Konsep Tumbang 1
Konsep Tumbang 1
OLEH :
AINUL MAUNAH
EDIATI ROESDA A
A. LATAR BELAKANG
Nutrisi yang adekuat merupakan suatu hal yang sangat diperlukan tubuh dalam
kaitannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
akan sangat membantu seseorang untuk mempertahankan kondisi tubuh dalam mencegah
terjadinya suatu penyakit, mempertahankan suhu tubuh dalam kondisi yang normal serta
menghindari proses infeksi. Masalah nutrisi dan perkembangan mempunyai hubungan
yang cukup erat, dengan adanya masalah pada nutrisi akan berpengaruh pada
perkembangan otak anak, karena untuk berkembang sel-sel membutuhkan nutrisi.
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan mulai dari
konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas untuk setiap anak.
Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus menerus serta rumit antara faktor
genetik dan faktor lingkungan bio-fisiko-psikososial tersebut. Penilaian tumbuh kembang
anak perlu dilakukan untuk menentukan apakah tumbuh kembang seorang anak berjalan
normal atau tidak, baik dilihat dari segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan
menunjukkan tumbuh kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisikopsikososial yang adekuat.
Pada saat ini berbagai metode deteksi dini untuk mengetahui gangguan
pertumbuhan dan perkembangan anak telah dibuat. Pertumbuhan anak diperhitungkan
setidaknya untuk menilai asupan nutrisi yang menunjang pertumbuhan anak, demikian
pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat
mengakibatkan
gangguan
perkembangan
anak.
Karena
deteksi
dini
kelainan
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Mampu mengelola dan melakukan deteksi dini gangguan nutrisi, pertumbuhan dan
perkembangan pada anak usia toddler.
Tujuan Khusus
Dengan memberikan Asuhan Keperawatan pada anak usia toddler dengan gangguan
nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan diharapkan Mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan konsep dasar gangguan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan pada
anak usia todler
b. Melakukan pengkajian yang lengkap pada anak usia toddler yang mengalami
gangguan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan
c. Menganalisa hasil pengkajian dan merumuskan masalah keperawatan sesuai etiologi
pada gangguan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan anak usia todller
d. Menentukan perencanaan dari diagnosa keperawatan pada gangguan nutrisi,
pertumbuhan dan perkembangan anak usia todller
e. Memberikan intervensi yang tepat untuk menyelesaikan masalah keperawatan yang
muncul pada gangguan nutrisi, pertumbuhan dan perkembangan anak usia todller
f. Melakukan evaluasi pada intervensi yang diimplementasikan pada gangguan nutrisi,
pertumbuhan dan perkembangan anak usia todller
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
1. Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
system tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan (www.wikipedia.org).
2. Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh, dalam
arti sebagian atau seluruhnya karena adanya multiplikasi (bertambah banyak) sel-sel
tubuh dan juga karena bertambah besarnya sel. Jadi, pertumbuhan lebih ditekankan
pada pertambahan ukuran fisik seseorang, yaitu menjadi lebih besar atau lebih matang
bentuknya, seperti pertambahan ukuran berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala
(dr. Kusnandi Rusmil dkk, 2006).
3. Perkembangan
Perkembangan adalah kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil
proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ dan sistemnya yang terorganisasi.
Jadi perkembangan lebih ditekankan pada pertambahan kematangan fungsi dari
masing-masing bagian tubuh, seperti berfungsinya jantung untuk memompa darah,
kemampuan untuk bernafas, kemampuan untuk terungkap, duduk, berjalan, berbicara,
serta kematangan emosi dan sosial anak (dr. Kusnandi Rusmil dkk, 2006).
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
b. Keluarga
Ada keluarga, yang mempunyai tubuh gemik atau perawakan pendek.
c. Umur
Masa pranatal, masa bayi dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
d. Jenis kelamin
Wanita akan mengalami masa pra pubertas lebih dahulu dibanding laki-laki.
e. Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misal : sindrom down.
