Anda di halaman 1dari 10

RENCANA PElAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Nama Mata Kuliah

: KeperawatanMaternitas II

Kode/SKS

: KEP7.001

Semester

: VII

Pokok Bahasan

: KBMetodesederhana/KalenderdanKondom

Waktu

Hari /tanggal

: Senin, 14 November 2016

I. Deskripsi singkat mata kuliah


Mata kuliah ini merupakan penerapan dalam memberikan asuhan keperawatan
pada ibu selama periode prenatal, intranatal, postnatal bayi baru lahir sampai 40
hari yang dilakukan baik di laboratorium simulasi maupun laboratorium klinik.
II.

TujuanPembelajaran

Tujuan pembelajaran program studi yang terkaitmatakuliah


a. TujuanPembelajaranSikapdan Tata Nilai
1. Memiliki sikap menghormati hak privasi klien serta bertanggung jawab
atas kerahasiaan dan keamanan informasi yang diberikan oleh klien.
2. Mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
b. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Umum
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat memahami dan mengerti
tentang KB metode sederhana / tanggalan dan kondom
c. Tujuan Pembelajaran Keterampilan Khusus
1. Dapat menjelaskan tentang pengertian KB metode sederhana / kalender
dan kondom
2. Dapat menjelaskan tentang manfaat KB metode sederhana / kalender
dan kondom

3. Dapat menjelaskan tentang cara kerja, efektivitas, indikasi, dan


manfaat

III.

Materi
1. Pengertian KB metodesederhana/kalenderdankondom
2. Manfaat KB metodesederhana/kalenderdankondom
3. Menjelaskan carakerja, efektivitas, indikasi dari KB metode sederhana /
kalender dan Kondom

IV.
No
1.

Metode
Tahapan

Waktu

Pembukaan 5 menit

Kegiatan

keterangan

Memperkenalkan diri
Menjelaskan
tujuan

Curahpend

pembelajaran
Membuat
perjanjian

pelaksanaan penkes
Menggali pengetahuan narasumber

dari

apat

dalam

tentang KB metode swederhana /


2.

Inti

30

menit

kalender dan kondom


Menjelaskantentangpengertian KB Ceramah
metodesederhana/kalenderdankon

dom
Menjelaskantentangmanfaat

KB

metodesederhana/kalenderdankon
-

dom
Menjelaskantentangcarakerja,
efektivitasdanindikasidari

KB

metodesederhana/kalenderdankon
3.

Penutup

10
menit

dom
Memberikankesempatankepadapar
apesertauntukbertanyatentanghal
yang belumdimengerti

Memberikanevaluasisecaralisanten
tang

KB

metodesederhana/kalenderdankon
-

V.

VI.

dom
Salam penutup

Media danSumber
a. Media : leaflet, booklet
b. Sumber :

Evaluasi
1. Apa yang ibu ketahui tentang pengertian metode pantang kalender?
2. Apa saja hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat?
3. Bagaimana cara mengetahui dan menghitung masa subur?
4. Apa manfaat alat kontrasepsi ditinjau dari segi kesehatan?
5. Berfungsi sebagai apakah cincin polyurethane?

VII.

Lampiran Materi
Metode Sederhana/Pantangan Berkala/Kalender/Kondom
A. Metode Sederhana/Kalender
1. Pengertian
Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masasubur
dimana harus menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan
kontrasepsi pada hari ke 8-9 siklus menturasinya, (Handayani, 2010).
Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode kontrasepsi
sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan tidak
melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur/ovulasi.
KB sistem kalender adalah usaha untuk mengatur kehamilan dengan
menghindari hubungan badan selama masa subur seorang wanita.Sebab
pembuahan memang hanya terjadi pada saat masa subur, atau lebih
tepatnya 12-24 jam setelah puncak masa subur (sel telur dilepas).12-24
jam ini dari masa hidup sel telur rata-rata.
2. Cara Kerja
Prinsip kerja metode kalender ini berpedoman kepada kenyataan bahwa
wanita dalam siklus haidnya mengalami ovulasi (subur) hanya satu kali
sebulan, dan biasanya terjadi beberapa hari sebelum atau sesudah hari
ke-14 dari haid yang akan datang. Sel telur dapat hidup selama 6-24 jam,
sedangkan sel mani selama 48-72 jam, jadi suatu konsepsi mungkin akan
terjadi kalau coitus dilakukan 2 hari sebelum ovulasi. Hendaknya
sebelum memakai cara para pemakai harus diberikan penerangan medik
yang jelas tentang cara ini.
Hal yang perlu diperhatikan pada siklus menstruasi wanita sehat ada tiga
tahapan:
1. Pre ovulatory infertility phase (masa tidak subur sebelum ovulasi).
2. Fertility phase (masa subur).
3. Post ovulatory infertility phase (masa tidak subur setelah ovulasi).
Perhitungan masa subur ini akan efektif bila siklus menstruasinya normal
yaitu 21-35 hari. Pemantauan jumlah hari pada setiap siklus menstruasi
dilakukan minimal enam kali siklus berturut-turut. Kemudian hitung
periode masa subur dengan melihat data yang telah dicatat.

