Disusun oleh :
Chomsyatun
Fadli Maulana F.
Fairas Ariq
Frily Marina
Praptining Pangerti
Prasetyo Khinanta
Rika Mandasari
Taufik Rahman S.
(3335132417)
(3335140639)
(3335140362)
(3335140305)
(3335141139)
(3335130617)
(3335141879)
(3335121870)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah subhanahu wa taala yang telah memberi
petunjuk dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS (PT. INDAH
KIAT PULP & PAPER).
Kami menyadari sepenuhnya bahwa susunan dan materi yang terkandung di
dalam makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang sifatnya
membangun selalu Kami harapkan dengan senang hati dari semua pihak demi
perbaikan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat membawa pemahaman dan
pengetahuan bagi kita semua tentang tata cara pengolahan limbah industri kertas
sebagai modal pembelajaran dalam mata kuliah Pengolahan Air dan Limbah.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ......................................................3
2.2 Proses Produksi Kertas .................................................................................4
2.3 Limbah Industri Kertas.................................................................................6
2.4 Pencemaran Lingkungan akibat Limbah Industri Kertas .............................9
2.5 Pengolahan Limbah Industri Kertas ...........................................................10
2.6 Pengolahan Air dan Limbah PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk ................16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan
menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, serta
menghabiskan 670 juta ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya
diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per tahun, sehingga membutuhkan
kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1 sampai 2 juta
hektar setiap tahun. Di Indonesia industri kertas memberikan kontribusi yang
sangat besar dalam eksport non migas, tetapi dibalik itu juga menyumbang
kerusakan lingkungan terbesar lingkungan bagi ekosistem di perairan. Karena
industri pulp dan kertas memerlukan pasokan air dalam jumlah yang besar
dalam setiap kegiatannya. Keperluan air untuk memproduksi satu ton pulp
adalah sebesar 35 220 m3 dengan muatan bahan pencemar sebesar 30 m3.
lndonesia telah memiliki lebih dan 40 pabrik industri kertas dengan kapasitas
total produksi 1,436,900 ton/tahun. Sebagian besar industri ini terletak di pulau
Jawa (53% berada di Jawa Barat dan 35% berada di Jawa timur), sedangkan
sebagian lainnya berada di pulau Sumatra dan Sulawesi. Adapun jenis kertas
yang diproduksi meliputi kertas koran, kertas kraft, karton, kertas rokok, kertas
tissue dsb.
Limbah Industri pulp dan kertas terdiri dari tiga fase yaitu fase cair, padat
dan gas. Limbah cair adalah air limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan
pulp dan kertas yang menggunakan air sebagai pelarut bahan kimia atau untuk
proses pencucian. Sementara limbah padat berasal dari sisa atau residu
pengolahan limbah cair serta sisa kayu (chips) dari proses pengolahan kayu.
Limbah gas berupa fly ash dihasilkan pada proses boiler. Setiap fase limbah
tersebut diolah diminimalisasi konsentrasinya dengan berbagai metode
pengolahan limbah.
Pasokan air yang cukup besar dalam industri pulp tentunya akan
mempengaruhi kualitas badan air disekitar industri pulp tersebut. Hampir
semua kegiatan industri dan teknologi selalu menghasilkan limbah yang
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (Indah Kiat atau Perseroan) didirikan
pada tanggal 7 Desember 1976 dengan nama CV. Berkat dan berkedudukan di
Jakarta dengan lokasi pabrik di Tangerang, Propinsi Banten. Perseroan mulai
memproduksi kertas woodfree sejak tahun 1978. Pada tanggal 6 Juli 1983,
nama Perseroan diubah menjadi PT. Berkat Indah Agung. Pada tahun 1986,
nama Perseroan diganti menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation dan
selanjutnya pada tahun 1996 menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper Corporation
Tbk. Sejak tahun 1998, nama Perseroan menjadi PT. Indah Kiat Pulp & Paper
Tbk. Pada tahun 1990, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya (keduanya sekarang bergabung menjadi Bursa Efek
Indonesia).