2. Pengaruh hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa pranatal, yaitu saat janin berumur 4
bulan. Pada masa itu terjadi pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh
kelenjar pituitari. Kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang
berguna untuk metabolisme serta maturasi tulang, gigi dan otak.
b. Mekanis
Posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan
kongenital.
c. Pakaian
d. Perumahan
e. Higiene diri dan lingkungan
f. Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi)
2. Asih
a. Kasih sayang orang tua
b. Rasa aman
c. Harga diri
d. Dukungan atau dorongan
e. Mandiri
f. Rasa memiliki
g. Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan dan pengalaman
3. Asah (kebutuhan stimulasi)
Stimulasi adalah adanya perangsangan dari lingkungan luar anak, yang berupa latihan
atau bermain. Stimulasi merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk
pertumbuhan dan perkembangan anak. Anak yang banyak mendapatkan stimulasi
yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang
mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi ini sudah dapat dilakukan sejak masa
pranatal dan setelah lahir dengan cara menetekkan bayi pada ibunya sendiri mungkin.
Asah merupakan kebutuhan anak untuk perkembangan mental psikososial anak yang
dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.
d. Vitamin
Vitamin merupakan zat yang sangat diperlukan oleh tubuh dalam proses
pertumbuhan, perkembangan, pertahanan tubuh dan reproduksi. Vitamin dibagi
menjadi dua, yang larut dalam lemak dan yang larut dalam air.
Vitamin yang larut dalam lemak :
1. Vitamin A
Penting untuk pertumbuhan tulang, rambut, dan kulit serta kesehatan mata.
Vitamin A juga berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Sumber vitamin A : hati, daging, mentega, keju, susu, kuning telur, buah dan
sayuran berwarna.
2. Vitamin D
Membantu tubuh untuk menyerap kalsium dan fosfor, membentuk dan menjaga
kesehatan tulang dan gigi. Sumber Vitamin D : susu dan hasilnya, kuning telur,
hati ikan tuna, salem
3. Vitamin E
Penting untuk proses metabolisme, menjaga kesehatan kulit dan otot. Sebagai
antioksidan dalam menjaga sel dan jaringan tubuh dari kerusakan. Sumber
Vitamin E : kuning telur, kacang kedelai, sayuran hijau, margarin, roti, kentang
dan gandum.
4. Vitamin K
Penting untuk penggumpalan darah. Sumber vitamin K : sayuran hijau.
Vitamin yang larut dalam air :
1. Vitamin C
-
Penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi, gusi, kulit, otot dan tulang
serta membantu
Status gizi balita diklasifikasikan dalam gizi buruk, gizi kurang dan gizi baik. Pada
umumnya KEP lebih banyak terdapat di daerah pedesaan dari pada daerah perkotaan.
Disamping kemiskinan, faktor lain yang berpengaruh adalah kurangnya pengetahuan
masyarakat tentang makanan pendamping ASI (MP-ASI) atau pemberian makanan
sesudah bayi disapih serta tentang pemeliharaan lingkungan yang sehat.
2. Anemia Gizi Besi (AGB)
Penyebab masalah AGB adalah kurangnya daya beli masyarakat untuk mengkonsumsi
makanan sumber zat besi, terutama dengan ketersediaan bilogik tinggi (asal hewan), dan
pada perempuan ditambah dengan kehilangan darah melalui haid atau pada persalinan.
AGB menyebabkan penurunan kemampuan fisik atau produktivitas kerja, penurunan
kemampuan berfikir dan penurunan antibodi sehingga mudah terserang infeksi.
Penanggulangannya dilakukan melalui pemberian tablet atau sirup besi kepada kelompok
sasaran.
3. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Kekurangan iodium terutama terjadi di daerah pegunungan, dimana tanah kurang
mengandung iodium. Penanggulangan masalah GAKI secara khusus dilakukan melalui
pemberian kapsul minyak beriodium kepada semua wanita subur dan anak sekolah dasar
di daerah endemik. GAKI menyebabkan pembesaran kelenjar gondok. Pada anak
menyebabkan hambatan dalam pertumbuhna jasmani, maupun mental. Ini menampakkan
diri berupa keadaan tubuh yang cebol, dungu, terbelakang atau bodoh.
