Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH ARSITEKTUR

CAROLINGIAN DAN ROMANESQUE

Disusun Oleh Kelompok 4:


Agustina Irfita

(1507113375)

Ega Novarita

(1507123809)

Fauzi Ardiansyah

(1507123062)

Ghina Revita Sakinah

(1507114529)

Muhammad Razki Adrell

(1507116960)

Sunia Meilani

(1507117850)

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Riau
2016

Sejarah Arsitektur

Page 1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan pertolongannya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berisi tentang sejarah arsitektur di era Carolingian
Dan Romanesque. Dalam pembuatan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan, serta dorongan dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini tidak lupa pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen mata kuliah sejarah arsitektur
2. Teman-teman satu kelompok yang bekerja sama dalam pembuatan makalah ini
Mudah mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga bagi para
pembaca. Apabila ada kesalahan baik dalam hal penulisan maupun penyusunannya penulis
mohon maaf.

Pekanbaru,

22

September

2016

PENULIS

Sejarah Arsitektur

Page 2

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... 2


Daftar Isi ............................................................................................................... 3

BAB : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 5

BAB : PEMBAHASAN
2.1 Sejarah dan Geografi....................................................................................... 6
2.2 Carolingian...................................................................................................... 6
2.3 Romensque...................................................................................................... 10
2.3.1Arsitektur Romanesque Di Italy (Abad IX Hingga XII) ..................... 12
2.3.2 Arsitektur Romanesque Di Perancis ...................................................... 15
2.3.3 Romanesque Spanyol , Portugal, Palestina ............................................ 18
2.3.4 Romanesque Di Inggris Dan Skandinavia ............................................. 21

BAB III : PENUTUP


Kesimpulan

........................................................................................................22

Sejarah Arsitektur

Page 3

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Arsitektur merupakan salah satu bentuk dari kebudayaan yang lahir dan berkembang
seiring dengan perkembangan peradaban manusia yang diwariskan secara turun-temurun.
Arsitektur sudah ada sejak manusia pertama kali hidup di bumi untuk melindungi dirinya dari
alam, baik itu terhadap perubahan iklim dan cuaca, terhadap serangan binatang buas, ataupun
terhadap serangan manusia dari kelompok lainnya. Arsitektur dapat dikatakan telah menjadi
bagian dari kebudayaan manusia, yang berkaitan dengan berbagai segi kehidupan seperti:
seni, teknologi, geografi, dan sejarah.
Ilmu sejarah merupakan media komunikasi dengan masa lalu, dimana kebudayaan mulai
berkembang. Melalui proses pembelajaran sejarah, kehidupan dan budaya masa lampau dapat
diketahui, baik proses maupun dampaknya. Didalam arsitektur, sejarah juga memegang
peranan penting dalam

menentukan bentukan atau langgam, disamping budaya

masyarakatnya.
Budaya barat tidak berhenti mendapat warna Romawi, meskipun imperium itu runtuh
pada abad V. Wilayah wilayah bekas jajahan Romawi pada masa itu jatuh ke berbagai
kelompok suku antara lain : dari Jerman menguasai wilayah Lombard di Itali bagian utara,
kelompok suku Burgundy menguasai wilayah Gaul, Anglo-Saxon di Britania.sementara itu
pada abad VII, fisigoths di Spanyol jatuh ke tangan Arab, namun Ekspansi Arab ke Eropa
melalui Spanyol, terhenti di Poitiers (Prancis bagian selatan) pada 732 oleh Carlos Martel
seorang pemimpin Frankis. Selanjutnya pada Abad IX, Eropa Barat dan wilayah laut
Mediterania, terbagi dalam berbagai imperium. Wilayah dan penguasaanya antara lain
Carolingian di utara-barat, Bisantin di tengah kawasan yaitu kawasan mediterania dan
Abbasia di wilayah Arab, Mesir dan Afrika utara.
Carolingian adalah sebuah wilayah yang didirikan Charlemagne . Jaman Carolingian yang
juga sering disebut awal atau Pra-Romanesque, pada akhir abad VIII dan abad IX. Arsitektur
Carolingian mempunyai ciri tersendiri terdapat terutama di Jerman dan Prancis.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaiman gaya arsitektur Carolingian ?
2. Bagaimana keadaan arsitektur pada masa Carolingian?
3. Bagaimana pengaruh gaya arsitektur Romanesque di beberapa negara?
Sejarah Arsitektur

