Anda di halaman 1dari 9

PUSKESMAS SANTUN LANSIA

2.Dr. LAW HENG BOW


3.ERNING,A.Md.Kep (Puskesmas Tanjung Palas)

DEFINISI
PROSES AWAL DI PUSKESMAS TANJUNG SELOR
Puskesmas yang melakukan pelayanan kepada lansia yang mengutamakan aspek
promotif dan preventif disamping aspek kuratif dan rehabilitatif, secara pro aktif, baik,
sopan dan memberi kemudahan dan dukungan bagi usia lanjut.
CIRI-CIRI PUSKESMAS SANTUN LANSIA
1.Memberi pelayanan yang baik, berkualitas dan sopan

MELIHAT TINGGINYA SASARAN PRALANSIA DAN LANSIA


MELIHAT TINGGINYA KUNJUNGAN DALAM GEDUNG (PRALANSIA DAN
LANSIA)
KEPRIHATINAN TERHADAP WAKTU TUNGGU YANG LAMA DI LOKET,
DIKARENAKAN MASIH SISTEM MANUAL

2.Memberi kemudahan dalam pelayanan kepada lansia


MEMPERTIMBANGKAN KONDISI PARA LANSIA YANG SUDAH MENURUN
3.Memberi keringan biaya dalam yankes
4.Memberi dukungan/ bimbingan pada lansia dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatanya
5.Melakukan pelayanan secara pro aktif untuk dapat menjangkau sebanyak mungkin
sasaran lansia

SARAN DAN MASUKKAN DARI PARA LANSIA UNTUK KEMUDAHAN


PELAYANAN BAGI MEREKA

LANGKAH SELANJUTNYA

6.Melakukan kerjasama dengan lintas program dan lintas sektor terkait


RAPAT INTERNAL MEMBAHAS PERMASALAHAN PADA PARA LANSIA
PROSES AWAL TERBENTUKNYA PUSKESMAS SANTUN LANSIA
PUSKESMAS TANJUNG SELOR
SANTUN LANSIA MERUPAKAN PROGRAM WAJIB YANG SUDAH LAMA
DIDENGUNGKAN OLEH KEMENKES

MEMBENTUK POLA/STRATEGI BAGI KEMUDAHAN PARA LANSIA


MENGAJUKANPERMOHONAN DUKUNGAN TERBENTUKNYAPUSKESMAS
SANTUN LANSIA KE DINAS KESEHATAN
PROSES PEMBUATAN LOKET LANSIA YAN TERPISAH

SEJAK TAHUN 2006 SUDAH DILAKUKAN SOSIALISASI TINGKAT PROP


KALTIM PESERTA SELURUH KABUPATEN
KAB. BULUNGAN DIHADIRI :
1.dr.JHON RUNDUPADANG,MPH

ALIH FUNGSIKAN DAPUR SEBAGAI APOTEK LANSIA


PENUNJUKKAN TENAGA KHUSUS PELAYANAN DI LOKET LANSIA DAN
APOTEK LANSIA

PEMBUATAN ALUR PELAYANAN KHUSU LANSIA

MOTO PUSKESMAS SANTUN LANSIA UPT.PUSKESMAS STANJUNG


SELOR

PENGGALANGAN KOMITMEN TIM PELAYANAN LANSIA


SEHAT DAN BAHAGIA DI USIA SENJA
KELUARNYA KEPUTUSAN PUSKESMAS SANTUN LANSIA DARI DINAS
KESEHATAN TERTANGGAL 11 MARET 2014

LANSIA
PROGRAM KESEHATAN LANSIA DI INDONESIA

MULAI PELAYANAN TERHADAP PARA LANSIA DENGAN KONSEP YANG


BERBEDA DENGAN POLA LAMA

JENIS PELAYANAN YANG DIBERIKAN


1.Pelayanan Rawat Jalan
2.Pelayanan di Posyandu Lansia
3.Penyuluhan Penyakit Tidak Menular
- Dalam Gedung
- Instansi Perkantoran
- Posyandu Lansia
MANFAAT
1.WAKTU TUNGGU YANG SINGKAT BAGI LANSIA MAKSIMAL 1 JAM
SUDAH TERLAYANANI DIBANDING DULU BISA 3-4 JAM DI PUSKESMAS
2.KEMUDAHAN AKSES BAGI LANSIA,KRN LOKASI YANG DEKAT ANTAR
UNIT PELAYANAN
3.CAKUPAN PELAYANAN LANSIA DAN KONTINUITAS SCREENING YANG
DILAKUKAN.

