Anda di halaman 1dari 8

INSTRUMENTASI NUKLIR

INSTRUMEN UNTUK MENDETEKSI PERIODE REAKTOR

disusun oleh:
Yudi Riski C
Habibi Bahari A
Tita Cholifah R
Fikri Mahdi
Amur DWYS

(14/367532/TK/42537)
(14/367533/TK/42538)
(14/367539/TK/42540)
(14/364247/TK/41929)
(14/364249/TK/41930)

PROGRAM STUDI TEKNIK NUKLIR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2016

INSTRUMEN UNTUK MENDETEKSI PERIODE REAKTOR


Yudi Riski1, Habibi Bahari1, Tita Cholifah1, Fikri Mahdi1, Amur DWYS1
1
Program Studi Teknik Nuklir Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Pendahuluan

P(t) = P0 exp(t/T)

Periode reaktor didefinisikan sebagai

ln(P) = ln(P0) t/T

waktu yang dibutuhkan fluks neutron untuk

dln(P)/dt = 1/T

melakukan penggandaan (dalam hal ini fluks


neutron, sebanding dengan daya reaktor)
dalam faktor bilangan natural (e = 2.718).[1]

Fungsi

alat

ini

adalah

untuk

mengetahui periode reaktor (T) selama masa

operasi.

dikendalikan dan penggandaan neutron tidak

Peranan Alat dalam Sistem Instrumentasi


Peran instrumen ini adalah untuk

terlalu cepat.[3]
Tuntutan Rancangan Alat

mengetahui berapa periode reaktor setiap saat


selama pengoperasian reaktor.
Reaksi

fisi

sinyal laju cacah atau fluks neutron menjadi

berlangsung

ketika

neutron termal menumbuk nuklida fisil,


sehingga menghasilkan produk fisi serta 2
sampai 3 buah neutron cepat. Neutron
berdasarkan

waktu

lahirnya,

dibedakan

menjadi dua. Pertama yang dihasilkan dari


reaksi fisi disebut neutron serentak (prompt
neutron) lahir 10-14 sampai 10-12 detik setelah
reaksi

fisi

berlangsung.

Kedua

adalah

neutron yang dihasilkan dari peluruhan


produk fisi disebut neutron kasip (delayed
neutron), lahir 0.1 detik sampai 1 menit
setelah

reaksi

fisi

pertumbuhan

neutron

berhubungan

langsung

berlangsung.
(dalam
dengan

Alat dituntut untuk dapat mengubah

Laju

hal

ini

periode

reaktor) harus dikendalikan agar reaktor


selalu memenuhi batas keselamatan, baik
dalam sisi neutronik maupun sisi termal.[2]

sinyal periode. Sinyal fluks neutron berupa


berapa banyak neutron yang lewat dalam
luasan 1 cm2 per detik, yang akan diubah
menjadi periode dengan satuan detik. Fluks
neutron

pada

BWR

kira-kira

1012

neutron/cm2-s, sedangkan pada PWR 1014


neutron/cm2-s.

Alat

digunakan

untuk

mengkalibrasi meteran, pencatat (counter),


dan unit alarm (trip). Periode reaktor
biasanya nilainya tak hingga detik. Misalkan
periode reaktor 5 detik, maka tiap 5 detik
fluks

neutron

neutron/cm2-s

akan
menjadi

naik
2.718

dari

1012

1012

neutron/cm2-s. Jika nilai periode reaktor


sudah kurang dari batas yang dianjurkan,
ditakutkan reaktor tidak dapat dikendalikan
dari sisi neutronik, maka unit alarm (trip)
akan segera men-shutdown reaktor dengan
cara scram. Scram adalah menurunkan semua

Periode reaktor harus dijaga agar

batang kendali secara sekaligus ke dalam

tidak kurang dari waktu yang ditetapkan.

teras reaktor sehingga neutron yang terbentuk

Misalkan pada Reaktor Kartini BATAN

langsung diserap oleh boron-10 dalam batang

Babarsari, periode reaktor dijaga agar tidak

kendali.[4]

kurang 7 detik, agar populasi neutron dapat


Prinsip Kerja Alat
Period Indication merupakan salah satu dari lima instrumen yang bekerja pada Log
Count-Rate Meter, keempat instrumen lainnya yaitu Pulse-Height Discriminator, Count-Rate
2

Indication, Scaler Output, dan Alarm Unit.


Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukkan dua rangkaian yang digunakan untuk
mendapatkan sinyal periode dari laju perubahan laju cacah logaritmis (Log-count-rate) sinyal.

Gambar 2. Rangkaian Period-rate

Rangkaian yang ditunjukkan pada Gambar 2 menggunakan penguat operasional


(operational amplifier / Op-amp) A2 dengan umpan balik (feedback) untuk mendapatkkan
sinyal periode. Op-amp A1 hanya berfungsi sebagai rangkaian pengkalibrasi dan sebagai
penyedia sinyal landai (ramp signal) uji ke A2. Sinyal keluaran dari dioda diteruskan ke A2.
Amplifier A2 akan membedakan setiap perubahan sinyal masukan, dan memberikan sinyal
keluaran untuk tiap perubahan sinyal masukan.

Gambar 3. Period Differentiator

Rangkaian yang ditunjukan pada Gambar 3 memiliki fungsi yang mirip dengan yang
ada pada Gambar 2. Rangkaian ini pada dasarnya adalah Op-amp dengan impedansi masukan
yang tinggi, FET (field-effect transistor) A8, elemen umpan-balik resistif R29, dan kapasitor
masukan C12. Tegangan keluaran didefinisikan dalam bentuk,
e 0=Rk=RC

de1
dt

Dimana faktor de1/dt merupakan pengukuran per waktu dari fluks neutron.
Ketika dn/dt konstan, maka dT/dt adalah satu kesatuan (di asumsikan T dan akan
diukur dalam satuan yang sama). Tegangan keluaran yang dihasilkan oleh penguat periode
akan ada beberapa tingkat dasar untuk menjaga meteran membaca skala. Perubahan dn/dt
menghasilkan perubahan dalam keluaran penguat periode. Keluaran dari periode pembeda
akan menjalankan Op-amp untuk skala sinyal yang tepat untuk meteran, pencatat & alarm. [4]

Karakteristik Alat

Daftar Pustaka

Beberapa karakteristik yang harus

[1]

dimiliki oleh alat ini diantaranya tahan

http://nuclearpowertraining.tpub.com/h1013v

terhadap suhu dan tekanan tinggi dalam teras

2/css/Reactor-Period-80.htm

reaktor. Secara kuantitatif, suhu maksimum

September 2016

di tengah pin bahan bakar dapat mencapai


2400oC,

sedangkan

suhu

di

moderator

mencapai 400oC. Tekanan dalam BWR


sekitar 60 bar, sedangkan PWR sekitar 120
bar. Instrumen harus dapat bertahan dalam
lingkungan ekstrem dan masih memberikan
hasil keluaran yang benar.
radiasi

yang

15

[2] Todreas, N.E., Kazimi, M.S.,


Nuclear Systems I Thermal Hydraulic
Fundamentals. Massachusetts Institutre of
Technology.
[3]

Argo

Satrio

Wicaksono,

Praktikum Fisika Reaktor Nuklir, BATAN

Karakteristik lain juga tahan terhadap


efek

diakses

dapat

Yogyakarta.

menyebabkan

perubahan pada logika keluaran. Misalkan

[4] Harrer, J.M., Beckerley, J.G.

karena pengaruh radiasi, baik itu radiasi alfa,

Nuclear Power Reactor Instrumentation

beta,

Systems Handbook Volume 1. US Atomic

gamma

ataupun

neutron,

logika

keluaran yang seharusnya bernilai 1 dapat


berubah

menjadi

kesalahan pada
dihindari

dengan

0,

sehingga

sistem. Hal
memberikan

terjadi

ini dapat
tegangan

masukan pada instrumen menjadi lebih tinggi

Energy Commission.
Google image.
[5] Knoll, G.F., Radiation Detection
and Measurement 3rd Edition, University of
Michigan.

lagi, namun masih dalam batas tegangan


yang dianjurkan.[5]
Alat juga harus dapat membedakan
cacah yang terjadi karena neutron dan
gamma. Ini karena instrumen akan mencacah
pertambahan jumlah neutron saja, dan akan
membuang perhitungan yang terjadi karena
pertambahan radiasi gamma.

[6] Lewis, E.E., Fundamentals of


Nuclear Reactor Physics.
[7]

Hashemian,

H.M.,

Nuclear

Power Plant and Instrumentation Control.


INTECH

Analysis

and

Measurement

Services Corp. United States.

[8]

https://www.nsr.go.jp/english/

diakses 15 September 2016

Lampiran

Lampiran 1. Reaksi Fisi yang berlangsung pada Reaktor Nuklir[6]

Lampiran 2. Pembagian penempatan sensor didalam teras dan diluar teras [7]
Reaktor

Lampiran 3. Penunjukan Log Count Rate Meter


6

Lampiran 4. Penunjukan Period Reaktor[8]

Anda mungkin juga menyukai