Page 4

4. Bagaiman prinsip dalam arsitektur Carolingian dan Romanesque?


5. Apa ciri-ciri bangunan yang begaya Carolingian dan Romanesque?
3.1 Tujuan
Bertujuan untuk memberikan gambaran singkat bagaimana paradigma berasitektur
berperan dalam pengembangan gaya bangunan. Bagaimana pengaruh sosial, budaya dan
penguasa pada suatu wilayah menjadi pembentuk karakter bangunan. memberikan
pengetahuan tenang arsitktur pada masa carolingio dan romansque.

Sejarah Arsitektur

Page 5

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.

Sejarah Dan Geografi Arsitektur Carolingian Dan Romanesque


Budaya barat tidak berhenti mendapat warna Romawi, meskipun imperium itu

runtuh pada abad V. Wilayah wilayah bekas jajahan Romawi pada masa itu jatuh ke berbagai
kelompok suku antara lain : dari Jerman menguasai wilayah Lombard di Itali bagian utara,
kelompok suku Burgundy menguasai wilayah Gaul, Anglo-Saxon di Britania.sementara itu
pada abad VII, fisigoths di Spanyol jatuh ke tangan Arab, namun Ekspansi Arab ke Eropa
melalui Spanyol, terhenti di Poitiers (Prancis bagian selatan) pada 732 oleh Carlos Martel
seorang pemimpin Frankis. Selanjutnya pada Abad IX, Eropa Barat dan wilayah laut
Mediterania, terbagi dalam berbagai imperium. Wilayah dan penguasaanya antara lain
Carolingian di utara-barat, Bisantin di tengah kawasan yaitu kawasan mediterania dan
Abbasia di wilayah Arab, Mesir dan Afrika utara.
2.2 Carolingian
Carolingian adalah istilah dipakai untuk menyebut wilayah, kekuasaan dan imperium
didirikan Charlemagne, menjadi raja mulai darin768, dinobatkan menjadi imperior 800-14.
Dinasti Charlemagne berkuasa hingga abad XX, wilayah berkuasanya meliputi Perancis,
Jerman, dan Belanda.

Carolongian Renaissance

Sejarah Arsitektur

Page 6

Penobatan Charlemagne dilaksanakan di S.Peter Roma, menandai jaman baru di Eropa, yaitu
jaman Jerman-Kristen, dimana secara politik dan keagamaan dibawah That Suci Romawi (Holy
Roman Emperor). Jaman itu disebut Carolingian Renaissance yang punya dasar budaya

Jerman, terkait langsung dengan tradisi Romawi, mendapat pengaruh besar dari Bisantin dan
Oriental. Jaman Carolingian yang juga sering disebut awal atau Pra-Romanesque, pada akhir
abad VIII dan abad IX. Arsitektur Carolingian mempunyai ciri tersendiri terdapat terutama di
Jerman dan Prancis.Contoh sangat representatif dari arsitektur jaman tersebut adalah Istana
Aix-la chapelle di mana di dalamnya terdapat Kapel Palatine, di Aacen (792-805). Aacen saat
ini menjadi bagian dari Republik Federasi Jerman, terletak di bagian barat, dekat dengan
perbatasan Belgia. Kompleks dibangun oleh Charlemagne dalam kompleks seluas lebih
kurang 20 Ha. Secara keseluruhan, kompleks terbagi menjadi tiga bagian berupa unit-unit
satu dengan yang lain terpisah, namun dihubungkan oleh sebuah selasar cukup panjang.
Paling utara adalah unit untuk audiensi(Sala Regails). Yang diletakkan di depan Apse
(posisinya sama denagn altar di gereja). Ruang audiensi mempunyai porche di sebelah
selatan. Unit kedua berupa hall di tengah-tengah, ke kiri atau ke ruang audiensi, melalui
sebuah selasar di bawah atap, sepanjang lebih kurang 50 M. Ke arah kanan atau selatan dari
hall juga terdapat lagi selasar yang bentuk dan panjang sama dengan yang disebut pertama,
menghubungkan hall dengan Kapel. Bagian dimana
terdapat Kapel, selain kapelnya sendiri. Ada tiga unit lain
masing-masing tersusun dalam pola silang salib atau
huruf T. Pada kaki terdapat atrium cukup luas dibanding
dengan kapel yang tidak terlalu besar. Bagian ini
dihubungkan langsung dengan bagian sentral dari kapel.
Sejarah Arsitektur

