Anda di halaman 1dari 64

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

NILA RATNA JUITA ALEXANDER

Pengertian Pemberdayaan,
Masyarakat, dan Pembangunan

Mata kuliah ini dirancang untuk membahas konsep dan praktek


Pemberdayaan Masyarakat dalam Pembangunan Nasional yang dinamis
(terus berubah ) dalam lingkungan global.

Materi pembahasan mencakup Pengenalan pengertian pemberdayaan,


masyarakat, dan Pembangunan ; Partisipasi dan ruang lingkup masyarakat ;
Konsep, tujuan, teori pembangunan; Pemberdayaan masyarakat sebagai
konsep; konsep pemberdayaan, partisipasi, dan kelembagaan dalam
pembangunan; latar belakang pemberdayaan masyarakat: Perkembangan
pemberdayaan di Indonesia; Pendekatan pemberdayaan masyarakat;
Implementasi, teori dan kebijakan pemberdayaan masyarakat; Presentasi/
Diskusi; Pemberdayaan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan:
Perspektif pemberdayaan dan pembangunan masyarakat

Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah upaya


memberdayakan (mengembangkan klien
dari keadaan tidak atau kurang berdaya
menjadi mempunyai daya ) guna mencapai
kehidupan yang lebih baik.

Jadi pemberdayaan masyarakat adalah


upaya mengembangkan mayarakat dari
keadaan kurang atau tidak berdaya menjadi
punya daya dengan tujuan agar masyarakat
tersebut dapat mencapai /
memperoleh kehidupan yang lebih baik..

Pengertian Pemberdayaan

Payne (1997: 266) mengatakan sebagai berikut : to


help clients gain power of decision and action over
their own lives by reducing the effect of sosial or
personal blocks to exercising cacity and selfconfidence to use power and by transferring power
from the environment to clients.

Artinya bahwa tujuan pemberdayaan masyarakat


adalah untuk membantu masyarakat memperoleh daya
untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan
yang akan mereka lakukan yang terkait dengan diri
mereka sendiri, termasuk mengurangi efek hambatan
pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan. .

Pengertian Pemberdayaan

Hal ini dapat dilakukan melalui peningkatan


kemampuan dan rasa percaya diri pada
masyarakat untuk menggunakan daya yang ia
miliki, antara lain melalui transfer daya dari
lingkungannya.

Pengertian Pemberdayaan

Shardlow (1998:32) menjelaskan bahwa pengertian


mengenai pemberdayaan pada intinya membahas
bagaimana individu, kelompok maupun komunitas
berusaha mengkontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai
dengan keinginan mereka.
Gagasan ini mengartikan pemberdayaan sebagai upaya
mendorong klien untuk menentukan sendiri apa yang
harus ia lakukan dalam kaitannya dengan upaya
mengatasi permasalahan yang ia hadapi sehingga klien
mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh dalam
membentuk hari depannya

Pengertian Pemberdayaan

Pemberdayaan masyarakat mengacu kepada kata


empowerment, yaitu sebagai upaya untuk
mengaktualisasikan potensi yang sudah dimiliki
sendiri oleh masyarakat.
Jadi, pendekatan pemberdayaan masyarakat
bertitik berat pada pentingnya masyarakat lokal
yang mandiri sebagai suatu sistem yang
mengorganisir diri mereka sendiri sehingga
diharapkan dapat memberi peranan kepada
individu bukan sekedar objek, tetapi justru
sebagai subjek pelaku pembangunan yang ikut
menentukan masa depan dan kehidupan
masyarakat secara umum

Pengertian Pemberdayaan

(Setiana, 2002:8). Dalam kaitannya dengan


masyarakat sebagai objek yang akan
diberdayakan, pemberdayaan adalah upaya
memberikan motivasi/dorongan kepada
masyarakat agar mereka memiliki kesadaran
dan kemampuan untuk menentukan sendiri
apa yang harus mereka lakukan untuk
mengatasi permasalahan yang mereka hadapi.

Pengertian Pemberdayaan

10

Rakyat berada dalam posisi yang tidak berdaya


(powerless). Posisi yang demikian memberi
ruang yang lebih besar terhadap
penyalahgunaan kekuasaan yang berimplikasi
terhadap pelanggaran hak-hak rakyat.
Dengan demikian, rakyat harus diberdayakan
sehingga memiliki kekuatan posisi tawar
(empowerment of the powerless).