4. Kurang Vitamin A (KVA)
Kekurangan vitamin A menyebabkan kebutaan, mengurangi daya tahan tubuh sehingga
mudah terserang infeksi, yang sering menyebabkan kematian pada anak-anak. Penyebab
masalah KVA adalah kemiskinan dan kurangnya pengetahuan tentang gizi.
H. PERTUMBUHAN TODDLER
Usia 12-24 bulan
2U
1. Riwayat Prenatal
Perlu ditanyakan pada ibu apakah ada tanda-tanda resiko tinggi saat hamil, seperti
terinfeksi Torch, berat badan tidak naik, preklamsi dll, serta apakah kehamilannya
dipantau secara berkala. Kehamilan risiko tinggi yang tidak ditangani dengan benar dapat
mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan riwayat prenatal maka keadaan anknya
dapat diperkirakan
2. Riwayat Kelahiran
Perlu ditanyakan pada ibu mengenai cara kelahiran anaknya, apakah secara normal dan
bagaimana keadaan bayi waktu lahir. Anak yang dalam kandungan terdeteksi sehat,
apabila kelahirannya mengalami gangguan (cara kelahiran seperti forceps, partus
lama/kasep), maka gangguan tersebut dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak.
3. Pertumbuhan Fisik
Dengan pengukuran antropometri seperti:
Pemeriksaan fisik dimulai dari head to toe, selain itu tanda-tanda vital dan keadaan umum
perlu dikaji
6. Perkembangan Anak
Perkembangan motorik kasar
Perkembangan motoroik halus
Perkembangan bahasa/bicara
Perkembagan sosial
7. Data Lain
Yang termasuk data lain adalah pola makan, pada aktivitas anak dat penunjang lainnya
seperti pemeriksaan laboratorium serta data yang diperlukan terutama bila anak berada di
klinik
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak adekuatnya
intake nutrisi
Intervensi:
a. Kaji antropometri
b. Kaji pola makan
c. Berikan intake makanan tinggi; kalori, protein, mineral dan vitamin
d. Frekuensi makan dapat ditingkatkan setiap 3 4 jam dan selingi dengan makanan
kecil yang tinggi kalori dan protein.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan tidak adanya kandunagn makanan yang
cukup
Intervensi:
a. Personal Sosial
Berikan penjelasan pada orang tua bahwa anak mempunyai kebutuhan untuk
bersosialisasi seperti anak-anak yang lain
Dorong keluarga untuk mengajarkana nak yang dapat diterima secara sosial
Fasilitasi anak untuk berhubungan dengan teman sebaya
b. Motorik Kasar
Berikan stimulasi pda sektor motorik kasar, seperti menarik mainan, berjalan
mundur, naik dan turun tangga, menendang bola, melompat dan menangkap
BAB III
PROSES ASUHAN KEPERAWATAN (KASUS)
A. PENGKAJIAN
a. Tanggal Pengkajian
b. Tempat
: 5 Maret 2009
c. Identitas
- Nama
: Anak N
- Alamat
: Gunung Pati
- Tanggal Lahir
: 19-11-2007
- Umur
: 15 bulan 16 hari
- Orang Tua
Nama Ayah
: Tn. K
Nama Ibu
: Ny. U
Umur
: 20 tahun
Umur
: 30 tahun
Pekerjaan
: swasta
Pekerjaan
: swasta
Pendidikan
: STM
Pendidikan
: SMP
d. Alasan Datang
Anak N belum bisa membalik (setelah tengkurap tidak bisa kembali telentang).
e. Riwayat Penyakit Sekarang
Anak N belum bisa membalik (setelah tengkurap tidak bisa kembali telentang). Anak N
belum bisa merangkak. Anak N sudah mampu mengangkat dada dan bertumpu pada
kedua tangannya. Ketika berusia 8 bulan, Anak N pernah dirawat di RSUP Dr. Kariadi
karena gizi buruk.
