Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tujuan utama dari suatu survei seismik adalah melakukan pengukuran seismik
untuk memperoleh rekaman yang berkualitas baik. Kualitas rekaman seismik dinilai
dari perbandingan kandungan sinyal refleksi terhadap sinyal gangguan (S/N) dan
keakuratan pengukuran waktu tempuh (travel time) gelombang seismik ketika menjalar
dalam batuan.
Eksplorasi seismik dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : Eksplorasi
prospek dangkal dan eksplorasi dalam. Eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic
reflection) biasanya diaplikasikan untuk eksplorasi batubara dan bahan tambang
lainnya. Sedangkan ekplorasi seismik dalam digunakan untuk eksplorasi daerah prospek
hidrokarbon. kedua kelompok ini tentu saja menuntut resolusi dan akurasi yang berbeda
dengan teknik lapangan yang berbeda pula.
Untuk memperoleh hasil pengukuran data seismik refleksi yang baik diperlukan
pengetahuan tentang system perekaman dan parameter lapangan yang baik pula.
Parameter lapangan sangat ditentukan oleh kondisi lapangan yang ada. oleh karena itu
diperlukan pengetahuan yang cukup untuk bisa memahami teknik pengukuran data
seismik.
I.2 Tujuan
Bebarapa tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum ini antara lain :
1. Untuk mengambil, mengumpulkan dan menyiapkan data, hingga memprosesnya
untuk menghasilkan data yang dikehendaki.
2. Untuk mengetahui tentang system perekam dan parameter parameter yang
digunakan dilapangan.
3. Mengetahui paremeter-parameter akuisisi data seismik dengan baik.

1 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PARAMETER AKUISISI DATA
Sebelum melakukan akuisisi data, tentukan dahulu sasaran yang akan dicapai,
problem-problem apa saja yang ada dan masalah-masalah yang mungkin akan muncul
pada daerah survey, paling tidak ada 8 problem yang harus dijawab, yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Berapa kedalaman target.


Bagaimana kualitas refleksi.
Bagaimana resolusi vertikal yang diinginkan.
Seberapa besar kemiringan target yang tecuram.
Apa ciri jebakan yang menjadi sasaran.
Apa problem noise yang khusus.
Bagaimana problem logistik Team.
Apa ada spesial proses yang mungkin diperlukan.
Dari ke delapan problem tersebut jawabannya akan sangat menentukan nilai

parameter-parameter lapangan yang diperlukan. Terdapat 13 parameter pokok lapangan


yang berpengaruh pada kualitas data serta suksesnya suatu survey. Hal tersebut harus
dipertimbangkan baik secara teknis maupun ekonomis. Ke 13 parameter itu adalah :
1. Offset terjauh (Far Offset).
2. Offset Terdekat (Near Offset).
3. Group Interval.
4. Ukuran Sumber Seismik (Charge Size).
5. Kedalaman Sumber (Charge depth).
6. Kelipatan Liputan (Fold Coverage).
7. Laju Pencuplikan (Sampling Rate).
8. Tapis potong Rendah (Low cut Filter).
9. Panjang perekaman (Record length).
10. Rangkaian Geophone (Group Geophone).
11. Larikan Bentang Geophone (Geophone Array).
12. Panjang lintasan.
13. Arah lintasan.
2.1 OFFSET TERJAUH (FAR OFFSET)
Adalah jarak antara sumber seismik dengan geophone/receiver terjauh.
Penentuan offset terjauh didasarkan atas pertimbangan kedalaman target terdalam yang
ingin dicapai dengan baik pada perekaman (gambar 1.1)
2.2 OFFSET TERDEKAT (NEAR OFFSET)

2 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

Adalah jarak antara sumber seismik dengan Geophone/Receiver terdekat.


Penentuan Offset terdekat didasarkan atas pertimbangan kedalaman target yang
terdangkal yang masih dikehendaki. (Gambar 1.1)
A

A
Reflektor terdangkal

Reflektor terdalam

Gambar 2.2. Jarak Trace terdekat dan Terjauh.


