Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seorang anak di sebut remaja apabila anak telah mencapai usia 10-18 tahun.
Menurut Undang-Undang No.4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah
individu yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah (Proverawati &
Misaroh, 2009).
Masalah yang biasanya terjadi pada remaja terutama pada remaja putri yang
mempunyai kecenderungan nerotis dalam usia pubertas, banyak mengalami konflik batin
dari datangnya menstruasi pertama yang dapat menimbulkan beberapa tingkah laku
patologis, meliputi kecemasan-kecemasan berupa fobia, wujud minat yang sangat
berlebih, rasa berdosa atau bersalah yang sangat ekstrim yang kemudian menjelma
menjadi reaksi paranoid (Yetty, 2005).
Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya, pada
remaja putri yang mengalami menarche tanpa pengetahuan yang cukup akan mengalami
berbagai kecemasan, kecemasan tersebut akan dapat berkurang apabila tersedianya
layanan pendidikan kesehatan di sekolah-sekolah serta meningkatnya keinginan remaja
untuk membaca buku-buku kedokteran (Burn, 2000).
Pengetahuan tentang menarche perlu dimiliki remaja putri sejak dini, karena
pengetahuan ini nantinya akan berpengaruh terhadap kesiapan remaja putri menghadapi
menarche. Berdasarkan penelitian Henny (2012) mengenai pengaruh penyuluhan
kesehatan terhadap peningkatan tingkat pengetahuan tentang menarche mengungkapkan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara penyuluhan kesehatan terhadap
peningkatan tingkat pengetahuan tentang menarche. Jadi, dengan meningkatnya
pengetahuan remaja putri diharapkan nantinya dapat menurunkan kecemasan remaja putri
dalam menghadapi menarche.
Menarche merupakan peristiwa paling penting pada remaja putri sebagai pertanda
siklus masa subur sudah dimulai. Datangnya menarche justru membuat sebagian remaja,
takut dan gelisah karena beranggapan bahwa darah haid merupakan suatu penyakit
(Rosidah, 2006), namun beberapa remaja justru merasa senang sewaktu mendapatkan
menarche, terutama mereka yang telah mengetahui tentang menarche.
Menarche adalah haid yang pertama terjadi yang merupakan ciri khas kedewasaan
seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Ern, F. P, (2005 : 69 ) Kecemasan yang sering
dialami remaja putri adalah kecemasan ketika mereka menghadapi menarche,Pendidikan
kesehatan adalah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada
kelompok atau individu Apa sebabnya kita memberikan pendidikan kesehatan terhadap
remaja tentang menarche, karena banyaknya tingkat kecemasan pada remaja saat

menghadapi menarche dan Kecemasan menarche bisa berpengaruh buruk jika frekuensi
timbulnya sering kali terjadi.
Akibat dari memberikan pendidikan kesehatan tentang menarche pada remaja
adalah untuk menurunkan tingkat kecemasan pada remaja saat mengalami menarche.
Rencana tempat penelitian ini adalah SD Negeri I pekarungan Kecamatan
Sukodono. Berdasarkan survey pendahuluan yang telah dilakukan dari 41 siswi, yang
telah mengalami menarche sebanyak 7 siswi, mereka menyebutkan timbul perasaan
cemas, takut, kwatir dan gelisah karena tidak tahu dan mengira menarche akan terjadi
ketika SLTP, timbul kecemasan karena kurangnya pengetahuan tentang menarche, terjadi
penurunan semangat belajar dan timbul rasa malu, dari siswi yang belum menarche
mereka menyebutkan belum pernah mendapatkan materi pendidikan kesehatan tentang
menarche, timbul berbagai perasaan negatif seperti cemas, takut dan bingung ketika
menghadapi menarche.
Dari survey pendahuluan tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat kecemasan dalam
menghadapi menarche pada siswi SD Negeri I pekarungan kecamatan sukodono.

Anda mungkin juga menyukai