Anda di halaman 1dari 5

INISIASI 3 Ketahanan Nasional

Intisari Materi Ketahanan Nasional


Sejarah Bangsa dan Latar belakang Tannas
Bangsa Indonesia mengalami penjajahan berabad-abad lamanya. Penjajahan itu mengakibatkan
penderitaan lahir dan batin, kemiskinan dan kebodohan. Perjuangan mengusir penjajah mulai dari
perlawanan Sultan Agung dari kerajaan Mataram pada tahun 1613 sampai perlawanan Sisingamangaraja
(Batak) pada tahun 1900 tidak pernah berhasil. Hal ini karena di satu sisi, tidak adanya persatuan dan
kesatuan di kalangan bangsa Indonesia dan di sisi lain keragaman bangsa Indonesia mudah
dieksploitasi dengan politik pecah belah atau adu domba atau secara populer disebut juga politik de
vide et impera.
Perjuangan selanjutnya memunculkan angkatan perintis kemerdekaan (1908) yang ditandai dengan
berdirinya Budi Utomo, dan 20 tahun kemudian muncul angkatan Penegas Sumpah Pemuda (1928).
Strategi perjuangan dalam melawan penjajah diubah dengan jalan Pendidikan Untuk Memajukan Bangsa
dan Membangkitkan Semangat Nasionalisme. Hasil perjuangan yang menonjol dalam periode ini adalah
tumbuh semangat atau jiwa persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia (ingat ikrar Sumpah Pemuda).
1945), merupakanPeriode selanjutnya, masa penjajahan Jepang (1942 babak baru perjuangan bangsa
Indonesia. Pada mulanya bangsa Indonesia bersimpati pada penjajah baru ini. Bangsa Indonesia
menduga bahwa Jepang akan membantu mempercepat proses perjuangan mencapai kemerdekaan.
Akan tetapi, kenyataannya sangat mengecewakan bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia, makin
menderita, dan makin miskin. Hasil bumi maupun ternak rakyat banyak disita untuk kepentingan penjajah.
Banyak rakyat Indonesia dipaksa menjadi Romusha (pekerja paksa) baik di Indonesia maupun dikirim
ke luar negeri, untuk kepentingan pemerintahan militer Jepang pada waktu itu yang sedang terdesak oleh
tentara Sekutu. Kondisi ini dapat Anda tanyakan pada pelaku sejarah di daerah Anda sendiri sehingga
Anda dapat membandingkan kondisi pada masa penjajahan Belanda dengan Jepang.
Namun, pada hakikatnya penjajah siapa pun bangsanya pada intinya membawa kesengsaraan,
penderitaan lahir batin bagi bangsa terjajah.
Oleh karena itu, pada masa pendudukan militer Jepang yang kita kategorikan sebagai penjajah, muncul
perlawanan (ingat bukan pemberontakan) di beberapa tempat, antara lain di Blitar oleh anggota Peta dan
di Jawa Barat (Singaparna). Tentu saja perlawanan terhadap Jepang itu tidak hanya di kedua tempat
tersebut. Banyak perlawanan terhadap Jepang ini tidak terekam dalam catatan sejarah yang kita pelajari,
tetapi yang dapat Anda saksikan adalah makam pahlawan yang bertebaran di seluruh Indonesia yang
isinya antara lain pejuang-pejuang yang gugur di zaman penjajahan Jepang.
Peperangan melawan penjajah ini tiada hentinya. Perjuangan di daerah yang satu dapat dipadamkan,
tetapi di daerah lain muncul perjuangan baru, bak kata pepatah patah tumbuh hilang berganti atau mati
satu tumbuh seribu. Pengorbanan mereka tidak sia-sia, semangat juang dan kerelaan berkorban demi
bangsanya perlu kita warisi. Kesempatan emas itu datang dengan ditaklukkannya Jepang kepada Sekutu
15 Agustus 1945. Maka pada tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia, dan
terbentuklah Negara Republik Indonesia.
Untuk lebih memahami latar belakang tannas dari sisi sejarah sejak perlawanan Sultan Iskandar Muda
(Kerajaan Aceh) sampai dengan Kemerdekaan RI disajikan dalam ringkasan di atas.
Walaupun kemerdekaan sudah diproklamasikan, perjuangan bangsa Indonesia terus dilanjutkan untuk
mempertahankan kemerdekaan dari serangan-serangan pasukan bangsa asing. Konflik dengan tentara
Sekutu tidak bisa dihindarkan. Pasukan tentara Sekutu yang tergabung dalam Allied Forces Netherland
East Indies (AFNEI) yang seharusnya bertugas menerima penyerahan tentara Jepang, membebaskan
tawanan perang, menjamin keadaan damai dan penyerahan pemerintahan ke pihak sipil, ternyata
diboncengi tentara Netherland Indies Civil Administration (NICA) dan menginjak-injak harga diri bangsa
Indonesia yang telah menyatakan dirinya merdeka.
Pertempuran terjadi di Surabaya (ingat peristiwa 10 November yang kita Desember 1945,peringati
sebagai hari pahlawan), di Ambarawa November April 1946, pertempuran didi Medan Area (Sumatra