2.3 GROUP INTERVAL
Adalah jarak antara satu kelompok Geophone terhadap satu kelompok
Geophone berikutnya. Satu group geophone ini memberikan satu sinyal atau trace yang
merupakan stack atau super posisi dari beberapa geophone yang ada dalam kelompok
tersebut. Susuan geophone didalam kelompok ini tertentu untuk meredam noise.
2.4 UKURAN SUMBER SEISMIK (CHARGE SIZE)
Ukuran sumber seismik (dynamit, tekanan pada air gun, water gun, dll)
merupakan energi yang dilepaskan oleh sumber seismik. Sumber yang terlalu kecil
jelas tidak mampu mencapai target terdalam, sedangkan ukuran sumber yang terlalu
besar dapat merusak event (data) dan sekali gus meningkatkan noise. Oleh karena itu
diperlukan ukuran sumber yang optimal melalui Test Charge.
2.5 KEDALAMAN SUMBER (CHARGE DEPTH)
Sumber sebaiknya ditempatkan dibawah lapisan lapuk (weathering zone),
sehingga energi sumber dapat ditransfer optimal masuk kedalam system lapisan medium
dibawahnya. Untuk mengetahui ketebalan lapisan lapauk dapat diperoleh dari hasil
survey seismik refraksi atau uphole survey.

3 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

2.6 KELIPATAN LIPUTAN (FOLD COVERAGE)


Fold coverage adalah jumlah atau seringnya suatu titik di subsurface terekam
oleh geophone dipermukaan. Semakin besar jumlah fold-nya, kualitas data akan
semakin baik.
Untuk mengetahui berapa kali titik tersebut akan terekam dapat dilakukan
perhitungan sebagai berikut : Jika diketahui jarak Trace (antara trace), jarak shot point
SP (titik ledakan dynamit) dan jumlah trace (kanal) maka banyak liputanya adalah :
Fold = (jumlah chanel / 2) . (jarak antar trace/jarak titik tembak) NSP
NSP Adalah jumlah penembakan yang bergantung pada geometri penembakan yang
dilakukan. Untuk split spread dan off end makan NSP =1, sedangkan untuk double off
end NSP = 2.
Besar kecilnya lingkup ganda akan berpengaruh pada :

Mutu Hasil Rekaman.


Resolusi vertikal.
Besarnya filter pada ambient noise dan ground roll yang masih ada.
Besarnya biaya survey.

2.7 LAJU PENCUPLIKAN (SAMPLING RATE)


Penentuan besar kecilnya samapling rate bergantung pada frekuensi maksimum
sinyal yang dapat direkam pada daerah survey tersebut. Akan tetapi apada kenyataannya
, besarnya sampling rate dalam perekaman sangat bergantung pada kemampuan
instrumentasi perekamannya itu sendiri, dan biasanya sudah ditentukan oleh pabrik
pembuat instrumen tersebut.
Penentuan sampling rate ini akan memberikan batas frekuensi tertinggi yang
terekam akibat adanya aliasing. Frekuensi aliasing ini terjadi jika frekuensi yang
terekam itu lebih besar dari frekuensi nyquistnya. Besarnya frekuensi nyquist dapat
dihitung dengan rumus :
Frekuensi nyquist = Fq =(1/2 T) = 0,5 Fsampling
Dimana : T = Besarnya sampling rate.
Sebagai contoh, jika kita ambil sampling ratenya sebesar 4 ms, maka besarnya
frekuensi sampling adalah (1000/4) s-1 atau 250 Hz, dan besarnya sampling rate adalah
125 Hz.

4 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

Hal diatas memeiliki arti fisis, jika besarnya frekuensi gelombang yang terekam
memiliki frekuensi lebih besar dari 125 Hz, maka frekuensi sebenarnya. Ini yang
disebut frekuensi aliasing.