Pengertian Pemberdayaan
Kartasasmita, menyatakan bahwa upaya pemberdayaan
masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu:

1. menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan


potensi masyarakat berkembang (enabling);
2. memperkuat potensi atau daya yang dimiliki
masyarakat (empowering); dan
3. memberdayakan mengandung pula arti melindungi
kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok
kuat, dan mencegah terjadinya persaingan yang tidak
seimbang serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

11

Pengertian Pemberdayaan

12

Setiana 2005: 6,
Pada intinya, pemberdayaan masyarakat
bukan membuat masyarakat makin tergantung
pada program-program pemberian (charity).
Karena tujuan akhirnya adalah memandirikan
masyarakat, dan membangun kemampuan
untuk memajukan diri kearah kehidupan yang
lebih baik secara berkesinambungan.

Pengertian Pemberdayaan

13

Pemberdayaan masyarakat adalah


meningkatkan kemampuan dan kemandirian
masyarakat dalam meningkatkan taraf
hidupnya yang dilakukan dengan
menempatkan masyarakat sebagai pihak
utama atau pusat pengembangan dengan
sasarannya adalah masyarakat yang
terpinggirkan.

Pengertian Pemberdayaan

14

Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk


meningkatkan kemampuan masyarakat guna
menganalisa kondisi dan potensi serta masalahmasalah yang perlu diatasi.
Yang intinya adalah melibatkan partisipasi
masyarakat dalam proses pemberdayaan
masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat bertitik tolak untuk
memandirikan masyarakat agar dapat
meningkatkan taraf hidupnya, mengoptimalkan
sumber daya setempat sebaik mungkin, baik
sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Pengertian Masyarakat
Masyarakat berasal dari kata latin :
socius artinya kawan.
Istilah masyarakat sebenarnya berasal dari
kata akar kata arab :
syaraka berarti ikut serta.
Secara etimologis masyarakat berarti
berkawan atau ikut serta.
15

Pengertian Masyarakat

Mac Iver dan Page : Masyarakat ialah suatu sistem dari


kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama
antara berbagai kelompok dan pengolongan, dari
pengawasan tingkah laku serta kebebasan-kebebasan
manusia
Alvin L. Bertrand : Dalam suatu sistem sosial paling
tidak terdapat :
1.
2.
3.
4.

16

Dua orang atau lebih


Terjadinya Interaksi
Bertujuan
Memiliki struktur simbol dan harapan-harapan bersama
yang menjadi pedoman

Pengertian Masyarakat

Margono Slamet : Masyarakat sebagai sistem sosial


dipengaruhi oleh :
1.
2.
3.

4.

5.

17

Ekologi, tempat dan geografi dimana masyarakat itu berada


Demografi, menyangkut populasi, susunan, dan ciri-cirinya
Kebudayaan, yaitu menyangkut nilai-nilai sosial, sistem
kepercayaan dan norma-norma dalam masyarakat
Kepribadian, yaitu meliputi sikap mental, semangat, temperamen
dan ciri-ciri psikologis masyarakat
Waktu, Sejarah, dan latar belakang masa lampau dari
masyarakat tersebut

Pengertian Masyarakat

18

Soerjono Soekanto :Sistem Sosial mencakup


berbagai bidang kehidupan bersama manusia
(masyarakat), yang menjadi suatu kesatuan
yang menyeluruh, terdiri dari :
1. Subsistem politik
2. Subsistem ekonomi
3. Subsistem sosial dan budaya
4. Subsistem hukum
5. Subsitem pertahanan dan keamanan

Pengertian Masyarakat
Secara umum, masyarakat adalah sekelompok
manusia yang bertempat tinggal disuatu daerah
tertentu dalam waktu yang relatif lama, mempunyai
ikatan perasaan identitas bersama, adat istiadat,
nilai dan norma sosial yang mengikat dan mengatur
kegiatan para anggotanya.

Pengertian Masyarakat

Kuntjaraningrat (dalam bukunya Pengantar Ilmu


Antropologi (1959)). Masyarakat adalah kesatuan
hidup manusia yang berinteraksi menurut sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu, dan terikat
oleh rasa identitas bersama.