Tingginya angka harapan hidup menunjukkan semakin baiknya


kualitas kesehatan masyarakat dan menjadi salah satu indikator
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Sejalan dengan itu,
tingginya angka harapan hidup juga menyebabkan semakin tinggi pula
jumlah populasi penduduk lanjut usia (Lansia), yang pada sisi lain menjadi
tantangan pembangunan, yang jika tidak ditangani dengan baik akan
menjadi masalah baru. BPS memprediksi bahwa persentase penduduk
Lansia pada tahun 2010 mencapai 9,77 persen dari total penduduk, dan
pada tahun 2020 diperkirakan akan mencapai 11,34 persen atau berjumlah
28,8 juta jiwa. Pada tahun 2011, diperkirakan jumlahnya sudah sekitar 20
juta lebih, ini berarti diantara 11 orang penduduk Indonesia terdapat 1
orang Lansia.(BPS, 2011).
Besarnya penduduk lansia tentunya berdampak pada berbagai aspek
kehidupan, baik sosial, ekonomi, dan terutama kesehatan, karena dengan
semakin bertambahnya usia, fungsi organ tubuh akan semakin menurun
baik karena faktor alamiah maupun karena penyakit. Meningkatnya
populasi penduduk Lansia menjadi tantangan tersendiri, terutama bagi
mereka yang memiliki masalah secara sosial dan ekonomi. Besarnya
populasi dan masalah kesehatan Lansia belum diikuti dengan ketersediaan
fasilitas pelayanan (care services) yang memadai, baik dalam jumlah
maupun dalam mutunya.
Menurut Kementerian Kesehatan, sampai saat ini jumlah Puskesmas
Santun Lanjut Usia dan rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan
geriatri juga masih terbatas. Pelayanan geriatri di Rumah Sakit sebagian
besar berada di perkotaan, padahal 65,7% para Lansia berada di pedesaan.
Dari data Kementerian Sosial, jumlah penduduk Lansia yang terlayani
melalui panti, dana dekonsentarasi, Pusat Santunan Keluarga (Pusaka),

jaminan sosial, organisasi sosial lainnya sampai 2008 baru berjumlah


74,897 orang atau 3,09% saja dari total Lansia terlantar. Karena
keterbatasan fasilitas pelayanan, aksesibilitas Lansia kepada pelayanan
yang dibutuhkan untuk pemenuhan diri (self fullfilment), tidak terlaksana
dengan baik. (Komnas Lansia, 2010).

Puskesmas santun Lansia adalah Puskesmas yang melaksanakan


pelayanan kesehatan kepada pra lansia dan lansia yang meliputi pelayanan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang lebih menekankan unsur
proaktif, kemudahan proses pelayanan, santun, sesuai standar pelayanan
dan kerja sama dengan unsur lintas sektor. Dengan demikian maka
program Lansia tidak terbatas pada pelayanan kesehatan di klinik saja,
tetapi juga pelayanan kesehatan luar gedung dan pemberdayaan
masyarakat.
Bentuk kesantunan pada lansia misalnya:
a.

Melayani lansia dengan senyum, ramah, sabar dan menghargai sebagai


orang tua.
b.
Pelayanan rawat jalan gratis bagi lansia (usia 60 tahun ke atas)
c.
Proaktif dan responsif terhadap permasalahan kesehatan lansia.
d.
Kemudahan akses layanan bagi lansia baik prosedur layanan maupun
fasilitasnya.
Jasa layanan yang bisa diberikan:
a.

b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Pelayanan kesehatan One stop service di ruang tersendiri. Pelayanan one


stop service adalah pelayanan kepada Lansia mulai dari pendaftaran
sampai mendapat obat dilaksanakan satu paket di satu ruang. Dengan
begitu Lansia tidak perlu berpindah tempat dan antre lagi untuk pelayanan
lainnya dalam Puskesmas.
Konseling lansia
Posyandu lansiaPembinaan melalui karang werda
Pembinaan melalui forum karang werda kecamatan
Pelayanan melalui panti werda
Kunjungan rumah
Membuat event tertentu seperti talk show, lomba senam lansia, jalan
sehat, dll.
Pendaftaran Pemeriksaan klinis pemeriksaan laboratorium bila perlu

i.

