Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PEDIDIKAN PANCASILA

DISUSUN OLEH

Risky Apriyani

: 01010581418121

Viktorine Dhita Novena

: 01010581418145

DOSEN PENGASUH

: Dra. Yulia M. Djahir M.M.

Tahun Ajaran 2014/2015

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT. atas limpahan Rahmat
dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini adalah tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila oleh Ibu Dra. Yulia M. Djahir
M.M. di Universitas Sriwijaya. Oleh karena itu tugas ini sangat membantu kita untuk
mengetahui dan memahami apa arti penting dari sila-sila yang telah tercantum di dalam
Pancasila.
Dengan demikian makalah ini kami buat, tentunya dengan besar harapan dapat
bermanfaat bagi civitas akademik khususnya terhadap saudara/i seperjuangan di Universitas
Sriwijaya. Namun tidak menutup kemungkinan makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan, tentunya untuk
kepentingan proses peningkatan cakrawala berfikir kita bersama dalam memahami Pancasila.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatu

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... 2
DAFTAR ISI............................................................................................................. 3
BAB I...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN....................................................................................................... 4
2.1.

Latar Belakang.............................................................................................. 4

2.2.

Pembatasan Masalah....................................................................................... 5

2.3.

Tujuan......................................................................................................... 5

BAB II..................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN......................................................................................................... 6
3.1.

Pengertian Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab...............................................6

3.2.

Arti Lambang Sila Kedua...........................................................................6

3.3.

Nilai dan Makna yang Terkandung dalam Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab........7

3.4.

Butir-butir dari Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab..........................................9

3.5.

Alasan Pentingnya Keberadaan Sila Kedua..........................................................10

3.6.

Implementasi Sila Kedua Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat.........................12

3.7.

Contoh Kasus Penyelewengan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab....................13

BAB III.................................................................................................................. 14
PENUTUP.............................................................................................................. 14
4.1.

Kesimpulan................................................................................................. 14

4.2.

Saran......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 15

BAB I
PENDAHULUAN
2.1.

Latar Belakang
Pancasila adalah dasar filsafat negara Republik Indonesia yang secara resmi disahkan

oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945,
diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama-sama dengan batang
tubuh UUD 1945.
Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia, bukan
terbentuk secara mendadak serta bukan hanya diciptakan oleh seseorang sebagaimana yang
terjadi pada ideologi-ideologi lain di dunia. Namun, terbentuknya Pancasila melalui proses
yang cukup panjang dalam sejarah bangsa Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, Pancasila berasal dari kata Panca yaitu lima dan Sila yang
berarti prinsip. Jadi dapat diartikan bahwa Pancasila adalah lima prinsip. Lima sila tersebut
yaitu 1) Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, 3) Persatuan
Indonesia,

4)

Kerakyatan

yang

dipimpin

oleh

hikmat

kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/perwakilan, 5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Sebagai suatu dasar filsafat negara maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem
nilai, oleh karena itu sila-sila Pancasila itu pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Meskipun dalam sila-sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu dengan
lainnya namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Dalam makalah ini, kita akan membahas secara khusus mengenai sila kedua yaitu
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Dalam sila kemanusiaan terkandung nilai-nilai
bahwa negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang
beradab. Oleh karena itu, dalam kehidupan kenegaraan terutama dalam peraturan perundangundangan negara harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat
manusia, terutama hak-hak kodrat manusia sebagai hak dasar (hak asasi) harus dijamin dalam
peraturan perundang-undangan negara.

2.2.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

2.3.

Pembatasan Masalah
Pengertian sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Arti Lambang Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Nilai dan makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Bunyi dari butir butir sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Alasan pentingnya sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab di dalam Pancasila
Implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
Contoh Kasus penyelewengan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Tujuan

1. Untuk mengetahui arti sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


2. Untuk mengetahui Arti Lambang Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Untuk mengetahui nilai dan makna yang terkandung dalam sila Kemanusiaan yang
Adil dan Beradab.
4. Untuk mengetahui bunyi butir-butir dari sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
5. Untuk mengetahui alasan pentingnya sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
6. Untuk mengetahui implementasi sila kedua Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat.
7. Untuk Mengetahui Kasus Penyelewengan yang pernah terjadi terhadap Sila
Kemanusiaan yang Adil dan beradab

BAB II
PEMBAHASAN
3.1.