J.L. Gillin (Dalam bukunya Cultural Sociology(1954))


Masyarakat adalah kesatuan kolektif manusia yang
hidup berinteraksi sosial menurut sistem adat istiadat,
pola sikap, perilaku, dan perasaan kolektif yang terikat
oleh rasa identitas bersama.

Pengertian Masyarakat

Masyarakat Tradisional adalah masyarakat yang


banyak dipengaruhi oleh adat kebiasaan lama.
Masyarakat modern adalah masyarakat yang sudah
maju, tidak lagi dipengaruhi oleh kebiasaan lama,
memiliki spesialisasi pekerjaan, dan menggunakan
teknologi yang modern.

Pengertian Masyarakat
Masyarakat desa (masyarakat pertanian) adalah
masyarakat yang bekerja menjadi petani, beternak,
dan menangkap ikan, yang sistem sosial budayanya
mendukung mata pencaharian itu.
Masyarakat kota (masyarakat industri) adalah
masyarakat yang mata pencaharian penduduknya
beragam, yaitu sektor perdagangan, industri,
administrasi pemerintah, dan di bidang jasa.
Satuan masyarakat itu terbentuk secara alami,
mengikuti hukum alam, dan proses evolusi sosial dalam
waktu yang cukup lama.

Pengertian Masyarakat
Masyarakat Adat adalah Komunitas
- komunitas yang hidup berdasarkan asal usul
leluhur secara turun temurun di atas suatu wilayah
adat , yang memiliki kedaulatan atas tanah dan
kekayaan alam, kehidupan sosial budaya , yang
diatur oleh hukum adat dan lembaga adat yang
mengelola keberlangsungan kehidupan
masyarakatnya. (Aliansi Masyarakat Adat
Nusantara)

Pengertian Masyarakat
Masyarakat tradisional dan masyarakat modern
Ciri-ciri masyarakat tradisional
1. Sikap dan perilaku sederhana, baik dalam berpikir, berbahasa
dan bertindak
2. Hubungan kekerabatan masih kuat, perbedaan kelas sosial
tidak menonjol dan pelapisan masyarakat masih sederhana
3. Alat-alat perlengkapan hidup masih sederhana
4. Lembaga sosial belum berkembang
5. Mata pencaharian umumnya bercocok tanam, berburu,
meramu dan menangkap ikan.

Pengertian Masyarakat
Ciri-ciri masyarakat modern
1. Pola sikap dan perilaku masyarakat modern yang
sudah maju.
2. Sistem kemasyarakatan sudah bersifat kompleks
3. Sistem mata pencaharian masyarakat modern
lebih kompleks dan bervariasi.
4. Alat-alat kehidupan yang digunakan telah dibuat
menggunakan teknologi canggih.
5. Pranata/lembaga sosial telah berkembang luas
dan bervariasi.

Pengertian Masyarakat
Kelompok Sosial Dalam Masyarakat Multikultural

26

Pada masyarakat Indonesia banyak kita jumpai berbagai


kelompok sosial, seperti perkumpulan sosial, komunitas,
kategori sosial, masyarakat desa, masyarakat kota,
masyarakat pertanian, masyarakat terasing, masyarakat
industri, masyarakat tradisional, masyarakat modern
dan sebagainya.

Copyright 2009

Pengertian Masyarakat
Perkumpulan sosial adalah perkumpulan yang sengaja
dibentuk masyarakat sebagai tempat untuk melaksanakan
aktivitas dan mencapai tujuan bersama.

Istilah yang dalam bahasa Indonesia mempunyai arti


untuk menyebut perkumpulan sosial adalah istilah
Association diterjemahkan sebagai perkumpulan. Istilah
Group diterjemahkan menjadi kelompok.

Pengertian Masyarakat
KOMUNITAS

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Komunitas dalam bahasa Inggris disebut community, yang bila


diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti masyarakat setempat.
Komunitas digunakan untuk menunjuk kelompok-kelompok sebagai
berikut:
Kelompok warga sebuah kampung.
Kelompok warga sebuah desa.
Kelompok warga sebuah kota.
Kelompok warga sebuah suku bangsa.
Kelompok orang yang bekerja sebagai petani.
Kelompok orang yang berprofesi sebagai pegawai negeri.
Kelompok orang yang bekerja sebagai karyawan pabrik,dan seterusnya.

