Bab I Pendahuluan
Bab I Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
anatomis, dimana pada fase perkembangan telinga tengah saat usia anak-anak,
tuba eustachius memang memiliki posisi yang lebih horizontal dengan drainase
yang minimal dibandingkan dengan usia lebih dewasa. Hal inilah yang membuat
kecenderungan terjadinya OMA pada usia anak-anak lebih besar dan lebih ekstrim
dibandingkan usia dewasa.3
Otitis media pada anak-anak sering kali didahului dengan infeksi pada
saluran pernafasan atas. Pada penelitian di Arab Saudi tahun 2001 terhadap 112
pasien infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), didapatkan 30%mengalami otitis
media akut, dan sekitar 83%dialami oleh anak-anak berusia 3 tahun. Di Amerika
Serikat, diperkirakan 75% anak mengalami minimal satu episode sebelum usia 3
tahun dan hampir setengah dari mereka mengalaminya tiga kali atau lebih. Di
Inggris setidaknya 25% anak mengalami minimal satu episode sebelum usia 10
tahun. Insiden OMA tertinggi terjadi pada usia 2 tahun pertama kehidupan, dan
yang kedua pada waktu berusia 5 tahun bersama dengan anak masuk sekolah.4
Puncak usia anak mengalami OMA didapatkan pada pertengahan tahun
pertama sekolah, di Swedia mendapatkan 16.611 anak penderita OMA dan
didapatkan anak usia 7 tahun dengan prevalensi terbanyak. Resiko kekambuhan
otitis media terjadi pada beberapa faktor, antara lain <5 tahun, otitis prone (pasien
yang mengalami otitis pertama kali pada usia <6 bulan, 3 kali dalam 6 bulan
terakhir), infeksi pernapasan, perokok, dan laki-laki.5
Di Indonesia, pada penelitian yang dilakukan di Poli THT-KL sub-bagian
Otologi THT-KL RSCM dan Poli THT-KL RSAB Harapan Kita pada Agustus
2004 sampai dengan Februari 2005, terhadap 43 orang pasien yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar1.AnatomiTelingaTengah7
2.1.2AnatomiFisiologiTubaEustachius
TubaEustachius(pharyngotympanictube)menghubungkannasofaringdan
telinga tengah serta menyetarakan tekanan padakedua sisi membran timpani.
MuaratubaEustachiusyangterletakditelingatengahberadapadadindinganterior
dan dari sini akan memanjang ke arah depanmedial, dan ke bawah hingga
memasukinasofaring.TubaEustachiusterdiridariduabagian,yaitu:
1. Bagian yang memiliki struktur tulang, terletak pada bagian sepertiga
mendekatitelingatengah
2. Bagian yang memiliki struktur kartilaginosa, terletak pada bagian dua
pertigayangmendekatinasofaring
Gambar2.TubaEustachius7
Fungsi abnormal tuba Eustachius merupakan faktor yang penting pada otitis
media.Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga
tengahdengannasofaring,yangterdiriatastulangrawanpadaduapertigakearah
nasofaring dansepertiganya terdiri atas tulang.Tuba Eustachius biasanya dalam
keadaansterilsertatertutupdanbaruterbukaapabilaudaradiperlukanmasukke
telingatengahataupadasaatmengunyah,menelandanmenguap.Pembukaantuba
dibantu oleh kontraksi muskulus tensor veli palatine apabila terjadi perbedaan
tekanan telinga tengah dan tekanan udara luar antara 20 sampaidengan 40
mmHg.Tuba Eustachius mempunyaitigafungsipenting,yaituventilasi,proteksi,
dan drainase sekret. Ventilasi berguna untuk menjaga agar tekanan udara
dalamtelinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar. Proteksi, yaitu
melindungtelingatengahdaritekanansuara,danmenghalangimasuknyasekret
2.2Otitis Media
2.2.1 Pengertian Otitis Media