: usia 2 bulan
- DPT
g. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran composmentis
2. Antropometri
Berat Badan
: 6 kg
Tinggi Badan
: 67,5 cm
Lingkar Lengan
: 13 cm
Lingkar Kepala
: 41 cm
Lingkar Dada
: 38,5 cm
3. Head To Toe
a. Kepala : bentuk mikrocephal
b. Mata
c. Telinga : bentuk simetris, letak daun telinga sejajar dengan mata, tidak ada
serumen
d. Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada sekret
e. Mulut
f. Leher
g. Dada
: 24 x/menit
Suhu : 37oC
Nadi : 120 x/menit
h. Sistem Pencernaan (cairan dan nutrisi)
Anak N setiap hari makan bubur atau nasi biasa tanpa sayur, hanya kuahnya saja. An. N
makan 3x sehari, namun tidak pernah habis (5-7 sendok). An. N masih minum ASI
i. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat Penyakit
Ny. U mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mempunyai gangguan perkembangan
seperti An. N
j. Riwayat Sosial
Setiap hari An. N diasuh oleh ibunya
k. Pengkajian Nutrisi (Z-Score)
Berat Badan
: 6 Kg
Panjang Badan
: 67,5 cm
Umur
1,10
0,8
SD Lower
Mampu daag-daag
Mampu meraih
4. Perkembangan Bahasa
-
Ny. U mengatakan An. N belum mampu makan dan menggunakan sendok garpu
sendiri
2. Motorik Halus
-
3. Motorik Kasar
Ny. U mengatakan An. N tidak bisa membalik (setelah telungkup tidak bisa
telentang kembali)
4. Bahasa
-
Ny. U mengatakan tidak pernah mengajari anak N secara khusus tentang cara
mengucapkan kata-kata
B. ANALISA DATA
Nama
: An. N
Umur
NO
1.
TANGGAL
5 Maret 09
DATA FOKUS
DS:
ETIOLOGI
MASALAH
TTD
Kelompok
DO:
2.
5 Maret 09
Berat badan : 6 kg
DS:
Kurang stimulasi
Ny. U mengatakan An. N tidak bisa membalik
DO:
3.
5 Maret 09
DS:
kembang: gangguan
bahasa
DO:
4.
5 Maret 09
DS:
Kurang stimulasi
Ny. U mengatakan tidak pernah mengajari An.
N mencorat-coret dan menyusun kubus
DO:
5.
5 Maret 09
Mampu meraih
DS:
Kurang stimulasi
DO:
Mampu tersenyum
Mampu daag-daag
C. PROBLEM LIST
1. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake makanan tidak adekuat
2. Gangguan tumbuh kembang: gangguan motorik kasar b.d kurang stimulasi
3. Gangguan tumbuh kembang: gangguan bahasa b.d kurang stimulasi
D. RENCANA KEPERAWATAN
NO
TANGGAL/JAM
NO. DX
TUJUAN
INTERVENSI
TTD
1.
5 Maret 09
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Jelaskan faktor penyebab gangguanKelompok
keperawatan selama 1 x 2 jam
nutrisi yang mungkin terjadi pada An. N
diharapkan gangguan nutrisi
(tanpa lauk dan sayur, hanya 3-7
kurang dari kebutuhan tubuh
sendok)
dapat diatasi dengan KH Ny. U:
2. Jelaskan cara pemberian nutrisi yang
1. Mampu menjelaskan faktor
tepat (dengan lauk, sayur, bervariasi)
yang mempengaruhi intake
3. Diskusikan dengan klien makanan yang
makanan tidak adekuat
disukai yang bisa meningkatkan nafsu
2. Mampu menyebutkan nutrisi
makannya
yang tepat untuk An. N
4. Anjurkan Ny. U untuk meningkatkan
frekuensi makan
3. Mampu
menyebutkan
makanan kesukaan An. N
5. Anjurkan Ny. U menciptakan suasana
yang bisa meningkatkan nafsu makan
An N (bermain, jalan-jalan)
2.
5 Maret 09
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Jelaskan pada Ny. U pentingnyaKelompok
keperawatan selama 1 x 2 jam
menstimulasi perkembangan motorik
diharapkan gangguan tumbuh
kasar pada An. N
kembang: gangguan motorik
2. Ajarkan
kepada
Ny.
