Terbaik
Sebagai contoh, punya uang banyak, terus ingin beli mobil, di belilah
mobil Lamborgini yang harganya milyaran rupiah, apakah ini perbuatan
yang benar? Kita tidak boleh menilai orang dengan salah dan benar,
semua tergantung dari niat orang yang punya mobil. Kalau niatnya Cuma
ingin pamer kekayaan, tentu ini tidak baik, karena kekayaan bukan untuk
di pamerkan, tetapi untuk mencukupi kebutuhan diri sendiri, keluarga,
sanak saudara, baru kemudian untuk orang lain. Bagaimana kalau niatnya
untuk memotivasi orang lain agar lebih bersemangat bekerja suapaya
bisa seperti dirinya? Bagaimanapun juga berlebih-lebihan dalam satu hal
tidak akan mendatangkan kebaikan yang besar. (Motivator Indonesia)
Kembali kita ke kata rezeki tadi, rezeki tidak hanya semata-mata soal
uang. Punya kesehatan yang bagus, itu adalah rezeki, punya keluarga
yang harmonis, itu adalah rezeki, punya rumah sederhana yang di
dalamnya diisi oleh anak-anak yang soleh, itu juga rezeki, punya istri lebih
dari satu yang ini baru ditabokin istri. Hehe..
Apa yang kita usahakan tidak terlepas dari kuasa Allah, kita kaya adalah
karena diizinkan kaya oleh-Nya. Tentu saja melalui usaha yang kita
lakukan. Pengen kaya tapi tidak mau usaha, kalau seperti ini kalau tidak
pelihara tuyul ujung-ujungnya pergi ke kanjeng Dimas untuk
menggandakan uang. Hehe.. Tidak ada cara untuk sukses yang instan,
semua harus melalui proses yang panjang dan melelahkan. Orang yang
suksesnya cepat sekali, maka biasanya jatuhnya juga cepat.