Anda di halaman 1dari 5

Komisi Informasi adalah sebuah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan UndangUndang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan

pelaksanaannya termasuk menetapkan


petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik
melalui Mediasi dan ajudikasi nonlitigasi[1] yang untuk pertama kalinya berkerja mulai tanggal 1
Mei 2010 berkaitan dengan akan mulai diberlakukannya Undang Undang nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.[2]
Komisi Informasi terdiri atas Komisi Informasi Pusat, Komisi Informasi Provinsi, dan jika
dibutuhkan Komisi Informasi Kabupaten/Kotayang masing-masing berkedudukan di ibu kota
provinsi dan kabupaten/kota sedangkan pusat berkedudukan di ibu kota Negara.
Susunan keanggotaan Komisi Informasi Pusat berjumlah tujuh orang yang mencerminkan unsur
pemerintah dan unsur masyarakat sedangkan bagi keanggotaan Komisi Informasi pada tingkat
daerah Komisi Informasi provinsi/kabupaten/kota berjumlah lima orang. keanggotaan
mencerminkan unsur pemerintah dan unsur masyarakat dengan dipimpin oleh seorang ketua
merangkap anggota, dan didampingi oleh seorang wakil ketua merangkap anggota dipilih oleh
Komisioner Komisi Informasi yang bersangkutan dan dapat dilakukan melalui pemungutan suara
anggota.
Komisi Informasi sebagai simbol keterbukaan informasi publik di Indonesia, hal ini digambarkan
dengan simbol gembok dan kunci.

Gembok merupakan simbol Badan Publik sebagai lembaga yang sudah ada sejak lama
dan memiliki berbagai macam informasi.

Kunci merupakan simbol Komisi Informasi, sebagai kunci pembuka Keterbukaan


Informasi Publik sehingga informasi publik dapat diakses oleh masyarakat

Fungsi, Tugas,dan Wewenang


Fungsi
KIP berfungsi menjalankan Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan
Pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan
Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.

Tugas
(1) Komisi Informasi bertugas:
Menerima, memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian Sengketa Informasi Publik
melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi yang diajukan oleh setiap Pemohon Informasi
Publikberdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini menetapkan
kebijakan umum pelayanan Informasi Publik menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis.
(2) Komisi Informasi Pusat bertugas:
Menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian sengketa melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi
nonlitigasi;
menerima, memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah selama Komisi
Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota belum terbentuk; dan
memberikan laporan mengenai pelaksanaan tugasnya berdasarkan Undang-Undang ini
kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia setahun sekali atau
sewaktu-waktu jika diminta.
(3) Komisi Informasi Provinsi dan/atau Komisi Informasi Kabupaten/Kota bertugas menerima,
memeriksa, dan memutus Sengketa Informasi Publik di daerah melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi
nonlitigasi.

Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Komisi Informasi memiliki wewenang:
memanggil
dan/atau
mempertemukan
para
pihak
yang
bersengketa;
meminta catatan atau bahan yang relevan yang dimiliki oleh Badan Publik terkait untuk mengambil
keputusan
dalam
upaya
menyelesaikan
Sengketa
Informasi
Publik;
meminta keterangan atau menghadirkan pejabat Badan Publik ataupun pihak yang terkait sebagai
saksi
dalam
penyelesaian
Sengketa
Informasi
Publik;
mengambil sumpah setiap saksi yang didengar keterangannya dalam Ajudikasi nonlitigasi
penyelesaian
Sengketa
Informasi
Publik;
dan
membuat kode etik yang diumumkan kepada publik sehingga masyarakat dapat menilai kinerja
Komisi Informasi
Kewenangan Komisi Informasi Pusat meliputi kewenangan penyelesaian Sengketa Informasi Publik
yang menyangkut Badan Publik pusat dan Badan Publik tingkat provinsi dan/atau Badan Publik
tingkat kabupaten/kota selama Komisi Informasi di provinsi atau Komisi Informasi kabupaten/kota
tersebut
belum
terbentuk.
Kewenangan Komisi Informasi provinsi meliputi kewenangan penyelesaian sengketa yang
menyangkut
Badan
Publik
tingkat
provinsi
yang
bersangkutan.
Kewenangan Komisi Informasi kabupaten/kota meliputi kewenangan penyelesaian sengketa yang
menyangkut Badan Publik tingkat kabupaten/kota yang bersangkutan