Pengertian Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Kemanusiaan yang berasal dari kata manusia, yaitu makhluk yang paling sempurna

dari makhluk makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Yang membedakan
manusia dengan yang lainya adalah manusia dibekali akal dan pikiran untuk melakukan
segala kegiatan. Oleh karena itulah manusia menjadi makhluk yang paling sempurna dari
semua makhluk cipaanNya.
Kata adil memiliki arti bahwa suatu keputusan dan tindakan didasarkan atas
ukuran/norma-norma yang obyektif, dan tidak subyektif, sehingga tidak sewenang-wenang.
Kata beradab berasal dari kata adab, yang memiliki arti budaya. Jadi adab
mengandung arti berbudaya, yaitu sikap hidup, keputusan dan tindakan yang selalu dilandasi
oleh nilai-nilai budaya, terutama norma norma sosial dan kesusilaan / moral yang ada di
masyarakat.
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab didasari dan dijiwai oleh sila Ketuhanan yang
Maha Esa dan mendasari ketiga sila berikutnya. Sila ke 2 memiliki arti bahwa adanya
kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia
dalam hubungannya dengan norma-norma dan kebudayaan umumnya. Potensi kemanusiaan
dimiliki oleh semua manusia di dunia, tanpa memandang ras, keturunan dan warna kulit, serta
bersifat universal.
Kemanusiaan yang adil dan beradab bagi bangsa Indonesia bersumber pada ajaran
Tuhan Yang Maha Esa yakni sesuai dengan kodrat manusia sebagai ciptaanNya.

3.2. Arti Lambang Sila Kedua


RANTAI

melambangkan

sila

kedua

pancasila,

kemanusiaan yang adil dan beradab. Rantai terdiri atas


mata rantai berbentuk segi empat dan lingkaran yang
saling berkait

membentuk lingkaran. Mata rantai segi

empat melambangkan laki-laki, lingkaran melambangkan


perempuan. Mata rantai yang berkait melambangkan setiap manusia lakilaki dan perempuan membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu
sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.
6

3.3. Nilai dan Makna yang Terkandung dalam Sila Kemanusiaan yang Adil
dan Beradab
Sebagai suatu dasar filsafat negara, maka sila-sila Pancasila merupakan suatu sistem
nilai. Oleh karena itu, sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan.
Meskipun dalam setiap sila terkandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan antara satu
dengan lainnya, namun kesemuanya itu tidak lain merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab secara sistematis didasari dan dijiwai oleh sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, serta mendasari dan menjiwai ketiga sila berikutnya. Sila
kemanusiaan sebagai dasar fundamental dalam kehidupan kenegaraan, kebangsaan, dan
kemasyarakatan. Nilai kemanusiaan ini bersumber pada dasar filosofis antropologis bahwa
hakikat manusia adalah susunan kodrat rohani (jiwa) dan raga, sifat kodrat individu dan
makhluk sosial, kedudukan kodrat makhluk pribadi berdiri sendiri sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Esa.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah mengandung nilai suatu kesadaran sikap
moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam
hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik terhadap diri sendiri,
terhadap sesama manusia maupun terhadap lingkungannya.
Dalam kehidupan kenegaraan harus senantiasa dilandasi oleh moral kemanusiaan
antara lain dalam kehidupan pemerintahan negara, politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya,
pertahanan dan keamanan serta dalam kehidupan keagamaan. Oleh karena itu, dalam
kehidupan bersama dalam negara harus dijiwai oleh moral kemanusiaan untuk saling
menghargai sekalipun terdapat suatu perbedaan karena hal itu merupakan suatu bawaan
kodrat manusia untuk saling menjaga keharmonisan dalam kehidupan bersama.
Nilai kemanusiaan yang adil mengandung suatu makna bahwa hakikat manusia
sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab harus berkodrat adil. Hal ini mengandung
suatu pengertian bahwa hakikat manusia harus adil dalam hubungan dengan diri sendiri, adil
terhadap manusia lain, adil terhadap masyarakat bangsa dan negara, adil terhadap
lingkungannya serta adil terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Konsekuensinya nilai yang terkandung dalam Kemanusiaan yang adil dan beradab
adalah menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa, menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia, menghargai atas kesamaan hak dan derajat
tanpa membedakan suku, ras, keturunan, status sosial maupun agama. Mengembangkan sikap