2.8 HIGH CUT DAN LOW CUT FILTER.


Penentuan filter ini kita lakukan pada instrumen yang kita gunakan. Pemilihan
high cut filter dapat kita tentukan atas dasar sampling rate yang kita gunakan.
Pemasangan high cut filter ini ditunjukkan untuk anti aliasing filter dan besarnya high
cut filter selalu diambil lebih kecil atau sama dengan frekuensi nyquist dan selalu lebih
besar atau sama dengan frekuensi sinyal tertinggi.
Pemilihan besarnya low cut filter ditunjukkan untuk meredam noise yang lebih
rendah dari frekuensi yang terdapat pada geophone. Hal ini digunakan jika noise
tersebut terlalu besar pengaruhnya terhadap sinyal sehingga sulit untuk dihilangkan
walaupun dengan melakukan pemilihan array geophone atau mungkin juga sulit
dihilangkan dalam prosesing. Pemasangan filter ini dipengaruhi oleh beberapa hal,
antara lain : Target kedalaman, karena akan mempengaruhi frekuensi yang dihasilkan.
Resolusi vertical.
Adanya noise.
Prosesing.
2.9 PANJANG PEREKAMAN (RECORD LENGTH)
Adalah lamanya merekam gelombang seismik yang ditentukan oleh kedalaman
target. Apabila targetnya dalam, maka diperlukan lama perekaman yang cukup agar
gelombang yang masuk kedalam setelah terpantul kembali dapat merekam dipermukaan
minimal 1 detik dari target, namun pada umumnya 2 kali kedalaman target (dalam
waktu).
2.10 RANGKAIAN GEOPHONE (GROUP GEOPHONE).
Adalah sekumpulan geophone yang disusun sedemikian rupa sehingga noise
yang berupa gelombang horizontal (Ground roll, Air blass/air wave) dapat ditekan
sekecil mungkin. Kemampuan merekam noise oleh susunan geophone tersebut

5 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

bergantung pada jarak antar geophone, panjang gelombang noise, dan konfigurasi
susunannya.
2.11 PANJANG LINTASAN
Panjang lintasan ditentukan dengan mempertimbangankan luas sebaran/panjang
target di sub-surface terhadap panjangan lintasan survey di surface. Tentu saja panjang
lintasan survey di permukaan akan lebih panjang dari panjang target yang dikehendaki.
2.12 ARRAY GEOPHONE
Tujuan dari penentuan array geophone ini adalah untuk mendapatkan bentuk
penyusunan geophone yang cocok yang berfungsi utnuk meredam noise yang sebesarbesarnya, dan sebaliknya untuk mendapatkan sinyal yang sebesar-besarnya. Dengan
kata lain untuk meningkatkan signal to ratio yang besar.
Dalam penentuan Array geophone, maka langkah langkah yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut. Menentukan panjang ground roll yang dominan
dengan cara seperti yang telah dijelaskan diatas.
Membuat kurva Array geophone, dengan rumus yang digunakan adalah :

Sin ( Nkd )
N sin( kd )

Untuk wiegted array atau tapered array :

Sin ( Nkd ) Sin ( Mky)


N sin( kd ) MSin (ky)

Dan besarnya atenuasi adalah :


G (dB) = -20 log R
Dimana :
R = Respon array geophone.
G = Besarnya atenuasi dalam desibel.
K = Bilangan gelombang ground roll.
d = jarak antar group geophone.

6 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

X = jarak antar geophone dalam satu group.


Y = jarak antara geophone pertama dengan geophone pertama group berikutnya.
2.13 ARAH LINTASAN
Ditentukan berdasarkan informasi studi pendahuluan mengenai target, survey
akan dilakukan pada arah memotong atau membujur atau sembarang terhadap orientasi
target pada arah dip atau strike, up dip atau down dip (Sutopo,2014).
Akuisisi data seismik merupakan semua kegiatan yang berkaitan dengan
pengumpulan data seismik, sejak dari survey pendahuluan dengan menggunakan survey
detail. Teknik-teknik pengukuran seismik ini meliputi :
1. Sistem Perekaman Seismik
Tujuan utama akuisisi data seismik adalah untuk memperoleh pengukuran travel
time dari sumber energi ke penerima. Keberhasilan akusisi data bisa bergantung pada
jenis sumber energi yang dipilih. Sumber energi seismik dapat dibagi menjadi dua yaitu
sumber impulsif dan vibrator.
a. Sumber impulsif adalah sumber energi seismik dengan transfer energinya terjadi
secara sangat cepat dan suara yang dihasilkan sangat kuat, singkat dan tajam.
Sumber energi impulsif untuk akuisisi data seismik yang digunakan untuk akusisi
data seismik di laut adalah air gun.
b. Sumber energi vibrator merupakan sumber energi dengan durasi beberapa detik.
Panjang sinyal input dapat bervariasi. Gelombang outputnya berupa gelombang
sinusoidal. Seismik refleksi resolusi tinggi menggunakan vibrator dengan
frekuensi 125 Hz atau lebih.
Perekaman data seismik melibatkan detektor dan amplifier yang sangat sensistif
serta magnetik tape recorder. Alat untuk menerima gelombang-gelombang refleksi
untuk survei seismik di laut adalah hidrophone. Hidrophone merespon perubahan
tekanan.Hidrophone terdiri atas kristal piezoelektrik yang terdeformasi oleh perubahan
tekanan air. Hal ini akan menghasilkan beda potensial output.
2. Prosedur Operasional Seismik Laut