Konseling Pemberian obat, bila tidak ada ruang khusus maka lansia
dilayani di poli umum tetapi pelayanannya didahulukan.
j.
Kemudahan akses
k.
Ada alur pelayanan lansia yang jelas dan mudah
l.
Mendahulukan lansia dari pasien umum
m. Trap atau tangga tidak terlalu curam
n.
Disediakan jamban / WC duduk sehingga lansia tidak perlu jongkok
o.
Pegangan rambat pada tangga dan WC
Sasaran program:
a.
b.
c.

Lansia (umur 60 tahun keatas)


Pralansia ( umur 45 60 tahun)
Keluarga lansia, masyarakat, serta lembaga masyarakat dan pemerintah.
Dasar hukum:

a.

Undang-Undang RI No 6 Tahun 1974 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok


Kesejahteraan Lansia
b.
Undang-undang RI No 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Usia Lanjut
c.
Peraturan Pemerintah RI No 43 tahun 2004 tentang Kesejahteraan Usia
Lanjut
d.
UUD 45 pasal 28 H , setiap orang ber hak atas jaminan sosial yang
memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat.
e.
UU No. 40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional khususnya yang
menyangkut jaminan sosial bagi Lansia UU. No. 11/2009 tentang
kesejahteraan sosial
f.
Keppres 52/2004 tentang Komnas Lansia Permendagri No.60/2008 tentang
pembentukan Komda Lansia dan pemberdayaan masyarakat
g.
RAN 2003 dan 2008 tentang Kesejahteraan Sosial Lansia

Lansia Menurut Undang- Undang No 13 Tahun 1998


Dalam ketentuan umum Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Lanjut
Usia adalah seorang yang telah mencapai usia 50 tahun ke atas.
Pemberian perlindungan social adalah upaya Pemerintah atau
masyarakat untuk memeberikan kemudahan pelayanan bagi lanjut usia
tidak potensi agar dapat mewujutkan taraf hidup yang wajar. Pemberian

bantuan social adalah upaya pemberian bantuan yang bersifat tidak tepat
agar lanjut usia potensi dapat meningkatkan taraf kesejahteraan .
Pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial adalah upaya perlindungan
dan pelayanan yang bersifat terus menerus agar lanjut usia dapat
mewujutkan dan menikmati taraf hidup yang wajar.Pemberdayaan adalah
setiap upaya meningkatkan kemampuan fisik, mental spiritual ,sosial.
Pengetahuan, dan ketrampilan agar para lanjut usia siap didayagunakan
sesuai dengan kemampuan masing-masing.

1.
2.
3.
4.
5.

A. Tingkat Kesehatan Lansia Di Provinsi


Adapun program kesehatan masyarakat yang ada di Indonesia yang
diperuntukkan khusunya bagi lansia adalah JPKM yang merupakan salah
satu program pokok perawatan kesehatan masyarakat yang ada di
puskesmas sasarannya adalah yang didalamnya ada keluarga lansia.
Perkembangan jumlah keluarga yang terus menerus meningkat dan
banyaknya keluarga yang berisiko tentunya menurut perawat memberikan
pelayanan pada keluarga secara professional. Tuntutan ini tentunya
membangun Indonesia Sehat 2010 yang salah satu strateginya adalah
Jaminan Pemeliharan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Dengan strategi ini
diharapkan lansia mendapatkan yang baik dan perhatian yang selayakn

Sarana dan Prasarana untuk Kemudahan Mobilitas Bagi Lanjut Usia


1.
2.
3.
4.

