(1507113375)
Ega Novarita
(1507123809)
Fauzi Ardiansyah
(1507123062)
(1507114529)
(1507116960)
Sunia Meilani
(1507117850)
Sejarah Arsitektur
Page 1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan pertolongannya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi tentang sejarah arsitektur di era Carolingian
Dan Romanesque. Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, serta dorongan dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini tidak lupa pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah sejarah arsitektur
2. Teman-teman satu kelompok yang bekerja sama dalam pembuatan makalah ini
Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para
pembaca. Apabila ada kesalahan baik dalam hal penulisan maupun penyusunannya penulis
mohon maaf.
Pekanbaru,
22
September
2016
PENULIS
Sejarah Arsitektur
Page 2
DAFTAR ISI
BAB : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 5
BAB : PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dan Geografi....................................................................................... 6
2.2 Carolingian...................................................................................................... 6
2.3 Romensque...................................................................................................... 10
2.3.1Arsitektur Romanesque Di Italy (Abad IX Hingga XII) ..................... 12
2.3.2 Arsitektur Romanesque Di Perancis ...................................................... 15
2.3.3 Romanesque Spanyol , Portugal, Palestina ............................................ 18
2.3.4 Romanesque Di Inggris Dan Skandinavia ............................................. 21
........................................................................................................22
Sejarah Arsitektur
Page 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsitektur merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan yang lahir dan berkembang
seiring dengan perkembangan peradaban manusia yang diwariskan secara turun-temurun.
Arsitektur sudah ada sejak manusia pertama kali hidup di bumi untuk melindungi dirinya dari
alam, baik itu terhadap perubahan iklim dan cuaca, terhadap serangan binatang buas, ataupun
terhadap serangan manusia dari kelompok lainnya. Arsitektur dapat dikatakan telah menjadi
bagian dari kebudayaan manusia, yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan seperti:
seni, teknologi, geografi, dan sejarah.
Ilmu sejarah merupakan media komunikasi dengan masa lalu, dimana kebudayaan mulai
berkembang. Melalui proses pembelajaran sejarah, kehidupan dan budaya masa lampau dapat
diketahui, baik proses maupun dampaknya. Didalam arsitektur, sejarah juga memegang
peranan penting dalam
masyarakatnya.
Budaya barat tidak berhenti mendapat warna Romawi, meskipun imperium itu runtuh
pada abad V. Wilayah wilayah bekas jajahan Romawi pada masa itu jatuh ke berbagai
kelompok suku antara lain : dari Jerman menguasai wilayah Lombard di Itali bagian utara,
kelompok suku Burgundy menguasai wilayah Gaul, Anglo-Saxon di Britania.sementara itu
pada abad VII, fisigoths di Spanyol jatuh ke tangan Arab, namun Ekspansi Arab ke Eropa
melalui Spanyol, terhenti di Poitiers (Prancis bagian selatan) pada 732 oleh Carlos Martel
seorang pemimpin Frankis. Selanjutnya pada Abad IX, Eropa Barat dan wilayah laut
Mediterania, terbagi dalam berbagai imperium. Wilayah dan penguasaanya antara lain
Carolingian di utara-barat, Bisantin di tengah kawasan yaitu kawasan mediterania dan
Abbasia di wilayah Arab, Mesir dan Afrika utara.
Carolingian adalah sebuah wilayah yang didirikan Charlemagne . Jaman Carolingian yang
juga sering disebut awal atau Pra-Romanesque, pada akhir abad VIII dan abad IX. Arsitektur
Carolingian mempunyai ciri tersendiri terdapat terutama di Jerman dan Prancis.
Page 4
Sejarah Arsitektur
Page 5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
runtuh pada abad V. Wilayah wilayah bekas jajahan Romawi pada masa itu jatuh ke berbagai
kelompok suku antara lain : dari Jerman menguasai wilayah Lombard di Itali bagian utara,
kelompok suku Burgundy menguasai wilayah Gaul, Anglo-Saxon di Britania.sementara itu
pada abad VII, fisigoths di Spanyol jatuh ke tangan Arab, namun Ekspansi Arab ke Eropa
melalui Spanyol, terhenti di Poitiers (Prancis bagian selatan) pada 732 oleh Carlos Martel
seorang pemimpin Frankis. Selanjutnya pada Abad IX, Eropa Barat dan wilayah laut
Mediterania, terbagi dalam berbagai imperium. Wilayah dan penguasaanya antara lain
Carolingian di utara-barat, Bisantin di tengah kawasan yaitu kawasan mediterania dan
Abbasia di wilayah Arab, Mesir dan Afrika utara.
2.2 Carolingian
Carolingian adalah istilah dipakai untuk menyebut wilayah, kekuasaan dan imperium
didirikan Charlemagne, menjadi raja mulai darin768, dinobatkan menjadi imperior 800-14.