Page 7

Gang atau ruang peralihan antara atrium denagn kapel, diapit kembar di kiri-kanan oleh
sebuah tangga naik menuju ke menara(turret).
Arsitektur kapel sangat mirip dengan S.Vital di Ravenna. Denah kapel poligonal bersisi
16, garis tengahnya 32 M. nave atau bagian sentraldari kapel dikelilingi oleh delapan kolom,
masing-masing bila ditarik garis antara dua kolom berdampingan terbentuk segi delapan.
Kolom-kolom cukup besar dengan penampangsegi banyak tidak beraturan, menyangga
sebuah kubah garis tengahnya 14,5m. Kubah ini dahulu ditutup dengan atap piramida bersisi
delapan. Aisle dua lantai menelilinginnave, bagian dalam segi delapan, namun dinding bagian
uarnya segi enambelas. Lantai dua untuk gang atau balkon, membentuk mezzanine di atas
nave. Sejak didirikan kapel cukup banyak mengalami perubahan, terutama pada masa antara
1353 hingga 1413, apse diperpanjang ke belakang (timur) untuk ruang kotor (choir) dengan
gaya gotik. Bidang-bidang segitiga pada ujung-ujung dari atap pelana (gable) dibuat pada
abad XIII. Kapel tambahan kiri-kanan dibangun pada abad XIV dan XV. Hiasan-hiasan
runcing-piramida (steeple) ditambahkan pada jaman modern abad XX. Pengaruh Bisantin
dalam arsitektur Kapel Palatine terlihat antara lain pada jendela atas di setiap sisi tambur.
Kolom-kolom silindris dan dekorasinya pada lantai atas amabang atas pelengkung adalah
bagian khas dari arsitektur Romawi.
Di Worms, sebuah kota sekarang di dalam Republik Federal Jerman, sekitar 50 Km dari
Frankfurt, terdapat sebuah katedral, memakai nam kotanya yaitu katedral worms, didirikan
oleh Conrad II. Pembangunan dimulai pada 1171 selesai dibangun pada 1230, merupakan
rekonstruksi dari Katedral S.Peter sudah ada sebelumnya tidak diubah. Seperti kota-kota
modern yang ada di Eropa sekarang, bangunan kuno ini berada di tengah-tengah kota Worms
saat ini menjadi kota lama. Katedral berdenah segi
empat, sisi terpanjang 107.60 M lebar 25.60 M.
perbandingan keduanya sekitar sari dibanding
empat lebih, sehingga katedral terlihat sangat
panjang.
Di Cologne, sebuah kota di Perancis bagian
selatan,

terdapat

sebuah

gereja

berarsitektur

Carolongian, bernama gereja Apostles gereja didirikan mulai 1190 dan masa-masa berikutnya
banyak mengalami penambahan. Denahnya memanjang ke arah timur-barat dari ujung ke
ujung panjangnya 82.30 M lebar 26.80 M terdiri dari nave dan aisle kiri-kanan (utara
Sejarah Arsitektur

