Anda di halaman 1dari 13

INTEGRATED REPORTING

Oleh:

ANDINI UTARI PUTRI (01022681519002)


KELAS BKU AKUNTANSI REGULER PAGI
PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU EKONOMI

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2016
I.

PENDAHULUAN
Perkembangan akuntansi pada awalnya bermula dari laporan keuangan (financial

statement), namun financial statement hanya menyajikan informasi item-item keuangan dan

indikator-indikator keuangan, sedangkan informasi lain seperti sosial, lingkungan, tata


kelola, keberlanjutan bisnis dan lain sebagainya diabaikan dalam pelaporan. Kemudian
muncul sebuah laporan yang disebut dengan laporan manajemen (management reporting).
Meskipun di dalam laporan manajemen sudah dilengkapi terkait manajemen perusahaan,
namun masih belum menyajikan tentang komitmen dan tanggung jawab perusahaan
terhadap isu-isu sosial dan lingkungan.
Namun perkembangan selanjutnya, telah terjadi perubahan paradigma dari sudut
pandang dunia bisnis bahwa tujuan akhir organisasi berubah bukan hanya berorientasi pada
keuntungan belaka menyadarkan sektor bisnis akan pentingnya tanggung jawab terhadap
sosial maupun lingkungan sekitar. Dengan menerapkan program tanggung jawab sosial
terhadap lingkungan, hal ini dapat membawa perubahan dalam bentuk rencana strategis
bagi perusahaan guna mempertahankan kelangsungan bisnisnya sampai dimasa yang akan
datang. Selanjutnya, program tanggung jawab sosial terhadap sosial maupun lingkungan ini
diungkapkan dalam sebuah penyusunan laporan keberlanjutan atau suistainability report
sebagai bukti bahwa telah adanya komitmen dari pihak perusahaan terhadap lingkungan
sosialnya yang dapat dinilai hasilnya oleh para pihak yang membutuhkan informasi tersebut.
Dapat diketahui bahwa Sustainbability reporting merupakan sebuah laporan yang
membahas tentang aktivitas perusahaan terkait dengan ekonomi, lingkungan, dan sosialnya
yang penyajiannya terpisah dengan annual report. Laporan yang terpisah ini tentunya akan
membingungkan para pengguna laporan tersebut. Kemudian International Integrated
Reporting Council (IIRC) ), sebuah koalisi global regulator, investor, perusahaan, pembuat
standar, profesi

akuntansi,

dan

lembaga swadaya

masyarakat,

merilis

kerangka

(framework) Pelaporan Terpadu atau Integrated Reporting (IR), dimana integrated


reporting menyajikannya secara terpadu/teringtegrasi sehingga mempermudah stakeholder
mendapatkan informasi.
Kerangka Integrated Reporting diperkenalkan oleh The International Integrated
Reporting Council (IIRC) pada pertemuan G20 di bulan juni 2011. Mereka ditugaskan untuk
membuat Pelaporan Kerangka baru 2014 Kerangka harus berkomunikasi singkat
bagaimana sebuah perusahaan menciptakan nilai. Kerangka ini diselesaikan dan
dipublikasikan pada Desember 2013.

II.

KAJIAN TEORI
1. Definisi Integrated Reporting
Menurut The International Integrated Reporting Committe (IIRC), Integrated

Reporting (IR) adalah suatu proses komunikasi informasi suatu organisasi kepada

stakeholder tentang penciptaan nilai dari waktu ke waktu dan juga berperan sebagai
komunikasi yang ringkas dan terintegrasi tentang bagaimana strategi, tata kelola, kinerja
dan prosepek suatu organisasi menghasilkan penciptaan nilai dalam jangka pendek,
menengah, dan jangka panjang. Konsep inti dari integrated reporting adalah menyediakan
satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan informasi keuangan perusahaan dan non
keuangan seperti masalah environmental, governance, social issues.
Implementasi integrated