Pengertian Masyarakat

Golongan sosial adalah suatu kesatuan manusia yang


ditandai oleh suatu ciri-ciri tertentu dan mempunyai
ikatan identitas sosial.
Identitas sosial tumbuh dan berkembang sebagai respon
terhadap pihak luar ketika memandang golongan sosial
tersebut.
Dalam masyarakat, kita mengenal adanya sebutan
golongan muda. Golongan sosial ini terdiri atas orangorang yang berusia muda, yang oleh pihak luar disatukan
berdasarkan satu ciri, yaitu sifat muda.

Pengertian Masyarakat
Community sentiment adalah suatu perasaan yang
dimiliki oleh anggota kelompok masyarakat, yang dalam
kehidupannya saling memerlukan, memberi dan
menerima, serta tanah yang ditempati memberikan
kehidupan.
Community sentiment memiliki tiga unsur yaitu:
Seperasaan
Sepenanggungan
Saling memerlukan

Pengertian Masyarakat

Kategori sosial adalah kesatuan manusia yang


terbentuk karena mempunyai ciri-ciri objektif yang
biasanya dikenakan oleh pihak luar dengan maksud
tertentu.
Misalnya, dalam masyarakat suatu negara ada kategori
warganegara diatas umur 18 tahun dan kategori
dibawah 18 tahun, dengan maksud untuk membedakan
antara warganegara yang mempunyai hak pilih dengan
warga negara yang tidak mempunyai hak pilih dalam
pemilihan umum.

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN

Pembangunan seringkali didefinisikan sebagai suatu proses


yang berkesinambungan dari peningkatan pendapatan riil
perkapita melalui peningkatan jumlah dan produktivitas
sumber daya.
Dari pandangan itu lahir konsep-konsep mengenai
pembangunan sebagai pertumbuhan ekonomi.
Pandangan-pandangan yang berkembang dalam teori-teori
pembangunan terutama di bidang ekonomi memang
mengalir makin deras ke arah manusia (dan dalam konteks
plural ke arah masyarakat atau rakyat) sebagai pusat
perhatian dan sasaran sekaligus pelaku utama
pembangunan (subjek dan objek sekaligus).

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN
Inayatullah (1976), mendefinisikan pembangunan
sebagai perubahan menuju pola-pola masyarakat yang
lebih baik dengan nilai-nilai kemanusiaan yang
memungkinkan suatu masyarakat mempunyai kontrol
yang lebih besar terhadap lingkungan dan tujuan
politiknya, juga memungkinkan warganya memperoleh
kontrol yang lebih terhadap diri mereka sendiri.

34

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN
Dissaynake (1984), mendefinisikan pembangunan
sebagai proses perubahan sosial yang bertujuan
meningkatkan kualitas hidup dari seluruh atau
mayoritas masyarakat tanpa merusak lingkungan
alam dan cultural tempat mereka berada dan
berusaha melibatkan sebanyak mungkin anggota
masyarakat dalam usaha ini dan menjadikan mereka
penentu dari tujuan mereka sendiri.

35

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN

36

Seers (1977), mendefinisikan pembangunan sebagai


suatu istilah teknis, yang berarti membangkitkan
masyarakat di Negara-negara berkembang dari
kemiskinan, tingkat melek huruf (literacy rate) yang
rendah, pengangguran, dan ketidakadilan sosial.
Rogers (1969 dan 1971), mendefinisikan
pembangunan sebagai proses yang terjadi pada level
atau tingkatan system sosial, sedangkan
modernisasi sebagai proses yang terjadi pada level
individu.

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN

Salah satu harapan atau anggapan dari pengikut aliran teori


pertumbuhan adalah bahwa hasil pertumbuhan akan dapat
dinikmati masyarakat sampai di lapisan yang paling bawah.
Namun, pengalaman pembangunan menunjukkan bahwa yang
terjadi adalah rakyat di lapisan bawah tidak senantiasa menikmati
cucuran hasil pembangunan seperti yang diharapkan itu. Bahkan di
banyak negara kesenjangan sosial ekonomi makin melebar.
Hal ini disebabkan oleh karena meskipun pendapatan dan konsumsi
makin meningkat, kelompok masyarakat yang sudah baik
keadaannya dan lebih mampu, lebih dapat memanfaatkan
kesempatan, antara lain karena posisinya yang menguntungkan
(privileged), sehingga akan memperoleh semua atau sebagian besar
hasil pembangunan.

