Anda di halaman 1dari 26

8

II. GAMBARAN UMUM PROYEK

A. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Hotel Mercure Lampung ini berlokasi di Jl. Raden
Intan No. 88 Tanjung Karang Bandar Lampung.
Bangunan gedung ini secara geografis berbatasan dengan :
1. Sebelah barat berbatasan dengan pemukiman penduduk
2. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raden Intan
3. Sebelah utara berbatasan dengan Honda Lampung Raya
4. Sebelah selatan berbatasan dengan pemukiman penduduk

Lokasi Kerja
Praktik

Gambar 1. Denah Lokasi Proyek Proyek Pembangunan Hotel Mercure Lampung


(sumber : Google earth)

Proyek pembangunan ini dimulai dari pembongkaran bangunan lama,


pembersihan area, penggalian, dan penimbunan tanah. Bangunan lama lokasi
proyek merupakan rumah penduduk yang sebagian bangunannya dijadikan
penunjang pelaksanaan proyek yaitu tembok pagar bangunan lama tidak
dilakukan pembongkaran dan dimanfaatkan sebagai pagar proyek dengan
ditambah penutup seng.
B. Data Umum Proyek
Secara umum data pembangunan Hotel Mercure Lampung ini adalah sebagai
berikut :
1. Nama Proyek
2. Lokasi

: Pembangunan Hotel Mercure Lampung


: Jl. Raden Intan No. 88 Tanjung Karang, Bandar
Lampung

3. Pemilik Proyek

: PT. Sinar Laut Lampung Permai

4. Arsitek

: PT. Duta Cermat Mandiri

5. Konsultan Struktur

: PT. Davi Sukamta

6. Konsultan Lanskep

: PT. Duta Cermat Mandiri

7. Konsultan Interior

: PT. Duta Cermat Mandiri

8. Kontraktor pelaksana
a. Main Kontraktor

: PT. Wijaya Kusuma Contractor

b. Sub Kontraktor

: PT. Indonesia Pondasi Raya

9. Konsultan Pengawas : PT. Sinar Laut Lampung Permai


10. Nilai Kontrak

: Rp. 14.000.000.000.00

11. Sumber Dana

: PT. Sinar Laut Lampung Permai

10

12. Jenis Pelelangan

: Penunjukan Langsung

13. Sifat Tender

: Tertutup

14. Luas Lahan

: 40 000 m2

15. Uang Muka

: 90 %

16. Jenis Kontrak

: Remeasurement Contract

C. Data Struktur Proyek


Data struktur proyek Hotel Mercure Lampung adalah sebagai berikut.
1. Luas Lahan
Luas lahan pada pembangunan Hotel Mercure Lampung ini adalah sebesar
40.000 m2.
2. Retaining Wall
Pada proyek ini, area basement menggunakan retaining wall berupa
primer pile dan secant pile. Primer pile adalah jenis pondasi yang tidak
memiliki tulangan, sedangkan secant pile adalah pondasi yang memiliki
tulangan. Pada pekerjaan retaining wall proyek ini untuk secant pile yang
dipakai memiliki 7 tipe, dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Tipe dan Karakteristik Secant Pile
Tipe
Secant
Pile

Kedalaman
(mm)

Diameter
(mm)

14.500

1A

Tulangan Utama
Sengkang

Atas

Tengah

Bawah

880

12 D25

16 D25

6 D25

D13_200

14.500

880

12 D25

16 D25

6 D25

D13_150

1B

14.500

880

20 D25

8 D25

D13_100

15.500

880

12 D25

16 D25

6 D25

D13_100

2A

15.500

880

20 D25

8 D25

D13_100

11

16.500

880

16 D25

8 D25

D13_100

17.500

880

16 D25

8 D25

D13_100

3. Bored Pile
Pada proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung digunakan jenis
pondasi yaitu berupa pondasi bored pile. Pondasi ini digunakan untuk
mendukung bangunan diatasnya. Adapun tipe bored pile yang akan
digunakan pada proyek pembangunan Hotel Mercure Lampung ini dapat
dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tipe dan Karakteristik Bored Pile
Tipe
Bored
Pile