reporting pada

suatu

perusahaan

bukanlah

sekedar technical exercise (White, 2010). Maka dari itu, integrated reporting menyajikan dua
aspek yang sama pentingnya yaitu informasi keuangan dan informasi yang sifatnya
berkelanjutan. White (2010) mengemukakan bahwa integrated reporting tercipta atas
dasar capital stewardship yang berarti pemeliharaan terhadap semua yang berbentuk
modal.
Capital stewardship dioperasionalkan dengan mengurai konsep menjadi lima
komponen yang disingkat "INFOS (intellectual, natural, financial, organizational and social
capital). International Integrated Reporting Council membagi modal atau capital menjadi
enam kategori (IIRC, 2011). Modal tersebut adalah sebagai berikut :
a. Modal intelektual, yaitu intangible yang memberikan manfaat kompetitif, di antaranya
adalah paten, copyright, software, dan sistem organisasi
b. Modal alam yaitu input terhadap produksi barang atau ketentuan mengenai suatu jasa.
c. Modal keuangan yaitu modal yang tersedia bagi organisasi untuk memproduksi barang
dan jasa serta diperoleh melalui pembiayaan, seperti utang, ekuitas, hibah, atau yang
dihasilkan melalui operasi dan investasi.
d. Modal pabrik yaitu modal yang berbeda dengan modal alam yang digunakan dalam
memproduksi barang dan jasa, contohnya adalah gedung, peralatan dan infrastruktur.
e. Modal manusia yaitu kemampuan seseorang dan motivasinya untuk berinovasi seperti
kemampuan untuk memahami dan menerapkan startegi organisasi.
Modal sosial yaitu lembaga dan hubungan yang dibangun di dalam dan diantara

f.

kelompok dan stakeholder untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

2. Tujuan Integrated Reporting


Tujuan dari integrated reporting yaitu :

meningkatkan kualitas informasi bagi penyedia modal keuangan (financial capital)

dalam rangka memudahkan alokasi modal yang efektif dan efisien


memajukan sebuah pendekatan yang lebih padu dan efisien dalam laporan
perusahaan yang mengomunikasikan secara keseluruhan faktor faktor yang

berpengaruh secara material terhadap kemampuan perusahaan menciptakan nilai

antar waktu,
meningkatkan akuntabilitas dan stewardship akan enam jenis modal (sumber daya)
yang dimiliki oleh perusahaan yakni sumber daya keuangan (financial), produk yang
dihasilkan (manufactured), intelektual (intellectual), manusia (human), sosial dan
hubungan (social and relationship), dan alam (natural) serta meningkatkan

pemahaman keterkaitan antar sumber daya tersebut, serta


mendukung integrated thinking, pengambilan keputusan, dan tindakan yang fokus
pada penciptaan nilai dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

3. Prinsip-Prinsip Panduan tentang Integrated Report


Terdapat tujuh prinsip yang menjadi panduan mendasar (guiding principles) dalam
<IR>, ketujuh prinsip tersebut yakni:
a. Strategic focus and future orientation yang berarti integrated report harus bisa
memberikan wawasan terkait strategi perusahaan, bagaimana strategi tersebut
berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam menciptakan nilai dalam jangka
pendek, menengah, dan panjang, penggunaan serta dampak dari penerapan strategi
tersebut terhadap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.
b. Connectivity of information, dimana integrated report harus bisa menunjukkan
gambaran secara keseluruhan dari kombinasi, keterkaitan, dan ketergantungan antar
faktor yang mempengaruhi penciptaan nilai perusahaan.
c. Stakeholder relationships, integrated report harus bisa memberikan wawasan yang
berkaitan dengan sifat dan kualitas hubungan perusahan dengan key stakeholders,
termasuk bagaimana dan sejauh mana perusahaan memahami, mempertimbangkan,
dan merespon kebutuhan kepentingan pemangku kepentingan yang sah.
d. Materiality, integrated report harus bisa men-disclose informasi mengenai hal hal
yang secara substantif mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menciptakan
nilai jangka pendek, menengah, dan panjang.
e. Conciseness yang berati integrated report harus disajikan secara ringkas dengan
menyajikan konteks yang cukup untuk membantu memahami strategi, tata kelola,
kinerja, dan prospek perusahaan tanpa dibebani dengan informasi yang kurang
f.

relevan.
Reliability and completeness, berarti integrated report harus menyajikan laporan yang
lengkap atau mencantumkan segala hal yang material serta andal atau bebas dari

salah saji material.