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN

Dengan demikian, yang kaya makin kaya dan yang


miskin tetap miskin bahkan dapat menjadi lebih
miskin.
Oleh karena itu, berkembang berbagai pemikiran
untuk mencari alternatif lain terhadap paradigma
yang semata-mata memberi penekanan kepada
pertumbuhan. Maka berkembang kelompok
pemikiran yang disebut sebagai paradigma
pembangunan sosial yang tujuannya adalah untuk
menyelenggarakan pembangunan yang lebih
berkeadilan.

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN

Salah satu metode yang umum digunakan dalam


menilai pengaruh dari pembangunan terhadap
kesejahteraan masyarakat adalah dengan
mempelajari distribusi pendapatan.
Pembagian pendapatan berdasarkan kelas-kelas
pendapatan (the size distribution of income) dapat
diukur dengan menggunakan kurva Lorenz atau
indeks Gini.

KONSEP-KONSEP PEMBANGUNAN

Selain distribusi pendapatan, dampak dan hasil pembangunan


juga dapat diukur dengan melihat tingkat kemiskinan (poverty)
di suatu negara.
Berbeda dengan distribusi pendapatan yang menggunakan
konsep relatif, analisis mengenai tingkat kemiskinan
menggunakan konsep absolut atau kemiskinan absolut.
Meskipun pembangunan harus berkeadilan, disadari bahwa
pertumbuhan tetap penting.
Upaya untuk memadukan konsep pertumbuhan dan
pemerataan merupakan tantangan yang jawabannya tidak
henti-hentinya dicari dalam studi pembangunan.

Redistribution with growth (RWG)


Sebuah model, yang dinamakan pemerataan dengan
pertumbuhan atau redistribution with growth (RWG)
dikembangkan berdasarkan suatu studi yang disponsori oleh
Bank Dunia pada tahun 1974 Ide dasarnya adalah pemerintah
harus mempengaruhi pola pembangunan sedemikian rupa
sehingga produsen yang berpendapatan rendah (yang di banyak
negara berlokasi di perdesaan dan produsen kecil di perkotaan)
akan mendapat kesempatan untuk meningkatkan pendapatan
dan secara simultan menerima sumber ekonomi yang
diperlukan.

Basic Human Needs (BHN)

Masih dalam rangka mencari jawaban terhadap


tantangan paradigma keadilan dalam
pembangunan, berkembang pendekatan
kebutuhan dasar manusia atau basic human needs
(BHN), 1981.
Strategi BHN disusun untuk menyediakan barang dan
jasa dasar bagi masyarakat miskin, seperti makanan
pokok, air dan sanitasi, perawatan kesehatan,
pendidikan dasar, dan perumahan.

Walaupun RWG and BHN mempunyai tujuan yang


sama, keduanya berbeda dalam hal kebijaksanaan
yang diambil. RWG menekankan pada peningkatan
produktivitas dan daya beli masyarakat miskin,
sedangkan BHN menekankan pada penyediaan
public services disertai jaminan kepada masyarakat
miskin agar dapat memperoleh pelayanan tersebut.

Pengangguran

Todaro (1985) mengemukakan bahwa terdapat kaitan


yang erat antara pengangguran, ketidakmerataan
pendapatan, dan kemiskinan. Pada umumnya mereka
yang tidak dapat memperoleh pekerjaan secara
teratur adalah mereka yang termasuk dalam
kelompok masyarakat miskin. Mereka yang
memperoleh pekerjaan secara terus -menerus adalah
mereka yang berpendapatan menengah dan tinggi.
Dengan demikian, memecahkan masalah
pengangguran dapat memecahkan masalah
kemiskinan dan pemerataan pendapatan

Penciptaan lapangan kerja

Beberapa ahli berpendapat pula bahwa pemerataan


pendapatan akan meningkatkan penciptaan lapangan
kerja (Seers, 1970).
Menurut teori ini barang-barang yang dikonsumsikan
oleh masyarakat miskin cenderung lebih bersifat padat
tenaga kerja dibandingkan dengan konsumsi
masyarakat yang berpendapatan lebih tinggi.
Dengan demikian, pemerataan pendapatan akan
menyebabkan pergeseran pola permintaan yang pada
gilirannya akan menciptakan kesempatan kerja.