U
cara
kasar tidak terjadi dengan KH:
menstimulasi An N untuk berguling1. Ny. U mengetahui cara
guling/membalik(letakkan
mainan
menstimulasi perkembangan
motorik
kasar
An
N
(memiring-miringkan
badan/membalik)
2. Ny.
U
mampu
mendemonstrasikan
cara
menstimulasi perkembangan
motorik
kasar
An
N
4. Anjurkan Ny. U memberikan pujian jika
(memiring-miringkan
An. N berhasil atau berusaha melakukan
badan /membalik)
tugasnya
(memberi
tepuk
tangan/senyuman/memeluk)
5. Anjurkan Ny. U medemonstrasikan cara
An N di rumah
3.
5 Maret 09
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Jelaskan pada Ny. U pentingnyaKelompok
keperawatan selama 1 x 2 jam
menstimulasi perkembangan bahasa
diharapkan gangguan tumbuh
pada An. N
kembang: gangguan bahasa
kepada
Ny.
U
cara
dengan dapat diatasi dengan KH: 2. Ajarkan
menstimulasi An N untuk menirukan
1. Ny. U mengetahui cara
dan mengucapkan kata-kata (saat
menstimulasi perkembangan
berbicara dengan bayi ulangi beberapa
bahasa An. N (saat berbicara
kata beberapa kali dan usahakan agar
dengan bayi ulangi beberapa
bayi menirukan)
kata beberapa kali dan
usahakan
agar
bayi 3. Anjurkan Ny. U memberikan pujian jika
An. N berhasil atau berusaha melakukan
menirukan)
2. Ny.
U
mampu
tugasnya
(memberi
tepuk
mendemonstrasikan
cara
tangan/senyuman/memeluk)
menstimulasi perkembangan
4. Anjurkana Ny. U mendemonstrasikan
bahasa An. N
cara
menstimulasi
perkembangan
bahasa An. N
5. Motivasi Ny. U agar rutin menstimulasi
An N di rumah
4.
5 Maret 09
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Jelaskan pada Ny. U pentingnyaKelompok
keperawatan selama 1 x 2 jam
menstimulasi perkembangan motorik
diharapkan gangguan tumbuh
hlaus pada An. N
kembang: motorik halus pada An.
2. Ajarkan
kepada
Ny.
U
cara
N dapat diatasi dengan KH:
menstimulasi An N untuk menata balok
1. Ny. U mengetahui cara
dan berlatih mencorat-coret dengan
menstimulasi perkembangan
krayon/pensil warna
motorik halus pada An. N
(menata balok dan berlatih 3. Jelaskan pada Ny. U pentingnya
mendampingi An. N selama pemberian
mencorat-coret
dengan
stimulasi
(menjamin
kemanan:
krayon/pensil warna)
peralatan tidak tertelan)
2. Ny.
U
mampu
mendemonstrasikan
cara 4. Anjurkan Ny. U memberikan pujian jika
An. N berhasil atau berusaha melakukan
menstimulasi perkembangan
tugasnya
(memberi
tepuk
motorik halus pada An. N
tangan/senyuman/memeluk)
5. Anjurkan Ny. U mendemonstrasikan
cara
menstimulasi
perkembangan
motorik halus pada An. N
6. Motivasi Ny. U agar rutin menstimulasi
An N di rumah
5.
5 Maret 09
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Jelaskan pada Ny. U pentingnyaKelompok
keperawatan selama 1 x 2 jam
menstimulasi perkembangan personal
diharapkan gangguan tumbuh
sosisal pada An. N
kembang: Personal sosial pada
kepada
Ny.
U
cara
An. N dapat diatasi dengan KH: 2. Ajarkan
menstimulasi perkembangan personal
1. Ny. U mengetahui cara
social An N (bermain bola, melatih
menstimulasi perkembangan
minum dengan cangkir)
Personal sosial pada An. N
3. Anjurkan Ny. U memberikan pujian jika
2. Ny.
U
mampu
An. N berhasil atau berusaha melakukan
mendemonstrasikan
cara
tugasnya
(memberi
tepuk
menstimulasi perkembangan
tangan/senyuman/memeluk)
Personal sosial pada An. N
3. Anjurkan Ny. U mendemonstrasikan cara
menstimulasi perkembangan Personal
sosial pada An. N
An N di rumah
E. IMPLEMENTASI
NO
1.
