Anda di halaman 1dari 9

April 2016

KUANTITASI MIKROBIA
Raifa Azizia Mustaqima
Program Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarbaru, 70714
ABSTRAK
Berbagai perhitungan menggunakan metode MPN hampir semuanya menunjukkan hasil
positif, sedangkan pada perhitungan menggunakan SPC jumlah koloni juga didapat.
Kesimpulan dari praktikum ini adalah, coliform adalah golongan bakteri yang merupakan
campuran antara bakteri fekal dan bakteri non fekal. Prinsip penentuan angka bakteri
coliform adalah bahwa adanya pertumbuhan bakteri coliform yang ditandai dengan
terbentuknya gas pada tabung Durham, setelah diinkubasikan pada media yang sesuai.
Banyaknya gas dalam tabung durham menunjukkan bahwa pada tabung durham itu
banyak terdapat mikrob, selain itu terjadi kekeruhan pada larutan medium yang
digunakan pada uji penduga dan uji penguat, hal ini terjadi karena disebabkan terjadinya
aktivitas mikrob-mikrob tersebut dan terjadinya proses metabolisme dari mikrob
tersebut.mikrob pathogen seringkali ditularkan melalui air yang tercemar sehingga
menimbulkan penyakit bawaan manusia maupun hewan. Praktikuim ini bertujuan dari
praktikum ini adalah untuk mengetahui kuantitas mikroba dengan menggunakan metode
tertentu. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan metode Standart Plate
Count (SPC) dan Most Probable Test (MPN). Hasil yang didapat air ledeng dan air sungai
yang dilakukan

Kata kunci: Kuantitasi, SPC, MPN


PENDAHULUAN
Sel bakteri dapat diibaratkan sebagai mesin sintetik yang memiliki
kemampuan untuk menduplikasikan atau membuat salinan dirinya sendiri. Proses
pertumbuhan bakteri dari berbagai bakteri melibatkan sebanyak 2000 reaksi
kimia. Beberapa dari reaksi ini melibatkan proses transformasi energi (Pelczar &
Chan, 2008). Bakteri merupakan organisme uniseluler yang tumbuh dengan cara
pembelahan biner yaitu satu sel membelah secara simetris. Untuk mempermudah
perhitungan koloni diperlukan pengetahuan mengenai mirfologi bakteri bakteri
tersebut sehingga media pertumbuhan air yang digunakan sesuai dengan sifat
bakteri tersebut. Kehadiran mikro pada makanan dibutihkan dan digemari oleh
manusia (Dwijoseputro, 2005).
Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan
untuk mengetahui mutu bahan pangan, dan proses yang akan diterapkan pada
bahan pangan tersebut. Ada beberapa cara untuk mengukur atau menghitung
mikrob yaitu dengan perhitungan jumlah sel, perhitungan massa sel secara
langsung, dan pendugaan massa sel secara tak langsung (Waluyo, 2005). Teknik
yang paling umum digunakan untuk pengukuran pertumbuhan ditentukan oleh
kemudahan melaklukan serta keuntungan dan kerugian dari metode tersebut.
Tidak ada teknik tunggal yang paling baik dalam pengukuran pertumbuhan
bakteri, pendekatan yang sesuai tergantung pada kondisi percobaan atau penelitian
(Pelczar & Chan, 2008).

