Perdarahan Sisa Plasenta Pada Ibu
Perdarahan Sisa Plasenta Pada Ibu
Perdarahan sisa plasenta adalah perdarahan yang terjadi akibat tertinggalnya kotiledon dan
selaput kulit ketuban yang menggangu kontraksi uterus dalam menjepit pembuluh darah dalam
uterus sehingga mengakibatkan perdarahan (Winkjosastro, 2008).
Perdarahan sisa plasenta adalah perdarahan yang melebihi 500 cc setelah bayi lahir karena
tertinggalnya sebagian sisa placenta termasuk selaput ketuban (Saifudin, 2002).
Tertinggalnya bagian plasenta dalam uterus yang dapat menimbulkan perdarahan post partum
primer atau perdarahan post partum sekunder (Sujiyatini, 2011).
1. b.
Bentuk perdarahan
1)
Perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai darah >7-10
hari.
2)
3)
1)
Etiologi
Hal ini disebabkan oleh pemijatan rahim yang tidak merata. Pijatan sebelum plasenta lepas,
pemberian uterotonika dan lain-lain.
2)
a)
Hal ini disebabkan karena tarikan pada tali pusat pada saat melahirkan plasenta (achadiat,
2004).
b)
Karena cara menekan dan mendorong uterus yang terlalu dalam sedangkan plasenta belum
terlepas dari uterus (Winkjosastro, 2008).
3)
Plasenta susenturiata
1. d.
Patofisiologi
Tertinggalnya plasenta atau selaput janin yang menghalangi kontraksi uterus sehingga masih ada
pembuluh darah yang tetap terbuka (Saifuddin, 2002).
Sewaktu suatu bagian plasenta (satu atau lebih lobus) tertinggal, maka uterus tidak dapat
berkontraksi secara efektif dan keadaan ini dapat menimbulkan perdarahan (Sujiyatini, 2011).
1. e.
1)
Pada palpasi didapatkan fundus uteri masih dapat teraba yang lebih besar dari yang diperkirakan.
2)
3)
4)
a)
Mual
b)
Gelisah
c)
Peningkatan nadi
d)
5)
a)
Terdapat pembukaan dan masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya.
b)
1)
Diagnosis
2)
Memeriksa kontraksi uterus, jika terdapat perdarahan dengan indikasi sisa plasenta uterus
berkontraksi tetapi tinggi fundus uteri tidak berkurang.
3)
4)
Untuk mengkaji adanya sisa plasenta perlu dilakukan penilaian klinik yaitu dengan
memeriksa kelengkapan plasenta (Saifuddin, 2002).
5)
6)
7)
1)
Penatalaksanaan
Tindakan penanganan
Pasang infus
2)
Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan gejala metritis. Antibiotika yang
dipilih adalah Ampisilin dosis awal 1 gr IV dilanjutkan 31 gr oral dikombinasi dengan
Metronidazol 1 gr suppositoria dilanjutkan 3500 mg oral
Lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau
jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta
dengan dilatasi dan kuretase
Bila kadar Hb > 8 gr/dL, berikan Sulfas Ferrous 600 mg/hari selama 10 hari.
3)
Menurut Achadiat, 2004 penatalaksaaan sisa plasenta, yaitu bila hanya sisa plasenta (rest
placentae), pengeluaran dilakukan secara digital/manual ataupun dengan menggunakan kuret
besar dan tajam secara hati-hati.
4)
Jika serviks terbuka : lakukan eksplorasi digital untuk mengeluarkan bekuan darah atau
jaringan.
Jika serviks hanya dapat dilalui instrumen : lakukan evakuasi sisa plasenta dengan AVM atau
kuretase
Jika kadar Hb 8 gr% Sulfas Ferrous 600 mg/hari per oral selama 10 hari.
5)
Raba bagian dalam uterus untuk mencari sisa plasenta. Eksplorasi manual uterus
menggunakan teknik yang serupa dengan teknik yang digunakan untuk mengeluarkan
plasenta yang tidak keluar.
Keluarkan sisa plasenta dengan tangan, cunam ovum atau kuret besar.
Catatan : jaringan yang melekat dengan kuat, mungkin merupakan plasenta akreta. Usaha untuk
melepaskan plasenta yang melekat kuat dapat mengakibatkan perdarahan berat atau perforasi
uterus, yang biasanya membutuhkan tindakan histerektomi.
Jika perdarahan berlanjut, lakukan uji pembekuan darah dengan menggunakan uji
pembekuan darah sederhana. Kegagalan terbentuknya bekuan darah setelah 7 menit atau
terbentuknya bekuan darah yang lunan yang mudah hancur menunjukkan adanya
kemungkinan koagulopati.
1. h.
1)
2)
3)
4)