Teori ketergantungan

Adanya dua aliran dalam teori ketergantungan, yaitu :


1. aliran Marxis dan Neo-Marxis,
2. aliran non-Marxis.
Aliran Marxis dan Neo-Marxis tidak membedakan
secara tajam mana yang termasuk struktur internal
ataupun struktur eksternal, karena kedua struktur
tersebut, dipandang sebagai faktor yang berasal dari
sistem kapitalis dunia itu sendiri.

Selain itu, aliran ini mengambil perspektif


perjuangan kelas internasional antara para
pemilik modal (para kapitalis) di satu pihak
dan kaum buruh di lain pihak.
Untuk memperbaiki nasib buruh, maka perlu
mengambil prakarsa dengan menumbangkan
kekuasaan yang ada. Oleh karena itu, menurut
aliran ini, resep pembangunan untuk daerah
pinggiran adalah revolusi (Frank, 1967).

Sedangkan aliran kedua (aliran non Marxis), melihat masalah


ketergantungan dari perspektif nasional atau regional.
Menurut aliran ini struktur dan kondisi internal pada umumnya
dilihat sebagai faktor yang berasal dari sistem itu sendiri,
meskipun struktur internal ini pada masa lampau atau sekarang
dipengaruhi oleh faktor-faktor luar negeri . Oleh karena itu,
subjek yang perlu dibangun adalah "bangsa" atau "rakyat"
dalam suatu negara (nation building).
Dalam menghadapi tantangan pembangunan maka konsep
negara atau bangsa ini perlu dijadikan landasan untuk
mengadakan pembaharuan-pembaharuan

PARADIGMA PEMBANGUNAN MANUSIA

Paradigma yang tidak dapat dilepaskan dari


paradigma pembangunan sosial dan berbagai
pandangan di dalamnya yang telah dibahas
terdahulu, adalah paradigma pembangunan
manusia.
Menurut pendekatan ini, tujuan utama dari
pembangunan adalah menciptakan suatu lingkungan
yang memungkinkan masyarakatnya untuk
menikmati kehidupan yang kreatif, sehat dan
berumur panjang.

Walaupun sederhana, tujuan ini sering terlupakan


oleh keinginan untuk meningkatkan akumulasi
barang dan modal. Banyak pengalaman
pembangunan menunjukkan bahwa kaitan antara
pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia
tidaklah terjadi dengan sendirinya
Pengalaman mengingatkan kita bahwa pertumbuhan
produksi dan pendapatan (wealth) hanya merupakan
alat saja, sedangkan tujuan akhir pembangunan harus
manusianya sendiri.

Menurut pandangan ini tujuan pokok pembangunan


adalah :
1. Pembentukan kemampuan manusia seperti
tercermin dalam kesehatan, pengetahuan dan
keahlian yang meningkat.
2. Penggunaan kemampuan yang telah dipunyai untuk
bekerja, untuk menikmati kehidupan atau untuk
aktif dalam kegiatan kebudayaan, sosial, dan politik.

Paradigma pembangunan manusia yang disebut


sebagai sebuah konsep yang holistik mempunyai
4 unsur penting, yakni:
1. peningkatan produktivitas;
2. pemerataan kesempatan;
3. kesinambungan pembangunan; serta
4. pemberdayaan manusia.

Human Development Index

Konsep ini diprakarsai dan ditunjang oleh


UNDP, yang mengembangkan Indeks
Pembangunan Manusia (Human Development
Index).
Indeks ini merupakan indikator komposit/
gabungan yang terdiri dari 3 ukuran, yaitu :
- kesehatan (ukuran longevity),
- pendidikan (ukuran knowledge) dan
- tingkat pendapatan riil (living standards).