g. Consistency and comparability yang berarti bahwa informasi dalam integrated report
harus disajikan dalam basis yang konsisten antar waktu serta disajikan dalam cara

yang memudahkan perbandingan dengan perusahaan lain sampai pada tingkat bahwa
perbandingan tersebut material dalam penciptaan nilai perusahaan antar waktu.
.
4. Elemen-elemen Integrated Reporting
Elemen ini menjelaskan mengenai segala sesuatu yang dilakukan perusahaan dan
menjelaskan bagaimana cara perusahaan menciptakan dan mempertahankan nilai
Integrated report minimal harus berisi delapan elemen (content elements) berikut :
Organizational overview and operating context yang menjelaskan visi, misi, apa yang

dilakukan oleh perusahaan dan dalam lingkungan seperti apa perusahaan beroperasi.
Governance atau tata kelola yang menjelaskan bagaimana struktur tata kelola
perusahaan, dan bagaimana struktur ini mendukung penciptaan nilai dalam jangka

pendek, menengah, dan panjang.


Business model yang menggambarkan bagaimana sistem perusahaan dalam
mengubah input menjadi output dan outcome melalui kegiatan bisnis dengna tujuan
untuk memenuhi tujuan strategis perusahaan dan penciptaan nilai dalam jangka

pendek, menengah, dan panjang.


Risk and opportunities dimana perusahaan menyajikan faktor kunci dari risiko dan
peluang yang dihadapi oleh perusahaan, bagaimana faktor kunci ini akan
mempengaruhi

penciptaan

nilai

perusahaan,

dan

bagaimana

perusahaan

menanggulangi hal tersebut, termasuk di dalamnya ketersediaan, kualitas, dan


keterjangkauan sumber daya yang relevan dalam jangka pendek, menengah, dan

panjang.
Strategy and resource allocation yang berisi tujuan strategis perusahaan dalam jangka
pendek, menengah, dan panjang, bagaimana strategi perusahan dalam mencapai
tujuan tersebut, rencana alokasi sumber daya dalam rangka implementasi strategi,
serta bagaimana perusahaan akan mengukur pencapaian dan target outcome dalam

jangka pendek, menengah, dan panjang.


Performance menjelaskan bagaimana pencapaian tujuan strategis perusahaan yang
bisa berisi baik informasi kuantitatif maupun kualitatif serta apa saja key outcomes

yang berpengaruh terhadap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan.


Outlook berisi apa saja tantangan dan ketidakpastian yang bisa saja dihadapi oleh
perusahaan dalam rangka menjalankan strategi serta dampak potensial tantangan dan
ketidakpastian tersebut terhadap model bisnis serta kinerja dan outcome di masa yang

akan datang.
Basis of Presentation berisi bagaimana perusahaan menentukan hal hal yang
material untuk ditampilkan dalam integrated report, termasuk bagaimana perusahaan
meng-kuantifikasikan dan mengevaluasi hal hal tersebut.

Integrated reporting hadir dengan tampilan sempurna. Semua unsur-unsur yang


tidak tersaji dalam sustainability reporting tersaji dalam integrated reporting sesuai dengan
prinsip-prinsip panduan model pelaporan ini. Di atas telah dipaparkan secara detail konsep
dariintegrated reporting. Evolusi model pelaporan sangat menentukan masa depan
perusahaan karena Investor cenderung melirik entitas yang mengikuti tren pasar global.
pernyataan dibawah ini sebagai gambaran mengapa Integrated reporting penting untuk
diterapkan.
The development of IR was given impetus by the global financial crisis
(GFC) and driven by a perceived need for an improved method of reporting
that incorporates a range of financial and non-financial information necessary
for effective decision-making and risk management in the current business
and financial environment (see, for example, Abeysekera, 2012). Also, there is
a growing awareness on the part of both corporates and investors of the
interconnectedness between financial stability and environmental and social
sustainability, and the need for greater integration between financial and nonfinancial information, and present and future-oriented data, in reporting to
stakeholders(Hanks and Gardiner, 2013)
Dapat disimpulkan dari pernyataan diatas bahwa informasi keuangan dan non
keuangan sangat urgen adanya untuk mendukung keefektifan pengambilan keputusan dan
juga menjaga stabilitas keuangan, lingkungan, dan sosial serta menjadikan laporan
terintegrasi sebagai media komunikasi yang sempurna kepada stakeholders utamanya
investor.
5.

