Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh
Andi Kurniawan
Bella Yulanda Putri Pura
Muhammad Rashif Al-Maizi
Bunga Rizky Syania
Muhammad Fadhli
Muhammad Hakim Al Hafiz
Robie Tanzil
M. Sigit Meriansyah
Siti Fadiyah Maharani
Dimas Bagus Panuntun
Riyan Nugroho
Akbar Jihad
Fathya Rahmania
Chandra Leonardo Sianipar
Daris Anas
Hary Asjul Dini
Husnan Anzil
Ramadhona Rista
Riska Septiyani
03021181419044
03021181419052
03021181419048
03021181419168
03021181419042
03021181419058
03021181419072
03021181419172
03021181419062
03021181419186
03021181419066
03021181419040
03021181419070
03021181419170
03021181419060
03021181419050
03021181419064
03021181320006
03021181320044
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
DAFTAR ISI
Jenis-jenis Belt Conveyor............................................................................................1
Produktivitas Belt Conveyor......................................................................................4
Instalasi Belt Conveyor.............................................................................................10
Jenis-jenis Type Hoisting..........................................................................................16
Instalasi bagian-bagian Type Hoisting....................................................................23
Produktivitas Type Hoisting....................................................................................38
Jenis-jenis Lokomotif................................................................................................42
Instalasi dan bagian-bagian lokomotif.....................................................................47
Produktivitas Lokomotif...........................................................................................55
1. BELT CONVEYOR
Belt Conveyor adalah peralatan yang cukup sederhana yang digunakan untuk
mengangkut unit atau curah dengan kapasitas besar. Alat tersebut terdiri dari sabuk
yang tahan terhadap pengangkutan benda padat. Sabuk yang digunakan pada belt
conveyor ini dapat dibuat dari berbagai jenis bahan. Misalnya dari karet, plastik,
kulit ataupun logam yang tergantung dari jenis dan sifat bahan yang akandiangkut.
Untuk mengangkut bahan-bahan yang panas, sabuk yang digunakan terbuat dari
logam yang tahan terhadap panas.
Fungsi belt conveyor adalah untuk mengangkut berupa unti atau curah dengan
kapasitas yang cukup besar, dan sesuai dengan namanya maka media yang digunakan
berupa ban. Konstruksi dari belt conveyor adalah:
1. Konstruksi arah pangangkutan horizontal
2. Konstruksi arah pengangkutan diagonal atau miring
3. Konstruksi arah pengangkutan horizontal dan diagonal
Karakteristik dan performance dari belt conveyor yaitu:
1. Dapat beroperasi secara mendatar maupun miring dengan sudut maksimum
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
sampai dengan 18
Sabuk disanggah oleh plat roller untuk membawa bahan
Kapasitas tinggi
Serba guna
Dapat beroperasi secara continiue
Kapasitas dapat diatur
Kecepatannya sampai dengan 600 ft/m
Dapat naik turun
Perawatan mudah
Jenis belt bisa berupa textil rubber belt, metal belt, steel cord belt. Jenis yang
paling banyak dipakai adalah jenis textil rubber belt. Lintasan belt dapat direncanakan
horizontal, inklinasi, kombinasi inklinasi dan horizontal. Sudut kemiringannya
tergantung koefisien gesek antara material yang diangkut. Dalam prakteknya sudut
inklinasi berkisar antara 7o 10o lebih kecil dari sudut gesek material belt. Hal ini
disebabkan karena adanya penurunan belt (belt sag) antara idler roller, sehingga
inklinasi lebih besar dari inklinasi belt itu sendiri. Berikut ini merupakan jenis-jenis
belt conveyor:
1. Textile Rubber Belt Conveyor
Gambar 1.1
Textile Rubber Belt Conveyor
Gambar 1.2
Metal Belt Conveyor
3.
Gambar 1.3
Steel Cord Conveyor Belt
1. Belt
Belt terdiri dari beberapa lembar (ply) bahan yang disatukan dengan semacam
perekat. Jumlah lapisan dapat 4, 6, 7, 8, dan seterusnya, serdangkan berat setiap
lapisan adalah 28, 32, 36, 42 oz, dan seterusnya. Bagian permukaan belt ditutupi oleh
karet yang berfungsi untuk menghindari terjadinya abrasi akibat gesekan material.
2. Kapasitas Belt
Berat material yang dapat dipindahkan oleh belt conveyor ditentukan dengan
menggunakan rumus berikut ini :
T
60 . A . S . W
2000
Keterangan :
T = merupakan berat material yang dihitung (ton/jam.)
A = adalah potongan luas area material (sq ft)
S = adalah kecepatan ban (ft/menit)
W = adalah berat jenis material (ft/menit)
Luas area material yang tergantung dari lebar belt, kedalam material, sudut
kemiringan material (angle of repose), lebar ban yang dimuati material. Gambar 3.2
menunjukan potongan luas area material. Material yang diangkut sebaiknya diletakan
di tengah dan sisi terpinggir tidak boleh kurang dari 0.05 w + 1 in. Tabel III-11
merupakan potongan luas area material dengan lebar ban dan sudut kemiringan yang
berbeda.