Page 8

selatan). Tata runag semacam itu menjadi tradisi gereja sejak jaman Kristen Awal. Gereja
mempunyai apse dobel, khas Carolongian satu yang utama diujung timur-utara, lainnya di
barat-selatan. Apse di ujung timur lebih besar denahnya setengah lingkaran, yang dibarat
bujur sangkar.Meskipun tidak setinggi katedral Worms, corak Carolongian lainnya juga
terlihat pada adanya menara mengapit kembar di kiri kanan masing-masing apse tersebut
diatas.
Keunikan gereja ini antara lain terlihat pada adanya ceruk maacam apse, di sisi kiri kanan
(utara selatan) ujung timur nave. Denah dari bagian semacam apse tersebut setengah
lingkaran, sama dengan apsenya yang ada di ujung timur. Pada ujung timur terdapat empat
buah klom besar dan tinggi (dalam posisi pada titik sudut bujur sangkar), penyangga atapnya
yang berbentuk kerucut patah-patah bersisi delapan. Pada puncak dari atap bersisis delapan
terdapan lantern. Selain atap-atap runcing kerucut, termasuk pada atap menara, nave yang
memanjang beratap pelana dengan kerangka kuda-kuda kayu segi tiga. Atap aisle setengah
kuda-kuda berisi miring tunggal. Kedua menara kecil di ujung barat mengapit sebuah unit
berdenah bujur sangkar di ujun barat. Bagian ini dindingnya tinggi membentuk sebuah
menara tinggi dan besar.
Gereja S.Michael di Hildeshiem sebuah kota kecil di Jerman bagian utara-timur sekitar
200 Kmdi sebelah barat dari Berlin, dibangun antara 1001, juga berkarakter dominan
Carolongian. Gereja mempunyai empat menara dalam hal ini semuanya silindris, meninggi
atapnya kerucut. Dua diantaranya didepan kembar mengapit ujung depan nave depan, dua
lainnya dibelakang mengapit narthex. Denah gereja simetris, bagian-bagian selain menara,
gerbang masuk dan ujung depan nave, atapnya pelana dan aisle beratap satu sisi miring.

Sejarah Arsitektur

Page 9

2.1 Arsitektur Romanesqua


Romawi kecil ini banyak terbagi menjadi beberapa
wilayah di Prancis, Jerman, dll. Setiap kerajaan vasal
berlomba untuk mensejahterakan pemimpinnya dan
golongan bangsawan. Ketika rakyat tinggal digubukgubuk, penguasa serta pendeta banyak membangun kastil
dan gereja megah adaptasi arsitektur klasik yang
difeodalisasi demi penguasa dan menjadi barang mewah.
Arsitektur

romanesk

sejatinya

adalah

perkembangan dari arsitektur klasik. Masih dengan


tipologi yang sama bahkan kembali lagi pada material
batu (karena bangunan perlu tahan api dari demonstrasi

Gambar Santa Maria del


Naranco, Spanyol

rakyat). Yang membedakan arsitektur romanesk dengan arsitektur klasik adalah teknologi
struktur dalam membangun.
Arsitektur romanesk menginginkan kesan megah, sehingga bangunan dibesarkan dan
ditinggikan. Namun untuk sebuah bangunan dari batu, arsitektur romanesk memerlukan
teknik baru dalam membangun untuk menyangga strukturnya yang meninggi (vaulting).
Struktur vaulting ini menyebabkan adanya beban samping, untuk mengatasi itu dibuatlah
nave/bracing (dinding massive penyangga) untuk menyangga, dengan konsekuensi bangunan
menjadi lebih lebar dan dengan adanya nave itu bagian dibawahnya dapat dimanfaatkan
menjadi ruangan. Stuktur ini dikenal dengan istilah triforium.

Sejarah Arsitektur

Page 10

Arsitektur Romanesk dikenalkan oleh suku Merovingian, Carolingian and Ottonian


(bangsa Franks/Perancis) melalui arsitektur tradisional mereka (arsitektur merovingian,
arsitektur carolingian, dan arsitektur ottonian), namun perkembangannya semakin pesat saat
kerajaan vasal bermunculan. Kerajaan-kerajaan vasal mengambil kosa kata arsitektur
tradisional suku-suku tersebut dan mengelaborasinya dengan arsitektur klasik, sehingga
terciptalah arsitektur romanesk yang menyebar ke seluruh Eropa dengan gaya kerajaan
vasalnya tersendiri.
Kepala kolompun memiliki berbagai macam desain tidak lagi mengikuti greek
order/roman order, detail datar dengan dekorasi bentuk, detail dengan mencoak bentuk, detail
pahatan wajah manusia, detail pahatan dekoratif, detail pahatan manusia, dan detail pahatan
binatang. Contohnya ada pada gambar di bawah ini secara berurut dari kiri ke kanan:

Gambar kepala kolom (dari kiri ke


kanan) Galaii Bistriei, Rumania;
San Martn de Castaeda,
Spanyol; Leaning Tower of Pisa,
Italia
Gambar kepala kolom (dari kiri ke
kanan) San Martn de Tours Church,
Spanyol; San Juan de Duero
Monastery, Spanyol; Grande Sauve
Abbey, Prancis