Kedalaman Diameter
(mm)
(mm)

fc(kg/cm2
) / kuat
tekan (ton)

A1

16000

1000

Tulangan Utama/Sengkang
Atas

Tengah

Bawah

250/400

12D25/
D13_15
0

12D25/
D13_30
0

8D25/
D13_300

12D25/
D13_30
0

8D25/
D13_300

A2

16000

1000

250/400

16D25/
D13_15
0

A3

16000

1000

250/400

20D25/
D13_15
0

12D25/
D13_30
0

8D25/
D13_300

B1

18000

1000

250/445

12D25/
D13_15
0

12D25/
D13_30
0

8D25/
D13_300

12D25/
D13_30
0

8D25/
D13_300

B2

18000

1000

250/445

16D25/
D13_15
0

C2

20000

1000

250/480

16D25/
D13_15
0

12D25/
D13_30
0

8D25/
D13_300

C3

20000

1000

250/480

20D25/
D13_15

12D25/
D13_30

8D25/
D13_300

12

D. Fasilitas Proyek
Fasilitas proyek dibutuhkan untuk memperlancar kegiatan pembangunan
dilapangan.

Adapun

fasilitas-fasilitas

yang

terdapat

pada

proyek

pembangunan Hotel Mercure Lampung adalah sebagai berikut.

1. Kantor Direksi (Directie Keet)


Kantor direksi proyek merupakan bangunan kantor yang dibangun di
lokasi proyek sebagai tempat bekerja bagi para staff kontraktor maupun
pengawas, dan berfungsi sebagai tempat meakukan rencana kerja dan
evaluasi hasil keja dilapangan. Kantor direksi juga berfungsi sebagai
tempat rapat koordinasi antara kontraktor dan MK untuk membahas
mengenai kemajuan pekerjaan, kantor direksi pada proyek ini dapat dilihat
pada Gambar 2 berikut.

Gambar 2. Kantor Direksi


2. Gudang Material dan Peralatan

13

Pada proyek ini disediakan gudang sebagai tempat untuk menyimpan


berbagai jenis material dan peralatan yang digunakan saat proyek
berlangsung. Sebagai tempat yang berfungsi menyimpan bahan material
dan peralatan, gudang harus memiliki kondisi yang tidak lembab agar
material atau peralatan yang tersimpan tidak mengalami kerusakan yang
dapat mempengaruhi kualitas bahan yang disimpan.

3. Los Kerja
Los kerja yaitu area yang digunakan untuk melakukan suatu pekerjaan
seperti perakitan tulangan, pembengkokan tulangan, pemotongan tulangan
sesuai dengan gambar kerja. Bangunan untuk fasilitas ini dibuat lepas
tanpa dinding (los) dan tidak diberi penutup atap.
4. Pos Satpam
Pos satpam menggunakan ruang yang dibangun berada di depan pintu
masuk pagar proyek.
5. Pagar proyek
Pembuatan pagar proyek dalam suatu pelaksanaan proyek konstruksi
merupakan suatu keharusan. Hal tersebut, untuk menjamin keamanan kerja
dalam lingkungan proyek. Karena fungsinya sebagai pengaman, maka
pagar harus dibuat kokoh agar tidak mudah roboh. Pagar proyek dapat
dilihat pada Gambar 3.