Tepi beban
Permukaan beban
= 300
= 200
W/3
200
Tabel 1
Potongan Luas Area Material dengan Lebar Belt dan Sudut Kemiringan yang
Berbeda.
Lebar Belt
(in)
Luas
0.05 w + 1
Beban (in)
(in)
Untuk
kemiringan
10o
20o
30o
16
1.8
0.072
0.029 0.059 0.090
18
1.9
0.096
0.038 0.078 0.118
20
2.0
0.122
0.048 0.098 0.150
24
2.2
0.185
0.072 0.146 0.225
30
2.5
0.303
0.118 0.238 0.365
36
2.8
0.450
0.174 0.351 0.540
42
3.1
0.627
0.241 0.488 0.749
48
3.4
0.833
0.321 0.649 0.992
54
3.7
1.068
0.408 0.826 1.264
60
4.0
1.333
0.510 1.027 1.575
(sumber : Contruction Planning, Equipment and Methods, 1996)
10o
20o
30o
0.101
0.134
0.170
0.257
0.421
0.624
0.868
1.154
1.476
1.843
0.131
0.174
0.220
0.331
0.541
0.801
1.115
1.482
1.894
2.360
0.162
0.214
0.272
0.410
0.668
0.990
1.376
1.825
2.332
2.908
Tabel 2
Kapasitas Angkut Conveyor pada Lebar yang Berbeda
untuk Kecepatan 100fpm.
Lebar
160
49
180
56
200
62
16
13
21
38
42
52
63
67
75
83
18
16
27
48
54
67
81
86
97
107
20
20
33
60
67
83
100
107
120
133
24
30
50
90
160
180
200
30
47
79
252
284
315
36
80
374
421
467
42
534
600
667
48
736
828
920
54
948
1070 1190
60
222 369 644 738 922 1110 1180 1330 1480
(Sumber : Construction Planning,Equipment and Methods,1996)
Tabel III-12. memberikan kapasitas angkut conveyor (ton/jam) pada lebar yang
berbeda untuk kecepatan 100 fpm (feet per minute). Tabel III-13 berisi kecepatan
maksimum conveyor yang tergantung pada jenis material dan lebar ban.
Tabel 3
Kecepatan Maksimum Conveyor (fpm) yang Tergantung pada Jenis Material dan
Lebar Belt.
Jenis dan kondisi
Material
14
16
18
300
350
250
250
20
24
30
36
42
48
54
60
55
60
60
60
40
40
40
40
80
80
80
80
tidak
30
seragam,
0
abu
dan
35
0
400 450
500
300 350
350
material
sejenis
Batubara,
arang
berukuran
seragam dan material
25
0
30
0
40
60
400
500
600 700
800
25
250
300
40
400 500
500
50
50
50
50
0
Batu besar dan material
abrasif besar
0
-
350 350
400
40
40
40
40
Idler
Idler merupakan alat yang menahan ban. Idler bagian atas (troughing idler)
yang menahan beban berbentuk trapesium dimana sepertiganya lebar di bagian
tengah rata dengan kedua bagian sisi yang miring, sedangkan idler bagian bawah
(return idler) rata.
Untuk menentukan daya angkut belt conveyor maka tenaga yang di perlukan
oleh idler untuk bergerak perlu di tetapkan. Tenaga tersebut tergantung dari tipe dan
ukuran idler, berat bagian yang berputar, berat ban, dan berat material. Idler yang di
lengkapi dengan anti friksi memiliki faktor friksi yang tercantum pada tabel III-14.
Tabel 4
Faktor Friksi
Diameter idler
Faktor friksi
4 in
0.0375
5 in
0.036
6 in
0.030
7 in
0.025
Tenaga yang dibutuhkan untuk menggerakan belt kosong tergantung dari tipe
idler, diameter dan jarak antar idler, serta panjang, berat dan kecepatan belt. Energi
yang di butuhkan di tentukan dengan rumus :
E = L. S. Q. C
Dimana :
E = energi (ft-lb/menit)
L = panjang belt (ft)
S = kecepatan belt (fpm)
C = faktor friksi ( dari Tabel III-14)
Q = adalah berat bagian yang bergerak untuk setiap 1 ft conveyor.
Jika rumus di atas di hitung dalam horsepower maka rumus tersebut diturunkan
menjadi :
Pk =
L . S .C .Q
33000
Ph =
L . S .C .W
33000
W adalah berat beban (lb) pada setiap 1 ft belt. Jika berat beban yang di
pindahkan dihitung dengan satuan ton/jam maka rumus di atas menjadi:
Ph =
L .C .T
990
Ph =
T .H
990
Pv
Pk =
L . S .C . Q
33000
= 9.08 hp
Ph =
L .C .T
990
= 27.23 hp
Pv =
T .H
990
1872 x 5
990
= 9.45 hp
Gambar 1.4
Belt Konveyor
1. Belt
Berfungsi untuk membawa material yang diangkut.
Gambar 1.5
Belt
2. Idler
Berfungsi untuk menahan atau menyangga belt.
Gambar 1.6
Idler
Menurut letak dan fungsinya maka idler dibagi menjadi:
a. Idler atas yang digunakan untuk menahan belt yang bermuatan.
b. Idler penahan yaitu idler yang ditempatkan ditempat pemuatan.
c. Idler penengah yaitu yang dipakai untuk menjajaki agar belt tidak bergeser dari
jalur yang seharusnya.
d. Idler bawah Idler balik yaitu yang berguna untuk menahan belt kosong.