Model Integrated Reporting


Ada pun model model integrated reporting yang dikembangkan, yaitu :

Menunjukkan komitmen terhadap keberlanjutan bisnis kepada para stakeholder

Membantu mengintegrasikan sustainabilitas bisnis ke dalam strategi and operasi

Meningkatkan relasi dengan para stakeholder utama

Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan

Menyederhanakan pelaporan eksternal (LK, LM, SR)

Menunjukkan posisi perusahan sebagai leader and innovator

Meningkatkan relasi dengan komunitas investor, kreditor dan mitra usaha

Meningkatkan akses modal/pendanaan

Meningkatkan reputasi dan memperkuat brand perusahaan


6.

Patuh terhadap regulasi


Esensi Pelaporan Terintegrasi
Menurut The International Integrated Reporting Committee (IIRC): Pelaporan

Terintegrasi

adalah

suatu proses komunikasi informasi suatu organisasi, terutama

tercermin dalam integrated report, kepada para stakeholder tentang penciptaan nilai dari
waktu ke waktu. Integrated report adalah suatu komunikasi yang ringkas dan terintegrasi
tentang bagaimana

strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja dan prospek suatu

organisasi menghasilkan penciptaan nilai

dalam jangka pendek, menengah dan jangka

panjang.
Pelaporan Terintegrasi menggabungkan sejumlah laporan (keuangan, catatan
manajemen, tatakelola dan remunerasi, dan pelaporan berkelanjutan) ke dalam satu paket
pelaporan untuk menjelaskan kemampuan suatu organisasi dalam penciptaan nilai dan
mempertahankan nilainya dalam jangka panjang. Menyajikan secara bersama informasi
material tentang strategi, tatakelola dan remunerasi, kinerja, risiko dan prospek suatu
organisasi yang mencerminkan konteks komersial, sosial dan lingkungan dimana organisasi
itu beroperasi. Output dari Pelaporan Terintegrasi adalah integrated report yang menjadi
laporan utama dari suatu organisasi

III.
1.

PEMBAHASAN ARTIKEL
Evolusi Dalam Pelaporan Keuangan Perusahaan : Analisis Semiotik Atas
Integrated Reporting PT United Tractor Tbk
Oleh Widiyastuti, Y. & Chairiri, A.
Pada awalnya laporan keuangan cenderung bersifat sederhana yang memuat

informasi kuantitatif tentang posisi keuangan, kinerja keuangan, arus kas, perubahan ekuitas
dan penjelasan atas laporan keuangan. Namun, seiring dengan perkembangan bisnis dan
teknologi, laporan keuangan tidak hanya berisi informasi kuantitatif, akan tetapi berisi
informasi kualitatif. David (2002) menyatakan bahwa pada perkembangannya, pelaporan
keuangan yang diwujudkan dalam annual report tidak hanya menyajikan informasi kuantitatif
tetapi juga informasi lain seperti text, foto, tabel, grafik dan narrative text. Narrative text di
dalam pelaporan perusahaan antara lain meliputi sambutan yang disampaikan oleh direktur

