Anda di halaman 1dari 6

Perbedaan Antara Kebudayaan dan Peradaban

Kebudayaan berasal dari dua kata yaitu budi akal dan dan daya
hasil. Bias dikatakan kebudayaan adalah semua hasil yang di pikirkan
oleh manusia. Culture/colere yaitu hasil tani. Hasil tani bias
menghasilan suatu kebudayaan karena menopang kehidupan manusia.
Kebudayaan menurut KH.Dewantara kebudayaan adalah semua hasil
cipta, rasa dan karsa manusia.
Cipta --> yaitun akal
Rasa --> hati/jiwa
Karsa --> pembuatan jasmani
Sedangkan menurut Kroeber kebudayaan adalah keseluruhan gerak,
kebiasaan, tata cara, gagasan, dan nila-nilai yang dipelajari dan
diwariskan serta perilaku yang ditimbulkannya.
Tata cara --> karena manusia berbeda-beda
Gagasan
--> bersifat absurd (tidak tentu) yang sesuai dengan
kepentingan manusia
Nilai-nilai --> karena mencerminkan kehidupan manusia.
Peradaban adalah nilai-nilai kebudayaan melalui perwujudan normanorma yang selanjutnya dijadikan tolok ukur bagi kepantasan perilaku
warga masyarakat. Contoh: norma dan aturan keduanya termasuk yang
menjadi tolok ukur perilaku.
Perbedaan kebudayaan dan peradaban
Kebudayaan --> nilai-nilai, hanya teorinya saja
Peradaban --> aplikasi dari kebudayaan
Terjadinya keberagaman budaya karea manusia itu berbeda-beda.
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita cirikan dari perbedaan
peradaban dan kebudayaan :
1. Peradaban (hadharah, civilization) berakar pada ide tentang kota.
Kemajuan material (ilmu dan teknologi), aspek kehalusan, penataan
sosial dan aspek kemajuan lain.
2. Kebudayaan (culture, tsaqafah) berakar pada ide mengenai nilai,
tujuan, pemikiran yang ditransmisikan melalui ilmu, seni dan agama
suatu masyarakat.
3. Kebudayaan dan peradaban merupakan aspek-aspek kehidupan
sosial manusia. Sebuah deskripsi mengenai kontras-kontras antara
kebudayaan dan peradaban dijelaskan secara menarik oleh Alija
Izebegovic dalam Membangun Jalan Tengah. Karena peradaban dan
kebudayaan adalah dua aspek dalam kehidupan manusia, ada
interelasi antara keduanya. Sebagaimana interelasi antara aspek

spiritual, mental dan material dalam diri manusia.


4. Ide utama yang terkandung dalam peradaban adalah kemajuan,
perkembangan (progress dan development). Tetapi sebuah masyarakat
memiliki nilai-nilai, pemikiran-pemikiran dasar yang tetap, yang menjadi
identitas kulturalnya. Nilai-nilai yang tidak hilang begitu saja ketika
sebuah peradaban mundur atau hancur. Yang terjadi adalah nilai-nilai
itu menjadi tidak efektif secara sosial.
5. Sebuah peradaban mengalami siklus dalam ruang dan waktu. Ia
mengalami pasang dan surut. Sedang kebudayaan lepas dari
kontradiksi ruang dan waktu. Ia memiliki ukuran tersendiri (ukuran
benar salah, tepat tidak atau berguna tidak) di dunai pemikiran.
6. Membangun peradaban tidak bisa dengan sekedar menumpuknumpuk produk peradaban lain. Sebuah peradaban diukur dari
pencapaiannya.
7. Untuk membangun peradaban perlu adanya jaringan sosial (dalam
terminologi Bennabi) atau inovasi sosial (dalam terminologi Drucker)
yang menciptakan pranata (institusi) sosial yang memungkinkannya
menerima dan mengembangkan produk-produk peradaban lain dalam
konteks kebudayaan sendiri.

Pengertian Kebudayaan
Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata
buddayah. Katabuddayah berasal dari kata budhi atau
akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu
pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga
potensi budaya itulah yangdisebut kebudayaan. Dengan
kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan
karsamanusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh.
budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak
aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia. Budaya adalah suatu
perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu
citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya
sendiri. Citra yang memaksa itu mengambil bentukbentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
individualisme kasar di Amerika, keselarasan individu
dengan alam di Jepang dan kepatuhan kolektif di Cina.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali

anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku


yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis
yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan
pertalian dengan hidup mereka.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan
masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk
pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai
superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan
mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan strukturstruktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa,
dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh
pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang
akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi
sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa

perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya


pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi
sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat

