Anda di halaman 1dari 6

NURSING CARE PLAN

Diagnosa 1 : Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan klien mengatakan nyeri ulu hati, kemudian nyeri saat terlambat
makan, setelah makan nyeri bertambah berat. Nyeri terasa seperti terbakar timbulnya jarang tetapi sering, Nyeri epigastrium, skala nyeri 3 (0-4)
Nyeri berlangsung selama 30 menit-1 jam hasil pemeriksaan Barium Ulkus di pilorus gaster
Patient Out Comes
Intervensi
Setelah di lakukan tindakan keperawatan 1. Observasi tanda-tanda vital
selama 15 menit, nyeri dapat berkurang

Rasional
1. Peningkatan nyeri akan meningkatkan
tanda-tanda vital

dengan kriteria hasil :


1. Klien mengatakan nyerinya berkurang 2. Observasi karakteristik nyeri

2. Mengetahui kondisi dan seberapa berat


nyeri yang dialami klien

atau hilang
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal:
T = 36,50-37,50C
3. Meningkatkan
sirkulasi
dan
3. Kompres hangat pada daerah nyeri.
P = 60-100 x/menit
meningkatkan relaksasi otot.
R = 12-20 x/menit
BP = 120/80 mmHg
4. Lingkungan tenang akan menurunkan
3. Skala nyeri 0 (0-4)
4. Klien dapat mengurangi atau bahkan 4. Berikan lingkungan yang tenang, batasi
stimulus nyeri eksternal dan pembatasan
berhenti merokok, minum alcohol dan

pengunjung dan istirahatkan klien

dapat makan tepat waktu

pengunjung

akan

membantu

meningkatkan kondisi oksigen ruangan


yang akan berkurang apabila banyak
pengunjung

yang

berada

diruangan.

Istirahat akan menurunkan kebutuhan


36

oksigen jaringan perifer


5. Alkohol pada lambung yang kosong akan
5. Dorong klien untuk menghindari merokok

mengikis

lapisan

mukosa.

Merokok

dan menurunkan masukan minuman yang

menurunkan sekresi bikarbonat pankreas

mengandung alkohol ataupun kafein, dan

yang meningkatkan keasaman sedangkan

makan yang mengandung gas.

mencerna

kafein

dapat

merangsang

sekresi asam lambung.


6. Teknik distraksi dan relaksasi dapat
6. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi

mengurangi rasa nyeri yang dirasakan


klien
7. a.

7. Kolaborasi dalam pemberian obat :


a. Antasida
b. Antagonis histamin
c. antikolinergik

37

Antasida

menetralisasi

keasaman

sekresi lambung
b. Antagonis histamin mempengaruhi
sekresi asam lambung
c. Antikolinergik menghambat pelepasan
asam lambung

Diagnosa 2 : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan obstruksi saluran pencernaan (lambung) ditandai
dengan Klien mengatakan saya sering bekerja lembur sehingga sering lupa makan. Perut kembung dan terasa penuh. Belakangan ini saya tidak
nafsu makan dan merasa mudah kenyang saat makan, mual (+), muntah (+), penurunan berat badan, IMT :18,0 (Kurus).

Patient Out Comes


Intervensi
Selama 3x24 jam ketidakseimbangan nutrisi 1. Kaji makanan kesukaan klien
dapat diatasi dengan kriteria hasil :

Rasional
1. Makanan kesukaan klien akan membantu
meningkatkan nafsu makan klien

1. Klien mengatakan nafsu makan klien 2. Kaji makanan yang harus dihindari klien.
2.
3.
4.
5.
6.

membaik
Klien dapat makan secara teratur
Mual (-)
Muntah (-)
BB bertambah/normal (58,5 kg 71,5 kg)
Hb dalam rentang normal (14 18g/dlm)

2. Makanan bersifat asam dan mengandung


gas akan memperparah kondisi klien.
3. Sediakan makanan dalam keadaan hangat
3. Makanan

hangat

dapat

membantu

meningkatkan selera makan


4. Ingatkan klien untuk melakukan oral
hygiene sebelum makan

4. Dalam keadaan oral yang bersih dapat


membuat suasana oral menjadi segar dan
meningkatkan nafsu makan

5. Timbang berat badan setiap hari di pagi


harii sesuai dengan indikasi
38

5. Mengkaji pemasukan yang adekuat dan

dapat memantau kenaikan/penurunan BB.


Pengukuran berat badan di pagi hari
sebelum makan akan menunjukan berat
sebenarnya dari tubuh
6. Ciptakan lingkungan yang nyaman/rileks
pada saat makan.

6. Makanan

yang

tidak

mengiritasi

mengurangi nyeri epigastrik.


7. Anjurkan makan-makanan dan minuman
7. Makan terlalu banyak mengakibatkan

yang tidak mengiritasi

rangsangan berlebihan dan berulangnya


gejala.

8. Anjurkan makan sedikit tapi sering

8. Makan teratur membantu menetralisir


sekresi lambung, kudapan sebelum waktu
tidur meningkatkan sekresi asam lambung.
9. Anjurkan makan pada jadwal yang teratur,
hindari

kudapan

yang

bersifat

asam

sebelum waktu tidur.

9. Lingkungan yang rileks dapat menurunkan


ansietas. Saat ansietas menurun dapat
membantu

10. Kolaborasi dengan tim ahli gizi dalam


39

hidroklorida.

menurunkan

sekresi

asam

pemberian nutrisi lunak


10. Asupah kalori yang dikomsumsi klien
11. Kolaborasi dengan petugas Lab untuk

dapat memenuhi kebutuhan harian tidak

memantau Hb kliem
12. Kolaborasi

dalam

kekurangan dan tidak kelebihan.


pemberian

obat 11. Hb merupakan untuk untuk trasportasi

antiemetik (Dimenhidrinat, Ondansentron,

nutrisi ke seluruh tubuh

Prometazin, Domperidon,Metoklopramid)
12.

menekan timbulnya rangsangan yang


dapat menghambat intake oral.

Diagnosa 3: Resiko syok (hipovolemik) dengan faktor resiko sindrom inflamasi sistemik
Patient Out Comes
Selama masa perawatan tidak terjadi syok

Intervensi
1. Kaji sumber dan respon perdarahan

hivopolemik dengan kriteria :

Rasional
1. Deteksi awal mengenai seberapa jauh
tingkat pemberian intervensi yang

1. Nilai Hb normal (14-18 g/dLm)


2. Tidak ada hematemesis
3. Tidak ada tanda tanda syok
-akral dingin

diberikan sesuia dengan kemampuan


individu.

40

-nadi cepat

2. Kaji tanda tanda syok

2. Untuk mengetahui intervensi yang


akan diberikan dengan tepat

3. Observasi intake dan out put cairan

3. Menjaga kebutuhan keseimbangan


cairan tetap adekuat

4. Observasi adanya perdarahan pada


muntahan

4. Deteksi dini terhadap perubahan


kondisi klien

5. Monitor Hb klien

5. Untuk membantu mengevaluasi


perdarahan.

6. Kolaborasi dengan tim medis dalam


pemberian terapi cairan IV

41

6. Mengganti plasma yang keluar akibat


muntah darah

Anda mungkin juga menyukai