Saat ini, Perseroan memiliki fasilitas produksi di tiga lokasi yaitu Perawang
- Riau serta Tangerang dan Serang - Banten. Perseroan memproduksi bubur
kertas (pulp), berbagai jenis produk kertas yang terdiri dari kertas untuk
keperluan tulis dan cetak (berlapis dan tidak berlapis), kertas fotokopi, kertas
industri seperti kertas kemasan yang mencakup containerboard (linerboard dan
corrugated medium), corrugated shipping containers (konversi dari
containerboard), boxboard dan kertas berwarna.
VISI
Menjadi perusahaan bubur kertas (pulp) dan kertas nomor satu di dunia
dengan standar internasional pada abad ke-21 yang berdedikasi memberikan
yang terbaik bagi para pelanggan, pemegang saham, karyawan dan masyarakat.
MISI
Meningkatkan pangsa pasar di seluruh dunia.
Menggunakan teknologi mutakhir dalam pengembangan
produk baru serta penerapan efisiensi pabrik.
Meningkatkan sumber daya manusia melalui pelatihan.
2. Paper Machine
Merupakan bagian yang bertanggung jawab terhadap pembuatan kertas.
Di bagian ini bubur pulp yang berasal dari Stock Preparation diolah
sehingga dihasilkan lembaran-lembaran kertas dalam bentuk jumbo-jumbo
roll. Di bagian Paper Machine ini terbagi dalam beberapa tahap, yaitu :
Pembersihan. Dimulai saat pulp dari machine chest dialirkan ke stuff box
yang berfungsi untuk mengatur jumlah aliran bahan, kemudian
diencerkan dengan white water dari silo pit dan dipompakan ke
centricleanner.
Penyaringan. Pulp dialirkan ke horizontal screen agar bubur pulp
terpisah dari gumpalan serat dan kotoran yang tertinggal. Gumpalan serat
ini dibuang ke Pack Pulper.
Penyebaran. Bubur pulp dialirkan ke head box yang berfungsi untuk
menyebarkan bubur secara merata pada wire part, disini terdapat dandy
roll yang berfungsi untuk mengurangi air.
Pengurangan Air. Air dari wire part diloloskan ke bawah sehingga
terbentuk lembaran kertas yang masih basah di atas permukaan wire.
Kadar air tahap ini 90-99%.
Penekanan. Lembaran kertas digerakkan oleh felt yang berputar menuju
press part, lembaran kertas dilewatkan pada dua buah roll silinder yang
berputar berlawanan. Dalam proses ini kadar air turun menjadi 70-80%.
Pengeringan. Lembaran kertas dilewatkan di dryer part menggunakan
pemanasan pada suhu 80-1300C. Dryer part ini terdiri dari lima
kelompok.
Surface Sizing. Pada lembaran kertas dilakukan external sizing dengan
menambahkan surface sizing solution (larutan kanji) secara merata.
Lembaran kertas akan menjadi basah sehingga perlu dilakukan
pengeringan kembali.
a. Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang
dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses
pemulihan bahan kimia
b. Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace
dan lime kiln (tanur kapur)
c. Uap yang mengganggu jarak pandangan
4. Limbah padat yang terdiri dari :
a. Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder
b. Limbah dari potongan kayu
Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri penghasil limbah
padat yang jumlahnya cukup besar. Kontribusi terbesar dari limbah padat
adalah serat limbah (sludge) industri pulp dan kertas. Serat limbah industri pulp
dan kertas yang berasal dari sistem pengolahan limbah cair. Limbah Lumpur
yang mempunyai yang mempunyai kadar padatan sekitar 20 30%, yang
selama ini penanganannya di tumpuk di lokasi pabrik pada lahan tertentu, dan
sewaktu-waktu dibuang sebagai landfill. Pemasalahan yang ada di industri pulp
dan kertas adalah lahan untuk pembuangan serat limbah industri pulp yang
sangat terbatas dan pada lokasi tersebut dapat menimbulkan gangguan pada
lingkungan. Pembuangan limbah padat dengan cara ini dapat menimbulkan
suatu permasalahan, sehingga membutuhkan penanganan yang lebih baik.