14

Gambar 3. Pagar Proyek

6. Listrik dan Air


Listrik dan air merupakan sarana penting dalam membantu proses
pelaksanaan suatu proyek. Listrik yang digunakan berasal dari PLN yang
berfungsi sebagai penerangan dan pengoperasian komputer pada kantor
direksi serta berfungsi dalam pengoperasian beberapa alat kerja seperti bar
cutter dan lain-lain.
7. Kamar Mandi/WC
Kamar mandi/ WC merupakan fasilitas yang penting disediakan bagi
pekerja pada proyek ini. WC ini ditempatkan di depan lokasi proyek
tepatnya di sebelah kantor satpam.
E. Manajemen Proyek
Proyek adalah rangkaian kegiatan yang kompleks dan saling terkait antara
satu dengan yang lain dan umumnya berlangsung hanya satu kali dalam

15

jangka waktu tertentu. Dengan demikian proyek mempunyai awal dan akhir
kegiatan yang jelas.
Proyek dapat digambarkan sebagai suatu usaha dalam jangka waktu yang
telah ditentukan dengan tujuan dan manajemen yang jelas untuk mencapai
hasil yang telah dirumuskan pada awal dimulai pembangunan proyek
tersebut.
Didalam kegiatan konstruksi terdapat suatu rangkaian yang berurutan dan
berkaitan, yaitu:

1. Studi Pengenalan (Recognation Study)


Studi pengenalan merupakan tahapan awal suatu proyek. Kegiatan ini
dilakukan dengan pengumpulan serta penyusunan data-data pendahuluan
dari proyek yang direncanakan, sesuai dengan tujuan dan kegunaan
proyek. Pada pelaksanaan proyek pembangunan Hotel Mecure Lampung,
studi pengenalan dilakukan oleh pemilik proyek PT. Sinar Laut Lampung
Permai.
2. Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Merupakan tahap pelaksanaan kelayakan proyek pembangunn ditinjau dari
aspek perencanaan dan perancangan, aspek ekonomi, maupun aspek
lingkungannya.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam tahap ini adalah:
Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya
yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut:

16

a. Menyusun rancangan proyek secara kasar dan membuat estimasi biaya


yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
b. Menganalisis manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut
dilaksanakan, baik manfaat langsung (manfaat ekonomis) maupun
manfaat tidak langsung (fungsi sosial)
c. Menyusun analisis kelayakan proyek, baik secara ekonomis maupun
finansial
d. Menganalisis dampak lingkungan yang mungkin terjadi apabila proyek
tersebut dilaksanakan.

3. Penjelasan (Briefing)
Merupakan tahap penyusunan kerangka acuan kerja yang berisi penjelasan
dan keinginan pemilik, fungsi bangunan, pendanaan, dan ketentuanketentuan lain yang akan dijadikan pedoman dalam perancangan. Tujuan
tahap penjelasan (briefing) ini adalah mendapatkan penjelasan dari pemilik
proyek mengenai fungsi proyek dan biaya yang diizinkan sehingga
konsultan perencana dapat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan
membuat tafsiran biaya yang diperlukan.
4. Perencanaan (Planning)
Tahapan ini dilakukan dengan menentukan perencanaan desain bangunan
proyek, program kerja, tata letak, serta metode konstruksi agar
mendapatkan persetujuan dari pemilik proyek dan pihak berwenang yang
terlibat selain itu juga untuk mempersiapkan informasi pelaksanaan yang
diperlukan, termasuk gambar rencana dan spesifikasi proyek.

17

Dalam proyek ini perencanaan meliputi beberapa hal, yaitu :


a. Melakukan

perencanaan

berdasarkan

data-data

pengamatan,

pengukuran, dan pengujian di lapangan.