Pemberikan kemudahan pelayanan dan keringanan biaya


Pemberikan kemudahan dalam melakukan perjalanan
Penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khususnya bagi lanjut usia
Penyediaan fasilitas yang dapat memudahkan asksesibilitas bagi lanjut
usia di tempat umum.
Peran Orsos dan Masyarakat dalam ikut berperan aktif dalam upaya
meningkatkan Kesejahteraan Lanjut Usia Menurut Undang-undang No. 13
tahun 1998 telah secara ekplisit menyebutkan bahwa masyarakat
mempunyai hak dan kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan
dalam upaya meningkatkan kesejahteraan sosial lanjut usia, dimana hal
tersebut dapat dilakukan baik secara perorangan ,keluarga, kelompok
masyarakat,organisasi sosialdan/atau organisasi kemasyarakatan.
Ketentuan pidana dan sanksi administrasi yang ditetapkan dalam UU
No.13 tahun 1998. Dalam UU tersebut menyatakan ketentuan pidananya,
bahwa setiap orang atau badan/atau organisasi atau lembaga yang dengan
sengaja tidak melalukan pelayanan dalam Psl 14 ayat (3) pasal 19 ayat (2)
dan ayat (3) padahal menurut hokum yang berlaku baginya ia wajib
melakukan perbuatan tersebut,diancam dengan pidana kurungan se-lamalamanya 1 (1) tahun atau denda se-banyak-banyaknya Rp.200.000.000.00
(dua ratus juta rupiah).

Sedangkan sangsi administrasi dinyatakan bahwa setiap orang atau


badan /atau organisasi atau lembaga yang telah mendapatkan izin untuk
melakukan pelayanan terhadap lanjut usia sebagaimana dimaksut dalam
pasal Psl. 24 menyalahgunakan izin dan/atau penghargaan yang diperoleh
nya dikenai sanksi administrasi berupa :

Teguran lisan
Teguran tertulus
Pencabutan penghargaan
Penghentian pemberian bantuan
Pencabutan izin operasional

Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat


usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang
digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan Posyandu lansia merupakan pengembangan dari kebijakan
pemerintah
melalui
pelayanan
kesehatan
bagi
lansia
yang
penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran
serta para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam
penyelenggaraannya.
a.
1.

Tujuan Posyandu Lansia


Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat,
sehingga terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan
lansia
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan
swasta dalam pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi
antara masyarakat usia lanjut.
b.
Mekanisme Pelayanan Posyandu Lansia
Berbeda dengan posyandu balita yang terdapat sistem 5 meja,
pelayanan yang diselenggarakan dalam posyandu lansia tergantung pada
mekanisme dan kebijakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kabupaten

maupun kota penyelenggara. Ada yang menyelenggarakan posyandu lansia


sistem 5 meja seperti posyandu balita, ada juga hanya menggunakan
sistem pelayanan 3 meja, dengan kegiatan sebagai berikut :
1.

Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan


dan atau tinggi badan
2. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa
tubuh (IMT). Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan
rujukan kasus juga dilakukan di meja II ini.
3. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa
dilakukan pelayanan pojok gizi.
c.
Kendala Pelaksanaan Posyandu Lansia
Beberapa kendala yang dihadapi lansia dalam mengikuti kegiatan
posyandu antara lain :
Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu.
Pengetahuan lansia akan manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari
pengalaman pribadi dalam kehidupan sehari-harinya. Dengan menghadiri
kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan penyuluhan tentang
bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau masalah
kesehatan yang melekat pada mereka. Dengan pengalaman ini,
pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar pembentukan
sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu
mengikuti kegiatan posyandu lansia
2.
Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau
Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau
posyandu tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena
penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam
menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan faktor keamanan
atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah
untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan
atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau
motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan demikian,
keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi untuk
menghadiri posyandu lansia.
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan
lansia untuk datang ke posyandu.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau


kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa
menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia
jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala
permasalahan bersama lansia.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu.
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar
atas kesiapan atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu.
Dengan sikap yang baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau
mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu lansia. Hal ini dapat
dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan untuk
bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu
dihadapkan pada stimulus yang menghendaki adanya suatu respons.

1.

1.