Pasokan air yang cukup besar dalam industri pulp tentunya akan
mempengaruhi kualitas badan air disekitar industri pulp tersebut. Hampir
semua kegiatan industri dan teknologi selalu menghasilkan limbah yang
menimbulkan masalah bagi lingkungannya. Berbagai macam pencemar dalam
limbah tersebut selalu bercampur dengan air, baik dalam kondisi terlarut,
tersuspensi, koloid ataupun sebagai endapan partikel yang tidak terlarut.
Adanya pencemar ini harus diminimalkan, sehingga tidak mengganggu
lingkungan, apabila air tersebut digunakan untuk irigasi pertanian.
Badan air pada umumnya memiliki kemampuan memperbaiki kualitasnya
sendiri secara alami (self purification). Dengan bertambahnya beban
pencemaran yang masuk ke dalam badan air, akan mengakibatkan kemampuan
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
self purification dari badan air tersebut berkurang dengan ditandai adanya
perubahan fisik, kimia dan biologi pada badan air. Pada umumnya badan air
yang telah tercemar kandungan oksigennya akan sangat rendah, karena oksigen
yang terlarut di dalam air digunakan untuk mendegradasi bahan buangan
organik yang terkandung dalam badan air menjadi bahan yang mudah menguap.
Semakin banyak bahan organik yang terkandung dalam badan air, maka
semakin sedikit oksigen yang terlarut. Buangan limbah cair industri kertas pada
umumnya berwarna putih susu kecoklatan dengan busa yang memenuhi
permukaan air sungai. Hal ini disebabkan karena limbah mengandung selulosa
(bahan dasar pulp), bila tertimbun di dasar sungai atau lahan terbuka akan
menimbulkan bau busuk.
Proses pembuatan kertas berasal dari pulp dengan proses kimia
menggunakan sodium sulfat, yang dikenal sebagai proses Kraft (Kraft Process).
Senyawa sulfur ini menyebabkan timbulnya bau telur busuk pada kebanyakan
industri kertas. Kraft pulping menghasilkan pulp kurang dari 50% dari bahan
baku kayu, sisanya menjadi limbah padat (sludge) yang pada akhirnya dapat
dibakar, disebar ke dalam tanah atau dibuang di lapangan terbuka (sistem
landfill). Kelebihan dari kraft pulping adalah bahan kimia yang digunakan
dapat didaur ulang kembali (recycle) dan dimanfaatkan kembali dalam proses
berikutnya. Kelebihan lainnya adalah dihasilkannya serat yang kuat. Kertas
majalah, kertas grafis dan percetakan, kantong belanja dan pembungkus
(packaging) pada umumnya terbuat dari kraft pulp ini. Kraft pulp biasanya
berwarna gelap dan umumnya diputihkan kembali dengan senyawa klorin.
Limbah cair industri kertas tersebar ke seluruh ekosistem di sekitarnya.
Dalam percobaan laboratorium, efluen industri kertas menyebabkan
penyimpangan reproduktif pada zooplankton dan invertebrata yang merupakan
makanan dari ikan serta kerusakan genetik dan reaksi sistem kekebalan tubuh
pada ikan. Hal ini menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati sungai dan
berkurangnya sumber pangan hewani masyarakat disekitar sungai. Disamping
itu sebagian besar industri kertas menggunakan pemutih yang mengandung
klorin. Klorin akan bereaksi dengan senyawa organik dalam kayu membentuk
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
10
mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan
pemasak dalam serat dibersihkan dengan menggunakan washer,
sedangkan pemisahan kayu dan reject dipakai screen. Larutan hasil
pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black liquor
yang disaring sebelum dialirkan ke unit pemekatan.
2) Kimia
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor,
logam-logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara kimia
karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat
bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari
ukuran sangat halus menjadi gumpalan (flok) yang dapat diendapkan
maupun dipisahkan dengan filtrasi.
Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan
kimia Chlorine Dioksida, Ekstraksi Caustic Soda, Hidrogen Peroksida.
Dalam proses pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian
untuk meningkatkan efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas
yang diputihkan dialirkan ke unit pengering, sisa Klorin Dioksida akan
dinetralkan dengan injeksi larutan Sulfur Dioksida.
Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH
(sodium hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk
memisahkan serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan
dari proses pemasakan diolah dan menghasilkan bahan kimia, dengan
daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah cair.
Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan
cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan
berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun.
3) Biologi
Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah
menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik
terlarut
yang
biodegradable
dengan
memanfaatkan
aktivitas
11
12
ke
unit
penanganan
kondensat
di
evaporator
plant.
13
b. Pengolahan sekunder
Pengolahan sekunder limbah cair merupakan proses dekomposisi
bahan bahan padatan secara biologis. Penerapan yang efektif akan
dapat menghilangkan sebagian besar padatan tersuspensi dan BOD. Ada
2 proses pada pengolahan sekunder yaitu :
1) Penyaring trikle
Penyaring trikle menggunakan lapisan batu dan kerikil dimana
limbah cair dialirkan melalui lapisan ini secara lambat. Dengan
bantuan bakteri yang berkembang pada batu dan kerikil akan
mengkonsumsi sebagian besar bahan bahan organik.
2) Lumpur aktif
Kecepatan aktivitas bakteri dapat ditingkatkan dengan cara
memasukkan udara dan lumpur yang mengandung bakteri ke dalam
tangki sehingga lebih banyak mengalami kontak dengan limbah cair
yang telah diolah pada proses pengolahan primer. Selama proses ini
limbah organik dipecah menjadi senyawa senyawa yang lebih
sederhana oleh bakteri yang terdapat di dalam lumpur aktif.
c. Pengolahan tersier
Proses pengolahan primer dan sekunder limbah cair dapat
menurunkan BOD air dan meghilangkan bakteri yang berbahaya. Akan
tetapi proses tersebut tidak dapat menghilangkan komponen organik dan
anorganik terlarut. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan pengolahan
tersier.
Pengolahan limbah cair pada industri pulp dan kertas terdiri atas tahap
netralisasi, pengolahan primer, pengolahan sekunder dan tahap
pengembangan. Sebelum masuk ke tempat pengendapan primer, air
limbah masuk dalam tempat penampungan dan netralisasi. Pada tahap ini
digunakan saringan untuk menghilangkan benda benda besar yang
masuk ke air limbah.
Pengendapan primer biasanya bekerja atas dasar gaya berat. Oleh
karenanya memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Untuk
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
14
15
Ph
6-9
COD
100 ppm
BOD
50 ppm
Suspended Solid
150 ppm
Tabel 3 Standar Kualitas Air Limbah di PT. Indah Kiat Pulp & Paper,Tbk
Tangerang Mill
Parameter
pH
7,03
COD
130,25 ppm
BOD
20,28 ppm
Suspended Solid
25,8 ppm
16
Proses pengolahan limbah dalam WWT I PT. IKPP Serang Mill terdiri dari
3 proses, antara lain :
1. Proses Fisika
2. Proses Kimia
3. Proses Biologi
Untuk proses yang pertama yaitu proses fisika, air limbah yang dihasilkan
dari SP/PM masuk ke dalam Buffer Tank yang ada pada WWT II. Sebelum
masuk ke dalam Buffer Tank terjadi proses screening yaitu pemisahan antara
air limbah dengan kotoran atau partikel-partikel berukuran besar seperti kayu,
plastik dan lain-lain. Fungsinya agar kotoran tersebut tidak masuk ke dalam
proses selanjutnya, proses screening tersebut dengan menggunakan Rotary
Screen. Di dalam Buffer Tank tenjadi proses equalizing, hal ini dimaksudkan
17
agar air limbah yang berasal dari SP dan PM bersifat homogen baik pH,
temperatur dan konsentrasinya.
Kemudian dari Buffer Tank pada WWT II air limbah ditransfer masuk ke
dalam reaktor pada WWT I. Tahap ini merupakan proses pengolahan limbah
secara kimia. Di dalam reaktor ini terjadi proses koagulan dan dan flokulant
dengan menambahkan zat kimia ke dalamnya. Zat kimia yang dipakai pada
proses ini adalah Alum Sulfat sebagai koagulan dan ANP (Anionic Polymer)
sebagai fiokulant. Fungsi dari koagulan adalah sebagai penetralisir dan untuk
menyatukan partikel-partikel yang kecil. Sedangkan proses flokulasi berfungsi
untuk menyatukan partikel-partikel yang sudah terkumpul tadi menjadi dalam
bentuk flok (gumpalan yang lebih besar), gunanya agar pada proses
sedimentasi akan mudah terjadi endapan.