Utara) Desember 1945 Bandung, Maret 1946 (ingat peristiwa Bandung Lautan Api 24 Maret 1946) dan
tempat-tempat lainnya di wilayah Indonesia.
350 Tahun lebih menderita, hasilnya adalah Kemiskinan dan Penderitaan Lahir Batin
Upaya Perlawanan yang dilakukan oleh Bangsa
Indonesia, antara lain:
- Iskandar Muda di Aceh (1636)
- Sisingamangaraja dari Batak (1900) Perjuangan tersebut Penjajah
- 1837)Imam Bonjol di daerah Minangkabau (1822 belum berhasil Politik, pecah
- Badarudin di daerah Palembang (1817) belah dan
- Sultan Tirtayasa dari Banten (1650) kuasa (Sistek
- Untung Suropati dari Jatim (1670) dan Sissos)
- Jalantik dari Bali (1850) Kurang adanya persatuan
- Anak Agung Made dari Lombok (1895)
- Pangeran Antasari dari Kalsel (1860)
- Hasanuddin dari Makasar (1660)
- Pattimura dari Maluku (1817)
Tahap Perjuangan selanjutnya: Cara Perjuangan terhadap Penjajah diubah
(1) Angkatan Perintis (1908)dengan jalan:
Dirintis oleh Budi Utomo yakni Di didik untuk memajukan Bangsa
(2) Angkatan Penegas (1928):Hasil perjuangan yang menonjol "Jiwa Sumpah Pemuda
Bangsa Indonesia".

Persatuan

1945)Pada periode Penjajahan Jepang (1942


Merupakan babak Penjajahan Baru sehingga timbul berbagai pemberontakan melawan Jepang sebab
penjajahan jepang tetap menimbulkan Kemiskinan dan Penderitaan
Perlawanan terhadap tentara Belanda (NICA), terjadi setelah usai perundingan Linggar Jati, Belanda
melakukan kecurangan dengan Agresi Militer I pada tanggal 21 Juli 1947. Perlawanan terus dilanjutkan
dan berakhir pada perundingan Renvile 8 Desember 1947 yang membuat Indonesia menjadi bagian dari
Uni Indonesia Belanda.
Setelah perjanjian Renvilee timbul pula pengkhianatan Partai Komunis Indonesia yang
memproklamasikan negara Republik Soviet Indonesia pada tanggal 18 September 1948. Selesai
peristiwa Madiun (affair Madiun) Belanda (NICA) melakukan agresi Militer II pada tanggal 19 Desember
1948. Hal itu membawa Indonesia-Belanda ke Konferensi Meja Bundar (KMB) pada tanggal 23 Agustus
1949. Hasil KMB membuat Indonesia menjadi Negara Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari 16 negara
bagian. Ternyata kemudian bentuk negara federal ini tidak dikehendaki oleh sebagian besar rakyat
Indonesia. Disadari bentuk negara federal ini tidak dilandasi konsepsi yang kuat, latar belakang
pendirinya adalah untuk menghancurkan Indonesia hasil proklamasi 17 Agustus 1945. Oleh karena itu,
antara RIS dan Republik Indonesia (sebagai Negara Bagian RIS) sepakat untuk membentuk negara
kesatuan, dan pada tanggal 17 Agustus 1950 RIS menjelma menjadi negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Hikmah perjuangan bangsa dan negara RI dari peristiwa perlawanan terhadap tentara asing sejak
proklamasi kemerdekaan sampai 17 Agustus 1950 adalah sebagai berikut.
1. Kendatipun Tentara Inggris dan Belanda lebih modern persenjataan dan organisasinya, tidak membuat
perjuangan rakyat Indonesia pupus, semangat juang terus dikobarkan. Keberanian berkorban demi
bangsa dan negara (membela tanah air) membudaya di kalangan pemuda (ingat semboyan merdeka
atau mati!).
2. Politik devide et impera Belanda gagal. Bangsa Indonesia mengutamakan persatuan dan kesatuan.