3. Centering Device
Berfungsi Untuk mencegah agar belt tidak meleset dari rollernya.
Gambar 1.7
Centering Device
Gambar 1.8
Unit Penggerak (drive units)
Gambar 1.9
Bending the belt
6. Pengumpan (feeder)
Adalah alat untuk pemuatan material keatas belt dengan kecepatan teratur.
Gambar 1.10
Pengumpan (feeder)
7. Trippers
Adalah alat untuk menumpahkan muatan disuatu tempat tertentu.
Gambar 1.11
Trippers
Yaitu alat yang dipasang di bagian ujung bawah belt agar material tidak
melekat pada belt balik.
Gambar 1.12
Pembersih Belt (belt-cleaner)
9. Skirt
Adalah semacam sekat yang dipasang dikiri kanan belt pada tempat pemuatan
(loading point) yang terbuat dari logam atau kayu dan dapat dipasang tegak
atau miring yang gunanya untuk mencegah terjadinya ceceran.
Gambar 1.13
.Skirt
10. Holdback
Adalah suatu alat untuk mencegah agar Belt conveyor yang membawa muatan
keatas tidak berputar kembali kebawah jika tenaga gerak tiba-tiba rusak atau
dihentikan.
Gambar 1.14
Holdback
Gambar 1.15
Kerangka (frame)
Gambar 1.16
Motor Penggerak
Gambar 2.1
Hoisting System
Pada tambang bawah tanah, hoist (pengangkat) digunakan untuk menaikkan
dan menurunkan ore, supply dan pekerja antar mine shaft atau antara mine shaft
dengan permukaan. Hoist modern pada umumnya digerakkan dengan menggunakan
motor listrik, diawali dengan penggerak berarus DC menggunakan mesin Ward
Leonard hingga penggunaan converter padat (thyristors). Pada saat ini hoist
digerakkan dengan motor listrik yang dialiri arus AC yang mudah untuk dikendalikan
sesuai kebutuhan. Secara garis besar terdapat dua tipe Hoisting System, yaitu Drum
type,
Friction
(Koepe) System, dan
Blair
Multi-Rope
system.
A. Drum Type
Gambar 2.2
Drum hoist dan
motor penggerak
Drum hoist adalah jenis hoisting yang paling banyak digunakan di Amerika
Utara, Amerika Selatan dan Afrika Selatan. Pada drum hoist ini, kabel dilingkarakan
pada drum saat pengangkatan . Tidak seperti frivtion type di mana muatan langsung
diangkat dari atas, pada drum type mekanisme pengangkatan dihubungkan terlebih
dahulu ke drum. Drum hoist dipasang pada suatu konstruksi beton dalam hoistroom,
hoisting ropes berpangkal pada drum, melewati headframe pada bagian atas shaft,
melewati sheave wheel (katrol) pada headframe yang kemudian langsung terhubung
pada muatan (cage atau skip).
Keuntungan dari penggungaan drum hoist antara lain membutuhkan
perawatan yang lebih sedikit dibanding friction hoist dikarenakan kabel hauleage
terikat pada drum, dan juga perawatan yang diberikan lebih mudah. Drum hoist dapat
tetap dioperasikan walaupun shaft bawah mengalami banjir, karena drum hoist tidak
memiliki tail ropes seperti pada friction type.
Kelemahan yang dimiliki drum hoist antara lain menggunakan ruang yang
lebih besar dibanding friction type. Drum hoist juga membutuhkan daya yang besar
dan fluktuatif.
Berdasarkan jumlah drum-nya, drum hoist terbagi menjadi single drum dan double
drum.
1. Single Drum
Gambar 2.3
Single Drum Hoist
Pada tipe ini rope dilingkarkan pada sebuah drum dan dilakukan
penggulungan untuk pengangkatan muatan melalui overhead pulley. Single drum
hoist lebih efisien dibanding double drum hoist pada banyak pengaplikasian. Tipe ini
dapat dikelompokkan menjadi balanced dan unbalanced.
a. Single Drum Unbalanced Hoisting
Tipe ini pada umumnya digunakan pada single hoist. Tipe ini lebih mahal
secara ekonomis bila digunakan pada kedalaman jauh dikarenakan makin besar
kedalaman dibutuhkan konsumsi energi, torsi motor penggerak dan tegangan
medium pengangkat (rope) yang semakin besar juga.
b. Single Drum Balanced Hoisting
Tipe ini lebih murah secara ekonomis karena dapat mengurangi kebutuhan
konsumsi energi, torsi motor penggerak dan tegangan medium pengangkat. Pada
balanced hoisting ini muatan diseimbangkan dengan menggunakan counterweight.
Tipe ini pada umumnya digunakan pada single level hoisting.
2. Double Drum
Gambar 2.4
Double Drum Hoist
Pada tipe ini rope dilingkarkan pada dua buah drum. Mekanisme
pengangkatannya sama dengan single drum tetapi double drum lebih cocok
digunakan pada multiple hoist.