Target Program Pelayanan Lansia


Indikator

2011

2012

2013

2014

Cakupan pelayanan
kesehatan pra usia
lanjut

25%

30%

35%

40%

Cakupan pelayanan
kesehatan usia

40%

50%

60%

70%

Sumber Renstra Kemenkes, 2010-2014


Sedangkan indikator keberhasilan dan target yang diharapkan dapat
dicapai pada tahun 2014 adalah
1.Pelayanan medis
b.
Skrining kesehatan pada 40% pra lansia
c.
Skrining kesehatan pada 70% lanjut usia
d.
Skrining kesehatan pada 100% lansia di panti werdha
e.
30% puskesmas melaksanakan konseling lanjut usia
2. Kegiatan Non Medis
a. 70% puskesmas membina kelompok usia lanjut
b. 50% desa mempunyai kelompok lanjut usia

c. 50% kelompok lanjut usia melaksanakan senam lansia

program ini berbeda dengan Posyandu, karena Posbindu dikhususkan


untuk pembinaan para orang tua baik yang akan memasuki masa lansia
maupun yang sudah memasuki lansia (Depkes, 2007).

Pelayaanan Kesehatan Usia Lanjut adalah bentuk pelayanan kesehatan


bagi mereka yang berusia lebih dari 60 tahun atau lebih meliputi kesehatan
jasmani, rohani maupun sosialnya melalui seluruh upaya kesehatan
terutama upaya promotif, preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan
rehabilitatif serta pelayanan rujukan kepada para pasien usia lanjut. Jenis
pelayanan kesehatan usia lanjut yang dapat diberikan kepada usia lanjut
dikelompokkan sebagai berikut:
Living/ADL) meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan, seperti
makan/minum, berjalan, naik tangga, mandi, berpakaian, buang air dan
sebagainya. Dikelompokkan menjadi 3 kategori yakni : A (ketergantungan
penuh), B (ketergantungan sebagian) dan C (mandiri penuh).
b.
Pemeriksaan status mental. Pemriksaan ini berhubungan dengan mental
emosional, dengan menggunakan pedoman KMS (Kuasioner Status Mental)
pada KMS.
c.
Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan dan dicatat dalam Indeks Massa Tubuh (IMT).
d.
Pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter dan
stetoskop serta perhitungan denyut nadi selama satu menit penuh.
e.
Pemeriksaan laboratorium, meliputi pemeriksaan:
1. Hemoglobin, dengan menggunakan Sahli, Talquist atau Cuprisulfat.
2. Protein Urine, untuk mendeteksi adanya zat putih telur (protein) dalam
urine sebagai indikasi adanya penyakit ginjal.
3.
Reduksi Urine, untuk memeriksa adanya gula dalam air seni sebagai
deteksi awal adanya penyakit Diabetes Melitus.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia,
dibutuhkan, sarana dan prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan
(gedung, ruangan atau tempat terbuka), meja dan kursi, alat tulis, buku
pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi
badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana,
thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.

Tujuan diadakannya Posbindu adalah untuk meningkatkan derajat


kesehatan dan mutu kehidupan untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berguna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan
eksistensinya dalam strata kemasyarakatan. Jadi dengan adanya Posbindu
diharapkan adanya kesadaran dari usia lanjut untuk membina
kesehatannya serta meningkatkan peran serta masyarakat termasuk
keluarganya dalam mengatasi kesehatan usia lanjut. Fungsi dan tugas
pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa beraktivitas,
namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, produktif dan mandiri
selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan
(Depkes, 2007).

a.

Sementara itu, untuk pelayanan luar gedung diantaranya melalui


Posbindu. Posbindu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk oleh masyarakat
berdasarkan inisiatif dan kebutuhan masyarakat itu sendiri, khususnya
penduduk usia lanjut. Posbindu kependekan dari Pos Pembinaan Terpadu,