dan komisaris serta analisis manajemen. Diskusi dan analisis manajemen digunakan
sebagai alat untuk menjelaskan mengenai tujuan dari perusahaan. Sambutan dari Dewan
Direksi danDewan Komisaris berisi informasi tentang ringkasan kinerja masa lalu dan
rencana kerja yang akan datang (Yuthas et al ,2002).
Kemunculan informasi lain selain informasi kuantitatif bukannya tanpa tujuan bagi
perusahaan. Informasi non-kuantitatif dimunculkan perusahaan dengan tujuan untuk
membentuk atau memunculkan suatu image tertentu sebagaimana yang diinginkan
perusahaan. Perusahaan cenderung menginginkan image yang positif serta menghindari
image negatif (Gardner dan Martinko, 1988). Pembentukan image positif dipilih perusahaan
karena dapat menguntungkan posisi perusahaan di mata masyarakat dan pihak eksternal
yang berkepentingan.
Pembentukan image positif melalui pesan dalam annual report merupakan strategi
yang digunakan perusahaan untuk membangun kepercayaan publik (Kohut dan Segars,
1992). Oleh karena itu perusahaan berusaha untuk menciptakan sesuatu di dalam
pelaporan keuangannya sehingga menarik kepercayaan bagi investor, masyarakat umum,
dan calon pemegang saham. Hal tersebut membuat narrative text di dalam annual report
menjadi hal yang penting bagi perusahaan dan menarik perhatian beberapa akademisi
untuk meneliti isu berkaitan dengan laporan keuangan.
Kebutuhan untuk memenuhi informasi dalam pengambilan keputusan membuat luas
lingkup pelaporan keuangan makin berkembang. Saat ini tren format pelaporan keuangan
mulai berkembang menjadi integrated reporting. Fenomena ini muncul sebagai dampak dari
adanya krisis keuangan global yang menimpa Amerika pada tahun 2008 (Azam, et al.2011;
Krzus 2010). Krisis tersebut menyebabkan banyak kalangan meragukan isi yang ada di
dalam annual report. Isi tersebut dianggap kurang mencakup semua aspek yang bermanfaat
kinerja perusahaan secara menyeluruh. Hal membuat pemakai laporan keuangan menjadi
sulit untuk menentukan keputusan bisnis.
Integrated reporting menyediakan satu laporan yang sepenuhnya mengintegrasikan
informasi keuangan perusahaan dan non-keuangan (termasuk environmental, social,
governance, dan intangibles ) (Krzus 2010; Eccles dan Krzus 2010; Oates 2009 dalam
Azam, et al. 2011). Pada dasarnya keinginan suatu perusahaan untuk mengikuti atau tidak
mengikuti perkembangan format pelaporan yang baru seperti integrated reporting,
tergantung dari judgement internal perusahaan itu sendiri. Akuntansi bukan sekedar
menyajikan angka, akan tetapi merupakan media untuk mengakui eksistensi perusahaan di
dalam industri. Pelaporan keuangan seharusnya dipahami dari perspektif yang terintegrasi
yang melibatkan berbagai elemen dalam pelaporan tersebut seiring dengan perkembangan
bisnis dan tuntutan para stakeholder. PT United Tractor Tbk adalah salah satu perusahaan
di Indonesia yang mencoba untuk menerapkan integrated reporting dan memperoleh

beberapa penghargaan, yang terbaru diantaranya adalah Best CSR Disclosure in Annual
Report pada ajang ISRA Award 2010. Praktek pelaporan CSR merupakan bagian dari
integrated reporting sehingga menarik untuk diteliti.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisis semiotik atas
integrated reporting pada annual report perusahaan. Metode kualitatif merupakan suatu
metode yang berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Alasan utama
menggunakan metode penelitian ini adalah bahwa penelitian ini cenderung dimaksudkan
untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam narrative text sehingga dapat
dipahami proses evolutif dalam pelaporan keuangan.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab tiga rumusan masalah. Rumusan masalah
yang pertama adalah apakah pelaporan keuangan PT United Tactors Tbk telah menerapkan
prinsip-prinsip Integrated Reporting IIRC. Dari penjelasan dalam Bab IV yang terdapat pada
penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaporan keuangan PT United Tractors Tbk
telah menerapkan prinsip-prinsip integrated reporting sejak tahun 2008 dan masih konsisten
sampai tahun 2010. Prinsip tersebut dapat dilihat dalam kerangka penyajian integrated
reporting sampai kepada pernyataan dari dewan komisaris, dewan direksi, dan analisis
manajemen perusahaan pada tahun 2008 sampai 2010 yang telah memberikan informasi
terkait : fokus strategi pada masa sekarang sampai masa yang akan datang; konektivitas
antara komponen-komponen yang mempengaruhi aktivitas bisnis perusahaan dengan
sumber daya yang tersedia; orientasi masa depan perusahaan; respon perusahaan
terhadap kebutuhan para stakeholder; serta keringkasan, keandalan dan materialitas
kepada para stakeholder. Dalam menyajikan informasi tersebut, perusahaan tidak hanya
menggunakan teks narasi melainkan meliputi aspek semiotika seperti gambar, tabel, dan
grafik yang memudahkan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi kepada para
stakeholder. PT United Tractors Tbk telah menerapkan prinsip integrated reporting sejak
tahun 2008.
Pertanyaan yang kedua adalah bagaimana cara PT United Tractors Tbk
mengungkapkan elemen-elemen yang diperlukan dalam integrated reporting. Secara umum
dapat ditarik kesimpulan bahwa PT United Tractors Tbk telah mengungkapkan
elemenelemen yang diperlukan di dalam integrated reporting. Bukti bahwa perusahaan telah
mengungkapkan elemen-elemen tersebut adalah adanya informasi tentang segala
sesuatuyang berkaitan dengan elemen: ikhtisar organisasi dan model bisnis perusahaan;
kontenoperasi termasuk risiko dan peluang; strategi untuk mencapai tujuan; tata kelola dan
remunerasi; kinerja; tampilan masa depan di dalam pernyataan dewan komisaris, dewan
direksi, dan analisis manajemen.
Pertanyaan ketiga adalah mengapa PT United Tractors Tbk memilih menggunakan