B. Friction (Koepe) Hoisting System
Gambar 2.5
Friction Type
Friction (Koepe) Hoisting System adalah tipe hoisting yang paling banyak
digunakan di Eropa, Australia dan Asia. Friction hoist diciptakan pada 1877 oleh
Frederick Koepe. Friction hoist dibangun pada permukaan tepat di atas mine shaft
atau pada bagian atas dari headframe. Friction hoist menggunakan tail ropes dan
counterweight dan tidak menggunakan fixed haulage rope yang terlingkar pada
drum/roda, tetapo haulage rope tersebut hanya melewati roda tersebut. Tailrope dan
counterweight dapat mengurangi kebutuhan tenaga motor hingga 30% dengan tetap
mempertahankan konsumsi daya. Friction hoist dapat menggunakan multiple rope
yang mana dapat memberikan tegangan beban yang lebih tinggi sehingga kapasitas
pengangkatan bertambah. Tetapi dikarenakan tipe ini membutuhkan safety factor
yang lebih tinggi, maka sulit diterapkan pada kedalaman besar.
Keuntungan dari penggunaan tipe ini antara lain lebih murah dibanding drum hoist,
dan waktu pengangkatan lebih singkat. Friction hoist dengan multi rope dapat
mengangkat beban dengan kapasitas lebih besar dibanding drum hoist. Friction hoist
juga memiliki diameter lebih kecil dibanding drum hoist sehingga memudahkan
dalam instalasi.
Kelemahan dari penggunaan tipe ini antara lain friction hoist tidak cocok digunakan
pada kedalaman besar dan kinerjanya dapat dipengaruhi apabila shaft bottom
mengalami banjir yang menggenangi tail rope.
Friction hoist ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan
penyeimbang (balancer) yang digunakan, yaitu Tail Rope dan Counterweight.
Gambar 2.6
Counterweight adalah beban tetap yang dihubungkan pada skip atau cage untuk
meminimalisir ketidakseimbangan pada massa. Counterweight digunakan pada
friction hoist untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya gelinciran selama
pengangkatan dan mengurangi beban motor untuk menyeimbangkan beban.
Gambar 2.7
Tail Rope Friction Hoist
Tail rope adalah rope yang dipasangkan pada bagian bawah muatan yang
terhubung pada counterweight atau cage/skip lainnya. Tail rope ini digunakan untuk
menyalurkan tegangan yang dihasilkan dari penurunan suatu beban untuk kemudian
tegangan tersebut digunakan untuk meringankan kerja motor untuk mengangkut
beban lainnya.
Gambar 2.8
Konsep Blair Multi-Rope Hoisting System
Tipe ini adalah gabungan dari double-drum hoist dan friction hoist. Pada tipe
ini dua drum dihubungkan pada satu poros yang sama, digerakkan oleh motor yang
sama dan berputar pada arah yang sama tetapi arah pergerakan medium
pengangkutannya berlawanan arah. Jika salah satu drum menurunkan suatu cage/skip
maka drum yang lain mengangkat cage/skip lainnya. Tipe ini digunakan pada
tambang dengan kedalaman shaft yang besar seperti pada Moab Khotsong Mine,
Afrika Selatan dengan kedalaman 3150 m.
Dua jenis kegiatan rutin yang sering menggunakan peralatan hoisting system pada
saat operasi pemboran adalah:
Menyambung
rangkaian string (making
connection).
Melaksanakan
penyambungan berhubungan dengan proses penambahan sambungan baru
pada drillpipe untuk penembusan yang makin dalam.
Making Connection
Mencabut dan menurunkan rangkaian string (tripping out dan tripping in).
Kegiatan ini meliputi proses pencabutan drillstring dari lubang bor untuk
mengganti kombinasi peralatan yang digunakan dibawah permukaan (Bottom
Hole Assembly) dan kemudian menurunkan rangkaian string kembali ke
dalam sumur pemboran. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk mengganti bit
yang sudah mulai tumpul. Proses ini dapat dilihat pada
Making Trip
a. Substructure
Substructure adalah konstruksi kerangka baja sebagai platform yang dipasang
langsung diatas titik bor. Substructure memberikan ruang kerja bagi peralatan dan
pekerja diatas dan dibawah lantai bor. Tinggi substructure ditentukan oleh jenis rig
dan ketinggian blow out pre-venter stock. Substructure mampu menahan beban yang
sangat besar yang ditimbulkan oleh derrick atau mast, peralatan pengangkatan meja
putar, rangkaian pipa bor (drill pipe, drill collar dan sebagainya) dan beban casing.
--Substructure
b. Rig Floor
Lantai bor merupakan bagian penting dalam perhitungan kedalaman sumur,
karena titik nol pemboran dimulai dari lantai bor. Lantai bor berada diatas
-substructure dan berfungsi untuk :
Mendudukan drawwork.
Rotary table : Memutar rangkaian pipa bor (drill pipe, drill collar, bit).
Mouse hole : Lubang dekat rotary table pada lantai bor, dimana drill pipe
ditempatkan pada saat dilakukan penyambungan dengan kelly dan rangkaian
pipa bor.
Rat hole : Lubang dekat kaki menara pada lantai bor dimana kelly
ditempatkan pada saat berlangsung cabut pasang pipa (round trip).