Sementara itu, di dalam negeri terjadi konflik akibat kekacauan politik dan gerakan pembangkangan
Kartosuwirjo yang tidak puas terhadap hasil perundingan Renvile. Kartosuwiryo mengumumkan
berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) tanggal 7 Agustus 1949 (latar belakang ideologi agama) di Jawa
Barat dan Jawa Tengah. Pemberontakan yang dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan terhadap
kebijaksanaan pemerintah pusat (Darul Islam di Sulawesi Selatan dan Aceh). Ketidakpuasan politik dan
golongan terhadap pemerintah Pusat (PRRI/Permesta), bermotifkan ideologi komunis (Pemberontakan
Gerakan 30 September/PKI) sampai kepada pemberontakan yang bermotifkan nostalgia pada zaman
kolonial (pemberontakan Kapten Andi Azis, RMS/APRA). Walaupun berbagai bentuk pemberontakan itu
dapat dipadamkan, konflik-konflik yang bersifat lokal dan bernuansa SARA (Suku, Agama, Ras dan AntarGolongan) kerap terjadi, namun dapat diatasi dengan baik.
Uraian tersebut menggambarkan pada Anda bahwa bangsa Indonesia sejak kelahirannya (proklamasi)
terus-menerus mengalami krisis. Namun, kenyataannya sampai sekarang bangsa Indonesia dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Hal itu terjadi karena bangsa Indonesia memiliki tannas
sebagai bangsa.
Walaupun bangsa Indonesia berjuang menghadapi tentara asing (penjajah) maupun konflik internal di
dalam negeri dengan berbagai latar belakangnya, namun bangsa Indonesia tetap utuh dalam wadah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa bangsa dan negara Indonesia
mempunyai keuletan dan ketangguhan (Ketahanan) dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya
(National Survival). Oleh karena itu, dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup, bangsa
Indonesia harus mempunyai tannas (National Resillience). Tannas itu harus dibina dan ditingkatkan
sejalan dengan perkembangan bangsa Indonesia dan lingkungan strategiknya.
Rumusan terakhir tannas, merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa. Di dalamnya
mengandung keuletan dan ketangguhan yang mampu mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan
itu kita perlukan untuk mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG),
yang datang dari dalam atau dari luar, yang langsung atau tidak langsung membahayakan identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.
Untuk lebih memahami pengertian tannas dengan kalimat yang panjang di atas coba Anda perhatikan
Gambar Bagan Skematis Pengertian Tannas
Pengertian Landasan dan Ciri Tannas
Tannas pada hakikatnya adalah kemampuan dan ketangguhan suatu bangsa untuk menjamin
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara.
Dalam fungsinya sebagai sistem pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan nasional maka dalam
penyelenggaraan atau pembinaan tannas dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan.
Kedua pendekatan itu (kesejahteraan-keamanan) tidak kita pisahkan dan hanya bisa dibedakan bak satu
keping mata uang, sisi yang satu berupa aspek kesejahteraan dan sisi yang lainnya berupa aspek
keamanan. Penekanan pada salah satu aspek tergantung pada kondisi yang dihadapi oleh suatu bangsa.
Tannas dilandasi oleh Wasantara dalam upaya mencapai tujuan dan cita-cita bangsa sebagai
pengejawantahan Pancasila.
Asas tannas, yaitu (1) pendekatan kesejahteraan dan keamanan, (2) komprehensif dan integral.
Sebagai doktrin ia merupakan cara terbaik yang diakui kebenarannya dan dijadikan pedoman dalam
memenuhi tuntutan perkembangan, bangsa dan lingkungan untuk kelangsungan hidup dan kejayaan
bangsa dan negara.
Sebagai metode pemecahan masalah maka ia akan menjelaskan:
1. kondisi kehidupan nasional dalam suatu waktu;
2. memprediksi kehidupan nasional pada waktu yang akan datang;
3. mengendalikan kehidupan nasional agar sesuai dengan kondisi yang diharapkan atau ditetapkan.
Selain mempunyai asas ia juga mempunyai sifat, yaitu
(1) manunggal, (2) mawas ke dalam
dan ke luar, (3) kewibawaan,
(4) berubah menurut waktu, (5) tidak membenarkan adu kekuatan atau

adu kekuasaan, dan (6) percaya pada diri sendiri.