Dinasti Charlemagne berkuasa hingga abad XX, wilayah berkuasanya meliputi Perancis,
Jerman, dan Belanda.
Carolongian Renaissance
Sejarah Arsitektur
Page 6
Penobatan Charlemagne dilaksanakan di S.Peter Roma, menandai jaman baru di Eropa, yaitu
jaman Jerman-Kristen, dimana secara politik dan keagamaan dibawah That Suci Romawi (Holy
Roman Emperor). Jaman itu disebut Carolingian Renaissance yang punya dasar budaya
Jerman, terkait langsung dengan tradisi Romawi, mendapat pengaruh besar dari Bisantin dan
Oriental. Jaman Carolingian yang juga sering disebut awal atau Pra-Romanesque, pada akhir
abad VIII dan abad IX. Arsitektur Carolingian mempunyai ciri tersendiri terdapat terutama di
Jerman dan Prancis.Contoh sangat representatif dari arsitektur jaman tersebut adalah Istana
Aix-la chapelle di mana di dalamnya terdapat Kapel Palatine, di Aacen (792-805). Aacen saat
ini menjadi bagian dari Republik Federasi Jerman, terletak di bagian barat, dekat dengan
perbatasan Belgia. Kompleks dibangun oleh Charlemagne dalam kompleks seluas lebih
kurang 20 Ha. Secara keseluruhan, kompleks terbagi menjadi tiga bagian berupa unit-unit
satu dengan yang lain terpisah, namun dihubungkan oleh sebuah selasar cukup panjang.
Paling utara adalah unit untuk audiensi(Sala Regails). Yang diletakkan di depan Apse
(posisinya sama denagn altar di gereja). Ruang audiensi mempunyai porche di sebelah
selatan. Unit kedua berupa hall di tengah-tengah, ke kiri atau ke ruang audiensi, melalui
sebuah selasar di bawah atap, sepanjang lebih kurang 50 M. Ke arah kanan atau selatan dari
hall juga terdapat lagi selasar yang bentuk dan panjang sama dengan yang disebut pertama,
menghubungkan hall dengan Kapel. Bagian dimana
terdapat Kapel, selain kapelnya sendiri. Ada tiga unit lain
masing-masing tersusun dalam pola silang salib atau
huruf T. Pada kaki terdapat atrium cukup luas dibanding
dengan kapel yang tidak terlalu besar. Bagian ini
dihubungkan langsung dengan bagian sentral dari kapel.
Sejarah Arsitektur
Page 7
Gang atau ruang peralihan antara atrium denagn kapel, diapit kembar di kiri-kanan oleh
sebuah tangga naik menuju ke menara(turret).
Arsitektur kapel sangat mirip dengan S.Vital di Ravenna. Denah kapel poligonal bersisi
16, garis tengahnya 32 M. nave atau bagian sentraldari kapel dikelilingi oleh delapan kolom,
masing-masing bila ditarik garis antara dua kolom berdampingan terbentuk segi delapan.
Kolom-kolom cukup besar dengan penampangsegi banyak tidak beraturan, menyangga
sebuah kubah garis tengahnya 14,5m. Kubah ini dahulu ditutup dengan atap piramida bersisi
delapan. Aisle dua lantai menelilinginnave, bagian dalam segi delapan, namun dinding bagian
uarnya segi enambelas. Lantai dua untuk gang atau balkon, membentuk mezzanine di atas
nave. Sejak didirikan kapel cukup banyak mengalami perubahan, terutama pada masa antara
1353 hingga 1413, apse diperpanjang ke belakang (timur) untuk ruang kotor (choir) dengan
gaya gotik. Bidang-bidang segitiga pada ujung-ujung dari atap pelana (gable) dibuat pada
abad XIII. Kapel tambahan kiri-kanan dibangun pada abad XIV dan XV. Hiasan-hiasan
runcing-piramida (steeple) ditambahkan pada jaman modern abad XX. Pengaruh Bisantin
dalam arsitektur Kapel Palatine terlihat antara lain pada jendela atas di setiap sisi tambur.
Kolom-kolom silindris dan dekorasinya pada lantai atas amabang atas pelengkung adalah
bagian khas dari arsitektur Romawi.
Di Worms, sebuah kota sekarang di dalam Republik Federal Jerman, sekitar 50 Km dari
Frankfurt, terdapat sebuah katedral, memakai nam kotanya yaitu katedral worms, didirikan
oleh Conrad II. Pembangunan dimulai pada 1171 selesai dibangun pada 1230, merupakan
rekonstruksi dari Katedral S.Peter sudah ada sebelumnya tidak diubah. Seperti kota-kota
modern yang ada di Eropa sekarang, bangunan kuno ini berada di tengah-tengah kota Worms
saat ini menjadi kota lama. Katedral berdenah segi
empat, sisi terpanjang 107.60 M lebar 25.60 M.
perbandingan keduanya sekitar sari dibanding
empat lebih, sehingga katedral terlihat sangat
panjang.
