Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1. 1

Lata
r Belakang
Hipertensi merupakan kondisi yang sering ditemukan di pelayanan

kesehatan primer dan menjadi salah satu penyebab utama mortalitas dan
morbiditas di Indonesia. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler yang ditandai
dengan peningkatan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik lebih dari
90 mmHg.2 Hipertensi ditegakkan pada orang yang berusia 18 tahun keatas,
dengan hasil pemeriksaan tekanan darah dua kali atau lebih.
Prevalensi hipertensi di Indonesia, pada tahun 2001 tercatat sebanyak 8,3%
dan meningkat setiap tahunnya hingga 25,8% di tahun 2013. Sejak tahun 2000
hingga 2013, hipertensi telah menyebabkan kematian tertinggi yaitu 7 juta pasien.
Data survilens epidemiologi Puskesmas Kepanjen mencatat kunjungan pasien
hipertensi sebanyak 1768 kunjungan pada tahun 2015. Pada tahun 2016,
didapatkan kecenderungan peningkatan pasien hipertensi sejak bulan Juli hingga
September 2016. Pada bulan September 2016, tercatat sebanyak 292 pasien
hipertensi di Puskesmas Kepanjen.
Pengobatan hipertensi dibutuhkan untuk mengurangi angka mortalitas
akibat hipertensi. Konsumsi obat anti hipertensi secara teratur dapat mengontrol
tekanan darah pasien hipertensi, sehingga dapat mengurangi kerusakan organ vital
seperti jantung, otak dan ginjal. Salah satu penentu kerberhasilan terapi adalah
adanya kepatuhan minum obat oleh pasien. Laporan WHO pada tahun 2003,
kepatuhan rata-rata pasien pada terapi jangka panjang penyakit kronis di negara
maju hanya sebesar 50%, sedangkan di negara berkembang jumlahnya bahkan
lebih rendah. Faktor yang mempengaruhi ketekunan pasien dalam berobat antara
lain tingkat penghasilan, tingkat pendidikan pasien, kemudahan menuju fasilitas
kesehatan, usia pasien, dan tersedianya asuransi kesehatan yang meringankan
pasien dalam membayar biaya pengobatan.
Puskesmas kepanjen telah melakukan beberapa upaya seperti Prolanis
(Program Pengelolaan Penyakit Kronis) untuk meningkatkan kualitas hidup
pasien penyakit kronis (Diabetes Melitus Tipe 2 dan Hipertensi). Salah satu

bentuk kegiatannya adalah peresepan obat selama 1 bulan dengan harapan pasien
dapat meminum obat secara teratur. Akan tetapi, banyak pasien yang berhenti
berobat ketika tubuh sedikit membaik sehingga berakibat tidak tercapainya tujuan
terapi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
tentang pengaruh kepatuhan minum obat terhadap penurunan tekanan darah
pasien hipertensi di Puskesmas Kepanjen.
1. 2

Rum
usan Masalah
Apakah pengaruh kepatuhan minum obat terhadap penurunan tekanan darah
pasien hipertensi di Puskesmas Kepanjen ?

1. 3

Tuju
an Penelitian.
Menganalisis hubungan antara kepatuhan dengan penurunan tekanan darah
pasien hipertensi di Puskesmas Kepanjen.

1. 4

Manf
aat Penelitian
1.4. 1

Manf

aat Keilmuan
1. Penelitian ini diharapkan memberi masukan atau menambah
informasi tentang pengaruh tingkat kepatuhan minum obat
terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi
penerapan ilmu di lapangan dan masyarakat khususnya di
Puskesmas.
1.4. 2

Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi landasan untuk meningkatkan


upaya

penatalaksanaan

Kepanjen.

hipertensi

khususnya

di

Puskesmas

Anda mungkin juga menyukai