saling mencintai sesama manusia, tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap manusia,
menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan (Darmodihardjo, 1996).
Nilai dasar dari sila kedua mencakup peningkatan martabat, hak, dan kewajiban asasi
warga negara, penghapusan penjajahan, kesengsaraan dan ketidak adilan dari muka bumi.
Harkat dan martabat manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa. Tidak semena-mena
terhadap orang lain. Menjunjung tinggi

nilai-nilai

kemanusian.

Gemar

melakukan

kegiatan kemanusian. Berani membela kebenaran dan keadilan hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa 2 lain.
Sumber hukum dari sila kedua adalah:
a.

Pembukaan UUD 1945 alinea pertama


Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
Alinea keempat
............, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia yang terbentuk dalam
suatu susunan Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar
kepada .... kemanusiaan yang adil dan beradab.

b. Pasal 27, 28, 29, 30, dan 31 UUD 1945


Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan
Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan
dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.

BAB XI
AGAMA
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

BAB XII
PERTAHANAN NEGARA
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara.
(2) Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
BAB XIII
PENDIDIKAN
Pasal 31
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran.
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional, yang
diatur dengan undang-undang.

c.
Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila, memberikan petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud
pengamalan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

3.4.

Butir-butir dari Sila Kemanusiaan yang adil dan Beradab


Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan

kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi
1.

pelaksanaan Pancasila, yaitu:


Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

manusia.
Saling mencintai sesama manusia.
Mengembangkan sikap tenggang rasa.
Tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.
Ketetapan ini kemudian dicabut dengan Tap MPR No. I/MPR/2003 dengan 45 butir
Pancasila. Berikut inilah butir-butir dari sila kedua:

1.

Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai

2.

makhluk Tuhan Yang Maha Esa.


Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya. Maknanya adalah tidak ada perbedaan di antara
mereka dalam status derajat, hak dan kewajiban dengan sebab dien (agama).
9

3.

Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. Pancasila mengajarkan


pemeluknya untuk mencintai orang-orang Nasrani, Budha, Hindu, Konghucu, kaum
sekuler, kaum liberal, para demokrat, para quburiyyun, para thaghut dan orang-orang

4.
5.
6.
7.
8.
9.

kafir lainnya.
Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan.
Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.

10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan bangsa lain.

3.5.

