LP DHF Dewi
LP DHF Dewi
A. PENGERTIAN
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) atau Demam Berdarah Dengue (DBD)
merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue, yang biasanya ditemukan
di daerah tropis. Infeksi virus dengue menyebabkan kematian dan kesakitan yang tinggi di
seluruh dunia. Penanganan kasus DHF/BDB yang yang terlambat akan menyebabkan
Dengue Syok Sindrom (DSS) yang menyebabkan kematian. Hal tersebut disebabkan
karena
penderita
mengalami
defisit
volume
cairan
akibat
dari meningkatnya
Deraja
D
DD
Kondisi
Laboratorium
Leucopenia
Trombositopenia,
DBD
positif
Trombositopenia
bendung positif
(<
DBD
II
Gejala
diatas
DBD
III
perdarahan spontan
Gejala
diatas
ditambah
kegagalan
dingin
DBD
IV
dan
ditambah
sirkulasi
lembab
(kulit
serta
gelisah)
Syok berat disertai dengan
tekanan darah dan nadi tidak
teratur
Klasifikasi derajat DBD menurut WHO dalam buku Nur Arif 2013
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Derajat 4
pasien gelisah
Syok bera,t nadi tidak teraba, dan tekanan darah tidak dapat diukur
B. ETIOLOGI
Menurut Soedarto (2012), demam haemorrhagic fever (DHF) disebabkan oleh virus
dengue yang termasuk dalam family flaviviridaegenus flavivirus.Virus dengue ditularkan dari
seorang penderita ke orang lain melalui gigitan nyamuk genus Aedes, yaitu nyamuk aedes
aegypti betina. Aedes aegypti tersebar di daerah tropis dansubtropis yang merupakan vektor
utama.
Virus dengue termasuk genus flavivirus, keluarga flaviridae. Terdapat 4 serotipe virus
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Keempatnya ditemukan di Indonesia dengan
DEN-3 serotipe terbanyak. Infeksi salah satu serotype akan menimbulkan antibody terhadap
serotype yang bersangkutan, sedangkan antibody yang terbentuk terhadap serotype lain
sangat kurang, sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang memadai terhadap
serotype lain tersebut. Seseorang yang tinggal didaerah endemis dengue dapat terinfeksi oleh
3 atau 4 serotipe selama hidupnya. Ke 4 serotipe virus dengue dapat ditemukan diberbagai
daerah di Indonesia (Sudoyo Aru, dkk 2009).
anemia dan / atau mengalami perdarahan berat. Pada kasus syok, jumlah hematokrit yang
tinggi dan trombositipenia memperkuat diagnosis terjadinya DHF / DSS.
D. PATOFISIOLOGI
Virus dengue akan masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes Aegypti dan
kemudian akan bereaksi dengan antibodi dan akan terjadi proses peradangan yang akan
menimbulkan demam pada penderita. Bereaksinya virus dengan antibodi akan membentuk
kompleks virus antibodi, sehingga dalam sirkulasi akan mengaktivasi sistem komplemen.
Akibat dari aktivasi tersebut akan dilepaskan anafilaktoksin C3a dan C5a, dua peptida yang
berdaya untuk melepaskan histamin dan merupakan mediator kuat sebagai faktor
meningginya permeabilitas dinding pembuluh darah sehingga terjadi penurunan volume
plasma melalui endotel dinding pembuluh darah. Dari pembentukan kompleks virus antibodi
juga mengakibatkan depresi tulang belakang sehingga terjadi trombositopenia, yang
menyebabkan timbulnya gangguan fungsi trombosit dan kelainan fungsi koagulasi yang
merupakan penyebab utama terjadinya perdarahan.
Perdarahan kulit umumnya disebabkan oleh faktor kapiler dan trombositopenia,
sedangkan perdarahan massive akibat kelainan yang lebih kompleks, yaitu trombositopenia,
gangguan faktor pembekuan, dan kemungkinan oleh factor DIC.
E. PATHOFLOW
Arbovirus (melalui
nyamuk aedes aegypti)
PGE2 Hipotalamus
Hipertermi
Beredar dalam
aliran darah
Membentuk dan
melepaskan zat C3a, C5a
Meningkatkan reabsorbsi Na
+ dan H2O
Agregasi trombosit
Trombositopeni
Infeksi virus
dengue (viremia)
Mengaktifan system
komplemen
Premebilitas
membrane meningkat
Resiko syok hipovolemik
Renjatan hipovolemik, hipotensi
Kebocoran plasma
Resiko perdarahan
Perdarahan
Resiko perfusi jaringan tidak
efektif
Asidosis metabolik
Resiko Syock hipovolemi
Hipoksia jaringan
Kekurangan volume cairan
Paru-paru
Hepar
Efusi Pleura
Hepatomegali
Ketidakefektifan
pola nafas
Penekanan intraabdomen
Nyeri
Ke extravaskuler
abdomen
Acites
Mual ,muntah
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pada Pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :
1. Trombositopenia (<100.000/mm3)
2. Hb dan PVC meningkat 20%
3. Leukopenia (mungkin normal atau leukositosis)
4. IgG Dengue Positif
5. Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia, dan
hiponatremia
6. Ureum dan PH darah mungkin meningkat
7. Asidosis metabolik : pCO < 35-40 mmHg, HCO rendah
8. SGOT/SGPT mungkin meningkat
Pada DHF umumnya dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi. Uji
tourniquetyang positif merupakan pemeriksaan penting.
