A. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Hotel Mercure Lampung ini berlokasi di Jl. Raden
Intan No. 88 Tanjung Karang Bandar Lampung.
Bangunan gedung ini secara geografis berbatasan dengan :
1. Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk
2. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raden Intan
3. Sebelah utara berbatasan dengan Honda Lampung Raya
4. Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk
Lokasi Kerja
Praktik
3. Pemilik Proyek
4. Arsitek
5. Konsultan Struktur
6. Konsultan Lanskep
7. Konsultan Interior
8. Kontraktor pelaksana
a. Main Kontraktor
b. Sub Kontraktor
: Rp. 14.000.000.000.00
10
: Penunjukan Langsung
: Tertutup
: 40 000 m2
: 90 %
: Remeasurement Contract
Kedalaman
(mm)
Diameter
(mm)
14.500
1A
Tulangan Utama
Sengkang
Atas
Tengah
Bawah
880
12 D25
16 D25
6 D25
D13_200
14.500
880
12 D25
16 D25
6 D25
D13_150
1B
14.500
880
20 D25
8 D25
D13_100
15.500
880
12 D25
16 D25
6 D25
D13_100
2A
15.500
880
20 D25
8 D25
D13_100
11
16.500
880
16 D25
8 D25
D13_100
17.500
880
16 D25
8 D25
D13_100
3. Bored Pile
Pada proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung digunakan jenis
pondasi yaitu berupa pondasi bored pile. Pondasi ini digunakan untuk
mendukung bangunan diatasnya. Adapun tipe bored pile yang akan
digunakan pada proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung ini dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tipe dan Karakteristik Bored Pile
Tipe
Bored
Pile
Kedalaman Diameter
(mm)
(mm)
fc(kg/cm2
) / kuat
tekan (ton)
A1
16000
1000
Tulangan Utama/Sengkang
Atas
Tengah
Bawah
250/400
12D25/
D13_15
0
12D25/
D13_30
0
8D25/
D13_300
12D25/
D13_30
0
8D25/
D13_300
A2
16000
1000
250/400
16D25/
D13_15
0
A3
16000
1000
250/400
20D25/
D13_15
0
12D25/
D13_30
0
8D25/
D13_300
B1
18000
1000
250/445
12D25/
D13_15
0
12D25/
D13_30
0
8D25/
D13_300
12D25/
D13_30
0
8D25/
D13_300
B2
18000
1000
250/445
16D25/
D13_15
0
C2
20000
1000
250/480
16D25/
D13_15
0
12D25/
D13_30
0
8D25/
D13_300
C3
20000
1000
250/480
20D25/
D13_15
12D25/
D13_30
8D25/
D13_300
12
D. Fasilitas Proyek
Fasilitas proyek dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan pembangunan
dilapangan.
Adapun
fasilitas-fasilitas
yang
terdapat
pada
proyek
13
3. Los Kerja
Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan
seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan, pemotongan tulangan
sesuai dengan gambar kerja. Bangunan untuk fasilitas ini dibuat lepas
tanpa dinding (los) dan tidak diberi penutup atap.
4. Pos Satpam
Pos satpam menggunakan ruang yang dibangun berada di depan pintu
masuk pagar proyek.
5. Pagar proyek
Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi
merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan kerja
dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman, maka
pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh. Pagar proyek dapat
dilihat pada Gambar 3.
14
15
jangka waktu tertentu. Dengan demikian proyek mempunyai awal dan akhir
kegiatan yang jelas.
Proyek dapat digambarkan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang
telah ditentukan dengan tujuan dan manajemen yang jelas untuk mencapai
hasil yang telah dirumuskan pada awal dimulai pembangunan proyek
tersebut.
Didalam kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan
berkaitan, yaitu:
16
3. Penjelasan (Briefing)
Merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi penjelasan
dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan, dan ketentuanketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan. Tujuan
tahap penjelasan (briefing) ini adalah mendapatkan penjelasan dari pemilik
proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan sehingga
konsultan perencana dapat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan
membuat tafsiran biaya yang diperlukan.
4. Perencanaan (Planning)
Tahapan ini dilakukan dengan menentukan perencanaan desain bangunan
proyek, program kerja, tata letak, serta metode konstruksi agar
mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang
terlibat selain itu juga untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang
diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi proyek.