Kemudian dari reaktor masuk ke dalam Primary Clarifier. Di sini terjadi
proses sedimentasi. Air yang dihasilkan dari proses sedimentasi kemudian
masuk ke dalam Pumpping Pit. Fungsi dari Pumping Pit adalah sebagai
penampungan sementara yang berasal dari Primary Clarifier, kemudian air
dipompa masuk ke dalam Cooling Tower melalui atas. Sedangkan fungsi dari
Cooling Tower sendiri adalah untuk menurunkan suhu agar sesuai untuk proses
Biotreatment, yaitu berkisar antara 35-40oC.
Dari Cooling Tower kemudian air limbah yang sudah sesuai
temperaturnya untuk proses Biotreatment dimasukkan ke dalam anoxic tank.
Di sini terjadi proses pencampuran air limbah dengan Return Sludge yang
berasal dari Recycle Storage Tank. Di sini juga terjadi penambahan nutrisi
untuk bakteri yaitu Urca (yang diambil unsur N nya) dan H3PO4 (yang diambil
unsur P nya), karena N dan P makronutrien untuk bakteri. Kemudian dari
anoxic tank masuk ke dalam oxic tank. Di sini terdapat aerator, fungsinya
untuk memberikan O2 pada bakteri untuk membantu proses penguraian
senyawa organik.
Kemudian dari oxic tank masuk ke dalam Secondary Clarifier yang
sebelumnya melewati Gate Level. Fungsi dari Gate Level tersebut adalah untuk
mengatur kadar DO (Disolved oxyger) dalam proses oxic reaktor. Apabila DO
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
18
nya tinggi pada oxic reaktor maka gate level diturunkan. Ini berarti tinggi
permukaan air pada oxic reaktor semakin surut, sehingga kontak antara impelar
aerator dengan air limbah sedikit berkurang sehingga kontak antara air limbah
dengan O2 berkurang. Begitu juga sebaliknya apabila DO nya rendah maka
gate level akan dinaikkan. Ini berarti permukaan air pada oxic reaktor akan
semakin tinggi sehingga kontak antara impelar aerator dengan air akan semakin
besar.
Kemudian pada Secondary clarifier terjadi proses sedimentasi. Di sini
akan terjadi pemisahan antara air dengan lumpur aktif menggunakan bantuan
gaya grafitasi. Air yang dihasilkan dari Secondary Clarifier ini sebagian akan
dibuang ke sungai karena sudah memenuhi standar baku mutu air effluent, dan
sebagian lagi ada yang direcycle masuk ke dalam proses Dehydrator, fungsinya
untuk membersihkan Belt Press sedangkan sludge yang dihasilkan dari
Secondary clarifier yang berupa lumpur aktif masuk ke dalam Tangki Lumpur
Daur Ulang (Recycle storage Tank). Kemudian sludge yang terdapat di sini
sebagian ada yang diumpankan ke dalam anoxic tank dan sebagian ada yang
dimasukkan ke dalam Sludge Thickener. Di sini terjadi proses pemekatan
tujuannya adalah agar dapat dipress dengan mudah. Sedangkan air yang
didapat dari proses Thickener ini direcycle kembali masuk ke dalam Pumping
Pit setelah dipekatkan, sludge dimasukkan ke dalam sludge Storage Tank. Di
sini teradi proses pencampuran antara sludge yang berasal dari Sludge
Thickener dan Sludge yang berasal dari Primary clarifier. Kemudian sludge
yang berada dalam Sludge Storage Tank (Tangki Penyimpanan Lumpur)
dimasukkan ke dalam Dehydrator (Dewanering). Di sini dengan menggunakan
bantuan senyawa kimia yaitu CNP (Cafionice Polymer). Fungsinya sebagai
flokulant yaitu untuk menyatukan partikel-partikel agar menjadi flok sehingga
sludge mudah di press. Dari proses Dewatering ini air yang dihasilkan dari
proses pengepresan direcycle masuk ke dalam Primary Clarifier, sedangkan
sludge yang sudah sedikit kandungan airnya dimasukkan ke penampungan
sementara sebelum dibawa ke proses pembakaran (Incenerator).
