Anda di halaman 1dari 12

Guliran rencana diterapkannya kurikulum 2013 seperti bola liar.

Ada beberapa pokok pandangan,


yaitu pertama, sebagian pihak mendasarkan opininya pada pameo klasik ganti menteri ganti
kurikulum. Ini kemudian diidentikkan dengan ganti menteri ganti buku, yang berarti perlu uang
untuk membeli buku baru. Kedua, lebih menyoroti pada soal besaran anggaran yang diperlukan
(Rp.684,4 miliar) dan sebagian lagi menyoal digabungkannya beberapa mata pelajaran dan
pengintegrasian suatu mata pelajaran dalam mata pelajaran lain. Ketiga, keluhan tentang beban
jumlah mata pelajaran yang harus dipelajari siswa di sekolah. Ini juga berarti kerepotan guru dan
terkait dengan efektivitas dan efisiensi jumlah jam pelajaran di sekolah.
Sejatinya, kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran yang mencakup tujuan, isi,
bahan, dan cara atau metode pembelajaran yang menjadi pedoman pelaksanaan dalam suatu
program pendidikan.
Kurikulum dapat dikelompokkan dalam dua pengertian, yaitu dalam arti luas dan dalam arti
sempit. Dalam arti luas, kurikulum adalah konsep yang merujuk pada sistem pendidikan yang
berlaku. Dalam arti sempit, kurikulum dapat berarti kesatuan beberapa mata pelajaran, satu mata
pelajaran, kelompok rumpun keilmuan, suatu program rencana pembelajaran, dan sebagainya,
yang menjelaskan tentang rencana rangkaian kegiatan pembelajaran.
Perubahan kurikulum itu merupakan sesuatu yang nicaya, pasti, dan kebutuhan yang terus
berkembang. Kurikulum harus menjadi wahana yang efektif untuk mewujudkan kondisi yang
idealisasi dengan kondisi kekinian.
Kurikulum tidak dapat dipatok harus berlaku 10 tahun atau 15 tahun. Kurikulum bersifat dinamis
dan terus berkembang, dan wajib mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya.
Persoalan kurikulum itu dipakai untuk waktu tertentu, karena masih dianggap relevan dengan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan
aspek teoretis berkembangnya ilmu pengetahuan dan aspek empiris implementasi dan
manajemen kurikulum. Selain itu, persepsi masyarakat terhadap output pendidikan juga harus
diakomodasi secara memadai.
Model evaluasi kurikulum juga tidak bisa dipatok secara kuantitatif semata, tetapi harus
menggabungkan aspek kualitatif. Pengembangan kurikulum 2013 didasarkan pada aspek filosofi,
yuridis, dan konseptual serta praktik selama ini.
Kurikulum bukan kitab suci yang tidak dapat diubah-ubah. Kurikulum adalah instrumen (alat)
untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai alat, penggunaannya sangat tergantung pada sumber
daya manusia. Yang lebih penting lagi, tujuan universal pendidikan adalah mewujudkan manusia
seutuhnya yang meningkatkan harkat dan martabatnya. Pendidikan bukan sekadar meningkatkan
kualitas sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan tenaga-tenaga terampil untuk

pembangunan fisik, tetapi lebih kepada pembentukan sikap mental dan karakter yang menjadi
fondasi bagi kehidupan siswa di masa depan.
Tantangan di masa depan juga semakin canggih, kompleks dan menuntut respon perubahan.
Respon berupa perubahan kurikulum merupakan langkah strategis yang dapat ditempuh
pemerintah sebagai pengemban amanat undang-undang.
Uji publik rencana perubahan kurikulum merupakan ajang untuk curah pendapat untuk
perbaikan. Uji publik telah mendapat berbagai masukan dan pandangan dari banyak kalangan.
Ada kelompok yang menyarankan agar rencana perubahan kurikulum ditunda dengan alasan
bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sekarang berlaku masih relevan dan belum
dilaksanakan sepenuhnya.
Kelompok lain yang menolak dengan argumentasi bahwa perubahan kurikulum tidak didasarkan
kajian yang matang dan menjadi ajang mengeruk keuntungan. Lebih ekstrem lagi, rencana
perubahan kurikulum dianggap sangat bermuatan politis dan liberalisasi pendidikan yang pada
akhirnya melenceng jauh dari tujuan pendidikan.
Contohnya, penggabungan mata pelajaran IPA dan IPS di jenjang sekolah dasar, yang
dikhawatirkan menghasilkan siswa yang tidak peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Siswa kita akan tertinggal dalam penguasaan ilmu pengetahuan yang menjadi
dasar berkembangnya teknologi. Di sisi lain kelemahan terhadap basis pengetahuan dan
teknologi menjadi penghambat dalam penguasaan bidang lainnya.
Kekhawatiran ini akan berlanjut pada asumsi ketika siswa Indonesia tertinggal dalam
pengetahuan yang menjadi fondasi kemajuan teknologi maka bangsa kita akan menjadi pasar
bagi produk-produk teknologi dari luar negeri.
Argumentasi yang melandasi rencana diterapkannya kurikulum baru antara lain adanya
kesenjangan kondisi riil saat ini dengan kondisi ideal dalam berbagai dimensi. Keterpautan
antara tujuan pendidikan dengan isi mata pelajaran dan kompetensi yang diharapkan juga belum
begitu kental. Selama ini pembelajaran masih belum sepenuhnya berpusat pada siswa dan
pembelajaran belum berkembang pada kebermaknaan prosesnya. Model evaluasi juga belum
sepenuhnya mengakomodasi kualitas proses dan masih menekankan pada hasil.
Meskipun rencana perubahan kuriklum itu menuai pro dan kontra, dan belum mendapat
dukungan sepenuhnya dari DPR, dapat diperkirakan bahwa perubahan kurikulum akan tetap
melaju dan diterapkan tahun 2013. Mengapa? Karena perubahan kurikulum adalah domain
pemerintah.