Dog house : Merupakan rumah kecil yang digunakan sebagai ruang kerja
driller dan penyimpanan alat-alat kecil lainnya.
Cat walk : Merupakan jembatan penghubung antara pipe rack dengan pipe
ram, berfungsi untuk menyiapkan pipa yang akan ditarik ke lantai bor lewat
pipe ramp.
Gine pole : Merupakan tiang berkaki dua atau tiga yang berada di puncak
menara, berfungsi untuk memberikan pertolongan pada saat menaikkan dan
memasang crown block (gine pole hanya dipasang menara tipe standard).
Monkey board : Tempat kerja bagi para derrickman pada waktu cabut atau
menurunkan rangkaian pipa bor. Serta tempat menyandarkan bagian rangkaian
pipa bor yang kebetulan sedang tidak digunakan (pada saat dilakukan cabut
pipa). Monkey board terletak di tengah-tengah ketinggian menara pemboran,
crew yang bekerja di monkey board disebut monkey man.
Monkey Board
1. Crown block: katrol-katrol yang diam terletak di atas mast atau derick.
2. Traveling block: katrol-katrol yang bergerak tempat melilitkan drilling line. Hal
ini memungkinkan traveling block bergerak naik dan turun sambil tergantung di
bawah crown block dan di atas rig floor .
3. Drilling line: Tali kawat baja yang berfungsi menghubungkan semua komponen
dalam hoisting system. Tali ini dililitkan secara bergantian melalui katrol pada crown
block dan traveling block kemudian digulung pada rotating drawwork drum.Drilling
line menghubungkan drawwork dan dead line anchor.
Drilling Line
Salah satu jenis dari drilling line adalah wire rope. Wire rope dibuat dari carbon steel
yang didinginkan dengan cepat dan mempunyai variasi ukuran dan kekuatan (lihat
Tabel 3.3)
API mengklasifikasikan ukuran wire rope sebagai berikut :
Extra Improved Plow Steel (EIPS)
Improved Plow Steel (IPS)
Plow Steel (PS)
Mild Plow Steel (MPS)
Pada umumnya EIPS dan IPS yang mempunyai kekuatan tinggi digunakan saat ini
untuk drilling line. Elemen utama dari wire rope adalah kawat-kawat tunggal.
Lembaran-lembaran kawat diuntai di sekeliling inti dari wire rope. Inti dapat dibuat
dari tali fiber, plastik, baja, atau kawat tunggal. Wire rope umumnya dibagi dari
bentuk inti dan jumlah dari simpul yang membungkus di sekitar inti, sedang simpul
terdiri dari beberapa kawat tunggal. (Gambar 1)
Arah dari tali dapat dibagi berdasarkan simpul yang melingkari inti dan kemiringan
dari kawat simpul-simpul tersebut (lGambar 2). Simpul-simpul arahnya dapat ke
kanan atau ke kiri. Kawat-kawat bebas arahnya dapat regular maupun lang. Panjang
dari lang biasanya 7,25 - 8 kali diameter nominal.
Kekuatan nominal dari tali tergantung dari material yang digunakan untuk membuat
tali tersebut, jumlah dari simpul-simpul dan kawat-kawat, ukuran dari tali. API
memberikan Tabel-Tabel untuk kekuatan pecah dari bermacam-macam tali kawat.
Sebagai contoh, kekuatan nominal dari kawat ukuran 1 3/8 ", 6 x 37 untuk jenis 1
WRC adalah 192.000 lb.
4. Hook: Peralatan berbentuk kait yang besar yang terletak di bawah traveling block
untuk menggantungkan swipel dan drill steam selama proses pemboran berlangsung.
5. Elevator: Suatu penjepit yang sangat kuat yang memegang drill pipe dan drill
collar bagian demi bagian sehingga dapat dimasukkan dan dikeluarkan dari dan ke
dalam lubang bor. Elevator ini digantung oleh elevator link yang diikatkan pada
bagian pinggir dari traveling block atau hook.
Ada dua tipe dasar dari elevator yaitu :
Bottle - neck : digunakan untuk memegang drill pipe.
Collar
lift
digunakan
untuk
memegang
drill
collar.
Gambar 3 Elevator
6.Drawwork
Drawwork adalah suatu peralatan mekanik yang merupakan otak dari derrick. Fungsi
dari drawwork yaitu :
1. Merupakan pusat pengontrol bagi driller yang menjalankan operasi pemboran.
2. Merupakan rumah dari gulungan drilling line.
3. Meneruskan daya dari prime mover ke drill string ke rotary drive sprocket, ke
catheads.
Drawwork menyediakan daya untuk mengangkat dan menurunkan beban yang berat.
Bagian utama dari drawwork
1. Drum: Peralatan yang berfungsi untuk menggulung atau mengulur drilling line.
2. Brake, Terdiri dari:
Main mechanical brake, suatu peralatan yang paling penting dari hoisting system.
Alat ini mempunyai kemampuan untuk membuat seluruh beban kerja betul-betul
berhenti, seperti pada saat tripping ataupun menurunkan casing. Bila beban berat
diturunkan, maka main brake secara hidrolik atau elektrik akan membantu meredam
sejumlah besar energi yang timbul akibat massa yang dimiliki oleh travelling block,
hook, drill pipe, drill collar atau casing.