Alasan Pentingnya Keberadaan Sila Kedua

Pancasila adalah pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup
bangsa Indonesia dalam mencapai kesejahteraan lahir dan batin dalam masyarakat yang
heterogen (beraneka ragam). Pancasila kemudian menjadi jiwa dan kepribadian bangsa
Indonesia, Pancasila lahir bersama dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri
khas bangsa Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain. Setiap sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang menjadi
dasar norma dan aturan dalam kehidupan sehari-hari dalam hidup bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara. Banyak sekali nilai yang terkandung dalam sila Kemanusiaan Yang Adil Dan
Beradab dan harus kita terapkan, antara lain:Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai
dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Menyambut tantangan ke depan bangsa Indonesia dalam menghadapi era globalisasi
ekonomi, ancaman bahaya laten terorisme, komunisme dan fundamentalisme merupakan
sebuah tantangan tersendiri bagi bangsa Indonesia. Disamping itu yang patut diwaspadai
adalah pengelompokan suku bangsa di Indonesia yang kini semakin kuat. Ketika bangsa ini
kembali dicoba oleh pengaruh asing untuk dikotak kotakan tidak saja oleh konflik vertikal
tetapi juga oleh pandangan terhadap ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Pemahaman nasionalisme yang berkurang turut menjadikan sila kedua Pancasila
merupakan sesuatu yang amat penting untuk dikaji. Di saat negara membutuhkan soliditas
dan persatuan hingga sikap gotong royong, sebagian kecil masyarakat terutama justru yang
ada di perkotaan justru lebih mengutamakan kelompoknya, golonganya bahkan negara lain
dibandingkan kepentingan negaranya. Untuk itu sebaiknya setiap komponen masyarakat

10

saling berinterospeksi diri untuk dikemudian bersatu bahu membahu membawa bangsa ini
dari keterpurukan dan krisis multidimensi.
Dari beberapa butir isi dari sila ke 2 Pancasila kita dapat merasakan adanya degradasi
(kemunduran) perilaku masyarakat Indonesia. Pada butir pertama kita diharapkan dapat
mengakui dan memperlakukan sesama sesuai dengan harkat martabatnya sebagai mahluk
Tuhan. Pada era sekarang ini hal ini tampak sangat sulit sekali ditemui, banyaknya prilaku
chaos di dalam masyarakat membuktikan bahwa butir pertama ini sudah dilupakan. Sama
seperti butir pertama, butir-butir dari sila ke dua Pancasila sudah mulai tidak diperhatikan
oleh masyarakat dalam kehidupan bernegaranya.
Sebagai warga Negara kita memiliki kewajiban untuk hidup bernegara sesuai dengan
dasar-dasar Negara kita. Prilaku-prilaku yang menyimpang seperti adanya sikap premanisme
yang brutal seperti yang kita lihat dalam kejadian Kasus sidang Blowfish di daerah
Pengadilan

Negeri

Jakarta

Selatan

menunjukkan

bahwa

perlunya

pendidikan

kewarganegaraan bagi masyarakat baik itu di jenjang pendidikan formal ataupun pendidikan
berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat.

3.6.

Implementasi Sila Kedua Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat

Pendidikan berwarga negara di jenjang pendidikan formal haruslah dilakukan tidak


hanya memberikan teori tetapi dengan praktek langsung. Karena teori cenderung hanya
dianggap angin lalu saja, praktek toleransi antara individu satu dengan yang lainnya dapat
memberikan gambaran langsung betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan itu. Praktek
langsung dari sebuah teori kewarganegaraan dapat dilakukan dalam interaksi sosial di dalam
lingkungan pendidikan ataupun lingkungan tempat tinggal, di dalam lingkungan pendidikan
teori ini dapat dipraktikkan dengan cara sikap dan prilaku dalam lingkungan pendidikan.
Pada era sekarang ini teramat sulit menemukan sikap penghargaan di lingkungan
pendidikan, anak didik saat ini terbiasa dengan penggolonggan-penggolongan berdasarkan
status sosial, ada si kaya dan ada si miskin. Sikap seperti itu menjadikan toleransi antara
sesama menjadi sangat menyedihkan. Adanya penghargaan (sopan santun) dalam bertutur
kata dan bersikap kepada orang lain diharapkan dapat menjadi cermin langsung bahwa sikap
toleransi itu menjadi suatu hal yang penting dewasa ini. Bahwa penggolongan-penggolongan
berdasarkan status sosial itu adalah hal yang merusak sifat-sifat kemanusiaan.
Pendidikan berwarga Negara di dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan
cara adanya lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang memberikan penyuluhan tentang
bagaimana cara hidup bernegara yang baik. Penyuluhan yang dilakukan tidak hanya dengan
11

cara formil (mengajarkan cara menjadi warga Negara yang baik), tetapi dapat dengan caracara seperti gotong royong membersihkan lingkungan, siskamling dan cara-cara lain yang
dapat mengajarkan secara langsung apa artinya tenggang rasa antara sesama manusia.