Di Cologne, sebuah kota di Perancis bagian
selatan,
terdapat
sebuah
gereja
berarsitektur
Carolongian, bernama gereja Apostles gereja didirikan mulai 1190 dan masa-masa berikutnya
banyak mengalami penambahan. Denahnya memanjang ke arah timur-barat dari ujung ke
ujung panjangnya 82.30 M lebar 26.80 M terdiri dari nave dan aisle kiri-kanan (utara
Sejarah Arsitektur
Page 8
selatan). Tata runag semacam itu menjadi tradisi gereja sejak jaman Kristen Awal. Gereja
mempunyai apse dobel, khas Carolongian satu yang utama diujung timur-utara, lainnya di
barat-selatan. Apse di ujung timur lebih besar denahnya setengah lingkaran, yang dibarat
bujur sangkar.Meskipun tidak setinggi katedral Worms, corak Carolongian lainnya juga
terlihat pada adanya menara mengapit kembar di kiri kanan masing-masing apse tersebut
diatas.
Keunikan gereja ini antara lain terlihat pada adanya ceruk maacam apse, di sisi kiri kanan
(utara selatan) ujung timur nave. Denah dari bagian semacam apse tersebut setengah
lingkaran, sama dengan apsenya yang ada di ujung timur. Pada ujung timur terdapat empat
buah klom besar dan tinggi (dalam posisi pada titik sudut bujur sangkar), penyangga atapnya
yang berbentuk kerucut patah-patah bersisi delapan. Pada puncak dari atap bersisis delapan
terdapan lantern. Selain atap-atap runcing kerucut, termasuk pada atap menara, nave yang
memanjang beratap pelana dengan kerangka kuda-kuda kayu segi tiga. Atap aisle setengah
kuda-kuda berisi miring tunggal. Kedua menara kecil di ujung barat mengapit sebuah unit
berdenah bujur sangkar di ujun barat. Bagian ini dindingnya tinggi membentuk sebuah
menara tinggi dan besar.
Gereja S.Michael di Hildeshiem sebuah kota kecil di Jerman bagian utara-timur sekitar
200 Kmdi sebelah barat dari Berlin, dibangun antara 1001, juga berkarakter dominan
Carolongian. Gereja mempunyai empat menara dalam hal ini semuanya silindris, meninggi
atapnya kerucut. Dua diantaranya didepan kembar mengapit ujung depan nave depan, dua
lainnya dibelakang mengapit narthex. Denah gereja simetris, bagian-bagian selain menara,
gerbang masuk dan ujung depan nave, atapnya pelana dan aisle beratap satu sisi miring.
Sejarah Arsitektur
Page 9
romanesk
sejatinya
adalah
rakyat). Yang membedakan arsitektur romanesk dengan arsitektur klasik adalah teknologi
struktur dalam membangun.
Arsitektur romanesk menginginkan kesan megah, sehingga bangunan dibesarkan dan
ditinggikan. Namun untuk sebuah bangunan dari batu, arsitektur romanesk memerlukan
teknik baru dalam membangun untuk menyangga strukturnya yang meninggi (vaulting).
Struktur vaulting ini menyebabkan adanya beban samping, untuk mengatasi itu dibuatlah
nave/bracing (dinding massive penyangga) untuk menyangga, dengan konsekuensi bangunan
menjadi lebih lebar dan dengan adanya nave itu bagian dibawahnya dapat dimanfaatkan
menjadi ruangan. Stuktur ini dikenal dengan istilah triforium.
Sejarah Arsitektur
Page 10
Vault sebagai penyangga memiliki berbagai pemecahan masalah, barrel vault yang
hanya berupa archsingular, groin vault yang berupa arch diagonal untuk mengatasi masalah
beban di antara arch singular, danribbed vault yang berupa gabungan antara arch singular
dan arch diagonal. Contohnya ada pada gambar di bawah ini secara berurut dari kiri ke
kanan:
Menara
Sejarah Arsitektur
dengan berbagai
Page 11
macam fungsi juga memiliki berbagai macam desain, menara dengan denah persegi. menara
denah persegi dengan ornamen, menara dengan denah poligon dan penutup prisma,
menara massive, dan menara dengan denah lingkaran dan terpisah dari massa bangunan.