Auxiliary Brake, suatu peralatan hidrolis yang membantu meringankan tugas
mechanical brake. Alat ini tidak dapat memberhentikan proses pemboran seluruhnya.
3. Transmisi
4. Cat head:
Merupakan sub-bagian dari drawwork yang terdiri dari
a. Drum atau make-up cat head
b. Break out cat head.
Cat head digunakan untuk menyambung dan melepas sambungan walaupun demikian
tugas yang lebih umum adalah untuk mengangkat peralatan yang ringan dengan
catline. Pada rig moderen fungsi cat head digantikan oleh automatic cat head dan airpowered hoist .
Cathead
Transportasi Lokomotif
1) Gaya Traksi Lokomtif ( Tractive Force of Locomotive)
Gaya yang bekerja terhadap batang penarik (drawbar) pada waktu lori
tambang ditarik lokomotif disebut tarikan batang penarik (drawbar pull).
Untuk menghitungnya digunakan rumus berikut:
f cos sin
D=n ( W + L )
Karena
D=n ( W + L ) . f
Jadi, agar lokomotif dapat beroperasi dengan menarik kereta tambang, bukan
saja diperlukan drawbar pull untuk menarik keretatambang, akan tetapi
diperlukan juga gaya untuk menggerakkan lokomtif sendiri. Artinya, gaya
yang diperlukan lokomotif untuk beroperasi dengan menarik rangkaian kereta
adalah gabungan drawbar pull dengan gaya yang diperlukan untuk
menggerakkan lokomtif sendiri. Gayaini disebut gaya traksi (tractive force)
lokomotif. Misalkan tractive force T, maka besarnya menjadi seperti rumus
berikut:
f cos sin
T =D+ K
f cos sin
f cos sin
n (W + L)
Karena
T =n ( W + L ) f + Kf
Keterangan:
T= Tractive Force (Kg)
D = Drawbar pull (Kg)
f = Koefisien gesek lokomotif (biasanya 0,005- 0,02)
K = Berat Lokomotif (Kg)
W= Berat Lori (Kg)
L = Berat muatan Lori (Kg)
= Sudut kemiringan permukaan
2) Daya Lokomotif
Apabila Tractive Force dan kecepatan operasi lokomotif diketahui, daya
lokomotif dapat dihitung dengan rumus berikut:
N=
Tv
75
3 x TE x V
75
3 x 1.125 x 2
75
90 HP
f cos +sin
cos +sin
P=n ( W + L )
2.) Apabila pada direct haulage jalur tunggal, sheave ditempatkan dibagian
puncak inclined shaft dan hoist ditempatkan dibagiandasar insclined shaft,
maka tahanan maksimum yang diperlukan untuk hoisting dinyatakan dengan
rumus sebagai berikut:
f cos +sin
P=n ( W + L )
3.) Tahanan maksimum yang diperlukan untuk direct haulage jalur ganda
dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
f cos + sin
Keterangan:
P = Tahanan Total (Kg)
n = Jumlah lori tambang didalam 1 rute
W = Berat Lori Tambang (Kg)
L = Berat muatan lori tambang (Kg)
f = Koefisien gesek lori tambang
l = panjang terowongan (m)
G = Berat rope (Kg/m)
= Sudut kemiringan terowongan
= Koefisien Gesek Rope
4.) Daya yang diperlukan untuk hoisting dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
Pv
N=
75
N = Daya yang diperlukan untuk hoisting (HP)
P = Tahanan total yang diperlukan untuk Hoisting (Kg)
V = Kecepatan Hoisting (m/s)
= Efisiensi Hoisting
1. Lokomotif
A. Jenis-jenis lokomotif dan gambarnya
1. C300
Lokomotif ini berdaya mesin sebesar 340 HP. D 301 biasa digunakan untuk
melangsir kere ta penumpang ataupun kereta barang. Bergandar D', yang artinya
memiliki empat gandar penggerak, lokomotif D 301 dapat berjalan dengan kecepatan
maksimum 50 km/jam.
5. BB300
hidraulik pabrik
Henschell,
yaitu 90 km/jam. Lokomotif ini bergandar B' B', artinya lokomotif ini memiliki dua
bogie di mana setiap bogienya memiliki dua poros penggerak yang saling
dihubungkan. Terdapat 57 lokomotif BB303 di Indonesia, namun ada yg sdh tidak
beroperasi karena faktor usia (di antaranya BB303 11, BB303 28, BB303 29, &
BB303 41) ketidaktersediaan suku cadang pengganti (di antaranya BB303 04, BB303
06 - BB303 09, BB303 12, BB303 37, BB303 39, & BB303 53), & rusak berat (di
antaranya BB303 02, BB303 03, BB303 16 (Tragedi Bintaro), & BB303 .
9. BB304
keluaran motor diesel.Generator utama menyerap sekitar 92% daya dari keluaran
motor diesel untuk membangkitkan arus listrik dan mencatu motor traksi dan sekitar
8% untuk peralatan pembantu seperti kompresor udara tekan, fan udara pendingin air,
dan sebagainya.Adapun jenis generator utama pada lokomotif antara lain:
diesel hidrolik yang berfungsi meneruskan daya dari motor diesel ke roda.