Otitis media adalah peradangan pada sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius antrum mastoid, dan sel-sel mastoid. Banyak ahli
membuat pembagian dan klasifikasi Otitis Media.Secara mudah,Otitis Media
terbagi atas Otitis Media Supuratif dan Otitis Media Non-Supuratif (Otitis media
serosa, Otitis Media Sekretoria,Otitis Media Musinosa,Otitis Media Efusi
(OME).Selain itu itu juga terdapat jenis Otitis Media Spesifik seperti Otitis Media
Tuberkulosa, Otitis Media Sifilitika. Otitis Media yang lain adalah Otitis Media
Adhesiva.8
2.2.2 Definisi Otitis Media Akut
Otitis Media Akut (OMA)adalah peradangan telinga tengah dengan gejala
dan tanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat. Gejala dan tanda klinik lokal atau
sistemik dapat terjadi secara lengkap atau sebagian,baik berupa otalgia,
demam,gelisah,mual, muntah, diare serta otore apabila telah terjadi perforasi
membran timpani. Pada pemeriksaan otoskopik dapat juga dijumpai efusi telinga
tengah. Terjadinya efusi telinga tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai
dengan membengkak pada membran timpani atau bulging,terdapat cairan di
belakang membran timpani, dan otore.8
2.2.3 Etiologi
a) Bakteri
Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang tersering. Menurut
penelitian, 65,75% kasus OMA dapat ditentukan jenis bakteri piogeniknya melalui
isolasi bakteri terhadap kultur cairan atau efusi telinga tengah. Kasus lain
tergolong sebagai non-patogenik karena tidak di temukan mikroorganisme
penyebabnya. Tiga jenis bakteri penyebab Otitis Media tersering adalah
Streptococcus pneumoniae(40%), diikuti oleh Haemophilus influenzae (25-30%)
dan Moraxella catarhalis (10-15%). Kira-kira 5% kasus dijumpai patogenpatogen
yang
lain
seperti
Streptococcus
pyogenes
(group
beta-
adenovirus
(sebanyak
30-40%).
Kira-kira
10-15%
dijumpai
10
Media pada anak laki-laki lebih tinggi dibanding dengan anak perempuan.9Faktor
genetik juga berpengaruh, anak-anak pada ras Native American, inuit, dan
Indigenous Australian menunjukan prevalensi yang lebih tinggi dibanding dengan
ras lain. Status sosial ekonomi juga berpengaruh, seperti kemiskinan, kepadatan
penduduk, fasilitas higiene yang terbatas, status nutrisi rendah dan sulitnya
keterjangkauan terhadap pelayanan pengobatan pada anak-anak. ASI dapat
membantu dalam pertahanan tubuh. Oleh karena itu, anak-anak yang kurangnya
asupan ASI banyak menderita OMA. Lingkungan merokok menyebabkan anakanak mengalami OMA yang lebih signifikan dibanding dengan anak-anak
lain,insiden OMA juga meningkat. Anak dengan adanya abnormalitas
kraniofasialis kongenital mudah terkena OMA karena fungsi tuba Eustachius turut
terganggu,anak mudah menderita penyakit telinga tengah. Otitis Media
merupakan komplikasi yang sering terjadi akibat infeksi saluran nafas atas, baik
bakteri atau virus.10
Faktorgenetik,infeksi,aspekimunologi,danfaktorlingkunganmerupakan
beberapafaktorpredisposisiyangdapatmemicuterjadinyaOMA.Padabeberapa
situasitertentu,alergiatauinfeksisalurannafasatasdapatmenyebabkankongesti
dan pembengkakan dari mukosa nasal, nasofaring, dantuba Eustachius.Hal ini
dapatmemicuobstruksituba Eustachius danmembuatcairansekresiditelinga
tengah terakumulasi.Infeksi sekunder oleh bakteri danvirus pada efusi tersebut
dapatmenghasilkansupurasidantandatandaOMA.