Pengertian Peradaban
Peradaban berasal dari kata adab yang dalam pengertian
ini mengandung pengertian tata krama, perilaku atau
sopan santun. Adapun istilah peradaban dalam bahasa
Inggris disebut civilization Dengan demikian peradaban
adalah segenap prilaku sopan santun dan tata krama
yang diwujudkan oleh umat Muslim dari waktu ke waktu
baik dalam realitas politik, ekonomi dan sosial lainnya.
Peradaban adalah kebudayaan yang telah mencapai taraf
perkembangan teknologi yang sudah lebih tinggi.
Pengertian yang lain menyebutkan bahwa peradaban
adalah kumpulan seluruh hasil budi daya manusia, yang
mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik fisik
(misalnya bangunan, jalan), maupun non-fisik (nilai-nilai,
tatanan, seni budaya, maupun iptek).
Dalam bahasa Indonesia, kata peradaban sering
diidentikkan dengan kata kebudayaan. Akan tetapi dalam
bahasa Inggris, terdapat perbedaan pengertian antara
civilization untuk peradaban dan culture untuk
kebudayaan. Demikian pula dalam bahasa Arab
dibedakan antara tsaqafah (kebudayaan), hadharah
(kemajuan) dan tamaddun (peradaban). Ketika din
(agama) Allah yang bernama Islam telah disempurnakan
dan dilaksanakan di suatu tempat, maka tempat itu diberi
nama Madinah. Dari akar kata din dan Madinah ini lalu
dibentuk akar kata baru madana, yang berarti
membangun, mendirikan kota, memajukan, memurnikan
dan memartabatkan. Dari akar kata madana lahir kata
benda tamaddun. Dalam bahasa Melayu istilah tamaddun
dimaksudkan untuk menyebutkan keduanya yaitu
kebudayaan dan peradaban.
Peradaban (civilization) dapat diartikan sebagai

hubungannya dengan kewarganegaraan karena diambil


dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti
seorang warga Negara yang berkemajuan. Dalam hal ini
dapat diartikan dengan dua cara (1) proses menjadi
berkeadaban, (2) suatu masyarakat manusia yang sudah
berkembang atau maju. Berdasarkan pengertian tersebut
maka indikasi suatu peradaban adalah adanya gejalagejala lahir seperti masyarakat yang telah memiliki
berbagai perangkat kehidupan.
Peradaban adalah identik dengan gagasan
tentang kemajuan sosial, baik dalam bentuk kemenangan
akal dan rasionalitas terhadap dogma maupun doktrin
agama, memudarnya norma - norma lokal tradisional dan
perkembangan pesat ilmu pengetahuan alam dan
teknologi. Segala hal, berupa perbuatan dan pemikiran
manusia tak bisa dilepaskan dari peradaban. Jadi, konsep
peradaban bersifat mencakup semua. Oleh karena itu,
menjadi beradab adalah menjadi santun dan berakhlak
baik dan peduli pada orang lain, bersih dan sopan dan
higienis dalam kebiasaan pribadi dan sebagainya. Sebuah
peradaban tinggi seharusnya bisa menjaga keagungan
manusianya, memberikan kepuasan terhadap fisik,
estetika psikis, dan kreativitas manusianya. Oleh sebab
itu, ia meniscayakan adanya fleksibilitas yang saling
menunjang antara manusia dan peradabannya.
Kebudayaan adalah sebagai sesuatu yang sedang
menjadi (it becomes), sedangkan peradaban adalah
sebagai sesuatu yang sudah selesai (it has been).
Contoh dari peradaban adalah bangunan-bangunan
monumental seperti Borobudur, Piramida, Tembok Besar
Cina, serta berbagai hal monumental lain. Sementara itu
contoh dari kebudayaan antara lain makanan dan
minuman, pakaian, dan berbagai hal yang masih memiliki
kecenderungan untuk terus berkembang.
Kata kebudayaan berasal dari kata Sansekerta
buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti
budi atau akal. Demikian kebudayaan itu dapat diartikan

hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal . . Ada


pendirian lain mengenai asal dari kata kebudayaan itu,
ialah bahwa kata itu adalah suatu perkembangan dari
majemuk budi-daya, artinya daya dan budi, kekuatan dari
akal. Adapun istilah inggrisnya berasal dari kata Latin
colereyang berarti mengolah, mengerjakan, terutama
mengolah tanah atau bertani . Dari arti ini berkembang arti
culture sebagai segala daya dan usaha manusia untuk
merubah alam.
Adapun istilah peradaban dapat kita sejajarkan dengan
kata asing civilization . Istilah itu biasanya dipakai untuk
bagian-bagian dan unsur-unsur dari kebudayaan yang
halus dan indah, seperti : kesenian, ilmu pengetahuan,
serta sopan-santun dan sistem pergaulan komplex dalam
suatu masyarakat dengan struktur yang komplex. Sering
juga istilah peradaban dipakai untuk menyebut suatu
kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni
bangunan, seni rupa, sistem kenegaraan dan ilmu
pengetahuan yang maju dan komplex.
( Koentjaraningrat , 1948 : 9-10 )
Jika Huntington (1996 ) mendefinisikan peradaban
( civization ) sebagai the highest social grouping of people
and the broadest level of cultural identity people have
short of that which distinguish humans ftm other species,
dan Ibnu Khaldun ( 1332-1406 M ) melihat peradaban
(umran) sebagai organisasi sosial manusia, kelanjutan
dan proses tamaddun ( semacam urbanisasi ), lewat
ashabiyah (group feeling, espritde corp ). Peradaban disini
didefinisikan sebagai keseluruhan kompleksitas prosuk
pikiran kelompok manusia yang mengatasi Negara, ras,
suku, atau agama yang membedakannya dari yang lain,
tetapi tidak monolitik dengan sendirinya. ( Bambang
Santosa dkk., 2008 : 44 )

Anda mungkin juga menyukai