TANGGAL/JAM NO. DX
5 Maret 09
IMPLEMENTASI
EVALUASI
TTD
faktor
penyebabS:
Kelompok
gangguan nutrisi yang mungkin
terjadi pada An. N (tanpa lauk dan Ny. U mengatakan akan
memberi makan An. N dengan
sayur, hanya 3-7 sendok)
menu yang bergizi (sayur dan
2. Menjelaskan cara pemberian nutrisi
ikan), sering dan bervariasi
yang tepat (dengan lauk, sayur,
Ny. U mengatakan An.N suka
bervariasi)
1. Menjelaskan
3. Mendiskusikan
dengan
klien
telur urak-arik
makanan yang disukai yang bisa
O:
meningkatkan nafsu makannya
Ny. U untuk
meningkatkan frekuensi makan
4. Menganjurkan
A: Masalah teratasi
P:
2.
5 Maret 09
Anjurkan
Ny.U
untuk
memberikan nutrisi yang tepat
untuk An.N di rumah
menstimulasi
perkembangan
mendampingi
An.
selama
bila
berhasil/berusaha
melakukan tugasnya
O:
Ny.
U
medemonstrasikan
cara
menstimulasi
perkembangan Ny.U memperhatikan ketika
motorik kasar An N (bergulingdiajari cara menstimulasi An.N
guling/membalik)
A: Masalah teratasi (Ny. U
6. Memotivasi Ny. U agar rutin
mengetahui cara menstimulasi
menstimulasi An N di rumah
perkembangan motorik kasar An N)
P:
3.
5 Maret 09
pada An. N
2. Mengajarkan kepada Ny. U cara
menstimulasi
An
N
untuk
menirukan dan mengucapkan katakata (saat berbicara dengan bayi
ulangi beberapa kata beberapa kali
dan usahakan agar bayi menirukan)
3. Menganjurkan Ny. U memberikan
6. Menganjurkan
Ny.
U
mendemonstrasikan
cara
menstimulasi perkembangan bahasa
An. N
4. Memotivasi
Ny. U agar
menstimulasi An N di rumah
rutin
ketika
4.
5 Maret 09
Kelompok
menstimulasi
perkembangan
Ny.U
mengatakan
akan
mengajari An.N menata balok
dan berlatih mencorat-coret
dengan pensil warna dan akan
mendampingi ketika proses
stimulasi
Ny.U mengatakan akan memuji
An.N bila berhasil melakukan
tugasnya
5.
5 Maret 09
menstimulasi
perkembangan
menstimulasi
perkembanagn
personal sosial An N (bermain bola,
melatih minum dengan cangkir)
Ny. U agar
menstimulasi An N di rumah
Ny.
U
mampu
mendemonstrasikan
cara
menstimulasi
perkembangan
Personal sosial pada An. N
rutin
U
mendemonstrasikan
cara
menstimulasi
perkembangan
Personal sosial pada An. N
5. Memotivasi
Ny.
A: Masalah teratasi
P:
BAB IV
PEMBAHASAN
A. ANALISIS
An. N usia 15 bulan 16 hari (16 bulan) ditemukan dua masalah utama, yaitu
masalah nutrisi dan masalah tumbuh kembang. Kedua masalah ini saling berkaitan dan
mempengaruhi. Dengan adanya masalah nutrisi pada anak, tentunya akan berpengaruh pada
perkembangan otak anak, yang pada masa ini, seharusnya mengalami perkembangan otak
yang pesat. Namun tanpa didukung dengan nutrisi yang adekuat, tentunya perkembangan
otak kurang maksimal dan akan sangat berpengaruh pada perkembangan kognitif seseorang.