b. Penggambaran struktur bangunan proyek.
c. Menentukan karakteristik dan standar mutu bahan yang akan
digunakan.
d. Merancang teknis dan manajemen pelaksanaan proyek sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan syarat yang telah ditentukan.
e. Menetapkan Rancangan Anggaran Biaya (RAB).
f. Bertanggung jawab terhadap segala hal yang berhubungan dengan
perencanaan yang telah ditetapkan, sehingga pelaksanaan proyek
tersebut dapat mencapai tujuan yang telah menjadi cita-cita bersama.
5. Pengadaan Sarana (Procurement)
Tujuan dari pengadaan sarana adalah untuk mempersiapkan tahapan
pelaksanaan proyek dalam hal pengadaan fasilitas dan bahan-bahan
sebagai penunjang tercapainya konstruksi yang akan dilaksanakan.
Tahapan ini memerlukan perhitungan dan persiapan yang matang, sebab
spesifikasi dan mutu bahan yang dipilih berperan penting kepada
keberhasilan pembangunan konstruksi tersebut.
6. Pelaksanaan Konstruksi
Tujuan dari pelaksanaan konstruksi adalah mewujudkan bangunan yang
dibutuhkan pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan
perencana, dengan biaya dan waktu yang telah disepakati, dengan mutu
material dan peralatan pelaksanaan pekerjaan yang telah disyaratkan.

18

Karena dalam tahap ini terdiri dari sejumlah kegiatan yang saling
berkaitan, maka kegagalan satu kegiatan dapat merusak keseluruhan waktu
pelaksanaan, untuk itu harus dibuat rencana pelaksanaan dengan cermat.
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah merencanakan,
mengendalikan, dan mengkoordinasikan, baik dari jadwal waktu
pelaksanaan, organisasi lapangan, sumber daya manusia, peralatan, dan
material.

7. Persiapan Penggunaan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas bekerja
sebagaimana mestinya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada persiapan penggunaan adalah:
a. Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama
pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan (as built drawing);
b. Meneliti konstruksi secara cermat dan memperbaiki kerusakankerusakan yang terjadi;
c. Mempersiapkan petunjuk operasi serta pedoman pemeliharaan
F. Sistem Pelelangan
1. Definisi dan Tujuan
Pelelangan

merupakan

suatu

cara

menentukan

kontraktor

untuk

melaksanakan secara fisik suatu pekerjaan pembangunan atau konstruksi,

19

dengan cara mengadakan biaya penawaran mengenai pekerjaan tersebut


secara tertulis.
Tujuan pelelangan adalah memilih kontraktor dengan pertimbangan dilihat
dari segi kemampuan teknis, administrasi, kualitas pekerjaan-pekerjaan
sebelumnya dan termasuk dalam Daftar Rekaan Terseleksi (DRT).
2. Jenis dan Prosedur Pelelangan
Berdasarkan Perpres Nomor 70 Tahun 2012, pemilihan penyedia
barang/jasa dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut.

a. Pelelangan Umum
Pelelangan umum merupakan proses pelelangan melalui pengumuman
secara terbuka, melalui media massa baik itu koran maupun media
massa lainnya atau dengan papan-papan pengumuman yang resmi. Sifat
pelelangan ini tidak terbatas, artinya memberikan kesempatan kepada
kontraktor untuk melakukan penawaran jika mampu melaksanakan
proyek tersebut. Penentuan pemenang lelang berdasarkan kualifikasi
dan persyaratan teknis kontraktor, dan penawaran yang realitas.
b. Pelelangan Terbatas
Pelelangan terbatas merupakan bentuk pelelangan dimana jumlah
undangan peserta penawaran berdasarkan hasil praseleksi, terdiri dari
sekurang-kurangnya 5 (lima) rekanan yang terdaftar dalam DRT.
Tujuan pelelangan ini adalah untuk menentukan pemenang sebagai
calon pelaksana proyek yang akan dikerjakan didasarkan kepada syaratsyarat yang ada dalam bestek.