Sebagai sesuatu yang pasti, perubahan menghadapi tantangan dari individu maupun kelompok
yang belum melihat visi jauh ke depan atau masih berkutat pada kondisi kekinian tanpa langkah
strategis dan taktis. Apalagi pribadi-pribadi tertentu yang telah merasa berada di zona nyaman
dan merasa terancam statusnya.
Hal mendasar yang perlu dilakukan oleh pemangku kepentingan di bidang pendidikan, terutama
di tingkat operasional adalah mempersiapan diri terhadap pemberlakuan kebijakan dengan sikap
terbuka dan mengikuti akselerasi yang diperlukan. Ketika kurikulum baru nanti dit erapkan pada
guru harus mempersiapkan diri dengan model operasional yang baru. Manajemen sekolah juga
harus menyiapkan berbagai perangkat dan sistem untuk itu.
Sumber daya manusia pengelola pendidikan harus mengikuti pelatihan, pembinaan, dan
workshop untuk kurikulum baru. Hilangkan keraguan dan keterpakuan pada masa lalu. Ubah
cara pandan ke depan dan menetapkan langkah-langkah taktis dan strategis.
Pemerintah juga perlu mensosialisasikan perubahan kurikulum itu secara sistematis dan terus
menerus kepada semua pemangku kepentingan sampai tingkat terbawah. Masyarakat juga perlu
terinformasi secara memadai terkait rencana diterapkannya kurikulum 2013. Semoga menjadikan
pendidikan lebih baik.

Dalam teori kurikulum (Anita Lie, 2012) keberhasilan suatu kurikulum merupakan proses
panjang, mulai dari kristalisasi berbagai gagasan dan konsep ideal tentang pendidikan,
perumusan desain kurikulum, persiapan pendidik dan tenaga kependidikan, serta sarana dan
prasarana, tata kelola pelaksanaan kurikulum termasuk pembelajaran dan penilaian
pembelajaran dan kurikulum.
Struktur kurikulum dalam hal perumusan desain kurikulum, menjadi amat penting. Karena
begitu struktur yang disiapkan tidak mengarah sekaligus menopang pada apa yang ingin dicapai
dalam kurikulum, maka bisa dipastikan implementasinya pun akan kedodoran.

Pada titik inilah, maka penyampaian struktur kurikulum dalam uji publik ini menjadi penting.
Tabel 1 menunjukkan dasar pemikiran perancangan struktur kurikulum SD, minimal ada sebelas
item. Sementara dalam rancangan struktur kurikulum SD ada tiga alternatif yang di mesti kita
berikan masukan

Kurikulum 2013 SD, SMP, SMA dan SMK Terbaru - Kurikulum pendidikan di Indonesia
bisa dibilang berubah-ubah dari tahun ke tahun. Tahun 2013 ini dipastikan akan digunakan
kurikulum baru, yaitu Kurikulum 2013. Jika melihat perkembangan kurikulum yang ada di
Indonesia, terhitung sudah ada 5 kurikulum atau lebih yang terus berkembang mengikuti tuntutan
perkembangan yang ada di Indoesia. Berikut ini perkembangan Kurikulum di Indonesia:

Kurikulum 2013 SD, SMP, SMA dan SMK Terbaru

Kurikulum 2013 Perkembangan Kurikulum Indonesia


Jika kita lihat gambar di atas, terdapat lebih dari 5 model kurikulum yang telah digunakan oleh
Indonesia.
1. Kurikulum Sekolah Dasar
2. Kurikulum Proyek Printis Sekolah Pembangunan (PSPP)
3. Kurikulum 1984
4. Kurikulum 1994
5. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
6. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
7. Kurikulum 2013

Pemerintah berencana akan menggunakan kurikulum 2013 pada tahun ajaran 2013/2014 pada
tingkat SD, SMP, SMA dan SMK atau sederajat. Landasan digunakannya Kurikulum 2013
menggantikan kurikulum sebelumnya (KTSP) adalah:

1. Aspek Filosofi

Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat

Kurikulum berorientasi pada pengembangan kompetensi

2. Aspek Yuridis
RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKAN

Perubahan metodologi pembelajaran

Penataan kurikulum

INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010

Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional: Penyempurnaan kurikulum


dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa Untuk Membentuk
Daya Saing Karakter Bangsa

3. Aspek Konseptual

Relevansi

Model Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kurikulum lebih dari sekedar dokumen

Proses pembelajaran (Aktivitas belajar, Output belajar, Outcome belajar)

Penilaian (Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi Penjenjangan penilaian)

Alasan pengembangan Kurikulum 2013 adalah:


1. Tantangan Masa Depan

Globalisasi: WTO, ASEAN Community, APEC, CAFTA

Masalah lingkungan hidup

Kemajuan teknologi informasi

Konvergensi ilmu dan teknologi

Ekonomi berbasis pengetahuan

Kebangkitan industri kreatif dan budaya

Pergeseran kekuatan ekonomi dunia

Pengaruh dan imbas teknosains

Mutu, investasi dan transformasi pada sektor pendidikan

Hasil TIMSS dan PISA

2. Kompetensi Masa depan

Kemampuan berkomunikasi

Kemampuan berpikir jernih dan kritis

Kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan

Kemampuan menjadi warga negara yang efektif

Kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda

Kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal

Memiliki minat luas mengenai hidup

Memiliki kesiapan untuk bekerja

Memiliki kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya

3. Fenomena Negatif yang Mengemuka

Perkelahian pelajar

Kecurangan dalam Ujian

Gejolak masyarakat

4. Persepsi Masyarakat

Terlalu menitikberatkan pada aspek kognitif

Beban siswa terlalu berat

Kurang bermuatan karakter

Berikut ini beberapa perubahan struktur kurikulum yang ada pada Kurikulum 2013.
Untuk tingkat sekolah dasar (SD), kurikulumnya akan bersifat tematik integratif. Alhasil ada
jumlah mata pelajaran yang diajarkan menjadi berkurang. Jadi mata pelajaran kita compress
dari 10 menjadi 6 mata pelajarannya, kata Menteri Pendidikan M Nuh, Selasa (13/11).
Jumlah jam belajar pun akan bertambah menjadi 6 jam. Selain itu Nuh juga menjelaskan
kegiatan ekstrakurikuler akan diwajibkan, terutama untuk kegiatan Pramuka. Ekstrakurikuler
menjadi bagian utuh dari mata pelajaran, katanya.
Sementara itu, untuk kurikulum SMP, SMA, dan SMK pendekatannya adalah mata pelajaran.
Dengan demikian tidak banyak perubahan dari jumlah mata pelajaran.
Kurikulum SD sekarang, mata pelajaran yang diajarkan yakni Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Keterampilan,
Pendidikan Jasmani-Olahraga-Kesenian, muatan lokal, dan Pengembangan Diri.
Kurikulum SD 2013, mata pelajaran yang diajarkan yakni Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan
Jasmani-Olahraga serta Kesenian.
Kurikulum SMP sekarang, mata pelajaran yang diajarkan yakni pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani, Keterampilan, Muatan lokal, dan Pengembangan diri.
Kurikulum SMP 2013, mata pelajaran yang diajarkan yakni Pendidikan Agama, Pendidikan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Bahasa Inggris, Seni Budaya,
Pendidikan Jasmani, dan Prakarya.
Pemerintah bertekad tahun ini (2013) akan menggunakan Kurikulum 2013 dan mempersiapkan
beberapa hal yang disiapkan untuk melakukan implementasi kurikulum 2013, diantaranya:
Pertama, berkait dengan buku pegangan dan buku murid. Ini penting, jika kurikulum mengalami
perbaikan, sementara bukunya tetap, maka bisa jadi kurikulum hanya sebagai macan kertas.

Pemerintah bertekad untuk menyiapkan buku induk untuk pegangan guru dan murid, yang tentu
saja dua buku itu berbeda konten satu dengan lainnya.
Kedua, pelatihan guru. Karena implementasi kurikulum dilakukan secara bertahap, maka
pelatihan kepada guru pun dilakukan bertahap. Jika implementasi dimulai untuk kelas satu,
empat di jenjang SD dan kelas tujuh, di SMP, serta kelas sepuluh di SMA/SMK, tentu guru yang
diikutkan dalam pelatihan pun, berkisar antara 400 sampai 500 ribuan.
Ketiga, tata kelola. Kementerian sudah pula mnemikirkan terhadap tata kelola di tingkat satuan
pendidikan. Karena tata kelola dengan kurikulum 2013 pun akan berubah. Sebagai misal,
administrasi buku raport. Tentu karena empat standar dalam kurikulum 2013 mengalami
perubahan, maka buku raport pun harus berubah.

. Sekolah Menengah Pertama

Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan

Anda mungkin juga menyukai