19
Pernyaringatn (Screen)
20
b.
Tangki Equalisasi
Semua limbah yang masuk ke dalam tangki ini berasal dari buffer tank
yang terdapat pada unit pengolahan limbah WWT IL Tangki cqualisasi ini
berguna untuk meredam atau mengendalikan perubahan (fluktuasi) laju alir dan
sifat limbah cair agar dicapai kondisi pengolahan yang optimum pada tahap
pengolahan selanjutnya, fasilitas equalisasi ini sangat penting di dalam
perencanaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terutama bagi pabrik
yang pengeluaran limbahnya berfluktuasi tinggi.
Ukuran bak equalisasi ini dirancang harus dapat menampung dan meredam
perubahan-perubahan laju alir limbah yang diakibatkan oleh keanekaragaman
penjadwalan proses produksi konsentrasi yang pekat dan pembuangan yang
tidak beraturan (intermitten discharge). Sasaran penyamaan meliputi :
o Pencegahan pembebanan kejut (shock loading) bagi sistem perlakuan
biologi
o Pengendalian pH dan penyusutan kebutuhan bahan kimia untuk proses
netralisasi.
o Peredaman peningkatan laju untuk sistem perlakuan kimiawi.
o Pengendalian laju pembebasan limpahan ke lingkungan untuk
pemerataan beban
o Pencegahan konsentrasi bahan beracun yang tinggi masuk ke sistem
perlakuan biologi
Pada tangki equalisasi terdapat blower, dengan tujuan penambahan
oksigen dan untuk mencegah teriadinya pengendapan. Sedangkan limbah yang
masuk dilakukan beberapa pemeriksaan antara lain :
PH yaitu derajat keasaman. Pemeriksaan pH ini penting karena yang
mempunyai pH rendah (asam) dan pH tinggi (basa) tidak dikehendaki
karena dalam penggunaannya secara teknis menyebabkan kerusakan
pada peralatan, dan pada proses dapat menyebabkan semua reaksi
kimia pada proses tidak berjalan bahkan dapat mempengaruhi proses
sedimentasi pada primary clarifier.
21
Pada tangki pencampuran ini terjadi proses kimia, dimana koagulan yang
ditambahkan adalah Alum Sulfat yang bersifat asam yang dapat mengikat
kotoran dan menetralisir pH yang tinggi. Pada tangki pencampuran ini terjadi
proses koagulasi. Koagulasi adalah proses penambahan zat kimia untuk
memperbesar ukuran partikel dan logam yang terdapat dalam air limbah,
sehingga mudah untuk dipisahkan antara padatan dengan cairan. Pada tangki
pencampuran ini dilakukan pengadukan dengan kecepatan tinggi, agar alum
dan zat-zat organik yang terdapat di dalam air limbah dapat tercampur dengan
sempurna, sehingga akan terbentuk flok flok yang mempercepat pengendapan.
d.
Pada tangki pencampuran II ini juga terjadi proses kimia, tetapi zat yang
ditambahkan adalah ANP (Anionic Polymer). Polimer ini bermuatan negatif
dan berperan sebagai koloid biasanya bermuatan negatif, sehingga terjadi gaya
tolak-menolak, maka jika diberikan tenaga listrik melalui pengadukan pada
kecepatan tertentu yaitu 3 rpm, maka batas penolakan tersebut dapat ditembus
oleh partikel sehingga terjadi penggabungan membentuk partikel dengan
ukuran yang lebih besar. Proses kimia di tangki ini tidak terlalu besar
menurunkan COD.
e.