20

c. Pelelangan Sederhana
Pelelangan sederhana adalah metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
Lainnya

untuk

pekerjaan

yang

bernilai

paling

tinggi

Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).


d. Pemilihan Langsung
Cara ini digunakan apabila pemilik proyek menyerahkan pelaksanaan
kerja secara langsung, baik dalam hal penyediaan material yang akan
digunakan ataupun tenaga kerja yang diperlukan pada suatu kontrak
yang telah ditunjuk sebelumnya. Hal ini dilakukan apabila besarnya
biaya proyek yang bersangkutan berada dibawah biaya standar yang
telah ditetapkan. Penunjukan penuh ini dapat dilakukan apabila biaya
proyek mulai dari Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan
Rp. 20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah).
Pada proyek pembangunan Hotel Mecure Lampung, metode pelelangan yang
dipakai adalah pemilihan langsung atau penunjukan langsung.
G. Sistem Kontrak
Sistem kontrak yang umum digunakan pada proyek konstruksi di Indonesia
antara lain:
1. Kontrak Lump Sum
Biasa dikenal dengan istilah kontrak borongan, yang mana seluruh harga
kontrak dianggap tetap dan pemilik proyek tidak mengakui adanya
fluktuasi biaya konstruksi proyek. Fluktuasi biaya yang terjadi selama
proses konstruksi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor

21

sehingga kontraktor harus bisa bekerja dengan mengendalikan biaya dan


waktu pelaksanaan secara efektif dan efisien.
2. Kontrak Harga Satuan
Kontraktor selaku pelaksana hanya menawarkan harga satuan pekerjaan
kepada pemilik proyek. Hal ini karena volume pekerjaan telah dihitung
sebelumnya oleh konsultan perencana dan dicantumkan dalam dokumen
tender. Meskipun volume pekerjaan telah dihitung oleh konsultan
perencana, pihak kontraktor bisa meneliti ulang perhitungan volume
pekerjaan.
Dengan kontrak sistem harga satuan, risiko fluktuasi biaya di proyek
ditanggung bersama secara proporsional oleh pemilik proyek dan
kontraktor. Fluktuasi biaya akibat penambahan volume pekerjaan menjadi
tanggung jawab pemilik proyek sedangkan fluktuasi biaya akibat kenaikan
harga bahan, upah kerja, dan ongkos peralatan menjadi risiko kontraktor.
3. Unit Rates atau Remeasurement Contract, yaitu kontrak yang dibayar
ditambah dengan biaya overbreak.
Pada kontrak jenis ini segala kebutuhan dalam pelaksanaan proyek dan
penyediaan dananya diatur oleh kontraktor. Pemilik akan membayar semua
biaya pembangunan proyek kepada kontraktor sesuai dengan perjanjian
yang ada setelah proyek selesai ditambah dengan masa pemeliharaan. Jika
pihak pemilik proyek menghendaki diadakannya perubahan terhadap
bangunan

maka

biaya

yang

berhubungan

dengan

hal

tersebut

diperhitungkan sebagai biaya tambah-kurang. Demikian juga apabila

22

dalam pelaksanaan kontraktor melakukan perubahan, maka akan


diperhitungkan pula sebagai biaya tambah-kurang.
4. Kontrak Persentase
Kontrak Persentase merupakan Kontrak Pengadaan Jasa Konsultansi/jasa
lainnya, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Penyedia Jasa Konsultansi/Jasa lainnya menerima imbalan berdasarkan
persentase dari nilai pekerjaan tertentu;
b. Pembayarannya didasarkan pada tahapan produk/keluaran yang
dihasilkan sesuai dengan isi kontrak.
Pada proyek pembangunan Hotel Mecure Lampung, sistem kontrak yang
digunakan adalah kontrak Remeasurement Contract.
H. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi proyek merupakan suatu cara penyusunan atau bagan
yang membuat gambaran tentang pihak-pihak yang terlibat dalam suatu
proyek dan menunjukan kedudukan, pembagian tugas, wewenang dan
tanggung jawab dalam proyek tersebut agar krgiatan lapangan dapat
berjalan dengan efektif dan efisien.
Prinsip dasar manajemen yang harus diperhatikan dalam struktur
organisasi kerja adalah :
a. Jalur instruksi harus langsung dan sependek mungkin.
b. Uraian pekerjaan untuk masing-masing personil harus jelas dan
terperinci.