Contohnya ada pada gambar di bawah ini secara berurut dari kiri ke kanan:
Page 12
Sejarah Arsitektur
Page 13
Sejarah Arsitektur
Page 14
Sejarah Arsitektur
Page 15
Kerakter Asitektur
Di bagian selatan gereja pada umumnya berbentuk silang dalam rencana dan sering
dibagian tengah gereja menutup dengan lengkung tong daya dorong siapa telah diambil oleh
half-barrel melompati gang di dua storoys ( p. 500c). penopang dinding/penunjang adalah
internal dan membentuk divisi antara kapel yang mengapit bagian tengah gereja, seperti pada
vienne katedral. Menara adalah kadang-kadang dilepaskan, seperti capanili italian. Biara
diperlakukan dengan pengembangan membentuk suatu corak yang khusus di rencana dari
banyak gereja dari periode itu. Gereja yang lingkar jarang, hanya pengembangan semicicular
timur sebagai akhir dapat berjalan, dengan menyebar kapel dalam france selatan. Yang di
utara, rencana menjadi bisilican dengan bagian tengah gereja dan gang. penggunaan dari
gudang bawah tanah bagian tengah gereja tinggi yang diubah mengedepankan dari teluk,
yang telah dibawa persis sama bujur sangkar dengan pembuatan satu bagian tengah gereja
yang melompat kompartemen sepadan dengan lenght dari dua teluk dari gang (p.500d),
sampai pengenalan tentang bangunan lengkung yang dipecahkan permasalahan kompartemen
antara bujur dengan gudang bawah tanah yang berusuk.
Bagian Selatan secara mewah dihias bagian muka gedung gereja dan biara yang
lemah gemulai, dan untuk penggunaan secara ilmu bangunan Romawi yang nampak untuk
mempunyai suatu arti yang segar. Bangunan Romawi pada arles, nimes, jeruk, dan tempat
lain di lembah rhone secara alami menggunakan pengaruh yang pantas dipertimbangkan
sepanjang provence. Didalam aquitaine dan anjou bagian tengah gereja aisless, kubah yang
ditutup dengan pendentives ( p.494), atau didukung oleh dinding raksasa(masive) dari kapel
tempat beristirahat, mengingat aula yang besar dari thermae Romawi. pengembangan
melompat ( p.458) maju, dan bagian tengah gereja sering ditutup dengan vaults(p.501A
barrel), daya dorong siapa telah ditentang oleh half-barrel melompati gang yang two-stroyed,
dengan begitu menindas clear-strorey [itu], [seperti/ketika] pada notre du [part;bagian] dame,
clermont-ferrand. pasar beratap dinding bagian tengah gereja dari gereja yang aisless adalah
berbentuk setengah lingkaran, dengan penuangan sedang cuti( p.494A,B,F), [selagi/sedang]
pasar beratap biara ditekuni dengan digabungkan kolom di kedalaman dari dinding, dan
dengan [modal/ibukota] yang diukir yang mendukung kubah bentuk setengah lingkaran dari
teluk yang sempit, yang telah ditinggalkan tanpa glasur(lapisan kaca) seperti di
italy(p.489J,L). Pintu gerbang yang barat dari gereja seperti itu pada masa Trophime,
Arles(P.489K), dan. Gilles ( P.495A) mengingat kolom dan batu penutup di atas tiang
Sejarah Arsitektur
Page 16
horisontal dari Romawi, tetapi didalam pintu masuk/keluar kasus yang lain sudah beristirahat
kosen pintu seperti biasanya di period ini(p.489J,L). jendela dengan kepala-2 yang berbentuk
setengah lingkaran dan lebar memiringkan ke arah dalam untuk memasukkan cahaya,
terutama di sout
Sejarah Arsitektur
Page 17
Sejarah Arsitektur
Page 18
Sejarah Arsitektur
Page 19
Sejarah Arsitektur
Page 20
Sejarah Arsitektur
Page 21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangunan bangunan yang ada pada zaman arsitektur
romanesque masih menggunakan bentuk yang ada pada arsitektur romawi yaitu
bentuk lengkungan. Sedangkan bentuk kubah pada zaman arsitektur carolingian dan
romanesque diadpsi dari arsitektur zaman byzantyn.
Dinding tebal, kokoh, terkesan kuat, ,masiv, struktur lengkung, menara tinggi, dan
kubah atau setengah kubah.
Menara tinggi untuk pengawas juga menara gereja, merupakan tanda /simbol,
berdeneah segi empat dengan atap piramida runcing.
Dekorasi cenderung memakai bentuk yang di ambil dari konstruksi elemen
pertahanan seperti bastion, battlement, lengkung lengkung kecil dan lain lain.
Umumnya denah berbentuk salib
BEMA : Ruang melintang pada gereja beberapa trap naik diatas lantai dari nave dan
aisle, sehingga memisahkan dengan apse . Bema pada arsitektur romawi berfungsi
sebagai tempat eksekusi, Sedangkan pada arsitektur kristen awal dan Byzantyn nama
bema suidah diganti menjadi altar dan berfungsi sebagai tempat untuk khotbah
Sejarah Arsitektur
Page 22