Proses yang teriadi pada tahap ini adalah proses sedimentasi, yaitu
pemisahan padatan dari suatu suspensi dengan pengendapan akibat gaya
gravitasi. Agar terjadi pemisahan maka berat jenis zat padat tersuspensi harus
lebih besar dari cairan dimana zat itu berada. Sedimentasi dalam sistem
pengolahan limbah cair diterapkan pada tahap sebelum tahap pengolahan
PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI KERTAS
(PT. INDAH KIAT PULP & PAPER)
22
Pumping Pit
Pumping Pit ini hanya sebagai bak penampung sementara yang berasal
dari Primary Clarifier dan sebagai pompa untuk mengalirkan air limbah
menuju menara pendingin (cooling tower).
g.
Proses Biotreannent
23
Scumpit
Scumpit ini merupakan got kecil yang berisi lumpur tidak aktif yang
berasal dari tangki penjernih akhir dan selanjutnya akan dibuang ke tangki
penyimpanan.
k.
Lumpur yang di sini berasal daritangki penjernih akhir dan akan dialirkan
ke tangki proses anaerobik, karena untuk recycle lumpur aktif yang dapat
digunakan kembali untuk proses penurunan kadar TSS, COD, dan BOD.
l.
24
Dewatering (Dehydrator)
25
pengolahan
limbah
hasil
produksi
yang
baik
dalam
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penyusunan makalah mengenai pengolahan limbah dan air pada PT.
Indah Kiat Pulp & Paper ini dapat disimpulkan :
1. Air merupakan kebutuhan utama dari PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk
Tangerang Mill dikarenakan seluruh proses produksi menggunakan air
sungai Cisadane yang terlebih dahulu melalui treatment. Ada dua jenis air
yakni fresh water (air bersih) dan proccess water (air proses). Pengolahan
fresh water ini menggunakan tangki sedemintasi berbentuk kerucut dengan
bantuan bahan kimia antara lain : Alum, Flokulan, NaOCl, dan NaOH.
2. Limbah yang dihasilkan oleh PT. Indah Kiat Pulp & Paper dibedakan
menjadi 2 yaitu, limbah cair dan limbah padat. . Contoh dari limbah B3
adalah Oli bekas, aki bekas dan bahan-bahan kimia hasil pengujian atau
kadaluarsa. Limbah padat seperti pengikat kawat pulp, dirijen, pelat kayu,
seng, potongan wire, plastik dan sisa kertas yang tercampur warnanya.
3. Pengolahan limbah pabrik kertas terdiri dari pengolahan limbah cair, limbah
padat, dan limbah gas. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi
diolah dengan menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan
menjadi tiga yaitu fisik, kimia, dan biologi. Penanganan dari pada limbah
dapat dikategorikan berdasarkan proses nya yakni proses primer, proses
sekunder, dan proses tersier.
27
DAFTAR PUSTAKA
Irfan Wahyudi dan M. Al Fatih. 2005. Proses Pengolahan Air Limbah (Waste
Water Treatment) PT. Indah Kiat Pulp dan Paper Serang Mill. Jurusan Teknik
Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Isyuniarto, dkk. 2007. Degradasi Limbah Cair Industri Kertas Menggunakan
Oksidan Ozon dan Kapur. Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN.
Laporan Tahunan PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk tahun 2012
Margareta M. dkk. 2007. Analisis Penerapan Sistem Manajemen Lingkungan Iso
14001 2004 PT. Indah Kiat Pulp and Paper Tangerang. Jurusan Teknik
Lingkungan, Fakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi Lingkungan,
Universitas Trisakti. Volume 4 no. 2.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jtl/article/view/17566 (diakses
pada 22 April 2016)
Rahman, Syahri. 2015. Laporan Kerja Praktek PT. Indah Kiat Pulp & Paper, Tbk
Tangerang. Jurusan Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Sinuhaji, Ferdinan. Pemanfaatan Serat Limbah Industri Pulp menjadi Karton.
Staf Pengajar Departemen Fisika FMIPA USU.
http://digilib.batan.go.id/ppin/katalog/index.php/searchkatalog/downloadDatabyId
/1559/0216-3128-2007-3-055.pdf.pdf. (diakses pada 22 April 2016)
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=105852&val=5122. (diakses
pada 23 April 2016)
http://srisulistr.blog.upi.edu/2015/11/14/teknologi-penolahan-limbah-pengolahanlimbah-pada-proses-produksi-kertas/
http://www.walhi.or.id/jejak-lingkungan-selembar-kertas.html
28