April 2016

Berbagai mikrob pathogen seringkali ditularkan melalui air yang tercemar


sehingga menimbulkan penyakit bawaan manusia maupun hewan, oleh karena itu
perlu dilakukan penelitian mengenai adanya mikron dalam suatu makanan dan
minuman agar dapat dikonsumsi manusia dengan layak sehingga tidak
menimbulkan penyakit akibat kontaminasi mikrob dalam makanan dan minuman
dan dapat memenuhi kebutuhan secara optimal. Bakteri bakteri indikator
sanitasi umumnya adalah bakteri yang lazim terdapat dan hidup pada usus
manusia. Adanya bakteri tersebut pada air atau makanan menunujukkan bahwa
dalam satub tahap atau lebih dalam pengolahan air atau makanan pernah
mengalami kontak dengan kotoran yang berasal dari usus manusia dan oleh
karenanya mungkin mengandung bakteri lain yang pathogen (Suriawiria, 2005).
Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang
dapat hidup akan berkembang menjadi satu koloni, jumlah koloni yang muncul
pada cawan merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup
yang terkandung dalam sampel. Teknik yang harus dikuasi dalam metode ini
adalah mengencerkan sampel dan mencawankan hasil pengenceran tersebut.
(Dwidjoseputro, 2005).
Metode Most Porbable Number (MPN) standar World Health
Organization (WHO) dalam identifikasi coliform dalam air dan makanan tertentu.
Metode MPN terdirindari tiga tahap, yaitu uji penduga (presumtive test), uji
konfirmasi (confermed test), dan uji pelengkap (completed test). Dalam uji tahap
pertama, keberadaan coliform masih dalam tingkat porbabilitas rendah, masih
dalam dugaan, uji ini mendeteksi sifat fermentatif coliform dalam sampel. Metode
MPN biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikrob di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh berbentuk padat
(Waluyo, 2005).
Prinsip utama metode ini adalah mengencerkan sampel sampai tingkat
tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang sesuai dan jika
ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung positif
kadang kadang tetapi tidak selalu tabung positif yang muncul. Jumlah sampel
atau pengenceran yang baik adalah yang menghasilkan tabung positif kadang
kadang tapi tidak selalu. Semakin besar jumlah sampel yang dimasukkan
(semakin rendah pengenceran yang dilakuakan) maka semakin sering tabung
positif yang muncul, semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan (semakin
tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung positif
muncul. Semua tabung positif yang dihasilkan sangat tergantung dengan
probabilitas sel yang terambil oleh pipet saat memasukkannya ke dalam media.
Oleh karena itu homogenisasi sangat mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif
(ya) atau negative (tidak) ini menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada
sampel sebelum diencerkan (Subadi, 2009).
Metode MPN merupakan uji deretan tabung yang menyuburkan
pertumbuhan bakteri coliform sebagai indikator, sehingga diperoleh nilai untuk
penduga jumlah coliform dalam sampel yang diuji. Uji ini diawali dengan
memasukkan 10 mL cairan dari sampel ke dalam lauryl tryptose broth. Dalam uji
duga setiap tabung yang menghasilkan gas dalam masa inkubasi diduga
mengandung bakteri coliform, uji dinyatakan positif apabila terdapat gas pada
tabung durham. Tabung yang memeperlihatkan gas diuji lebih lanjut dengan uji
peneguhan. Uji peneguhan dilakuakans untuk meneguhkan bahwa gas yang

April 2016

terbentuk gas yang terbentuk disebabkan oleh kuman coliform dan buakn
disebabkan oleh kerja sama beberapa spesies lan sehingga terbentuk gas. Uji
peneguhan menggunakan media BGLB (Brilian Green Lactose Broth) yang
diinokulasikan dengan satu masa ose media yang memperlihatkan hasil positif
pada uji duga (Tryana, 2008).
METODE
Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah air galon, air
comberan, NaCl fisiologis 0,85%, alkohol 70%, medium NA, medium LB, dan
medium BGLB.
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, pipet
steril, cawan petri, colony counter, tabung Durham, lampu bunsen, incubator, dan
lup inokulasi.
Hitungan Cawan (Standart Plate Count)
Seri pengenceran disiapkan dalam tabung-tabung reaksi berisi NaCl fisiologis,
sampel dipipet sebanyak 1 mL dimasukkan ke dalam 9 mL NaCl fisiologis
sebagai pengenceran 10-1. Pengenceran dilakukan hingga 10-5, dari pengenceran
10-3, 10-4, dan 10-5 diinokulasikan sebanyak 1 mL ke dalam cawan petri. Medium
NA dituangkan yang bersuhu 45oC ke dalam cawan petri yang berisi suspense
bakteri hasil pengenceran. Dibiarkan hingga memadat dan diinkubasi terbalik
pada suhu 35oC selama 24-48 jam. Hasilnya diamati dan hitungan dengan colony
counter per mL sampel, mulai dari jumlah 25-250 atau 30-300 koloni yang
tumbuh dihitung, jumlahnya dikalikan dengan pengenceran.
Jumlah Perkiraan Terdekat (Most Probable Number)
Uji Penduga (Presumtive Test)
10 mL contoh diinokulasikan ke dalam 5 tabung medium LB seri ganda.
10 mL contoh diinokulasikan ke dalam 5 tabung medium LB seri tunggal.
0,1 mL diinokulasikan ke dalam 5 tabung medium LB seri tunggal. Semua
tabung diinkubasikan pada suhu 35oC selama 24 jam, bila terbentuk asam
dan gas, maka hasilnya dinyatakan positif. Tabung-tabung yang belum
menunjukkan adanya gas diinkubasikan kembali pada suhu 35 oC selama
24 jam lagi. Hasilnya dicatat, dihitung dengan table MPN. Hasil tersebut
menyatakan MPN coliform.
Uji Penguat (Confirm Test)
Tahap I
1 ose biakan diinokulasikan dari setiap tabung uji penduga yang positif,
masing-masing ke dalam 2 seri tabung berisi medium BGLB. Satu seri
BGLB diinkubasikan yang telah diinokulasikan pada suhu 35oC dan satu
yang lainnya pada suhu 45oC. Hasil pengamatan dicatat, dihitung dengan
tabel MPN. Hasil tersebut menyatakan MPN coli fecal.
Tahap II
Medium endo agar yang telah dituang disiapkan ke dalam cawan petri
steril. Satu ose biakan dari tabung BGLB diambil yang menunjukkan
reaksi positif. Diinokulasikan ke dalam medium endo agar dengan cara
3