4. Motor Traksi
Motor traksi merupakan motor listrik yang berfungsi untuk membangkitkan
momen putar yang akan diteruskan melalui roda gigi untuk memutar roda. Motor
traksi hanya digunakan pada lokomotif diesel elektrik. Sifat atau karateristik motor
traksi antara lain :
Konstruksi
Motor traksi terdiri dari rotor, stator, poros, roda gigi pinion serta casing yang
mempunyai bobot sekitar 1,5 ton. Putaran dari roda gigi pinion akan memutar roda
gigi pada poros dan sebagai penutup dipasang kotak roda gigi atau casing.Bobot
motor traksi ini ditumpu langsung pada gandar melalui 2 bantalan luncur yang bisa
dipasang atau dilepas. Sedangkan disisi lain motor traksi didukung oleh rangka
bogi melalui pegas karet yang disebut nose suspension.
Konstruksi penumpuam motor traksi yang demikian menyebabkan beban interaksi
berupa gaya kejut antara roda dan rel yang cukup besar dibanding dengan kereta
atau gerbong terutama pada sambungan rel dan wesel.Hal ini tentu akan berakibat
kerusakan pada komponen motor traksi maupun pada sambungan rel. Selain
pemasangan motor traksi tipe Noise Suspension ada konstruksi pemasangan
motor traksi pada bogi dengan prinsip Fully Suspended.Yaitu motor traksi
dipasang langsung pada rangka bogie sehingga motor traksi merupakan bagian
yang dipegas bersama dengan rangka bogie.
tersebut maka lokomotif diesel elektrik tidak dapat dioperasikan bila ada banjir
setinggi 15 cm karena akan terjadi koslet pada motor traksi.
5. Bogie
Bogie lokomotif diesel berfungsi untuk mendukung rangka dasar dan badan
lokomotif beserta mesin dan peralatanya.
6. Rangka Dasar
Pada umumnya rangka dasar dapat berupa konstuksi baja profil dan plat yang
terdiri dari balok memanjang tengah dan samping yang dihubungkan dengan balok
melintang dengan pengelasan.
Rangka dasar berfungsi untuk meletakan komponen komponen lokomotif
seperti motor diesel, generator utama, sistem kelistrikan, kompresor udara, kabin
masinis, dan komponen pendukung lainya.
Rangka
tersebut
dibuat
sesuai
dengan
dimensi
kekuatan
yang
Tumpuan Langsung
Pada jenis ini rangka bertumpu langsung dengan rangkaian roda melalui
bantalan rol dan pegas disisi dalam antara roda kanan dan kiri.Tumpuan ini
digunakan pada lokomotif berdimensi pendek dan berdaya kecil seperti lokomotif
langsir.
pada bogie bolsterless, rangka bertumpu pada sisi kanan dan kiri melalui pegas
karet atau pegas ulir.
7. Ruang Masinis
Ruang
masinis
adalah
tempat
masinis
untuk
mengoperasikan
dan
atau bergerak trasnslasi maupun rotasi seperti poros, piston, batang silinder, dan
seterusnya. Minyak pelumas ini akan ditampung di bak atau oil pan untuk selanjutnya
akan dipompa untuk disirkulasi ke seluruh bagian yang dilumasi dengan tekanan
masing masing yang dibutuhkan.
Bagian bagian logam yang bergesekan akan menimbulkan panas yang diserap
langsung oleh minyak pelumas dan didinginkan oleh air secara tidak langsung.
Gesekan antar logam juga menimbulkan butiran butiran kecil yang akan terbawa oleh
minyak dan minyak menjadi kotor, Sehingga diperlukan penyaringan agar butiran
tersebut tidak tersirkulasi.
9. Sistem Pendinginan
Sistem pendingin pada lokomotif termasuk sistem pendinginan tertutup
dengan menggunakan fluida pendingin.Air pendingin disirkulasikan dengan tenaga
pompa putar dan pompa bertekanan untuk meningkatkan titik didih air.Sehingga
temperatur kerja mesin yang diiginkan lebih tinggi dan meminimalkan air pendingin
yang menguap.Temperatur kerja motor diesel berkisar antara 70-85 oC untuk keluaran
yang optimum. Instalasi sistem pendingin terdiri dari tangki, radiator, dan pompa air
yang dihubungkan dengan pipa untuk mendinginkan komponen komponen, yaitu :
1. Minyak pelumas dengan cara mengalirkan air pada pipa minyak pelumas secara
berlawanan arah agar terjadi pertukaran panas.
2. Silinder motor diesel tempat timbulnya panas pada proses pembakaran. Air
disalurkan antara jaket silinder dan blok mesin.
3. Turbo supercharger untuk mendinginkan udara hisap yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi sebelum masuk ke ruang bahan bakar motor diesel.
4. Kompresor untuk mendinginkan panas yang timbul akibat gesekan antara piston
dan silinder dengan putaran tinggi untuk membangkitkan udara bertekanan yang
akan disalurkan ke sistem pengereman.