Dari hasil pengkajian mengenai nutrisi, didapatkan data adanya gangguan nutrisi
pada An. N. hal ini dibuktikan dari hasil perhitungan WAZ diperoleh -4 yang berarti gizi
buruk, hasil perhitungan WHZ diperoleh -2,125 yang berarti kurus dan hasil perhitungan
HAZ diperoleh -3,9 yang berarti sangat pendek. Gangguan nutrisi yang terjadi pada An. N
terjadi karena intake makanan yang tidak adekuat, hal ini dibuktikan dengan pernyataan Ny.
U bahwa An. N biasa makan bubur/nasi biasa 3x/hari 5-7 sendok tanpa sayur hanya kuah
saja. Kemudian pada usia 8 bulan An. N pernah mempunyai riwayat dirawat di RSDK karena
gizi buruk.
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan nutrisi harus
dilakukan dengan memberikan pengetahuan kepada keluarga antara lain menjelaskan faktor
penyebab gangguan nutrisi yang mungkin terjadi pada An. N, menjelaskan cara pemberian
nutrisi yang tepat, mendiskusikan dengan klien makanan yang disukai yang bisa
meningkatkan nafsu makannya serta menganjurkan Ny. U menciptakan suasana yang bisa
meningkatkan nafsu makan An N.
Dari hasil pemeriksaan Denver didapatkan data bahwa dari sekor Personal Sosial
An. N belum mampu makan sendiri, belum mampu main bola dengan pemeriksa, belum
mampu minum dari cangkir, belum mampu menggunakan sendok garpu, belum mampu
membuka pakaian dan belum mampu menyuapi boneka. Pada usia 15 bulan 16 hari (16
bulan) seharusnya anak sudah mampu melakukan tugas-tugas perkembangan tersebut,namun
An. N pada sektor personal social hanya mampu melakukan tugas perkembangan seperti
anak usia 6 bulan (Denver II-W.K. Frankenburg dan J. B. Dodds, 1990). Pada Anak. N
keterlambatan perkembangan pada sektor personal sosial disebabkan antara lain karena
kurangnya stimulasi dari lingkungan. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan dari Ny. U yang
mengatakan bahwa dirinya tidak pernah mengajari anak. N untuk melakukan tugas
perkembangan sesuai dengan usia 15 bulan 16 hari (16 bulan).
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah gangguan
perkembangan pada sektor personal sosial tidak dilakukan berdasarkan usia anak, namun
disesuaikan dengan usia perkembangan yang telah dicapai. Hal ini dilakukan karena dalam
menstimulasi perkembangan harus dilakukan secara bertahap dan tidak boleh dilompati.
Dalam kasus ini stimulasi yang dianjurkan pada Ny. U untuk dilakukan pada Anak N antara
lain menstimulasi anak untuk bermain bola dan minum dengan cangkir. Hal ini dilakukan
karena disesuaikan dengan usia perkembangan personal sosial yang telah dicapai
sebelumnya.
Dari hasil pemeriksaan didapatkan data pada sector motorik halus antara lain anak
N belum mampu mengambil kubus, belum mampu membenturkan 2 kubus, belum mampu
mengambil manik-manik, belum mampu mencorat-coret dan belum mampu menyusun
menara dari 2 kubus. Berdasarkan hasil pemeriksaan denver, didapatkan hasil anak N baru
mampu melakukan tugas perkembangan motorik halus sesuai dengan usia 4 bulan.
Keterlambatan anak N pada sektor motorik halus ini disebabkan karena kurangnya stimulasi
dari lingkungan, dibuktikan dengan pernyataan Ny. U bahwa dirinya tidak pernah mengajari
anak N mencorat-coret dan menyusun kubus yang seharusnya mampu dilakukan oleh anak
pada usia 15 bulan 16 hari (16 bulan).
Dari hasil pemeriksaan denver pada sektor motorik kasar, didapatkan hasil antara
lain anak N, belum mampu membalik, mampu berdiri dengan pegangan, belum mampu
bangkit untuk berdiri, belum mampu berdiri 2 detik, belum mampu berdiri sendiri dan belum
mampu berjalan dengan baik. Berdasarkan hasil pemeriksaan diatas, diketahui bahwa anak N
baru mencapai tahap usia perkembangan motorik kasar yang setara dengan anak usia 2 bulan.
