah pertumbuhan yang tidak terkendali

dari sel-sel abnormal yang timbul di sel skuamosa.Karsinoma sel skuamosa


terutama disebabkan oleh paparan yang terus menerus antara kulit dengan
sinar ultraviolet atau sinar matahari. Karsinoma sel skuamosa dapat terjadi
pada semua area tubuh termasuk selaput lendir dan alat kelamin, tetapi yang
paling umum di daerah yang sering terkena sinar matahari, seperti tepi
telinga, bibir bawah, wajah, kulit kepala, leher, tangan, lengan dan kaki. Usia
diatas 40 tahun, paparan sinar matahari, pengaruh zat-zat karsinogenik (tar,
arsen, hidrokarbon polisiklik aromatik, parafin), merokok, trauma kronik
dan/atau luka bakar pada kulit, radiasi sinar ion serta ulkus marjolin adalah
berbagai faktor presidposisi yang telah diketahui untuk terjadinya karsinoma
sel skuamosa.
-

Mengingat karsinoma sel skuamosa banyak menyerang penduduk

yang sering terpapar sinar matahari dan terkena pajanan sinar ultraviolet,
penduduk Indonesia memiliki resiko besar untuk terkena Karsinoma Sel
Skuamosa. Ditambah lagi dengan faktor-faktor pendukung yang bisa
menyebabkan Karsinoma Sel Skuamosa. Dikarenakan tingginya resiko
penduduk Indonesia untuk terkena Karsinoma Sel Skuamosa, maka dari itu

21

diperlukan pengetahuan yang baik yang terkait dengan Karsinoma Sel


Skuamosa pada umumnya dan Asuhan Keperawatan pada Karsinoma Sel
Skuamosa khususnya.
3.2 Saran
-

Untuk masyarakat Indonesia yang aktivitas sehari-harinya berada

di terik matahari, sebaiknya menggunakan alat proteksi diri dan cream yang
mengandung SPF . Hal ini untuk mengurangi resiko terjadinya karsinoma sel
skuamosa yang banyak terjadi terutama jika terus menerus terpapar sinar
matahari.
-

Daftar Pustaka

Djuanda, A., & Mochtar. (2005). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.


Harahap, M. (2000). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates.
Kariosentono, H. (2007). Bahan Kuliah Ilmu Kulit dan Kelamin. Surakarta.
Mansjoer, A., Suprohaita, & Wardhani, W. I. (2000). Kapita Selekta
Kedokteran (III). Jakarta: Media Aesculapius.

22

Martin, susan et all. (1999). Standar Perawatan Pasien: Proses


Keperawatan, Diagnosis, Dan Evaluasi (5th ed.). EGC. Retrieved from
https://books.google.com/books?id=a3EIYQEWuKIC&pgis=1

Pearce, E. C. (2005). Anatomi & Fisiologi U.Ps. Gramedia Pustaka Utama.


Retrieved from https://books.google.com/books?
id=3ZyOm94xiCMC&pgis=1

Pearce, E. C. (2009). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis (33rd ed.). PT


Gramedia Pustaka Utama. Retrieved from https://books.google.com/books?
id=55OShlTLNCMC&pgis=1

Wilkinson, J., & Ahern, N. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. (E.
Wahyuningsih, Ed.) (9th ed.). Jakarta: EGC.

23

Anda mungkin juga menyukai