23

c. Masing-masing personil memiliki tugas dan tanggung jawab sesuai


dengan jabatan.
d. Iklim kerja harus dibina agar kerja sama dapat berjalan dengan baik.
Adapun unsur-unsur organisasi proyek terdiri dari:
a. Pemilik Proyek (owner)
Pemilik proyek adalah orang atau badan hukum yang menghendaki
dilaksanakannya suatu proyek sekaligus sebagai penyandang dana atas
pembangunan proyek tersebut. Owner pada proyek Pembangunan
Hotel Mercure Lampung Bandar Lampung adalah PT. Sinar Laut
Lampung

Permai,

yang

dilaksanakan

oleh

tim

pelaksana

pembangunan proyek yang dibentuk oleh pihak owner.


Tugas dan wewenang pemilik proyek :
1) Melakukan kontrak dengan konsultan perencana, konsultan
pengawas, maupun kontraktor, mengenai tugas dan wewenang
masing-masing secara jelas.
2) Menerima atau menolak saran-saran kontraktor yang berhubungan
dengan pembangunan proyek.
3) Menyetujui

atau

menolak

penambahan,

pengurangan

dan

perubahan pekerjaan.
4) Memberikan informasi dan penjelasan kepada kontraktor mengenai
segala hal yang dibutuhkan untuk kepentingan proyek.
5) Mengambil tindakan berupa kebijaksanaan atau keputusan yang
diperlukan untuk menjami kelancaran proyek.
6)

Mencabut dan membatalkan proyek jika :

24

Kontraktor menunda atau menangguhkan pekerjaan tanpa alasan


yang kuat.

Kontraktor tidak sanggup melanjutkan pekerjaan dengan baik


sesuai dengan kontrak.

7) Menerima penyerahan pekerjaan apabila pekerjaan sudah selesai


dan sesuai dengan kontrak.
b. Konsultan perencana
Konsultan perencana adalah suatu badan usaha yang merencanakan
proyek dan bergerak di bidang desain fisik proyek, yaitu berupa
rencana dalam bentuk gambar-gambar konstruksi, struktur serta bestek
suatu proyek. Pada proyek ini sebagai konsultan perencana adalah PT.
Duta Cermat Mandiri.
Tugas dan tanggung jawab konsultan perencana adalah :
1) Mengumpulkan

dan

mencari

semua

data

lapangan

untuk

mendukung perencanaan.
2) Merencanakan pembangunan konstruksi dalam bentuk gambar.
3) Menyiapkan volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya serta
jangka waktu pelaksanaan.
4) Membantu pemilik proyek dalam pelelangan tender kontrak.
5) Menyetujui atau menolak perubahan pekerjaan yang diajukan
kontraktor.
6) Bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang berhubungan
dengan perencanaan.
c. Konsultan Pengawas

25

Konsultan pengawas ditunjuk oleh pemilik proyek untuk mengawasi


jalannya pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat yang
telah ditentukan. Pada proyek pembangunan Hotel Mercure,
pengawasan dilakukan oleh PT. Sinar Laut
Tugas dan wewenang konsultan pengawas adalah :
1) Mengawasi jalannya pekerjaan proyek dari segi kualitas dan
kuantitas.
2) Mencatat perubahan-perubahan maupun penyimpangan yang
terjadi dalam pelaksanaan proyek.
3) Memberikan

peringatan

kepada

pelaksana

apabila

terjadi

penyimpangan.
4) Membuat laporan tentang kemajuan proyek

dan pekerjaan

tambahan.
5) Memeriksa apabila terjadi kekurangan selama masa pemeliharaan.
6) Apabila terjadi perubahan pelaksanaan manajemen konstruksi,
melakukan perhitungan segi teknis, baik kekuatan, arsitektur dan
kelayakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
7) Bekerjasama dengan kontraktor pelaksana dalam pekerjaanpekerjaan yang bersifat teknis.
d. Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum atau perorangan yang diberi
surat perintah kerja oleh pemilik proyek guna melaksanakan suatu
pembangunan proyek sesuai dengan yang direncanakan. Pada proyek