April 2016

menggoreskan di atas permukaan. Setelah 24-48 jam, diamati adanya


koloni bakteri yang berwarna hijua metalik. Hasilnya dicatat, kemudian
dihitung dengan tabel MPN.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan mengenai kuantitasi
mikrobia,dimana praktikum ini bertujuan untuk mengenalkan mahasiswa terhadap
metode-metode perhitungan populasi mikrobia.
Tabel 1. Jumlah koloni SPC
Sampel

Pengenceran

Keterangan
Jumlah Koloni

Tanah

10-3

29

Ditemukan koloni

10-3 D

Kontaminasi

10-4

Ditemukan koloni

10-4 D

15

Ditemukan koloni

10-5

15

Ditemukan koloni

10-5 D

Ditemukan koloni

Tabel 2. Hasil Uji Penduga


Sampel

Air galon

Air Comberan

Media LB

Jumlah
Tabung
Positif

DS 10 ml

SS 1,0 ml

SS 0,1 ml

DS 10 ml

SS 1,0 ml

SS 0,1 ml

MPN Indeks
(MPN/100 ml)

>1100/100 ml

1100/100 ml

Tabel 3. Hasil Uji Penguat (Tahap 1)


Sampel

Media BGLB

Jumlah Tabung
Positif

MPN Indeks
(MPN/100 ml)

April 2016

Air Galon

Air Comberan

DS 10 ml

SS 1,0 ml

SS 0,1 ml

DS 10 ml

SS 1,0 ml

SS 0,1 ml

>1100/100 ml

1100/100 ml

Tabel 4. Hasil Uji Penguat (Tahap 2)


Jenis Sampel

Air Galon

Air Comberan

Kode Sampel

Keterangan

DS 10 ml

Positif

SS 1,0 ml

Positif

SS 0,1 ml

Positif

DS 10 ml

Positif

SS 1,0 ml

Positif

SS 0,1 ml

Negatif

Keterangan Positif yang dimaksud adalah ketika warna koloninya hijau metalik
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengenal metode metode perhitungan
populasi mikrob. Praktikum kali ini menggunakan metode tidak langsung atau
jumlah perhitungan jumlah terkecil yaitu Most Porbable Number (MPN) dan
Standart Plate Count (SPC), dengan menggunakan air ledeng dan air sungai. MPN
adalah suatu metode enumerasi mikroorganisme yang menggunakan data dari
hasil pertumbuhan mikroorganisme pada medium cair spesifik dalam seri tabung
yang ditanam dari sampel padat atau cair yang ditanam berdasarkan jumlah
sampel atau diencerkan menurut tingkat seri tabungnya sehingga dihasilkan
kisaran jumlah mikroorganisme yang diuji dalam nilai MPN/satuan volume atau
massa sampel.
Pengamatan tabung yang positif dilihat dengan mengamati timbulnya
kekeruhan pada larutan medium yang digunakan dan terbentuknya gelembung/gas
di dalam tabung Durham untuk mikrob pembentuk gas. Metode penghitungan

