Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Obat merupakan sebuah substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
sebagai perawatan, pengobatan, atau bahkan pencegahan terhadap berbagai gangguan yang
terjadi dalam tubuh. Dalam pelaksanaannya, tenaga medis memiliki tanggung jawab dalam
keamanan obat dan pemberian secara langsung kepada pasien. Hal ini semata-mata hanya
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Farmakologi menjadi penting karena mempelajari tentang efek dari obat, sehingga
diharapkan mampu mengevaluasi efek pegobatan. Pada efek obat, ada beberapa istilah yang
penting kita ketahui diantaranya: nama generik merupakan nama pertama dari pabrik yang
sudah mendapatkan lisensi, kemudian ada nama resmi yang memiliki arti nama dibawah
lisensi salah satu publikasi yang resmi, nama kimiawi merupakan nama yang berasal dari
susunan zat kimianya seperti acethylsalicyic acid atau aspirin, kemudian nama dagangnya
(trade mark) merupakan nama yang keluar sesuai dengan perusahaan atau pabrik dalam
menggunakan simbol seperti ecortin, bufferin, empirin, analsik, dan lain-lain.
Obat yang digunakan sebaiknya memenuhi standar persyaratan obat, diantaranya
kemurnian, yaitu suatu keadaan yang dimiliki oleh obat karena unsur keasliannya, tidak ada
campuran dan standar potensi yang baik. Selain kemurnian, obat juga harus memiliki
bioaviabilitas berupa keseimbangan obat, keamanan, dan efektivitas. Standar-standar
tersebut harus dimiliki obat agar manghasilkan efek yang baik akan obat itu sendiri.
Sebagai bahan atau benda asing yang masuk kedalam tubuh, obat akan bekerja sesuai
dengan proses kimiawi melalui suatu reaksi obat. Reaksi obat dapat dihitung dalam satuan
waktu paruh, yakni suatu interval waktu yang diperlukan dalam tubuh untuk proses
eliminasi, sehingga terjadi pengurangan konsentrasi setengah dari kadar puncak obat dalam
tubuh.

Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara, diantaranya:
oral, parenteral, rektal, vaginal, kulit, mata, telinga, dan hidung. Dalam pemberian obat
kepada pasien, ada beberapa persyaratan yang perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

dalam pemberian obat, diantaranya: tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat jalur
pemberian, tepat waktu dan tepat dokumentasi.
Dalam pelaksanaannya, pemberian obat atau medikasi mempunyai prosedur tetap yang
dilakukan secara teoritis yang merupakan tindakan keperawatan yang memerlukan strategi
pelaksanaan.
Dalam pemberian cairan intravena pun merupakan pemberian cairan melalui alat
intravena untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, obat-obatan, pemantauan
hemodinamik, serta mempertahankan fungsi jantung dan ginjal (Schaffer, dkk, 2004). Pasien
yang mendapat cairan intravena di rumah sakit mencapai 50% dari total seluruh pasien yang
dirawat setiap tahunnya (Schaffer, dkk, 2006). Penggunaan alat intravaskuler banyak
menimbulkan komplikasi lokal maupun sistemik (Smeltzer & Bare, 2001). Kondisi yang
sering ditemukan adalah flebitis. Flebitis merupakan daerah bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri pada kulit sekitar tempat kateter intravaskular dipasang yang terjadi pada kulit
bagian luar (Tietjen, dkk, 2004). Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik
oleh iritasi kimia maupun mekanik (Smeltzer & Bare, 2004). Insiden flebitis banyak
dijumpai seiring banyaknya pasien yang mendapatkan terapi cairan intravena (Schaffer, dkk,
2006). Di Indonesia belum ada angka yang pasti tentang prevalensi flebitis pada pasien yang
mendapat terapi intravena, angka standar flebitis yang direkomendasikan oleh INS (Infusion
Nurses Society) adalah 5% (INS, 2008)
Pemberian cairan intravena (intravenous fluids infusion) adalah pemberian sejumlah
cairan ke dalam tubuh, melalui jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan kehilangan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah
PEMBERIAN OBAT PARENTERAL VIA INTRAVENA. Untuk memberi kejelasan
makna serta menghindari meluasnya pembahasan, maka dalam makalah ini

masalahnya

dibatasi pada :
1. Apa yang dimaksud dengan pemberian obat injeksi parenteral via intravena ?
2. Apa jenis pemberian obat injeksi parenteral via intravena ?
3. Apa indikasi pemberian obat injeksi parenteral via intravena ?
FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

4.
5.
6.
7.
8.

Apa tujuan pemberian obat injeksi parenteral via intravena ?


Bagaimana bahaya pemberian obat injeksi parenteral via intravena ?
Apa keuntungan dan kerugian pemberian obat injeksi parenteral via intravena ?
Bagaimana cara pemberian obat injeksi parenteral via intravena ?
Bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) pemberian obat via intravena ?