https://www.komisiinformasi.go.id/category/profil/tugas-dan-fungsi

Komisi Informasi Publik adalah lembaga independen yang dibentuk berdasarkan UndangUndang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi publik disingkat dengan
UUKIP (Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik). Tepatnya pada Bab VII UUKIP
mengatur tentang fungsi, tugas dan wewenang serta tanggung jawab Komisi Informasi serta
tata cara pembentukan, proses rekruitmentKomisi Informasi dari tingkat pusat hingga
Provinsi dan Kabupaten/Kota di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Berdasarkan ketentuan UUKIP bahwa pembentukan Komisi Informasi (KI) tingkat pusat
harus sudah terbentuk satu tahun semenjak diundang UUKIP ini yaitu Tahun 2009,
sedangkan untuk tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota paling lambat sudah harus terbentuk 2
tahun semenjak di undangkan UUKIP yaitu pada tgl.31 April 2010, namun pada kenyataan
nyahingga saat iniKI tingkat Provinsipun baru ada di empat Provinsi antara lain Jawa Tengah,
Jawa Timur, Pakan Baru dan Lampung namun dalam tahun 2011 diharapkan di 33 Provinsi
proses pembentukan Komisi Informasi Provinsi sudah rampung. Sesuai dengan ketentuan
yang diatur didalam UUKIP bahwa Komisi Informasi adalah Lembaga Independent, sesuai
dengan sistem admininstrasi pemerintahan secara hierarchis dibentuk sebagai berikut :
Komisi Informasi Pusat berkedudukan di Jakarta ibukota NKRI.yang sekarang exist dan baru
saja menyelesaikan ajudikasinonlitigasi termohon ICW atas termohon POLRI tentang kasus
rekening 17 orang pejabat POLRI. Komisi Informasi Provinsi berkedudukan di ibukota
Provinsi. Komisi Informasi Kabupaten/Kota berkedudukan di ibukota Kabupaten/Kota
Komisi Informasi Pusat berjumlah 7(tujuh) orang yang mencerminkan unsur pemerintah dan
unsur masyarakat, terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dan wakil ketua merangkap
anggota, serta 5 orang anggota-anggotanya. Sedangkan Komisi Informasi Kabupaten/Kota
berjumlah 5 orang yang mencerminkan unsur pemerintah dan unsur masyarakat yang terdiri
dari seorang Ketua merangkap anggota, dan wakil Ketua merangkap anggota serta 3 orang
anggota-anggotanya.

Tugas dan wewenang Komisi Informasi itu ialah ; Secara umum bertugas a)Menerima,
memeriksa, dan memutus permohonan penyelesaian sengketa informasi publik melalui
Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi yang diajukan oleh setiap pemohon informasi publik
berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud dalam UUKIP. b)Menetapkan kebijakan umum
pelayanan informasi publik;dan c)Menetapkan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk tehnis.
2.Komisi Informasi Pusat bertugas: a)Menetapkan prosedur pelaksanaan penyelesaian
sengketa melalui mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi; b)Menerima, memeriksa, dan
memeutus sengketa informasi publik didaerah selama Komisi Informasi Provinsi dan/atau
Komisi Informasi Kabupaten/Kota belum terbentuk;dan c)Memberikan laporan mengenai
pelaksanaan tugasnya berdasarkan UUKIP kepada Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat
RI setahun sekali atau sewaktu-waktu jika diminta. 3.Komisi Informasi Provinsi dan Komisi
Informasi Kabupaten/Kota bertugas menerima, memeriksa, dan memutus sengketa informasi
publik didaerah melalui Mediasi dan/atau ajudikasi nonlitigasi. Dalam menjalankan tugasnya
Komisi Informasi memiliki wewenang sesuai dengan wilayah yurisdiksi masing-masing
antara lain ; a)Memanggil dan/atau mempertemukan para pihak yang bersengketa b)Meminta
catatan atau bahan yang relevan yang dimiliki oleh badan publik terkait untuk mengambil
keputusan dalam upaya menyelesaikan sengketa informasi publik; c)Meminta keterangan
atau menghadirkan pejabat badan publik ataupun pihak yang terkait sebagai saksi dalam