Jaminan pemerataan pembangunan antar generasi

Merupakan gagasan pembangunan yang berkelanjutan


yang erat kaitannya dengan kesejahteraan yang
semakin terus meningkat dari generasi ke generasi
Dalam konsep ini pemakaian dan hasil penggunaan
sumberdaya alam dan lingkungan yang merusak
sumbernya tidak dihitung sebagai kontribusi terhadap
pertumbuhan tetapi sebagai pengurangan asset,
karena bangsa yang kaya hari ini, bisa menjadi paling
miskin di hari kemudian, seperti bangsa Mesir,
Palestina, dan India.

MASALAH KESENJANGAN
Kenyataan menunjukkan bahwa meskipun telah banyak hasil
dicapai dalam Pembangunan, masalah kesenjangan secara
mendasar belum dapat kita pecahkan.
Kemiskinan
Pengangguran
Setengah menganggur
Pendidikan rendah
Petani gurem
Kehidupan masyarakat yang terbelakang khususnya Indonesia
Timur
Kesenjangan pendapatan yang melebar

Era Global :
Keterbukaan dan Persaingan
Peluangnya tidak dapat dimanfaatkan oleh golongan
ekonomi lemah
Kita punya tanggungjawab untuk mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat sebagai salah satu tujuan kita
membuat negara yang merdeka
Republik ini disusun berdasarkan semangat kerakyatan.
Dalam bidang ekonomi tegas diamanatkan Demokrasi
Ekonomi.

Demokrasi Ekonomi secara harfiah berarti kedaulatan


rakyat di bidang kehidupan ekonomi.
Dengan lebih tegas lagi, demokrasi ekonomi adalah
kegiatan ekonomi dilaksanakan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.

Atau dengan rumusan UUD 45: "Produksi dikerjakan


oleh semua, untuk semua di bawah pimpinan atau
pemilikan anggota-anggota masyarakat. Kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan bukan kemakmuran
orang seorang".
Kemajuan yang ingin diupayakan melalui
pembangunan nasional, khususnya pembangunan
ekonomi, haruslah meningkatkan kemakmuran atas
dasar keadilan sosial, atau menurut kata-kata UUD 45:
"kemakmuran bagi semua orang!"

Arah perkembangan ekonomi seperti yang dikehendaki


oleh konstitusi itu tidak dapat terjadi dengan
sendirinya. Artinya, kemajuan yang diukur melalui
membesarnya produksi nasional tidak otomatis
menjamin bahwa pertumbuhan tersebut
mencerminkan peningkatan kesejahteraan secara
merata.
Masalah utamanya, seperti telah ditunjukkan di atas,
adalah ketidakseimbangan dalam kemampuan dan
kesempatan untuk memanfaatkan peluang yang
terbuka dalam proses pembangunan.

Dengan proses pembangunan yang terus berlanjut,


justru ketidakseimbangan itu dapat makin membesar
yang mengakibatkan makin melebarnya jurang
kesenjangan.
Dalam upaya mengatasi tantangan itu diletakkan
strategi PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Dasar pandangannya adalah bahwa upaya yang
dilakukan harus diarahkan langsung pada akar
persoalannya, yaitu meningkatkan kemampuan
rakyat

Bagian yang tertinggal dalam masyarakat harus


ditingkatkan kemampuannya dengan mengembangkan
dan mendinamisasikan potensinya, dengan kata lain,
memberdayakannya
Secara praktis upaya yang merupakan pengerahan
sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi
rakyat ini akan meningkatkan produktivitas rakyat
sehingga baik sumber daya manusia maupun
sumberdaya alam di sekitar keberadaan rakyat dapat
ditingkatkan produktivitasnya.

Dengan demikian, rakyat dan lingkungannya mampu


secara partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan
nilai tambah ekonomis.
Rakyat miskin atau yang berada pada posisi belum
termanfaatkan secara penuh potensinya akan
meningkat bukan hanya ekonominya, tetapi juga
harkat, martabat, rasa percaya diri, dan harga dirinya.

Dengan demikian, dapatlah diartikan bahwa


pemberdayaan tidak saja menumbuhkan dan
mengembangkan nilai tambah ekonomi, tetapi juga
nilai tambah sosial dan nilai tambah budaya. Jadi,
partisipasi rakyat meningkatkan emansipasi rakyat.

Questions?
More Information?

Anda mungkin juga menyukai