Anda di halaman 1dari 2

TANDA SYOK SEPTIK DAN DERAJATNYA

Pada syok septik rata-rata tekanan darah sistolik adalah antara 40 hingga 60
mmHg, pada pemeriksaan fisik didapatkan ektremitas teraba hangat, penurunan kesiagaan

mental dan kebingungan, yang timbul dalam waktu 24 jam atau lebih sebelum tekanan
darah turun. Gejala ini terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke otak Curahan darah
dari jantung memang meningkat, tetapi pembuluh darah melebar sehingga tekanan darah
turun.Pernafasan menjadi cepat, sehingga paru-paru mengeluarkan karbondioksida yang
berlebihan dan kadarnya di dalam darah menurun. Gejala awal berupa menggigil hebat,
suhu tubuh yang naik sangat cepat, kulit hangat dan kemerahan, denyut nadi yang lemah
dan tekanan darah yang turun-naik. Produksi air kemih berkurang meskipun curahan
darah dari jantung meningkat. Pada stadium lanjut, suhu tubuh sering turun sampai
dibawah normal (Lalith, 2013).
Pada pemeriksaan laboratorium terjadi leukositosis pada syok septik. Dapat terjadi DIC
dengan adanya peningkatan Prothrombin Time (PT), peningkatan produksi pemecahan fibrin dan
penurunan konsentrasi fibrinogen. Sering terjadi hiperglikemia akibat aksi dari hormon stress
seperti kortisol, epinefrin, dan glukagon. Penurunan level serum glukosa dapat terjadi bila telah
terjadi gagal hati. Disfungsi hepatik terlihat dengan adanya peningkatan bilirubin dan
peningkatan kadar enzim hati. Pada syok septik terdapat kultur darah positif terhadap suatu
infeksi mikroorganisme tertentu.

Derajat yang di dapat pada syok septik terdapat dua macam menurut
(Franklin,2010) yaitu :
1. Hiperdinamik/warm septic shock
Merupakan stadium permulaan, ektrimitas hangat, merah kering. Hiperventilasi,
hipotensi, takikardi ,cardiak output meningkat, SVR rendah, CVP normal. A-VDO2
menyempit karena bertambahnya AV shunt, defect cellular yang tak mampu
mengambil O2.
2. Hipodinamik/Cold septic Shock
Stadium lanjut karena tidak respons terhadap terapi atau stadium awal pada pasien
sepsis

dengan

kelainan

jantung

atau

hipovolemik

sebelumnya.Ektrimitas

dingin,pucat,basah dan cyanosis, oliguri hipotensi, takikardi, vasokonstriksi, SVR


meningkat, CVP rendah. Kebocoran kapiler menyebabkan hipovolemia.

DAPUS :
1.

Kanaparthi, Lalith. 2013. Distributive Shock. Department of


Pulmonary Medicine, Lenox Hill Hospital.

2.

Franklin C M, Darovic G O, Dan B B. 2010. Monitoring the Patient in Shock. Dalam


buku: Darovic G O, ed, Hemodynamic Monitoring: Invasive and Noninvasive Clinical
Application. USA : EB. Saunders Co. ; 441 499.

Anda mungkin juga menyukai