format integrated reporting di dalam annual reportnya. Seperti yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya bahwa alasan perusahaan memilih menggunakan format integrated
reporting adalah sebagai wujud penerimaan legitimasi dari stakeholder . Perusahaan sadar
bahwa legitimasi merupakan hal yang penting seperti yang disampaikan melalui pernyataan
dewan komisaris dari tahun ke tahun di dalam integrated reporting perusahaan. Penelitian
ini menunjukkan bahwa proses pelaporan keuangan yang dilakukan oleh PT United Tractors
Tbk adakah praktik yang evolusioner untuk mendapatkan legitimasi dari stakeholder.Untuk
memperoleh legitimasi tersebut, perusahaan berusaha membentuk reputasi yang pada
akhirmya dapat menarik dana bagi kepentingan perusaahaan. Reputasi perusahaan
merupakan representasi persepsi dari tindakan perusahaan di masa lalu dan prospek di
masa mendatang yang menggambarkan secara keseluruhan keinginan dari stakeholder
(Fombrun, 1996).
Terdapat permasalahan atau keterbatasan dalam penelitian ini yaitu

pertama,

keterbatasan terkait hasil penelitian karena objek penelitian hanya fokus pada satu
perusahaan saja yaitu PT United Tractors Tbk sehingga hasil yang diperoleh tidak
menggambarkan hasil yang sama apabila diterapkan pada perusahaan yang berbeda.
Kedua, penelitian ini menganalisis penerapan integrated reporting pada annual report PT
United Tractors Tbk secara semiotik dengan paradigma interpretif maka terdapat
subjektivitas dari peneliti.

2.

Transformasi Substainbility Reporting Menuju Integrated Reporting (IR)


Sebagai

Cerminan

Semakin

Luasnya

Akuntabilitas

Dalam

Corporate

Governance
Oleh Nazier, M. D. & Umiyati, I.
Dalam kerangka stakeholder theory, perusahaan melalui mekanisme corporate
governance diharapkan dapat menjaga akuntabilitasnya selain kepada shareholder juga
kepada pada stakeholder lainnya. Stakeholder yang berbeda-beda (seperti: karyawan,
pelanggan, pemasok, kreditur, pemerintah) memiliki kepentingan yang berbeda dari segi
ekonomi, lingkungan dan sosial dalam menilai kesuksesan sebuah perusahaan. Harapan
stakeholder kepada perusahaan semakin berkembang tidak hanya dalam profit namun juga
laporan kepada

stakeholder

terkait

dengan

informasi yang diperlukan dilakukan

untuk mencapai komunikasi yang efektif. Sehingga laporan perusahaan harus berisi
informasi yang relevan dan terintegrasi bagi semua stakeholder (Hindley and Buys, 2012).
Perhatian terhadap dampak dari aktivitas bisnis terhadap lingkungan dan sosial telah
mendorong perusahaan untuk mulai mempublikasilan laporan yang memberikan informasi
mengenai kinerja perusahaan terkait lingkungan dan sosial (Hahn and Kuhnen, 2013).
Laporan ini mempunyai sebutan yang berbeda-beda misalnya: corporate citizenship report,
environmental report dan sustainability report (Roth, 2014). Walaupun biasanya aspek
lingkungan dan sosial termasuk ke dalam laporan tahunan perusahaan kepada para
pemegang sahamnya, namun laporan keuangan dan laporan kinerja lingkungan dan sosial
masih merupakan dua laporan yang terpisah. Tren sekarang, perusahaan mulai menyadari
kebutuhan untuk mengkombinasikan semua aspek dalam sustainability reporting dan
laporan keuangan kedalam sebuah laporan tunggal, yang kemudian disebut dengan istilah
integrated reporting <IR> (Roth, 2014). <IR> yang mulai berkembang sejak tahun 2010 dan
dikuatkan dengan kerangka yang dikeluarkan oleh International Integrated Reporting
Council (IIRC) pada Desember 2013 cukup menarik untuk dikaji.
Tujuan dari penelitian ini adalah mencoba untuk mengkaji transformasi sustainability
reporting menjadi <IR>, dukungan dan kritik
sebagai cerminan

akuntabilitas,

penelitian

atas aplikasi
mengenai

<IR>

oleh

perusahaan

aplikasi <IR> oleh perusahaan

serta sejauhmana aplikasi <IR> oleh perusahaan di Indonesia.