26

pembangunan Hotel Mercure Lampung, kontraktor pelaksana


ditentukan oleh sistem pelelangan umum.
Tugas dan wewenang kontraktor adalah:
1) Menyiapkan

tenaga

kerja,

material

dan

peralatan

untuk

melaksanakan proyek.
2) Mengusulkan kepada pemilik proyek apabila terjadi perubahan
pekerjaan.
3) Membuat laporan mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
4) Bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
5) Menyerahkan hasil pekerjaan tepat waktu dan membuat berita
acaranya.
Organisasi proyek merupakan suatu sistem jaringan yang melibatkan
pihak-pihak terkait yang saling berkoordinasi untuk melaksanakan suatu
proyek sesuai dengan rencana. Untuk memperjelas kedudukan pihak
yang terkait dalam sebuah organisasi proyek digambarkan dalam suatu
susunan bagan.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam proyek pembangunan Hotel
Mercure adalah seperti pada
Gambar Proyek
2. berikut:
Pemilik
PT. Sinar Laut Lampung Permai

Konsultan Perencana
PT. Davi Sukamta

KonsultanPengawas
PT. Sinar Laut Lampung Permai

Kontraktor Pelaksana
PT. Wijaya Kusuma Contractor
PT. Indonesia Pondasi Raya

27

Gambar 4. Struktur Organisasi Proyek


Keterangan

:
: Garis Komando
: Garis Tanggungjawab
: Garis Koordinasi

2. Struktur Organisasi Lapangan PT. Indonesia Pondasi Raya


Pelaksanaaan proyek dalam kegiatan mempunyai struktur organisasi
lapangan, agar kegiatan yang berlangsung di lapangan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan, selalain dapat mempermudah dalam
pelaksanaannya. Pihak-pihak yang terkait yang berperan dalam proyek
pembangunan pondasi ini adalah seperti terdapat pada Gambar 5.
a. Kepala Proyek/ Project manager
Project Manajer adalah orang yang diberi kepercayaan oleh pemilik
Proyek
proyek yang merupakan penanggungPemilik
jawab umum
dan sebagai unsur
PT. Sinar Laut Lampung Permai
pengawas dari seluruh aktivitas proyek di bidang pelaksanaan
konstruksi dan pembiayaan agar sesuai dengan batas waktu dan biaya

yang telah di rencanakan. Tugas dan wewenag project manager :


Konsultan Pengawas
Konsultan
Perencana
Mengadakan
konsultasi
dengan pemilik proyek
mengenai
PT. Sinar
Laut Lampung P
PT. Davi Sukamta
perkembangan pelaksanaan maupun permasalah kritis

Kontraktor Pelaksana
PT. Wijaya Kusuma Contractor
PT. Indonesia Pondasi Raya

28

1) Memeberikan laporan lisan atau tertulis kepada pemilik proyek


(owner)
2) Menjalankan menegemen proyek dan sewaktu waktu dapat
mengadakan pemeriksaan pekerjaan di lapangan
b. Site Manager
Site manager adalah orang yang bertugas mengatur, mengawasi
pelaksanaan proyek sesuai konstruksi dan sepesifikasi yang telah
ditetapkan dalam dokumen proyek.