April 2016

dengan MPN (Most Probable Number) dilakukan dengan 3 seri (tahap) pengujian
yaitu uji Penduga (Presumtive test), uji penguat (Confirm test) dan uji Pelengkap
(Complete Test). Banyaknya gas dalam tabung Durham menunjukkan bahwa pada
tabung Durham itu banyak terdapat mikrob, selain itu terjadi kekeruhan pada
larutan medium yang digunakan pada uji penduga dan uji penguat, hal ini terjadi
karena disebabkan terjadinya aktivitas mikrob-mikrob tersebut dan terjadinya
proses metabolisme dari mikrob tersebut. Hasil positif ini ditunjukkan dengan
melihat isi dari tabung Durham yang ada pada tabung reaksi, apabila tabung
Durham berisi gas lebih dari atau sama dengan setengah dari tabung Durham
berarti hasil yang didapat adalah positif sedangkan jika gas kurang dari setengah
tabung Durham berarti hasilnya negatif.
Berdasarkan hasil pengamatan pada Uji Hitungan Cawan (Standart Plate
Count), pada air ledeng tidak ditemukan koloni atau bakteri coliform. Hal ini
menunjukkan bahwa air ledeng aman untuk dikonsumsi. Tidak terdapatnya bakteri
coliform pada air ledeng bisa dipengaruhi oleh faktor suhu atau temperatur. Suhu
yang tinggi dapat membunuh bakteri coliform, selain itu juga bisa disebabkan
dalam air ledeng mengandung kaforit sehingga menyebabkan bakteri coliform
tidak dapat hidup.
Uji penduga menggunakan medium Lactose Broth double strength dan
single strength. Hasil yang diperoleh pada uji penduga, air sungai menunjukkan
hasil positif karena ada gas yang terbentuk lebih dari setengah tabung Durham
pada kesembilan kode sampel. berdasarkan hasil, ditemukan bakteri coliform pada
air sungai, hal ini berdasarkan adanya gas yang terbentuk pada tabung Durham,
dengan nilai MPN pada air sungai sebesar 2400 sel/100 mL. Hasil positif pada uji
penduga selanjutnya akan dilakukan uji penguat tahap I, semua hasil air sungai
yang positif akan diinokulasikan pada medium BGLB (Brilliant Green Lactose
Broth). Tujuan dari uji penguat ini adalah untuk melihat terbentuknya asam dan
gas setelah diinkubasi selama 2x24 jam. Berdasarkan hasil yang didapat, tabung
yang berisi air sungai menghasilkan asam dan gas.
Uji penguat tahap II dilakukan setelah uji penguat tahap I, satu ose biakan
dari tabung BGLB yang menunjukkan reaksi positif diinokulasikan ke dalam
medium endo agar dengan cara digoreskan di atas permukaannya, kemudian
diinkubasi terbalik selama 2x24 jam, hasil akan dinyatakan positif apabila
terbentuk bakteri berwarna hijau metalik. Hasil yang diperoleh yaitu air sungai
dengan sampel Double Strength (DS) 10 mL Terdapat koloni bakteri yang
berwarna hijau metalik begitu juga dengan air sungai sampel Single Strength (SS)
1 mL menunjukkan hasil positif terdapat koloni bakteri yang ditunjukkan dengan
warna hijau metalik, sedangkan air sungai dengan sampel Single Strength (SS) 0,1
mL menunjukkan hasil negatif mengandung bakteri karena tidak berwarna hijau
metalik.
Bakteri E.coli yang ditemukan pada air sungai menandakan air sungai
tersebut merupakan tempat habitat yang sangat baik untuk E. coli karena nutrisi
untuk bakteri E. coli sangat terpenuhi. Hal ini membuktikan air sungai tersebut
tidak cocok dipakai oleh masyarakat untuk konsumsi sehari-hari. Dari hasil yang
diperoleh dapat diketahui bahwa jenis bakteri yang ditemukan pada air sungai
Intansari adalah beragam dan dengan bentuk yang beragam pula, walaupun
berasal dari koloni bakteri yang sama, namun tidak memastikan bahwa bentuknya
akan selalu sama pula. Untuk hasil yang diperoleh kali ini, bakteri yang