Tannas sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan sistem kehidupan nasional mempunyai
wajah dan fungsi. Wajah tannas dalam bentuk kondisi, doktrin, dan metode. Sebagai kondisi merupakan
totalitas segenap aspek kehidupan bangsa yang didasarkan nilai persatuan dan kesatuan (Wasantara)
untuk mewujudkan daya tangkal, daya kekebalan dan daya kena dalam berinteraksi dengan lingkungan.
Sebagai doktrin ia merupakan cara terbaik yang ada untuk mengimplementasikan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan. Sebagai metode ia merupakan cara pemecahan masalah nasional dalam
perkembangan bangsa dan untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Fungsi tannas adalah sebagai doktrin perjuangan nasional, metode pembinaan kehidupan nasional, pola
dasar pembangunan nasional dan sebagai sistem kehidupan nasional.
Keterkaitan Antargatra Dalam Tannas dan Ketahanan Gatra Tannas
Pengelompokan bidang kehidupan bangsa Indonesia dibuat dalam 8 kelompok gatra (model) bidang
kehidupan. Kedelapan gatra tersebut (Astagatra) dibagi dalam dua kelompok, yaitu trigatra (geografi,
sumber kekayaan alam, dan demografi) dan pancagatra (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan
hankam).
Gatra-gatra tersebut dapat dibedakan secara teoretik tetapi tidak bisa dipisahkan karena keterkaitan yang
kuat satu sama lain. Oleh karena itu, astagatra ini harus dilihat secara holistik dan integral (bulat utuh
menyeluruh).
Trigatra bersifat statis dan Pancagatra bersifat dinamis. Trigatra merupakan modal dasar untuk
meningkatkan Pancagatra. Kelemahan di dalam satu gatra dapat mempengaruhi gatra yang lain dan
sebaliknya meningkatnya kekuatan pada salah satu gatra dapat meningkatkan gatra yang lain (sinergi).
Tannas pada hakikatnya adalah upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan keamanan. Dalam rangka
itu, peranan gatra terhadap kondisi kesejahteraan dan keamanan sebagai berikut.
1. Ada gatra yang sama besar peranannya untuk kesejahteraan dan keamanan.
2. Ada gatra yang lebih besar peranannya untuk kesejahteraan daripada keamanan.
3. Ada gatra yang lebih besar peranannya untuk keamanan daripada kesejahteraan.
Trigatra, ideologi, politik peranannya sama besar dalam kesejahteraan dan keamanan.
Gatra Ekonomi, sosial budaya lebih besar untuk kesejahteraan daripada keamanan.
Hankam lebih besar untuk kesejahteraan keamanan daripada kesejahteraan. Tannas merupakan resultan
(hasil) dari ketahanan masing-masing aspek kehidupan (gatra).
TRI GATRA
Kelompok gatra alamiah adalah:
1. Geografi,
2. Kekayaan alam,
3. Demografi (kependudukan)
PANCA GATRA
Kelompok gatra sosial adalah:
1. Ideologi
2. Politik
3. Ekonomi
4. Sosial Budaya
5. Hankam
Kedelapan aspek tersebut masing-masing berhubungan, kait-mengait utuh menyeluruh membentuk tata
laku sistem kehidupan nasional. Pembidangan kehidupan nasional sebanyak delapan adalah
kesepakatan bangsa Indonesia, para ahli dari negara lain membaginya tidak hanya delapan bidang

kehidupan, tetapi bisa kurang atau lebih. Hal ini tergantung pada latar belakang dan visi masing-masing
tentang kehidupan nasional tersebut.
Landasan Tannas
Tannas sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan sistem kehidupan nasional di dalam
pelaksanaannya mempunyai landasan yang kuat yaitu Pancasila, UUD 1945 dan Wasantara.
Perwujudan Tannas
Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa Indonesia, pada dasarnya untuk mewujudkan
tannas. Titik berat pembangunan nasional pada bidang ekonomi karena bidang ekonomi ini mempunyai
daya biak terhadap bidang-bidang kehidupan lainnya, untuk meningkatkan spektrum kemampuan kita
sebagai bangsa dan negara.
Peningkatan spektrum kemampuan tersebut untuk menghasilkan daya kembang, daya tangkal dan daya
kena. Untuk itu, diperlukan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia
yang berkualitas tinggi (menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta dilandasi oleh iman dan taqwa
berakar pada budaya Pancasila) merupakan kunci dari peningkatan tannas. Oleh karena itu, dalam
pembangunan nasional, pembangunan sumber daya manusia merupakan titik sentral dan hal ini sejalan
dengan hakikat pembangunan nasional Indonesia yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan
pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Dalam pembangunan nasional diperlukan pimpinan nasional yang kuat, berwibawa, serta mampu
mempersatukan bangsa serta mempunyai visi ke depan membawa bangsa Indonesia dalam mencapai
tujuan dan cita-cita nasional.
Dalam ketatanegaraan Indonesia, mekanisme kepemimpinan nasional telah ditetapkan yang dikenal
dengan mekanisme kepemimpinan 5 tahun yang dibagi dalam 13 tahapan.
Dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat ini perlu diwaspadai masih adanya bahaya
laten yang bersifat ideologis maupun non-ideologis yang ingin memecah belah kita sebagai bangsa.
Untuk itu, diperlukan kewaspadaan nasional yang sejalan dengan itu yakni berkehidupan Pancasila
(budaya Pancasila) yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Last modified: Wednesday, 17 September 2014, 3:43 PM

Anda mungkin juga menyukai