Emonts,dkk(2007)menemukanadanyaketerkaitanyangcukupkuatantara
faktorgenetiksehinggadapatmengakibatkanOMA,bahkanseringterjadisecara
rekuren. Studi yang dilakukannya menunjukkan adanya keterkaitan
11
Breastfeeding
Penitipananak
Etnis
Paparanasaprokok
JenisKelamin
Riwayatpenghuni
rumah>1
Pemakaiandot
Riwayatantibiotik
RiwayatOMA
Musim
Patologilainyang
mendasari
2.2.6
Komentar
Insidensimaksimalberkisarantaraenamsampai24bulan,karenatuba
Eustachiuslebihpendekdanlebihlandai.Fungsifisiologisdan
imunologiyangmasihrendahmembuatanakrentanterkenainfeksi
Menyusuiminimaltigabulandapatmemberikanproteksipadaanak,
disampingkandunganyangadapadaASI
Kontakdenganbeberapaanakdapatmeningkatkanpenyebaranvirus
danbakteri
AnakanakAmerika,Alaska,danInuitKanadamemilikiinsidensiyang
lebihtinggi
Insidensimeningkatdenganadanyaasaprokokdanpolusiudara
Lakilakimemilikiinsidensilebihtinggi
Resikokegagalanpengobatanantibiotikmeningkat
Insidensimeningkat
Resikokegagalanpengobatanantibiotikmeningkat
Resikokegagalanpengobatanantibiotikmeningkat
Insidensimeningkatdimusimgugurdanmusimdingin
Insidensimeningkatpadaanakanakdenganrinitisalergi,cleftpalate,
danDownsyndrome
Patogenesis OMA
Patogenesis OMA pada sebagian besar anak-anak dimulai oleh infeksi
saluran pernafasan atas (ISPA) atau alergi, sehingga terjadi kongesti dan edema
pada mukosa saluran nafas atas, termasuk nasofaring dan tuba Eustachius. Tuba
Eustachius menjadi sempit, sehingga terjadi sumbatan dengan tekanan negatif
pada telinga tengah. Bila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan
refluks atau aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tengah
melalui tuba Eustachius.
Drainase mukosa telinga tengah bergantung pada tuba Eustachius untuk
mengatur proses ventilasi yang berkelanjutan dari nasofaring. Jika terjadi
gangguan akibat obstruksi tuba, akan mengaktifasi proses inflamasi kompleks dan
12
terjadi efusi cairan ke dalam telinga tengah. Kondisi ini merupakan faktor
pencetus terjadinya OMA dan Otitis media dengan efusi. Bila tuba Eustachius
tersumbat, drainase telinga tengah terganggu, mengalami infeksi serta terjadi
akumulasi sekret di telinga tengah, kemudian terjadi proliferasi mikroba patogen
pada sekret.
Akibat dari infeksi virus saluran pernafasan atas, sitokin dan mediator
mediator inflamasi yang dilepaskan akan menyebabkan disfungsi tuba Eustachius.
Virus respiratori juga dapat meningkatkan kolonisasi dan adhesi bakteri, sehingga
mengganggu pertahanan imun pasien terhadap infeksi bakteri. Jika sekret dan pus
bertambah banyak dari proses inflamasi lokal, pendengaran dapat terganggu
karena membran timpani dan tulang-tulang pendengaran tidak dapat bergerak
bebas terhadap getaran. Akumulasi cairan yang terlalu banyak akhirnya dapat
merobek membrane timpani akibat tekanannya yang meninggi.11
Obstruksi tuba Eustachius dapat terjadi secara intraluminal dan ekstraluminal.
Faktor intraluminal adalah seperti akibat ISPA, dimana proses inflamasi terjadi,
lalu timbul edema pada mukosa tuba serta akumulasi sekret ditelinga tengah.
Selain itu, sebagian besar pasien dengan Otitis Media dihubungkan dengan
riwayat fungsi abnormal dari tuba Eustachius, sehingga mekanisme pembukaan
tuba terganggu. Faktor ekstraluminal seperti tumor, dan hipertropi adenoid.11
2.2.7
Gejala Klinis
Gejala klinis OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien.
Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam
telinga, di samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek
sebelumnya. Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selain rasa
13
nyeri, terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa
kurang mendengar. Pada bayi dan anak kecil, gejala khas OMA adalah suhu tubuh
tinggi dapat mencapai 39,50 C (pada stadium supurasi) anak gelisah dan sukar
tidur, tiba-tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang
anak memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka
sekret mengalir ke liang telinga, suhu tubuh turun dan anak tidur tenang.12
Penilaian klinik OMA diginakan untuk menentukan berat atau ringannya
suatu penyakit. Penilaian berdasarkan pada pengukuran temperatur, keluhan orang
tua pasien tentang anak yang gelisah dan menarik telinga atau tugging, serta
membran timpani yang kemerahan dan membengkak atau bulging.12
Skor OMA adalah seperti berikut:
Tabel 2.1 Skor OMA12
0
Skor
Suhu ( C)
Gelisah
1.
2.
3.
4.
<38,0
38,0-38,5
38,6-39,0
>39,0
Tidak ada
Ringan
Sedang
Berat
Nyeri
Tarik
telinga
Tidak ada
Ringan
Sedang
Berat
Kemerahan pada
membrane timpani
Tidak ada
Ringan
Sedang
Berat
Bengkak pada
membrane timpani
(bulging)
Tidak ada
Ringan
Sedang
Berat, termasuk otore
14
gelisah, mual, muntah, diare, serta otore, apabila telah terjadi perforasi membran
timpani.Pada pemeriksaan otoskopik juga dijumpai efusi telinga tengah.
Terjadinya efusi telinga tengah atau inflamasi telinga tengah ditandai dengan
membengkak pada membran timpani atau bulging, mobilitas yang terhad pada
membran timpani, terdapat cairan di belakang membran timpani, dan otore.7
2.2.8.2 Otitis Media Supuratif Kronik
Otitis media supuratif kronik (OMSK) adalah infeksi kronik telinga tengah
dengan perforasi membran timpani dan keluarnya sekret dari telinga tengah secara
terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau
nanah. Biasanya disertai gangguan pendengaran.7
2.2.9 Stadium OMA
Keadaan ini berdasarkan pada keadaan membran timpani yang diamati
melalui liang telinga luar.Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat dapat
dibagi dalam lima stadium yaitu stadium oklusi, stadium hiperemis, stadium
supurasi, stadium perforasi dan stadium resolusi.14
2.2.9.1 Stadium Oklusi Tuba Eustachius
Tanda adanya oklusi tuba Eustachius ialah adanya gambaran retraksi
membran timpani akibat terjadinya tekanan negatif didalam telinga tengah, karena
adanya absorpsi udara. Kadang-kadang membran timpani tampak normal (tidak
ada kelainan) atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi, tetapi tidak
dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan Otitis Media Serosa yang
disebabkan oleh virus atau alergi.14
15
terlihat
sebagai
daerah
yang
lebih
lembek
dan
berwarna
16
17
18
19
kematian. Kadangkala suatu eksaserbasi akut oleh kuman yang virulen pada
OMSK tipe tubatimpani pun dapat menyebabkan suatu komplikasi.7
2.2.12Penatalaksanaan OMA
2.2.12.1 Pengobatan OMA
Pengobatan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi
pengobatan terutama bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustachius,
sehingga tekanan negatif ditelinga tengah hilang. Untuk itu diberikan obat tetes
hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik (anak < 12 tahun) atau HCl
efedrin 1% dalam larutan fisiologikuntuk yang berumur di atas 12 tahun dan pada
orang dewasa. Disamping itu sumber infeksi (infeksi lokal) harus diobati.
Antibiotika diberikan apabila penyebab penyakit adalah kuman, bukan oleh virus
atau alergi.14
Terapi pada stadium presupurasi ialah antibiotik, obat tetes hidung dan
analgetika. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya
dilakukan miringotomi. Antibiotika yang dianjurkan ialah dari golongan penisilin
atau ampisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuskular agar didapatkan
konsentrasi yang adekuat didalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang
terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa, dan kekambuhan.