Pada prinsipnya pembentukan Posbindu didasarkan atas kebutuhan


masyarakat usia lanjut tersebut. Ada beberapa pendekatan yang
digunakan dalam pembentukan posbindu dimasyarakat sesuai dengan
kondisi dan situasi masing-masing daerah, misalnya mengambangkan
kelompok-kelompok yang sudah ada seperti kelompok pengajian, kelompok
jemaat gereja, kelompok arisan usia lanjut dan lain-lain. Pembentukan
Posbindu dapat pula menggunakan pendekatan Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa (PKMD).
Pendekatan PKM merupakan suatu pendekatan yang sudah umum
dilaksanakan dan merupkan pendekatan pilihan yang dianjurkan untuk
pembentukan Posbindu baru. Langkah-langkahnya meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pertemuan tingkat desa


Survey mawas diri
Musyawarah Masyarakat Desa
Pelatihan kader
Pelaksanaan upaya kesehatan oleh masyarakat
Pembinaan dan pelestarian kegiatan.
Beberapa hal lain yang menjadi perangkat Posbindu diantaranya:
a. Komponen
Posbindu sebagai wadah yang bernuansa pemberdayaan masyarakat,
akan berjalan dengan baik dan optimal apabila memenuhi beberapa
komponen pokok, yaitu: adanya proses kepemimpinan, terjadinya proses

b.

c.

d.

e.

f.

g.

pengorganisasian, adanya anggota


dan kader serta tersedianya
pendanaan.
Kepemimpinan
Posbindu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat. Untuk
pelaksanaanya memerlukan orang yang mampu mengurus dan memimpin
penyelenggaraan kegiatan tersebut sehingga kegiatan yang dilaksanakan
mencapai hasil yang optimal. Pemimpin Posbindu bisanya berasal dari
anggota Posbindu itu sendiri.
Pengorganisasian
Ciri dari suatu proses pengorganisasian dapat dilihat dari adanya
pembagian tugas, penunjukan kader, jadwal kegiatan yang teratur dan
sebagainya. Struktur organisasi Posbindu sedikitnya terdiri dari Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan beberapa seksi dan kader.
Anggota Kelompok
Jumlah anggota kelompok Posbindu berkisar antara 50-100 orang. Perlu
diperhatikan juga jarak antara sasaran dengan lokasi kegiatan dalam
penentuan jumlah anggota, sehingga apabila terpaksa tidak tertutup
kemungkinan anggota Posbindu kurang dari 50 orang atau lebih dari 100
orang.
Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota
kelompok, volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompok Posbindu, berupa
iuran atau sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau
sumber lain yang tidak mengikat.
Pelayanan Kesehatan

Pelayaan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik


dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) Usia Lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan
mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan
Kesehatan (BPPK) Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim
digunakan di Puskesmas.

Proyeksi penduduk lansia di Indonesia diperkirakan 15 juta atau 7,6 % dari


asumsi populasi penduduk Indonesia 210 juta, diprediksi pada tahun 2020
kelompok lansia di di Indonesia mencapai 28 juta, namun realita berkata
lain 55,7% lansia masih berperan sebagai kepala keluarga usila umumnya
berpendidikan rendah serta data jumlah lansia yang berisiko terlantar
berkisar 5 juta.
Provinsi Kal.Tim daerah yang kaya emas hitam namun faktanya 15 ribu dari
460 ribu usila hidup terlunta-lunta karena tidak punya keluarga, tidak
punya ketrampilan dan ketidakmampuan mendapatkan penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari (Indang T,2007).
Hasil studi lembaga demografi UI menyatakan sekitar 17 % mengalami
sakit dalam waktu sebulan yang lalu, 9 % setahun yang lalu pernah dirawat
di RS dan sekitar 74 % lansia mengalami berbagai penyakit kronis.
Data surkesnas 2001 menemukan derajat kesehatan lansia yang masih
rendah hal ini ditopang data prevalensi kasus hipertensi mencapai (42,9%),
penyakit sendi ( 39,6%), anemia (46,3%), penyakit jantung dan pembuluh
darah (10,7%) dan cenderung meningkat dan proporsi lansia yang
mengalami cacat (88,9%)