12

3.7.

Contoh Kasus Penyelewengan Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


Tragedi kemanusiaan Trisakti. Mari kita kembali saja reformasi. Empat belas tahun

lalu atau 12 Mei 1998, situasi Indonesia khususnya Ibu Kota Jakarta sedang genting.
Demonstrasi mahasiswa untuk menuntut reformasi dan pengunduran diri Presiden
Soeharto kian membesar tiap hari. Dan kita tahu, aksi itu akhirnya melibatkan rakyat dari
berbagai lapisan.
Salah satu momentum penting yang menjadi titik balik perjuangan mahasiswa adalah
peristiwa yang menewaskan empat mahasiswa Universitas Trisakti, Elang Mulia
Lesmana, Heri Hertanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie.
Mereka ditembak aparat keamanan saat melakukan aksi damai dan mimbar bebas di
kampus A Universitas Trisakti, Jalan Kyai Tapa Grogol, Jakarta Barat. Aksi yang diikuti
sekira 6.000 mahasiswa, dosen, dan civitas akademika lainnya itu berlangsung sejak
pukul 10.30 WIB.
Tewasnya keempat mahasiwa tersebut tidak mematikan semangat rekan-rekan
mereka. Justru sebaliknya, kejadian itu menimbulkan aksi solidaritas di seluruh kampus
di Indonesia. Apalagi, pemakaman mereka disiarkan secara dramatis oleh televisi.
Keempat mahasiswa itu menjadi martir dan diberi gelar pahlawan reformasi. Puncak dari
perjuangan itu adalah ketika Soeharto mengundurkan diri sebagai presiden pada Kamis,
21 Mei 2008.

13

BAB III
PENUTUP

4.1.

Kesimpulan

Dari uraian pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:


1. Sila kedua Pancasila mengandung nilai dan makna yaitu dalam kehidupan kenegaraan
haruslah oleh moral kemanusiaan, saling menghargai dan adil.
2. Terdapat 8 butir sila kedua untuk Tap MPR No.II/MPR/1978dan 10 butir sila kedua
untuk Tap MPR No.I/MPR/2003.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia sehingga dijadikan pedoman hidup
bangsa beserta sila-silanya.
4. Implementasi dari sila kedua lebih mengutamakan pada rasa saling menghargai,
tenggang rasa dan keadilan terhadap manusia.

4.2.

Saran
Melihat esensi dari sila kemanusiaan yang adil dan beradap, maka penting bagi setiap

bangsa Indonesia untuk selalu menjunjung tinggi sila kedua Pancasila. Dengan demikian,
maka akan mampu menjadi negara yang bermartabat dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, serta hak dan kewajiban sebagai warga negara.

14

DAFTAR PUSTAKA
Fitransyah, Albi. 2008. Tantangan Kedepan Bangsa Indonesia , (Online),
(http://ideologipancasila.wordpress.com/2008/02/01/tantangan-kedepan-bangsaindonesia-2).
Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Ricardo, Riki. 2011. Pentingnya Mempelajari Sila ke 2 Pancasila dalam Interaksi antar
Warga Negara Saat ini, (Online),
(http://ashokablog.blogspot.com/2010/11/pentingnya-mempelajari-sila-ke-2.html).
Setyawan, Davis. 2011. Sila Pancasila Sebagai Sistem Filsafat, (Online),
(http://research.amikom.ac.id/index.php/STI/article/view/5334).
Suhana, Lily. 2011. Makna Kesaktian Pancasila, (Online),
(http://bundadontworry.wordpress.com/2010/10/01/makna-kesaktian-pancasila)
Wartono, Danang Dwi. 2011. Pancasila, (Online),
(http://danang18031988.blogspot.com/2011_09_01_archive.html).

15

Anda mungkin juga menyukai