Vault sebagai penyangga memiliki berbagai pemecahan masalah, barrel vault yang
hanya berupa archsingular, groin vault yang berupa arch diagonal untuk mengatasi masalah
beban di antara arch singular, danribbed vault yang berupa gabungan antara arch singular
dan arch diagonal. Contohnya ada pada gambar di bawah ini secara berurut dari kiri ke
kanan:

Menara

Sejarah Arsitektur

dengan berbagai

Page 11

macam fungsi juga memiliki berbagai macam desain, menara dengan denah persegi. menara
denah persegi dengan ornamen, menara dengan denah poligon dan penutup prisma,
menara massive, dan menara dengan denah lingkaran dan terpisah dari massa bangunan.
Contohnya ada pada gambar di bawah ini secara berurut dari kiri ke kanan:

2.3.1 Arsitektur Romanesque Di Italy (Abad IX Hingga XII)

Setelah kematian Charlemagne, Italy mengalami disintegrasi, kekaisaran lemah, keadaan


anarki. Pisa menjadi kota penting dan berkembang pesat di jaman pertengahan. Ciri dari
Romanesque italia, terlihat pada wajah depan, sangat ramai dengan hiasan, deretan kolom
dengan pelengkung bertingkat tingkat menghias seluruh wajah bagian atas dari wilayah
depan. Kolom kolom yang berfungsi sebagai hiasan tersebut silindris, langsing dan pendek,
kepalanya berpola hiasan korintien. Dinding dinding luartermasuk bagian depan ini dilapis
dengan marmer berwarna putih dan coklat. Disusun dalam pola kotak kotak dan garis garis
sebagai hiasan
Sejarah Arsitektur

Page 12

Sejarah Arsitektur

Page 13

Sejarah Arsitektur

Page 14

2.3.2 Arsitektur Romanesque Di Perancis


Pengaruh Arsitektur Romanesque Segi Geograpis. Di Perancis dengan desa yang masih
alami sepanjang jalan seperti Rhone, Saobne, Seine, dan Garonne yang berhubungan
meditarerranian dengan laut atlantik dan kepulauan Inggris. Ada perbedaan wilayah yang
memasuki wilayah pembagian yang ditandai dengan pembagian gaya arsitektur yang kuat
selain itu posisi wilayah geografis. Peradaban Romawi yang telah menyebar melalui wilayah
Perancis sepanjang wilayah yang bersejarah dari lembah rhine, di mana pengaruh dari
arsitektur Romawi di mana-mana jelas. Sebelumnya, Rade dari mediterraniuan mengarahkan
sepanjang lembah Garonne dan venesia membawa pengaruh dari timur ke seberang baratdaya dari france ke perigueux, didalam aquitaine, pusat dari suatu area yang diwarisi suatu
kelompok besar gereja yang mempertunjukkan dengan inspirasi mediteranian dari timur yang
dapat dibedakan venice dan cyprus, dari utara sungai loire dilihat pengaruh dari norsemen
yang memperoleh laut, dan yang terus terang yang meregangkan ke seberang negeri dari
rhine ke brittany.