1.3 Tujuan Penulisan


Pada dasarnya tujuan penulisan makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Farmakologi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pemberian obat injeksi parenteral via intravena.
2. Untuk mengetahui jenis apa saja dalam pemberian obat injeksi parenteral via
intravena.
3. Untuk mengetahui indikasi dalam pemberian obat injeksi parenteral via intravena.
4. Untuk mengetahui tujuan pemberian obat injeksi parenteral via intravena.
5. Untuk mengetahui bagaimana bahaya pemberian obat injeksi parenteral via
intravena.
6. Untuk mengetahui apa saja keuntungan dan kerugian dalam pemberian obat
injeksi parenteral via intravena.
7. Untuk mengetahui bagaimana cara pemberian obat injeksi parenteral via
intravena.
8. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam pemeberian obat
via intravena.
1.4 Ruang Lingkup Penulisan
Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan disesuaikan dari dosen mata kuliah,
maka dalam hal ini kami membatasi ruang lingkup bahasannya hanya pada materi
PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA.
1.5 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bagian, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penulisan, ruang ligkup penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORI, yang terdiri dari pengertian tentang pemberian obat injeksi
parenteral via intravena, jenis pemberian obat injeksi parenteral via intravena, indikasi
pemberian obat injeksi parenteral via intravena, tujuan pemberian obat injeksi parenteral via
intravena, bahaya pemberian obat injeksi parenteral via intravena, keuntungan dan kerugian
pemberian obat injeksi parenteral via intravena cara pemberian obat injeksi parenteral via

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

intravena, dan standar operasional prosedur dalam pemberian obat injeksi parenteral via
intravena.
BAB III : PENUTUP, yang terdiri dari kesimpulan, kritik dan saran serta daftar pustaka.

BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
Pemberian obat injeksi parenteral via intravena adalah pemasukan atau pemberian
obat melalui jalur pembuluh darah vena kedalam tubuh, diantaranya melalui vena media
cubitus/chepalica (daerah lengan), vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), vena
frontalis/temporalis di daerah frontal dan temporal dari temporal, vena basilica, dan lainlain.
Pemberian obat intravena dapat dilakukan dengan cara infus continue, infus
intermitten ataupun dalam bentuk bolus. Formulasi untuk ketiga cara pemberian ini tidak
dapat saling dipertukarkan, karena akan berakibat fatal pada pasien.
2.2 Jenis Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
2.2.1 Infus Intravena Continue
Pemberian obat melalui infus yang continue bertujuan untuk menghasilkan dan
mempertahankan konsentrasi obat yang konstan dalam darah, misalnya pada
pemberian Oksitosin (Syntosinon). Obat tersebut diberikan sebagai larutan yang
encer untuk mengurangi iritasi vena. Akan tetapi kita harus yakin bahwa larutan
obat yang disuntikkan lewat infus dapat bercampur dengan larutan infusnya.
Sebagai contoh, Frusemid (Furosemid) tidak dapat bercampur dengan larutan
2.2.2

Glukose/Dextrose.
Infus intermittent

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

Beberapa obat dapat diberikan sebagai infus selama 20 menit hingga 1 jam atau
cara pelaksanaannya bergantung pada, apakah sudah ada infus yang terpasang atau
hanya obat tersebut yang akan diberikan melalui infus. Bila ada infus yang harus
diberikan bersamaan, kedua obat tersebut harus kompantibel dan digunakan twoway-tap. Bila hanya obat tersebut yang akan di infuskan, kanula tersebut harus
dibilas sebelum dan setelah pemberian obat. Pemberian infus intermitten dapat
menyebabkan konsentrasi obat tersebut dalam plasma berfluktuasi, dan dapat turun
diatas atau dibawah kisaran terapeutik. Keadaan ini dapat menimbulkan intoksikasi
(keracunan) maupun kegagalan terapi. Konsentrasi yang berfluktuasi tersebut
dapat terjadi, misalnya pada wanita yang mendapatkan terapi antibiotik atau
heparin intravena.
Karena penyerapan obat-obat intravena berlangsung sangat cepat, maka
pemberiannya harus benar-benar tepat waktu penyuntikan yang terlambat atau
pemberian yang terlalu dekat antara yang satu dengan yang lainnya akan
menyebabkan fluktuasi pada konsentrasi obat.
Ketika menambahkan obat kedalam botol cairan infus, berikut ini adalah hal hal
yang harus diperhatikan :
Tidak menusuk botol pada saat memasukkan obat.
Label tambahan harus dipasang dengan mencantumkan nama obat, dosis, nama

dan nomor register pasien serta waktu pemberian.


Obat dan cairan harus larut sempurna.
Kecepatan aliran harus benar.