Menghitung masa subur dengan siklus haid dan melakukan pantang


berkala atau lebih dikenal dengan sistem kalender merupakan salah satu
cara atau metode kontrasepsi alami (Kb alami) dan sederhana yang dapat
dikerjakan sendiri oleh pasangan suami istri dengan cara tidak
melakukan sanggama pada masa subur.
Sebelum menggunakan metode ini, tentunya pasangan suami istri harus
mengetahui masa subur. Siklus masa subur pada tiap wanita tidak sama.
Untuk itu perlu pengamatan minimal 6 kali siklus menstruasi. Berikut ini
cara mengetahui dan menghitung masa subur :
1. Bila siklus haid teratur (28 hari) :
a. Hari pertama dalam siklus haid dihitung sebagai hari ke-1
b. Masa subur adalah hari ke-12 hingga hari ke- 16 dalam siklus
haid
2. Bila siklus haid tidak teratur :
a. Catat jumlah hari dalam satu siklus haid selama 6 bulan (6
siklus). Satu siklus haid dihitung mulai dari hari pertama haid
saat ini hingga hari pertama haid berikutnya, catat panjang
pendeknya.
b. Masukan dalam rumus; jumlah hari terpendek dalam 6 kali siklus
haid dikurangi 18. Hitungan ini menentukan hari pertama masa
subur.
c. Jumlah hari terpanjang selama 6 siklus haid dikurangi 11.
Hitungan ini menentukan hari terakhir masa subur

3. Manfaat
a. Ditinjau dari segi ekonomi : KB kalender dilakukan secara alami dan
tanpa biaya sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membeli
alat kontrasepsi.
b. Dari segi kesehatan : sistem kalender ini jelas jauh lebih sehat karena
bisa dihindari adanya efek sampingan yang merugikan seperti halnya
memakai alat kontrasepsi lainnya (terutama yang berupa obat).
c. Dari segi psikologis : yaitu sistem kalender ini tidak mengurangi
kenikmatan hubungan itu sendiri seperti bila memakai kondom

misalnya. Meski tentu saja dilain pihak dituntut kontrol diri dari
pasangan untuk ketat berpantang selama masa subur.
d. Indikasi
Metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar
menentukan pada saat ovulasi dengan tetap.Hanya sedikit wanita yang
mempunyai daur haid teratur.
e. Efektivitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik dan
benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami istri
harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita
tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam
kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila
digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan
penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender
akan efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode
simptothermal.Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14
per 100 wanita per tahun.
Faktor Penyebab Metode Kalender Tidak Efektif. Hal yang dapat
menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah:
a. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup
selsperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan
selama 3 hari).
b. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan
ovulasi, diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan
perhitungan masa tidak subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi
tidak tepat.
c. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus
menstruasi sendiri.
d. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi
dengan perubahanjenismukus/lendir serviks yang menyertainya.
e. Anggapan bahwa hari pertama menstruasi dihitung dari
berakhirnya

perdarahan

menstruasi.

Hal

penentuan masa tidak subur menjadi tidak tepat.

ini

menyebabkan

B. Metode Kondom
1. Pengertian
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan
seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder,
dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata
atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah
ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya
(misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai aksesoris aktivitas
seksual (Saifuddin, 2003).
2.
1.

Klasifikasi
Kondom Pria
Kondom pria merupakan selubung/sarung karet tipis yang dipasang
pada penis sebagai tempat penampungan air mani yang dikeluarkan
pria pada saat senggama sehingga tidak tercurah pada vagina.
Bentuknya ada dua macam, yaitu polos dan berputing.Bentuk
berputing ada kelebihannya yaitu untuk menampung sperma setelah
ejakulasi.Cara kerja kondom yaitu mencegah pertemuan ovum dan
sperma atau mencegah spermatozoa mencapai saluran genital wanita
(USU, 2009). Jenis/tipe kondom pria adalah :
a. Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan
berbentuk silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm,
tebal 0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu
ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang
terbuka bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam
ukuran yang lebih besar atau lebih kecil dari standar.
b. Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas,

telah

diperkenalkan variasi kondom yang berpelumas, mengandung


spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.
c. Kondom anti alergi

Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah residu
dan tidak dipralubrikasi.
d. Kondom yang lebih tebal dan melebihi standar, dipasarkan
terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks
untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap penularan
2.

HIV/AIDS (USU, 2009).


Kondom Wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan
panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat
ke suatu cincin polyurethane lentur.Cincin polyurethane ini berfungsi
sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di
vagina.Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon
dan tidak memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali
pakai.Efektivitas dari penggunaan kondom ini menunjukkan sama
dengan efektivitas dari penggunaan diafragma (USU, 2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi dibandingkan
kondom lateks.Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek (40% lebih
kuat dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga sensasi yang
ditimbulkan tetap dapat dipertahankan.Kondom wanita ini dapat
mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual termasuk HIV
apabila digunakan dengan benar (Lubis, 2008).
3. Manfaat
1. Membantu mencegah kanker serviks
2. Mencegah penularan HIV/AIDS
3. Mencegah imuno infertilitas
4. Cara Kerja
Menghalangi pertemuan sel sperma dan sel telur dengan cara
mengemasdiujung selubung karet pada penis sehingga sperma tak
tercurah kedalam saluran reproduksi perempuan.
5. Efektivitas
Efektivitas sangat

berpengaruh

dengan

cara

penggunaan

yang

benar,karena cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan


kontrasepsi. (BKKBN dan Kemenkes.R.I.2012).

6. Indikasi
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan
alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan
seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder,
dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata
atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah
ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya
(misalnya penambahan spermicidal) maupun sebagai aksesoris aktivitas
seksual (Saifuddin, 2003).

VIII. Daftar Pustaka


Handayani, Sri, dkk. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:
Pustaka Rihama.
Notodiharjo, Riono. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga
Berencana : Metode KB tanpa bantuan obat-obatan dan peralatan.
Saifuddin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Lubis,

Ramona

Dumasari.

2008.

Penggunaan

Kondom,

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3422/1/08E00890.pdf.
Diakses tanggal 17 Desember 2010.
USU.2009.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20846/4/Chapter
%20II.pdf. Diakses tanggal 17 Desember 2010.

Anda mungkin juga menyukai