penyelesaian sengketa Informasi Publik; d)Mengambil sumpah setiap saksi yang didengar
keterangannya dalam ajudikasi nonlitigasi penyelesaian sengketa informasi publik;dan
e)Membuat kode etik yang diumumkan kepada publik sehingga masyarakat dapat menilai
kinerja Komisi Informasi. f)Kewenangan Komisi Informasi pusat dapat meliputi
KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA Informasi Publik yang menyangkut Badan
Publik pusat dan badan Publik Provinsi dan Kabupaten/Kota yang belum terbentuk Komisi
Informasinya. Pertangungan jawaban Komisi Informasi pusat bertanggung jawab kepada
Presiden dan menyampaikan laporan tentang pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenangnya
kepada DPR RI, sedangkan Komisi Informasi Provinsi,Kabupaten/Kota bertanggung jawab
kepada Kepala Daerah masing-masing dan menyampaikan laporan lengkap tentang
pelaksanaan fungsi, tugas dan wewenangnya kepada DPRD setempat, lapora lengkap yang
disampaikan bersifat terbuka untuk umum. Komisi Informasi dalam melaksanakan fungsi,
tugas dan wewenangnya didukung oleh sekretariat Komisi yang dibentuk berdasarkan
undang-undang, kepala sekretariat disebut dengan Sekretaris, dan staf sektretariatnya adalah
Pegawai Negeri Sipil yang berfungsi tugas membidangi informasi dan komunikasi.
Sedangkan beban biaya pelaksanaan tugas Komisi Informasi ditetapkan oleh APBN untuk
Komisioner Pusat, sedangkan pembiayaan Komisioner Provinsi,Kabupaten/Kota ditetapkan
oleh APBD masing-masing daerah. Proses rekruitmen komisioner dilakukan berdasarkan
pasal 30,31,32,33 UUKIP dilaksanakan secara terbuka, jujur, dan objektif dilaksanakan oleh
tim seleksi yang terdiri dari unsur-unsur ; pemerintah, perguruan tinggi, pers, lembaga sosial
masyarakat, dan daftar calon anggota komisi informasi wajib diumumkan kepada masyarakat
melalui papan pengumuman dan media cetak/elektronik, setiap orang berhak mengajukan
pendapat dan penilaian terhadap calon anggota komisi informasi itu. Karena Komisi
informasi pusat sudah terbentuk, dan Komisi informasi Provinsi Lampung juga sudah
terbentuk, maka disini saya ingin menyampaikan bahwa calon anggota komisi informasi
Kabupaten/Kota hasil rekruitment yang dilaksanakan Tim seleksinya ( Pasal 30
ayat(2)UUKIP ) diajukan kepada DPRD setempat oleh Bupati/Walikota paling sedikit
10(sepuluh)orang calon dan paling banyak 15(lima belas) orang calon, yang selanjutnya
DPRD Kabupaten/Kota melakukan uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon-calon yang
diajukan Bupati/Walikota. Hasil uji kepatutan selanjutnya ditetapkan oleh Bupati/Walikota
untuk 5 (lima) orang calon yang terbaik berdasarkan rangking hasil penilaiannya. Sesuai
denganpasal 33 UUKIP bahwa Komisi Informasi diangkat untuk masa jabatan 4(empat)
tahun dan dapat diangkat kembali untuk satu periode berikutnya. Untuk mendukung
penyelenggaraan pemerintahan yang good governance sangat diharapkan pada tahun
2011,Komisi informasi Kabupaten/Kota di empat belas Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung
agar dapat terbentuk, sehingga Komisi Informasi Provinsi mempunyai jaringan kerja guna
memudahkan penyelenggaraan Keterbukaan Informasi Publik. Diharapkan sesuai dengan
maksud dan tujuan dibentuknya Undang-Undang No.14 tahun 2008 antara lain adalah agar
supaya masyarakat ; dapat mengetahui rencana pembuatan kebijakan publik, program dan
proses pengambilan keputusan, serta alasan pengambilan keputusan publik; berpartisipasi dan
berperan aktip dalam pengambilan kebijakan dan pengelolaan badan publik yang baik.
mengembangkan ilmu pengetahuan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat, serta
meningkatnya pengelolaan pelayanan informasi dilingkungan badan-badan publik, serta
meningkatnya
kualitas
informasi
publik.
Selengkapnya
:
publik_550081cfa333115973510eea

http://www.kompasiana.com/ganibazar/tentang-komisi-informasi-

Anda mungkin juga menyukai