Pemberian antibiotik dianjurkan minimal selama 7 hari. Bila pasien alergi
terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin. Pada anak, ampisilin diberikan
dengan dosis 50-100 mg/BB per hari, dibagi dalam empat dosis, atau amoksislin
40 mg/BB per hari dibagi dalam tiga dosis, atau eritromisin 40 mg/BB per hari.14
20
Tabel 2.2 Kriteria Terapi Antibiotik dan Observasi pada Anak dengan OMA14
Usia
< 6 bulan
21
6 bulan-2 tahun
Antibiotik
2 tahun ke atas
Diagnosis pasti OMA harus memiliki tiga kriteria, yaitu bersifat akut,
terdapat efusi telinga tengah, dan terdapat tanda serta gejala inflamasi telinga
tengah. Gejala ringan adalah nyeri telinga ringan dan demam kurang dari 39C
dalam 24 jam terakhir. Sedangkan gejala berat adalah nyeri telinga sedang-berat
atau demam 39C. Pilihan observasi selama 48-72 jam hanya dapat dilakukan
pada anak usia enam bulan sampai dengan dua tahun, dengan gejala ringan saat
pemeriksaan, atau diagnosis meragukan pada anak di atas dua tahun. Followupdilaksanakan dan pemberian analgesia seperti asetaminofen dan ibuprofen tetap
diberikan pada masa observasi.14
Menurut American Academic of Pediatric(2004), amoksisilin merupakan
first-lineterapi dengan pemberian 80mg/kgBB/hari sebagai terapi antibiotik awal
selama lima hari. Amoksisilin efektif terhadap Streptococcus penumoniae.Jika
pasien alergi ringan terhadap amoksisilin, dapat diberikan sefalosporin seperti
cefdinir. Second-lineterapi seperti amoksisilin-klavulanat efektif terhadap
Haemophilus
influenzae
danMoraxella
catarrhalis,termasukStreptococcus
penumoniae.14
Pneumococcal
7-valent
conjugate
vaccinedapat
dianjurkan
untuk
2.2.12.2.Pembedahan
22
miringotomi
dengan
insersi
tubatimpanosintesis,
dan
adenoidektomi.9
1. Miringotomi
Miringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, supaya
terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar. Syaratnya
adalah harus dapat dilihat dan dilakukan secara langsung, anak harus tenang
sehingga membran timpani dapat dilihat dengan baik. Lokasi miringotomi
ialah di kuadran posterior-inferior.Bila terapi yang diberikan sudah adekuat,
miringotomi tidak perlu dilakukan, kecuali jika terdapat pus di telinga
tengah.Indikasi miringostomi pada anak dengan OMA adalah nyeri berat,
demam, komplikasi OMA seperti paresis nervus fasialis, mastoiditis,
labirinitis, dan infeksi sistem saraf pusat.Miringotomi merupakan terapi thirdline pada pasien yang mengalami kegagalan terhadap dua kali terapi antibiotik
pada satu episode OMA. Salah satu tindakan miringotomi atau timpanosintesis
dijalankan terhadap anak OMA yang respon kurang memuaskan terhadap
terapi second-line, untuk menidentifikasi mikroorganisme melalui kultur.
2. Timpanosintesis
Timpanosintesis merupakan pungsi pada membran timpani, dengan analgesia
lokal supaya mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan.Indikasi
timpanosintesis adalah terapi antibiotik tidak memuaskan, terdapat komplikasi
supuratif, pada bayi baru lahir atau pasien yang sistem imun tubuh
rendah.Pipa timpanostomi dapat menurunkan morbiditas OMA seperti otalgia,
efusi telinga tengah, gangguan pendengaran secara signifikan dibanding
23
dengan plasebo dalam tiga penelitian prospertif, randomized trial yang telah
dijalankan.
3. Adenoidektomi
Adenoidektomi efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan
efusi dan OMA rekuren, pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan
insersi tuba timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan.Pada anak
kecil dengan OMA rekuren yang tidak pernah didahului dengan insersi tuba,
tidak dianjurkan adenoidektomi, kecuali jika terjadi obstruksi jalan napas dan
rinosinusitis rekuren.
2.2.13 Pencegahan
Terdapat beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya OMA. Mencegah
ISPA pada bayi dan anak-anak, menangani ISPA dengan pengobatan adekuat,
menganjurkan pemberian ASI minimal enam bulan, menghindarkan pajanan
terhadap lingkungan merokok dan lain-lain.9