Dari urutan tahapan perkembangan yang harus dilalui, ada tahapan perkembangan yang
dilompati oleh anak N, yaitu anak N mampu berdiri dengan pegangan. Namun tahapan
perkembangan sebelumnya (membalik) yang seharusnya mampu dilakukan, dalam hal ini
gagal dilakukan. Hal ini dapat terjadi karena pada dasarnya anak N memang seharusnya
sudah melewati tahapan usia tersebut. Penyebab keterlambatan perkembangan yang terjadi
pada anak N dikarenakan adanya masalah pada kognitifnya, yang dibuktikan dengan hasil
pemeriksaan fisik pada lingkar kepala microcephal (41 cm), sedangkan lingkar kepala normal
pada usia 15 bulan 16 hari (16 bulan) harus lebih dari 48 cm. Dengan keadaan fisik kepala
mikrocephal dapat mempengaruhi perkembangan otak seseorang dan hal ini dapat
menyebabkan perkembangan kognitif seseorang terganggu.
Dari hasil pemeriksaan denver pada sektor bahasa didapatkan hasil antara lain
anak N belum mampu meniru bunyi kata-kata, belum mampu mengucapkan mama papa dan
belum mampu mengucapkan kata-kata. Berdasarkan hasil pemeriksaan denver, didapatkan
hasil anak N baru mampu melakukan tugas perkembangan sektor bahasa sesuai dengan usia
2 bulan. Keterlambatan anak N pada sektor bahasa ini disebabkan karena kurangnya
stimulasi dari lingkungan, hal ini dibuktikan dengan pernyataan Ny. U bahwa dirinya tidak
pernah mengajari anak N secara khusus tentang cara mengucapkan kata-kata.
B. EVALUASI
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
system tubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan.
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran fisik (anatomi) dan struktur tubuh yang
lebih ditekankan pada pertambahan ukuran fisik seseorang, sedangkan perkembangan lebih
ditekankan pada pertambahan kematangan fungsi dari masing-masing bagian tubuh.
Keterlambatan perkembangan anak bisa disebabkan oleh keadaan fisik pada saat lahir
seperti keadaan kepala yang kecil (mikrochepal). Pemberian stimulasi terhadap
perkembangan anak yang mengalami keterlambatan dilakukan sesuai urutan tahapan yang
harus dilalui (tidak boleh melompat).
Masalah nutrisi dan perkembangan mempunyai hubungan yang cukup erat, dengan
adanya masalah pada nutrisi akan berpengaruh pada perkembangan otak anak, karena untuk
berkembang sel-sel membutuhkan nutrisi.
B. SARAN
1. Perawat
Perawat sebaiknya memberikan pengetahuan kepada orang tua mengenai gizi dan
tugas-tugas perkembangan sesuai usia anak, baik yang mengalami keterlambatan ataupun
anak yang sehat sehingga penanganan masalah gangguan nutrisi maupun keterlambatan
bisa dilakukan lebih dini.
2. Rumah Sakit
3. Orang tua
Orang tua sebaiknya secara rutin membawa anaknya ke poli Tumbuh Kembang
untuk memanatau status gizi dan tumbuhan-kembang anaknya, walaupun tidak tampak
adanya keterlambatan tumbuh kembang anak. Orang tua sebaiknya juga ikut belajar
mengetahui dan memberikan stimulasi perkembangan anak sesuai dengan tugas
perkembangannya, sehingga bila anak mengalami keterlambatan dalam melakukan tugas
perkembangan bisa mendapatkan pertolongan lebih cepat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan Bidan). Jakarta.
Salemba Medika
2. Soetjiningsih. 1996. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: EGC
3. Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC
4. Rusmil, Kusnandi. 2006. Pedoman Pelaksanaan, Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
April 2009.
10. .Anonim. Panduan Pemberian Makanan Bayi.www.ayahbunda-online.com. diakses 1 April
2009.