7 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

Akuisisi data seismik laut dilakukan untuk memetakan struktur geologi di bawah
laut dengan menggunakan peralatan yang cukup rumit seperti: streamer, air gun,
perlengkapan navigasi dll.
Dalam praktiknya akuisisi seismik laut terdiri atas beberapa komponen: kapal
utama, gun, streamer, GPS, kapal perintis dan kapal pengawal dan kadang-kadang
perlengkapan gravity (ditempatkan di dalam kapal) dan magnetik yang biasanya
ditempatkan 240 meter di belakang kapal utama (3 meter di dalam air)
Di dalam kapal utama terdapat beberapa departemen: departemen perekaman
(recording), navigasi, seismik processing, teknisi peralatan, ahli komputer, departemen
yang bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja, departemen lingkungan,
dokter, juru masak, dan kadang-kadang di lengkapi dengan departemen survey gravity
dan magnetik, dll. Jumlah orang yang terlibat dalam keseluruhan operasi berjumlah
sekitar 40 orang.
Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, selama operasi ini disertai pula
dua buah kapal perintis (chase boat) yakni sekitar 2 mil di depan kapal utama. Selain
bertanggung jawab membersihkan lintasan yang akan dilewati (membersihkan rumpon,
perangkap ikan, dll) , kapal perintis bertugas untuk menghalau kapal-kapal yang dapat
menghalagi operasi ini. Selain itu di belakang streamer, terdapat juga sebuah kapal
pengawal.
Operasi akuisisi data seismik memakan waktu dari mulai beberapa minggu
sampai beberapa bulan, tergantung pada 'kesehatan' perangkat yang digunakan, musim,
arus laut, dll. Quality Control dari operasi ini harus betul-betul diperhatikan, seperti
apakah semua hidrophone bekerja dengan baik, apakah air gun memiliki tekanan yang
cukup, apakah streamer dan air gun berada pada kedalaman yang dikehendaki, apakah
feather tidak terlalu besar, dll. Hal ini disebabkan karena biaya untuk akuisisi seismik
laut ini sangatlah mahal (Agus,2009).
Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan
kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batasbatas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam (sledgehammer) yang
dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa besar yang dijatuhkan atau

8 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah diukur dengan sensor yang disebut
geofon, yang mengukur pergerakan bumi.
Atau Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi
yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan
dengan menggunakan sumber seismic (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan,
terjadi gerakan gelombang di dalam mediu (tanah/batuan) yang memenuhi hukumhukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat
munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel
tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasar data rekaman inilah dapat
diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh Robert
Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi instrumentasi.
Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal sebagai gelombang
permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet meletakkan sebuah wadah
kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber ledakan dan mencatat waktu yang
diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada tahun 1909, Andrija Mohorovicic
menggunakan waktu jalar dari sumber gempa bumi untuk eksperimennya dan
menemukan keberadaan bidang batas antara mantel dan kerak bumi yang sekarang
disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai
pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intensif di Iran untuk
membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi
merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi. Metode
ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
Macam Metoda Seismik
Terdapat dua macam metoda dasar seismik yang sering digunakan, yaitu seismik
refraksi dan seismik refleksi.
1.

Seismik Refraksi (bias)


Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan

sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi umumnya


terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan batuan cadas.
Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-masing geofon
memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari horison-horison geologi ini.

9 | A KU I S I S I D ATA S E I S M I K

Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu penampang silang untuk


menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan pertama dari bantalan batuan
cadas.
Seismik biasa dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan
dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini,
gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga
sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan
waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yng ada di dalam material dan
dikenal sebagai parameter elastisitas.
2.