Legalitas usila di Indonesia ditempatkan pada posisi yang terhormat sesuai


UU kesehatan 23 tahun 1992 pasal 19 yang memuat pentingnya upaya
memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kemampuan lansia agar
tetap mandiri dan produktif.
Didukung UU No.13, tahun 1998 menyatakan pelayanan kesehatan
ditujukan untuk memelihara, meningkatkan derajat dan kemampuan lansia.
Terkait hak azazi manusia UU no.39 tahun 1999 memuat setiap
penyandang cacat, usia lanjut.. berhak memperoleh perawatan, pendidikan
pelatihan dan bantuan khusus dari Negara
PUSKESMAS SANTUN USIA LANJUT
Keberhasilan Pembangunan bidang kesehatan umur harapan hidup
Populasi Usia Lanjut
Visi Indonesia Sehat 2010, pergeseran pelayanan medis menjadi
pemeliharaan kesehatan ( Preventif dan Promotif )
Fokus penanggulangan kesehatan : upaya menyehatkan keluarga dan
masyarakat

Strategi Pelayanan Usia Lanjut


Pencegahan
Pemeliharaan
Peningkatan Kesehatan
Penyembuhan
Pemulihan
Strategi Puskesmas Santun Usia Lanjut
Acuan Pengelolaan Program Usia Lanjut untuk Peningkatan Kualitas dan
Pengembangan Pelayanan
Puskesmas Santun
Usia Lanjut
Puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan kepada pra usia lanjut
dan usia lanjut meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Unsur Puskesmas Santun Usia Lanjut
Pro Aktif
Fasilitas tersendiri di Puskesmas
Santun : sopan, hormat, dan menghargai sosok insan lebih tua dan
dorongan mandiri shg derajat kesehatan optimal
Pelayanan oleh tenaga Profesional dengan kerjasama lintas sektor dan
swasta yang berazaskan kemitraan
Pelayanan standar teknis

Aspek Pembinaan dan Pelayanan Kesehatan


Promotif
* Sasaran langsung : Usila berdasarkan umur
* Sasaran tidak langsung : penyuluhan
Preventif
Pemeriksaan dini dan pemeliharaan kesehatan

3. Kuratif
4. Rehabilitatif
mengembalikan secara maksimal dan kemandirian usia lanjt

Ciri Puskesmas Santun Usia Lanjut


Pelayanan baik, berkualitan dan sopan
Kemudahan pelayanan usila
Keringanan atau penghapusan biaya
Dukungan usila untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan agar sehat
dan mandiri
Pelayanan Pro-aktif, sasaran sebanyak mungkin di wilayah kerja Puskesmas
Kerjasama lintas program dan lintas sektor
Pelayanan Baik, Berkualitas dan Sopan
Sabar
Penjelasan secara tuntas
Pelayanan sesuai Prosedur
Menghargai usila dengan sopan dan santun
Usia Lanjut
Seorang laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahuna atau lebih, baik
secara fisik masih potensial ataupun sudah bermasalah
Kesehatan Usia lanjut
Kesehatan meliputi jasmani, rohani maupun sosial

Usia Lanjut
Laki-laki atau perempuan yang berusia 60 tahun atau lebih baik secara fisik
masih mampu ataupun karena sesuatu hal tidak mampu lagi
Kesehatan Usia lanjut
Kesehatan individu yang berusia 60 tahun keatas baik secara jasmani,
rokhani ataupun sosialnya
Pelayanan Usia lanjut

Memelihara kondisi kesehatan


Melakukan diagnosa dan pengobatan yang tepat
Memelihara kemandirian secara maksimal
Memberi bantuan moral dan perhatian
Sasaran Pembinaan
Sasaran langsung
Kelompok menjelang usila : 45-59 tahun
Kelompok Usila ; 60-69 tahun
Kelompok Usila Resiko Tinggi :
Usila umur lebih 70 tahun dan usila penderita sakit
Sasaran tidak langsung

Keluarga dimana usila tinggal


Petugas panti werda
Organisasi sosial, LSM

Peubahan Usia Lanjut


Perubahan Fisiologis
warna rambut berubah, kelainan gigi, gangguan pencernaan,tonus otot
berkurang ( keriput)
Penyakit
Osteoporosis, Hypertensi / Stroke, diabetes Mellitus, penyakit
kardiovaskuler, gangguan pencernaan, gangguan fungsi reproduksi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai