Anda di halaman 1dari 3

UJI FENILPIRUVAT

Urine patologis dibuat untuk mengondisikan urine agar mengandung


senyawa fenilpiruvat dengan variasi molnya, yaitu:
1. 5 ml urine + 1 ml larutan fenilpiruvat 1000 ppm
2. 5 ml urine + 2 ml larutan fenilpiruvat 1000 ppm
3. 5 ml urine + 3 ml larutan fenilpiruvat 1000 ppm
4. 5 ml urine + 5 ml larutan fenilpiruvat 1000 ppm
Metode yang digunakan yaitu dengan menambahkan reagen ion besi
(III) ammonium sulfat dengan penyangga KCl-HCl. Reagen FeNH 4S04 ketika
bereaksi dengan urine yang mengandung fenilpiruvat akan membentuk
kompleks Fe-fenilpiruvat berwarna hijau. Sesuai dengan uji yang dilakukan
oleh Bettelheim (2004) bahwa reaksi antara ion besi (III) dengan fenilpiruvat
menghasilkan warna blue-green. Komplek Fe-fenilpiruvat yang terbentuk
mempunyai warna komplementer hijau, sedangkan warna yang diserap oleh
spektrum sinar tampak adalah merah pada panjang gelombang 630 nm.
Tujuan ditambahkannya buffer KCl-HCl yaitu untuk mempertajam dan
memperthankan warna hijau yang dihasilkan. Selain itu larutan ini dipilih
karena termasuk larutan non volatil sehingga hasil yang diperoleh bisa
maksimal.
Menurut Saifer (1959) bahwa reaksi antara ion Fe (III) dengan fenilpiruvat
akan memberikan warna hijau dan reaksinya adalah:
n (PPA-) + m(Fe3+)

(Fem(PPA)n)

Hasil dari uji yang dilakukan yaitu semua larutan berwarna hijau yang
menandakan bahwa fenilpiruvat pada urine dapat terdeteksi. Warna larutan
semakin pekat seiring dengan konsentrasi fenilpiruvat yang semakin tinggi.
Namun pada sampel 3 (fp 3 mL) memiliki warna yang lebih pudar dari pada
sampel 2 (fp 2 mL), ini menandakan kemungkinan terjadinya dekomposisi

komplek Fe (III)-PPA yang melibatkan reduksi Fe (III) menjadi Fe(II). Berikut ini
adalah reaksinya (Saifer, 1959):
n (PPA-) + m(Fe3+)

mFe2+ + X

(Fem(PPA)n) hijau

(X adalah senyawa yang teroksidasi)


Besarnya

kadar

fenilpruvat

dalam

tubuh

menandakan

bahwa

fenilalanin tidak dapat berubah menjadi tirosin. Menurut Evelyn (1973)


banyaknya fenilalanin yang tertimbun dalam tubuh akan diubah menjadi
asam

fenilpiruvat.

Fenilalanin

termasuk

jenis

teratogen

yang

dapat

menyebabkan cacat lahir pada janin yang berkembang. Berikut adalah reaksi
perubahan reaksi fenilalanin menjadi fenilpiruvat:

Akumulasi fenilalanin dan piruvat yang terlalu banyak dapat bersifat


racun bagi sel-sel yang membentuk system syaraf sehingga mengganggu
perkembangan

dan

pekerjaan

otak.

Menurut

Suyo

(2005)

penderita

phenylketonuria (PKU) mengalami kelemahan mental dan pigmentasi rambut


berkurang.
DAPUS:
Bettelheim, A. Frederick dan Landesberg, M. Joseph. 2004. Laboratory
Experiments for General, Organic and Biochemistry Fifth Edition. Canada:
Adelphi University Canada

Evelyn, Pearce. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:


Gramedia. Pustaka Utama
Saifer, Abraham dan Harris, F. Alferd. 1959. Studies on the Photometric
Determination of Phenylpyruvic Acid in Urine. Clinical Chemistry, 5 (3) : 203217
Suryo. 2005. Genetika Strata I. Yogyakarta: UGM Press

Anda mungkin juga menyukai