Seismik Refleksi
Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls suara

untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi, dan kembali
ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu horison geologi mirip
dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang. Metoda seismic repleksi banyak
dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan, penetuan sumber gempa ataupun
mendeteksi struktur lapisan tanah. Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul
yang datang dari batas-batas formasi geologi.
Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa jenis gelombang yakni:
Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan Gelombang Love.
Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi yang diterima
setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari adalah gelombanggelombang yang terpantulkan dari semua interface antar lapisan di bawah permukaan.
Analisis yang dipergunakan dapat disamakan dengan echo sounding pada teknologi
bawah air, kapal, dan sistem radar. Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari
bentuk dan amplitudo gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan
dapat cukup kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias,
yaitu analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.
Metode seismic didasarkan pada gelombang yang menjalar baik refleksi maupun
refraksi. Ada beberapa anggapan mengenai medium dan gelombang dinyatakan sebagai
berikut :

Anggapan yang dipakai untuk medium bawah permukaan bumi antara lain :

10 | A K U I S I S I D A T A S E I S M I K

a) Medium bumi dianggap berlapis-lapis dan tiap lapisan menjalarkan gelombang

seismik dengan kecepatan berbeda.


b) Makin bertambahnya kedalaman batuan lapisan bumi makin kompak.
Anggapan yang dipakai untuk penjalaran gelombang seismik adalah :
a) Panjang gelombang seismik lebih dari ketebalan lapisan bumi.

Hal ini

memungkinkan setiap lapisan bumi akan terditeksi.


b) Gelombang seismik dipandang sebagai sinar seismik yang memenuhi hukum
Snellius dan prinsip Huygens.
c) Pada batas antar lapisan, gelombang seismik menjalar dengan kecepatan
gelombang pada lapisan di bawahnya.
d) Kecepatan gelombang bertambah dengan bertambahnya kedalaman (Edy,2013).
Survey seismik dilakukan untuk mendapatkan rekaman data seismik dengan
kualitas yang baik. Penilaian baik tidaknya data seismik adalah dari perbandingan antara
banyaknya sinyal refleksi dengan sinyal gangguan atau noise yang diterima. Semakin
banyak sinyal refleksi serta semakin sedikit noise yang diterima maka kualitas
perekaman data seismik semakin bagus. Keakuratan pengukuran waktu tempuh (travel
time) juga mempengaruhi kualitas perekaman.
Secara garis besar eksplorasi seismik dibagi menjadi eksplorasi seismik dangkal
dan eksplorasi seismik dalam. Eksplorasi seismik yang digunakan untuk eksplorasi
hidrokarbon (minyak dan gas bumi) adalah eksplorasi seismik dalam. Sedangkan
eksplorasi seismik dangkal (shallow seismic reflection) biasa digunakan untuk
eksplorasi batubara dan bahan tambang lainnya. Kedua jenis eksplorasi seismik tersebut
memiliki resolusi dan akurasi yang berbeda.
Seismik refleksi terbagi atas tiga bagian yaitu akuisisi data seismik, proses data
seismik, dan yang terakhir adalah interpretasi data. Akuisisi data adalah untuk
memperoleh data seismik dari area yang disurvey. Dari proses data seismik akan
diperoleh penampang seismik permukaan bawah tanah. Setelah data seismik diproses
maka dilakukan interpretasi untuk menganalisa keadaan geologi di bawah permukaan
dan juga untuk memperkirakan komposisi material batuan di bawah permukaan
tersebut.
Proses akuisisi data sangat penting karena mempengaruhi kualitas data seismik.
Kualitas data seismik yang baik akan menghasilkan penggambaran penampang seismik
bawah tanah yang baik sehingga proses interpretasi juga dapat dilakukan dengan baik.

11 | A K U I S I S I D A T A S E I S M I K

Secara umum kegiatan akuisisi data seismik adalah dimulai dengan membuat sumber
getar buatan, seperti vibroseis atau dinamit, kemudian mendeteksi dan merekamnya ke
suatu alat penerima, seperti geophone atau hidrophone. Getaran hasil ledakan akan
menembus ke dalam permukaan bumi dimana sebagian dari sinyal tersebut akan
diteruskan dan sebagian akan dipantulkan kembali oleh reflektor. Sinyal yang
dipantulkan kembali tersebut akan direkam oleh alat perekam di permukaan.
Sedangkan sinyal yang menembus permukaan bumi akan dipantulkan kembali oleh
bidang refleksi yang kedua snyalnya akan diterima kembali oleh alat perekam dan
seterusnya hingga ke a;at perekam yang terakhir. Alat perekam akan menghasilkan data
berupa trace seismik (Oktavinta, 2008).

12 | A K U I S I S I D A T A S E I S M I K

Anda mungkin juga menyukai