Sejarah Arsitektur

Page 15

Kerakter Asitektur
Di bagian selatan gereja pada umumnya berbentuk silang dalam rencana dan sering
dibagian tengah gereja menutup dengan lengkung tong daya dorong siapa telah diambil oleh
half-barrel melompati gang di dua storoys ( p. 500c). penopang dinding/penunjang adalah
internal dan membentuk divisi antara kapel yang mengapit bagian tengah gereja, seperti pada
vienne katedral. Menara adalah kadang-kadang dilepaskan, seperti capanili italian. Biara
diperlakukan dengan pengembangan membentuk suatu corak yang khusus di rencana dari
banyak gereja dari periode itu. Gereja yang lingkar jarang, hanya pengembangan semicicular
timur sebagai akhir dapat berjalan, dengan menyebar kapel dalam france selatan. Yang di
utara, rencana menjadi bisilican dengan bagian tengah gereja dan gang. penggunaan dari
gudang bawah tanah bagian tengah gereja tinggi yang diubah mengedepankan dari teluk,
yang telah dibawa persis sama bujur sangkar dengan pembuatan satu bagian tengah gereja
yang melompat kompartemen sepadan dengan lenght dari dua teluk dari gang (p.500d),
sampai pengenalan tentang bangunan lengkung yang dipecahkan permasalahan kompartemen
antara bujur dengan gudang bawah tanah yang berusuk.
Bagian Selatan secara mewah dihias bagian muka gedung gereja dan biara yang
lemah gemulai, dan untuk penggunaan secara ilmu bangunan Romawi yang nampak untuk
mempunyai suatu arti yang segar. Bangunan Romawi pada arles, nimes, jeruk, dan tempat
lain di lembah rhone secara alami menggunakan pengaruh yang pantas dipertimbangkan
sepanjang provence. Didalam aquitaine dan anjou bagian tengah gereja aisless, kubah yang
ditutup dengan pendentives ( p.494), atau didukung oleh dinding raksasa(masive) dari kapel
tempat beristirahat, mengingat aula yang besar dari thermae Romawi. pengembangan
melompat ( p.458) maju, dan bagian tengah gereja sering ditutup dengan vaults(p.501A
barrel), daya dorong siapa telah ditentang oleh half-barrel melompati gang yang two-stroyed,
dengan begitu menindas clear-strorey [itu], [seperti/ketika] pada notre du [part;bagian] dame,
clermont-ferrand. pasar beratap dinding bagian tengah gereja dari gereja yang aisless adalah
berbentuk setengah lingkaran, dengan penuangan sedang cuti( p.494A,B,F), [selagi/sedang]
pasar beratap biara ditekuni dengan digabungkan kolom di kedalaman dari dinding, dan
dengan [modal/ibukota] yang diukir yang mendukung kubah bentuk setengah lingkaran dari
teluk yang sempit, yang telah ditinggalkan tanpa glasur(lapisan kaca) seperti di
italy(p.489J,L). Pintu gerbang yang barat dari gereja seperti itu pada masa Trophime,
Arles(P.489K), dan. Gilles ( P.495A) mengingat kolom dan batu penutup di atas tiang
Sejarah Arsitektur

Page 16

horisontal dari Romawi, tetapi didalam pintu masuk/keluar kasus yang lain sudah beristirahat
kosen pintu seperti biasanya di period ini(p.489J,L). jendela dengan kepala-2 yang berbentuk
setengah lingkaran dan lebar memiringkan ke arah dalam untuk memasukkan cahaya,
terutama di sout

Sejarah Arsitektur

Page 17

2.3.3 Romanesque Spanyol , Portugal, Palestina

Sejarah Arsitektur

Page 18

Sejarah Arsitektur

Page 19

Sejarah Arsitektur

Page 20

2.3.4 Romanesque Di Inggris Dan Skandinavia

Sejarah Arsitektur

Page 21

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bangunan bangunan yang ada pada zaman arsitektur

arsitektur carolingian dan

romanesque masih menggunakan bentuk yang ada pada arsitektur romawi yaitu
bentuk lengkungan. Sedangkan bentuk kubah pada zaman arsitektur carolingian dan
romanesque diadpsi dari arsitektur zaman byzantyn.
Dinding tebal, kokoh, terkesan kuat, ,masiv, struktur lengkung, menara tinggi, dan
kubah atau setengah kubah.
Menara tinggi untuk pengawas juga menara gereja, merupakan tanda /simbol,
berdeneah segi empat dengan atap piramida runcing.
Dekorasi cenderung memakai bentuk yang di ambil dari konstruksi elemen
pertahanan seperti bastion, battlement, lengkung lengkung kecil dan lain lain.
Umumnya denah berbentuk salib

BEMA : Ruang melintang pada gereja beberapa trap naik diatas lantai dari nave dan
aisle, sehingga memisahkan dengan apse . Bema pada arsitektur romawi berfungsi
sebagai tempat eksekusi, Sedangkan pada arsitektur kristen awal dan Byzantyn nama
bema suidah diganti menjadi altar dan berfungsi sebagai tempat untuk khotbah

Sejarah Arsitektur

Page 22

Anda mungkin juga menyukai