Masa pembekuan masih dalam batas normal, tetapi masa perdarahan biasanya
memanjang. Pada analisis kuantitatif ditemukan penurunan faktor II, V, VII, IX, dan X.
Pada pemeriksaan kimia darah tampak hipoproteinemia, hiponatremia, serta
hipokloremia. SGPT, SGOT, ureum dan pH darah mungkin meningkat, sedangkan
reserve alkali merendah.
1. Air Seni
Mungkin ditemukan albuminuria ringan.
2. Sumsum Tulang
pada hari ke
besar,
yaitu :
a. Uji serulogi memakai serum ganda, yaitu serum yang diambil pada masa akut dan
masa konvalesen. Pada uji ini yang dicari adalah kenaikan antibodi antidengue
sebanyak minimal empat kali. Termasuk dalam uji ini pengikatan komplemen ( PK ),
uji neutralisasi ( NT ) dan uji dengue blot.
b. Uji serulogi memakai serum tunggal. Pada uji ini yang dicari ada tidaknya atau titer
tertentu antibodi antidengue. Termasuk dalam golongan ini adalah uji dengue blot
yang mengukur antibodi antidengue tanpa memandang kelas antibodinya ; uji IgM
antidengue yang mengukur hanya antibodi antidengue dari kelas IgM.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Tirah baring
2. Makanan lunak
Bila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk minum banyak 1,5 2 liter dalam 24 jam
( susu, air gula atau sirop ) atau air tawar ditambah dengan garam saja.
3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Untuk hiperpireksia dapat diberikan kompres
es di kepala,ketiak, dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan asiminofen,
eukinin atau dipiron. Hindari pemakaian asetosal karena bahaya perdarahan.
4. Antibiotik diberikan apabila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.
Pasien DHF perlu diobservasi teliti terhadap penemuan dini tanda renjatan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
terpasang pada pasien. Observasi meliputi pemeriksaan tiap jam terhadap keadaan umum,
nadi, tekanan darah, suhu dan pernapasan ; serta Hb dan Ht setiap 4 6 jam pada hari
hari pertama pengamatan, selanjutnya setiap 24 jam.
Terapi untuk DSS bertujuan utama untuk mengembalikan volume cairan
intravaskuler dengan pemberian segera cairan intravena. Jenis cairan dapat berupa NaCl
faali, laktat Ringer atau bila terdapat renjatan yang berat dapat dipakai plasma atau
ekspander plasma. Jumlah cairan dan kecepatan pemberian cairan disesuaikan dengan
perkembangan klinis.
Kecepatan tetesan permulaan ialah 20 ml / kg BB, dan bila renjatan telah diatasi,
kecepatan tetesan dikurangi menjadi 10 ml / kg BB / jam.
Pada kasus dengan renjatan berat, cairan diberikan dengan diguyur, dan bila tak
tampak perbaikan, di usahakan pemberian plasma atau ekspander plasma atau dekstran
atau preparat hemasel dengan jumlah 15 29 ml / kg BB. Dalam hal ini perlu diperhatikan
keadaan asidosis yang harus dikoreksi dengan Na bikarbonas. Pada umumnya untuk
menjaga keseimbangan volume intravaskuler, pemberian cairan intravena baik dalam
bentuk elektrolit maupun plasma dipertahankan 12 48 jam setelah renjatan teratasi.
1.
2.
Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala, menunjukkan penurunan kadar Hb, Ht
Pemberian kortikolsteroid dilakukan setelah terbukti tidak terdapat perbedaan yang
bermakna antara terapi tanpa atau dengan kortikosteroid. Pada pasien dengan renjatan yang
lama ( prolonget shock ), DIC diperkirakan merupakan penyebab utama perdarahan. Bila
dengan pemeriksaan hematemesis terbukti adanya DIC, heparin perlu diberikan.
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
DHF dapat terjadi pada siapa saja dari anak-anak sampai orang dewasa dan pada
semua jenis kelamin, kebanyakan penyakit ini ditemukan pada anak perempuan
daripada anak laki-laki (Rampengan, 1997). Tempat atau daerah yang bisa
terjangkit adalah disemua tempat baik dikota ataupun didesa, biasanya nyamuk
pembawa vector banyak ditemukan pada daerah yang banyak genangan air atau
didaerah yang lembab.
b. Keluhan Utama :
Biasanya pasien datang dengan keluhan demam tinggi mendadak dan terus
menerus selama 2-7 hari, terdapat petechie pada seluruh kulit, perdarahan gusi,
nyeri epigastrium, epistaksis, nyeri pada sendi-sendi.
c. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Sering menunjukan sakit kepala, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, panas, sakit
saat menelan, lemah, nyeri uluhati(epigastrium), mual, muntah, nafsu makan
menurun.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terinfeksi penyakit DHf bisa terulang
terjangkit DHF lagi, tetapi penyakit ini tak ada hubungan dengan penyakit yang
pernah diderita dahulu.
3) Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga yang
menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan tertular karena
penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk.
4) Riwayat Kesehatan Lingkungan
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air,
vas bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan air,
botol dan ban bekas. Tempat tempat seperti ini biasanya banyak dibuat sarang
nyamuk Janis ini. Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah
DHF karena inipun juga dapat terulang kapan-kapan.
5) Riwayat Tumbuh Kembang
Teori Kepribadian anak Menurut Teori Psikoseksual Sigmund Freud
Kepribadian ialah hasil perpaduan antara pengaruh lingkungan dan bawaan,
kualitas total prilaku individu yang tampak dalam menyesuaikan diri secara
unit dengan lingkungannya.
Teori kepribadian yang dikemukakan oleh ahli psikoanlisa Sigmund freud
(1856 - 1939). Meliputi tahap-tahap :
a)
f)
g) Dewasa
h) Dewasa akhir
TUGAS PERKEMBANAGAN
Bayi (0 - 1 tahun)
BILA TUGAS
PERMKEMBANGAN
TIDAK TERCAPAI
Tidak percaya
Perasaan otonomi.
Mencapai keinginan
Memulai kekuatan baru
Menerima kenyataan dan prinsip kesetiaan
Usia pra sekolah ( 3 - 6 Tahun)
Perasaan inisiatif mencapai tujuan
Menyatakan diri sendiri dan lingkungan
Rasa bersalah.
Perasaan berprestasi
Dapat menerima dan melaksanakan tugas
dari orang tua dan guru
Remaja ( 12 tahun lebih)
Difusi identitas
Rasa identitas
Mencapai kesetiaan yang menuju pada
pemahaman heteroseksual.
Memilih pekerjaan
Mencapai keutuhan kepribadian
Remaja akhir dan dewasa muda
Isolasi
Absorpsi
stagnasi
Perasaan keturunan
Memperoleh perhatian.
Belajar
keterampilan
efektif
dalam
keputusasaan
diri
dan
1) Sistem pernafasan
Bila gejala telah lanjut klien mengeluh sesak nafas, pernafasan dangkal, cepat,
perdarahan melaui hidung.
2) Sistem persyarafan
Kondisi lanjut bisa terjadi penurunan kesadaran, gelisah, kejang.
3) Sistem kardiovaskuler
Perdarahan pada kulit, hidung, gusi, hematemesis dan atau melena,
Tachicardia,trombositopeni, leukopenia, hipotensi, syok, mengeluh akral dingin
Hemokonsentrasi ( peningkatan nilai hematokret > 20 % ), pusing.
4) Sistem pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan dalam menelan, kembung, nyeri tekan pada
epigastrik, nafsu makan menurun, mual muntah, pembesaran limpa, pembesaran
2. Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi penyakit (viremia)
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual
muntah, nyeri telan
c. Resiko perdarahan berhubungan dengan trombositopeni
3. Intervensi Keperawatan
a.
penyakit (viremia).
Kriteria Hasil :
Suhu tubuh dalam rentang normal (36-370 c)
Nadi dan RR dalam rentang normal
Tidak ada pusing
NIC :
1) Kaji saat timbulnya demam
R/ Dapat didentifikasi pola/ tingkat demam
2) Observasi tanda-tanda vital : suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam
R/ tanda-tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum kien
3) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialamai k;ein dapat membantu mengurangi
kecemasan klien
4) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang hal-hal yang dilakukan
R/ Untuk mengatasi demam dan menganjurkan klien dan keluarga untuk lebioh
kooperatif
5) Jelaskan pentingnya tirah baring bagi klien dan akibatnya jika hal tersebut tidak
dilakukan
R/ Keterlibatan keluarga sangat berarti dalam proses penyembuhan klien di
rumah sakit
6) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5-3 liter/hari dan jelaskan
manfaatnya
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan cairan tubuh meningkat
sehingga perlu diimabngi dengan asupan cairan yang banyak
7) Berikan kompres hangat (pada axila dan lipat paha) dan anjurkan memakai
pakaian yang tipis
R/ Kompres hangat akan dapat membantu menurunkan suhu tubuh, pakaian
tipis akan dapat membantu meningkatkan penguapan panas tubuh
8) Berikan terapi (antipiretik) sesuai dengan program dokter
R/ Antipiretika yang mempunyai reseptor di hypothalamus dapat meregulasi
suhu tubuh sehingga suhu tubuh diupayakan mendekati suhu normal.
b.
c.
DAFTAR PUSTAKA
Disusun Oleh:
DEWI SUSANTI, S. KEP
NIM : N320164099
JURUSAN NERS
STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2016