10. Sistem pengereman
Sistem rem berfungsi untuk mengurangi laju kereta dan menghentikan
kereta.Sistem rem menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pengereman
untuk lokomotif dan untuk seluruh rangkaian kereta. Pengereman pada lokomotif
disebut juga independent brake, yaitu sistem rem yang dilakukan oleh masinis
sehingga hanya rem pada lokomotif yang bekerja.Sistem rem seperti ini dapat
digunakan ketika lokomotif berjalan sendirian.
Sistem rem untuk rangkaian merupakan rem yang dioperasikan masinis untuk
mengerem seluruh rangkaian kereta api dengan menarik handle rem pada meja
kontrol lokomotif. Prinsip kerja rem lokomotif diesel dapat dibedakan menjadi :
1. Pneumatic Brake/Air Brake
C. Produktivitas lokomotif
Lokomotif merupakan sunber tenaga yang digunakan untuk menarik
beban yang berada di dalam lori. Berdasarkan sumber tenaga lokomotif
dapat dibedakan menjadi 6 macam:
a.
lokomotif jenis lain yang lebih modern dan effisien. Berat lokomotif uap
berkisar antara 6-270 ton.
b. Lokomotif bakar (bensine / gasoline)
Lokomotif jenis ini memperoleh tenaganya dari motor-motor dengan
bahan bakar bensin. Lokomotifnya ini juga mengeluarkan gas-gas sebagai
sisa pembakaran, sehingga pemakaiannya terbatas untuk daerah-daerah
terbuka atau tambang bawah tanah yang ventilasinya sangat baik atau tidak
mengandung gas-gas yang berbahaya.
c. Lokomotif diesel (diesel lokomotif)
Lokomotif jenis ini memperoleh tenaganya dari mesin diesel yang
menggunakan bahan bakar solar yang tidak menguap dan harganyapun
lebih murah dari pada bensin. Menurut penyelidikan sisa pembakaran
lokomotif diesel bebas dari gas CO, oleh karena itu banyak Negara maju
memakainya di tambang-tambang batu bara.
Keuntungan-keuntungan dari lokomotif diesel adalah;
1. Biaya pengangkutan per ton-mil rendah.
2. Dapat dipergunakan untuk unit pengangkutan berkapasitas kecil
3. Untuk yang berukuran kecil dapat mengatasi belokan dengan jari-jari 20ft.
Kerugian-kerugiannya ialah:
1. Udara di dalam tambang bawah tanah menjadi panas.
2. Menghasilkan gas-gas sisa pembakaran yang berbahaya.
Tenaga untuk lokomotif jenis ini diperoleh dari udara bertekanan tinggi.
Kompresor-kompresor
tinggi antara 800 psi sampai 1.000 psi yang kemudian dikurangi menjadi 250
psi di dalam satu silinder bertekanan tinggi. Selanjutnya dialirkan ke
atmospheric reheater dan akhirnya ke silinder bertekanan rendah, yaitu
yang bertekanan antara 1.5 psi sampai 2.0 psi
untuk operasinya lokomotif jenis ini memerlukan:
pada lokomotif diperoleh dari jaringan listrik yang kemudian diubah menjadi tenaga
mekanis dan dipergunakan untuk menarik beban yang ada di dalam lori-lori.
Lokomotif listrik menggunakan arus searah, karena arus serah lebih ekonomis,
dan bahaya yang ditimbulkan lebih kecil bila dibandingkan dengan arus arus bolakbalik dengan tegangan listrik yang sama. Pada umumnya tegangan yang d
e.
Tenaga listrik untuk lokomotif jenis ini diperoleh dari sejumlah baterai
berkekuatan tinggi yang khusus dibawanya. Oleh karena itu kemampuan jelajahnya
tergantung pada kapasitas atau kekuatan baterai yang dipergunakan.
lokomotif baterai ini biasanya dapat memberikan tenaga maksimum 4 PK per
ton berat dan kecepatannya kira-kira 5 km/jam pada beban tarik normal. Biasanya
untuk mengangkut 100 ton beban dengan jarak angkut 1 km jauh lebih murah dari
pada mengangkut 1.000 ton dengan jarak angkut 1/10 km untuk tiap ton km-nya. Hal
ini dapat dipahami, karena pengangkutan jarak jauh dengan lokomotif lebih efisien
dari pada pengangkutan jarak dekat.
Keuntungan lokomotif baterai adalah;
1. Tak ada bahaya kebakaran yang berasal dari loncatan bunga api listrik.
2. Mudah dijalankan, pemeriksaan dan perawatan peralatannya relative mudah
dan sederhana.
3. Baterai dapat diisi pada gilir kerja (shift)yang berikutnya.
4. Kehilangan tenaga listrik seperti pada kawat penghantar untuk lokomotif
listrik tidak ada.
5. Dapat bekerja pada tambang-tambang bawah tanah yang ventilasinya tidak
baik.
6. Cocok untuk pengangkutan jarak dekat.
Kerugian lokomotif baterai yaitu:
1. Tidak cocok untuk pengangkutan pada jalur rel yang menanjak kemiringan
agak kasar.
2. Diperlakukan pengawasan yang teratur dan teliti terhadap kondisi baterai.
3. Diperlukan waktu khusus untuk penggantian baterai secara berkala.
4. Biaya investasi awal dan biaya penggantian baterai besar.
Kelebihan menggunakan lokomotif
-