Tugas kepala pelaksana adalah :


Mengadakan pengawasan dan mengecek pelaksanaan pekerjaan
proyek sesuai dengan rencana gambar dan spesifikasi teknik.
1) Mengatasi masalah-masalah mengenai pelaksanaan teknis dan
kelancaran proyek di lapangan.
2) Bekerjasama dengan konsultan untuk mengadakan pengecekan
mutu dan volume pekerjaan atas kebenaran data tagihan.
c. Administrasi dan keuangan
Bagian administrasi dan keuangan adalah orang yang mengatur
administrasi dan keuangan proyek berfungsi membantu pimpinan
proyek dalam hal perencanaan biaya yang harus dipenuhi.
Tugas dan wewenang bagian keuangan anatara lain :
1) Membuat rencana anggaran proyek mingguan dan bulanan sesuai
dengan rencana kerja lapngan

29

2) Mengeluarkan biaya kebutuhan proyek yang sudah disetujui oleh


atasan langsung.
3) Membuat laporan realisasi keuangan secara mingguan dan bulanan.
4) Mengadakan sosialisasi dengan pihak lain demi kelancaran
pelaksanaan proyek.
5) Bekerjasama dengan pihak lain demi kelancaran

dalam

menjalankan tugas.
6) Meyelesaikan permasalahan personil karyawan dan umum yang
terjadi dalam proyek.

d. Plaining dan Engineering


Tugas dan wewenang engineering yaitu
1) Membuat time schedule untuk di setujui oleh atasan langsung
2) Membuat rencana kerja mingguan dan bulanan sebagai acuan
pelaksanaan dilapangan.
3) Memonitor hasil kerja lapangan dalam bentuk laporan
4) Membuat laporan evaluasi teknis kepada atasan langsung sebagai
bahan acuan metode pelaksanaan di lapangan.
5) Membuat sertifikat bulanan dan pendukungnya.
6) Berkordinasi dan bekerja sama dengan devisi devisi lain.
7) Menghentikan pelaksanaan produksi pekerjaan apabila tidak sesuai
dengan sepesifikasi teknik.
e. Quality Control
Tugas dan wewenang quality control yaitu :

30

1) Mengadakan tes contoh material yang akan digunakan sebagai


bahan pada item pekerjaan yang bersangkutan.
2) Mengadakan tes lapangan pada lokasi yang digunakan sebagai
konstruksi suatu pekerjaan.
3) Mengadakan tes lapangan atau laboratorium dari hasil pelaksanaan
pekerjaan
4) Membuat laporan hasil tes lapangan maupun laboratorium.
5) Berkoordinasi dan bekerja sama dengan pelaksana lain.
6) Melaporkan mutu hasil produksi yang tidak sesuai sepesifikasi
teknik ke atasan langsung.
f. Supervisor
Tugas dan wewenang supervisor adalah :
1) Melaporkan kepada site engineering dalam pelaksanaan pekerjaan
oleh kontraktor yang tidak sesuai dengan rencana kerja.
2) Membuat laporan kemajuan fisik pelaksanaan pekerjaan sebagai
masukan data penelitian prestasi.
3) Menerima dan memeriksa laporan harian yang di buat oleh
kontraktor dan menyerahkan kepada site engineer seminggu sekali.
g. Security/Petugas Keamana
Satpam bertugas untuk menjaga keamanan di sekitar lokasi pekerjaan
proyek, serta mengatur kelancaran lalu lintas kendaraan disekitar
proyek ketika ada mobil pengangkut material keluar atau masuk ke
lokasi proyek.
h. Safety

31

Petugas K3 (kesehatan, keselamatan, dan kerja) berfungsi untuk


menjaga keselamatan para pekerja di lokasi proyek agar tidak terjadi
hal-hal yang membahayakan
i. Surveyor
Surveyor adalah orang yang melakukan pemetaan lapangan gagar para
pekerja dapat bekerja lebih akurat dalam hal pengukuran.
j. Logistik
Logistik berkaitan dengan penyedian suatu bahan dan peralatan serta
kebutuhan material di proyek.

Kantor Pusat
31

STRUKTUR ORGANISASI DI LAPANGAN


PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL MERCURE LAMPUNG
PT. INDONESIA PONDASI RAYA

Gambar 5. Struktur Organisasi di Lapangan

Anda mungkin juga menyukai