April 2016

mendominasi adalah bakteri berwarna merah dengan Gram negatif yang


merupakan bakteri jenis E. coli. E. coli merupakan cemaran bakteri yang dapat
membahayakan konsumen. Infeksi E. coli pada manusia dapat menimbulkan
terjadinya diare, demam dan kadang-kadang disertai muntah-muntah (Suwito &
Andriani, 2012).
Keberadaan Coliform Fecal dalam air dapat menjadi indikator adanya
pencemaran air oleh tinja (Natsir, 2014). Sumber pencemaran tinja secara
langsung akan mempengaruhi atau mencemari air yang akibatnya tidak layak
untuk digunakan bakteri pencemar belum tentu pathogen, tetapi berlimpah dalam
limbah manusia (Nobel et al., 2011). Makanan juga sering terkontaminasi oleh
kontaminan kimia dan kontaminan biologi. Salah satu kontaminan biologi yang
paling sering dijumpai pada makanan adalah bakteri golongan Coliform yaitu
Escherichia coli. Echerichia coli berasal dari tinja manusia dan hewan, tertular ke
dalam makanan karena perilaku penjamah yang tidak higienis, pencucian
peralatan yang tidak bersih, kesehatan para pengolah danm penjamah makanan
serta penggunaan air pencuci yang mengandung coliform, E. coli, dan faecal
coliform (Mansauda dkk, 2014).
Coliform adalah kelompok bakteri gram negative berbentuk batang yang
pada umumnya menghasilkan gas jika ditumbuhkan dalam medium laktosa dan
terbentuknya asam ditandai dengan perubahan warna biakan menjadi putih atau
kuning. Tabung durham digunakan untuk mengetahui adanya pembentukan gas
oleh bakteri yang terdapat dalam sampel tersebut. Tahap ini masih merupakan uji
presumtif (Mansauda dkk, 2014). Beberapa coliform ditemuak pada vegetasi
tanah. Coliform fecal adalah bakteri yang biasanya hidup di usus hewan berdarah
panas membuat mereka menjadi indikator apabila ada kontaminasi tinja. Di luar
usus hewan berdarah panas coli fecal dapt bertahan dalam jangka waktu yang
lama. Bakteri coliform dapat menjadi indikator, yang bertanggung jawab terhadap
berbagai penyakit yang ditularkan melalui air (Campbell, et al., 2011).
KESIMPULAN
Kesimpulan dari praktikum ini adalah, coliform adalah golongan bakteri
yang merupakan campuran antara bakteri fekal dan bakteri non fekal. Prinsip
penentuan angka bakteri coliform adalah bahwa adanya pertumbuhan bakteri
coliform yang ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung Durham, setelah
diinkubasikan pada media yang sesuai. Banyaknya gas dalam tabung durham
menunjukkan bahwa pada tabung durham itu banyak terdapat mikrob, selain itu
terjadi kekeruhan pada larutan medium yang digunakan pada uji penduga dan uji
penguat, hal ini terjadi karena disebabkan terjadinya aktivitas mikrob-mikrob
tersebut dan terjadinya proses metabolisme dari mikrob tersebut. Bakteri E.coli
yang ditemukan pada air sungai menandakan air sungai tersebut merupakan
tempat habitat yang sangat baik untuk E. coli karena nutrisi untuk bakteri E. coli
sangat terpenuhi. Infeksi E. coli pada manusia dapat menimbulkan terjadinya
diare, demam dan kadang-kadang disertai muntah-muntah.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, J.W., A.Watson, C. Watson, H. Ball, & R. Pirkell. 2011. Eschericia
coli, Other Coliform, and Enviromental Chemoheterotrophic Bacteria in

April 2016

Isolated Water Pools from Six Caves in Nothern Alabama and Northwestern
Georgia. Journal of Cave and Karst Studies. 73(2):75-82.
Dwijoseputro, D. 2005. Dasar Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Mansauda, K.L.R., Fatimawali, & N. Kojong. 2014. Analisis Cemaran Bakteri
Coliform pada Saus Tomat Jajanan Bakso Tusuk yang Beredar di Manado.
Jurnal Ilmiah Farmasi. 3(2): 37-44.
Natsir, N.A. 2014. Analisis Kandungan MPN Coliform Fecal pada Sumur Galian
dan Sumur Bor di RT. 01 Desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota
Ambon. Jurnal Fikratuna. 6(1): 57-65.
Nobel, R.T., D.F. Moore, M.K. Leecaster, C.D. McGee, & S.B. Weisberg. 2011.
Comparison of Total Caliform, Fecal Coliform, and Enterococcus Bacterial
Indicator Response For Ocean Recretional Water Quality Testing. Morhead
City.
Pelczar, M.J. & E.C.S. Chan. 2008. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI
Press.
Subandi. 2009. Mikrobiologi Dasar. Bandung: Gunung Jati Press.
Suriawiria. 2005. Mikrobiologi Dasar dalalm Praktek. Jakarta. PT.Gramedia.
Suwito, W. & Andriani. 2012. Teknologi Penanganan Susu Yang Baik Dengan
Mencermati Profil Mikroba Susu Sapi Di Berbagai Daerah J. Pascapanen
9(1): 35 44.
Tryana, S.T. 2008. Dasar Dasar Mikrobiologi. Malang: Djambatan.
Waluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.

JCKK 143)

April 2016

Anda mungkin juga menyukai