Tulisan ini menggunakan pendekatan literatur review dengan mengkaji tulisan baik
berupa penelitian kuantitatif maupun analisis kualitatif dari berbagi sumber seperti jurnal
ilmiah dan majalah dari tahun 2010 s.d.

2014. Hal ini untuk memenuhi tujuan yang

dimaksud yaitu mengetahui:

Transformasi sustainability reporting menjadi <IR>,

Dukungan dan kritik

atas aplikasi

<IR>

oleh perusahaan sebagai cerminan

akuntabilitas,

Penelitian mengenai aplikasi <IR> oleh perusahaan, serta

Sejauhmana aplikasi

<IR>

oleh

perusahaan di Indonesia.

Berdasarkan pembahasan diatas mengenai aplikasi <IR> dapat diambil beberapa


kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

Transformasi Sustainability Report menuju <IR> membutuhkan kerangka berfikir yang


terintegrasi sehingga menghasilkan <IR> yang sebenarnya bukan hanya sekedar
window dressing dan laporan kombinasi.

Disamping manfaat yang dirasakan oleh perusahaan yang mengaplikasikan <IR>,

10

terdapat beberapa kritik atas kerangka <IR> yang masih dalam tahap perkembangan.
Hal ini memberi ruang kepada pada akademisi untuk mengkaji lebih lanjut mengenai
tradeoff antara manfaat dan biaya dari aplikasi <IR> oleh perusahaan.

Para akademisi juja mengambil peran untuk mengkaji pengembangan kerangka <IR>
yang benar-benar efektif mencerminkan integrasi informasi keuangan dengan strategi
berbasis sustainability dari perusahaan.

Penerapan <IR> di Indonesia masih memerlukan usaha keras baik dari pihak internal
perusahaan maupun eksternal perusahaan.

Penerapan <IR> di Indonesia masih cenderung merupakan tambahan biaya dengan


manfaat yang belum pasti karena pasar modal di Indonesia belum efektif dan efisien.

IV.

PENUTUP

11

DAFTAR PUSTAKA
Global

Reporting
Initiative
(2013)
:
Pedoman
Pelaporan
Keberlajutan.
(https://www.globalreporting.org/information/current-priorities/integratedreporting/Pages/default.aspx) Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2016.

KPMG (2011) : Integrated Rpeorting Performance Insight Through Better Business


Repoting
Nazier, M. D. & Umiyati, I. 2015. Transformasi Substainbility Reporting Menuju Integrated
Reporting (IR) Sebagai Cerminan Semakin Luasnya Akuntabilitas Dalam Corporate
Governance. Jurnal Dimensia Vol. 12 No. 01 Maret 2015. Hlm 1-34
(file:///C:/Users/acer/Downloads/01%20transformasi%20sustainability%20DN%20%20IU.pdf) Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2016.
Online. 2011. Sustainability Reporting Sebagai Informasi Bentuk Pertanggungjawaban
Peruahaan Terhadap Lingkungan Sosialnya.
(http://sayabisamelakukansemuanyadisini.blogspot.com/2011/06/sustainabilityreporting-sebagai.html?m=1) Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2016.
Online. 2014. Integrated Reporting: Akuntabilitas Korporasi. (http://corporateresponsibility.
info/index.php/artikel/publikasi/integrated-reporting-akuntabilitas-korporasi-terhadapkeberlanjutan) Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2016.
Widiyastuti, Y. & Chairiri, A. 2011. Evolusi Dalam Pelaporan Keuangan Perusahaan : Analisis
Semiotik
Atas
Integrated
Reporting
PT
United
Tractor
Tbk.
(http://eprints.undip.ac.id/35026/1/JURNAL_YUNI_WIDIYASTUTI_C2C008154.pdf)
Diakses Pada Tanggal 24 Oktober 2016.

12

Anda mungkin juga menyukai