17
perencanaan
berdasarkan
data-data
pengamatan,
18
Karena dalam tahap ini terdiri dari sejumlah kegiatan yang saling
berkaitan, maka kegagalan satu kegiatan dapat merusak keseluruhan waktu
pelaksanaan, untuk itu harus dibuat rencana pelaksanaan dengan cermat.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan,
mengendalikan, dan mengkoordinasikan, baik dari jadwal waktu
pelaksanaan, organisasi lapangan, sumber daya manusia, peralatan, dan
material.
7. Persiapan Penggunaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja
sebagaimana mestinya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada persiapan penggunaan adalah:
a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as built drawing);
b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki kerusakankerusakan yang terjadi;
c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaan
F. Sistem Pelelangan
1. Definisi dan Tujuan
Pelelangan
merupakan
suatu
cara
menentukan
kontraktor
untuk
19
a. Pelelangan Umum
Pelelangan umum merupakan proses pelelangan melalui pengumuman
secara terbuka, melalui media massa baik itu koran maupun media
massa lainnya atau dengan papan-papan pengumuman yang resmi. Sifat
pelelangan ini tidak terbatas, artinya memberikan kesempatan kepada
kontraktor untuk melakukan penawaran jika mampu melaksanakan
proyek tersebut. Penentuan pemenang lelang berdasarkan kualifikasi
dan persyaratan teknis kontraktor, dan penawaran yang realitas.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupakan bentuk pelelangan dimana jumlah
undangan peserta penawaran berdasarkan hasil praseleksi, terdiri dari
sekurang-kurangnya 5 (lima) rekanan yang terdaftar dalam DRT.
Tujuan pelelangan ini adalah untuk menentukan pemenang sebagai
calon pelaksana proyek yang akan dikerjakan didasarkan kepada syaratsyarat yang ada dalam bestek.
20
c. Pelelangan Sederhana
Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Lainnya
untuk
pekerjaan
yang
bernilai
paling
tinggi
21
maka
biaya
yang
berhubungan
dengan
hal
tersebut
22
23
Permai,
yang
dilaksanakan
oleh
tim
pelaksana
atau
menolak
penambahan,
pengurangan
dan
perubahan pekerjaan.
4) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai
segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
5) Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang
diperlukan untuk menjami kelancaran proyek.
6)
24
dan
mencari
semua
data
lapangan
untuk
mendukung perencanaan.
2) Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar.
3) Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta
jangka waktu pelaksanaan.
4) Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak.
5) Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan yang diajukan
kontraktor.
6) Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan perencanaan.
c. Konsultan Pengawas
25
peringatan
kepada
pelaksana
apabila
terjadi
penyimpangan.
4) Membuat laporan tentang kemajuan proyek
dan pekerjaan
tambahan.
5) Memeriksa apabila terjadi kekurangan selama masa pemeliharaan.
6) Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi,
melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan
kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
7) Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaanpekerjaan yang bersifat teknis.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi
surat perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu
pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek
26
tenaga
kerja,
material
dan
peralatan
untuk
melaksanakan proyek.
2) Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan
pekerjaan.
3) Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
4) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
5) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita
acaranya.
Organisasi proyek merupakan suatu sistem jaringan yang melibatkan
pihak-pihak terkait yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan suatu
proyek sesuai dengan rencana. Untuk memperjelas kedudukan pihak
yang terkait dalam sebuah organisasi proyek digambarkan dalam suatu
susunan bagan.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Hotel
Mercure adalah seperti pada
Gambar Proyek
2. berikut:
Pemilik
PT. Sinar Laut Lampung Permai
Konsultan Perencana
PT. Davi Sukamta
KonsultanPengawas
PT. Sinar Laut Lampung Permai
Kontraktor Pelaksana
PT. Wijaya Kusuma Contractor
PT. Indonesia Pondasi Raya
27
:
: Garis Komando
: Garis Tanggungjawab
: Garis Koordinasi
Kontraktor Pelaksana
PT. Wijaya Kusuma Contractor
PT. Indonesia Pondasi Raya
28
29
dalam
menjalankan tugas.
6) Meyelesaikan permasalahan personil karyawan dan umum yang
terjadi dalam proyek.
30
31
Kantor Pusat
31