Contoh obat yang diberikan dengan cara infus intermitten: Flagyl IV, Larutan inf.
0,5% x 100 ml.
2.2.3

Pemberian Secara Bolus


Suntikan dapat diberikan langsung pada pembuluh vena atau pada selang infus
(per-kap). Penyuntikan langsung pada vena biasanya sedapat mungkin dihindari,
karena alasan :
a. Penggunaan jarum baja untuk penyuntikan IV yang berkali-kali membawa
risiko ekstravasasi dan kerusakan jaringan.
b. Tanpa akses vena yang continue, setiap reaksi yang merugikan akan sulit
ditangani.
Pemberian secara bolus lewat infus harus dilakukan dengan perlahan untuk
memungkinkan cairan infus mengalir terus dan mengencerkan obat yang

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

disuntikkan. Kecepatan penyuntikan tergantung pada jenis obatnya. Umumnya


tidak ada obat yang boleh disuntikkan secara intravena dengan kecepatan kurang
dari satu menit, kecuali jika pasiennya mengalami gagal jantung atau bila terdapat
perdarahan hebat (Loeb et al, 1993; Mc.Kenry & salerno, 1995). Sebagian besar
obat dapat disuntikkan dalam waktu satu hingga tiga menit dengan beberapa
pengecualian penting seperti epineprin (adrenalin), efedrin dan aminofilin
(Swonger & Matejski, 1991).
Pemberian obat yang cenderung cepat dapat menyebabkan :
1.
2.
3.
4.

Trauma pada vena;


Reaksi hipersensitivitas yang hebat;
Efek samping yang serius;
Edema paru atau embolisasi jika volume cairan yang disuntikkan cukup besar.

2.3 Indikasi Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena


a. Pasien yang membutuhkan agar obat yang diberikan dapat diberikan dengan cepat;
b. Pasien yang terus menerus muntah;
c. Pasien yang tidak diperkenankan memasukan apapun juga lewat mulutnya;
d. Pasien dengan diagnosa Typoid;
e. Pasien dengan sesak napas;
f. Pasien dengan epilepsi atau kejang-kejang.
2.4 Tujuan Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
a. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain;
b. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan;
c. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.
2.5 Bahaya Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
a. Pasien alergi terhadap obat. Misalnya: menggigil, urticaria, shock, collaps, dan lainlain;
b. Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma;
c. Dapat menimbulkan kelumpuhan.

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

2.6 Keuntungan dan Kerugian Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
2.6.1 Keuntungan Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
Tidak mengalami tahap absorbsi, maka kadar obat dalam darah diperoleh secara
cepat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Larutan
tertentu yang iriatif hanya dapat diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh
darah relatif tidak sensitif dan bila disuntikan perlahan lahan obat segera diencerkan
2.6.2

oleh darah.
Kerugian Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
Efek toksik mudah terjadi karena keadaaan obat yang tinggi segera mencapai darah
dan jaringan. Disamping itu, obat yang disuntikkan tidak dapat ditarik kembali.
Obat dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah dan yang
menyebabkan hemolisis.

2.7 Cara Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena


2.7.1 Cara Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena Langsung
a. Pengertian
Cara memberikan obat pada vena secara langsung yaitu diantaranya, pada vena
mediana kubiti/vena cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena
jugularis (leher), vena frontalis/temporalis (kepala).
b. Tujuan
Pemberian obat intravena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi
langsung dan masuk ke dalam pembuluh darah.
c. Hal-hal yang diperhatikan
Setiap injeksi intravena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik
lamanya.
Tempat injeksi harus tepat kena pada daerah vena.
Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
Kondisi atau penyakit pasien.
Obat yang baik dan benar.
Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
Dosis yang diberikan harus tepat.
Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.
d. Indikasi dan Kontraindikasi
a.Indikasi
: biasa dilakukan pada pasien yang tidak
sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak
memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan
steril.
FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

b. Kontraindikasi

: tidak steril, obat yang tidak dapat

larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan


2.7.2

protein atau butiran darah.


Cara Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena Tidak Langsung
1. Pengertian
Merupakan cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan
obat ke dalam wadah cairan intravena.
2. Tujuan
Pemberian obat intravena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan
efek samping dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan
a. Injeksi intravena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan
obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hatib.
c.
d.
e.

hati.
Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
Obat yang baik dan benar.
Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat

dan benar.
f. Dosis yang diberikan harus tepat.
g. Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan
benar.
4. Indikasi dan kontra indikasi
a.Indikasi

: biasa dilakukan pada pasien yang tidak

sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak


memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan
steril.
b. Kontra indikasi

: tidak steril, obat yang tidak dapat

larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan


protein atau butiran darah.
2.8 Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemberian Obat Via Intravena
2.8.1 Pemberian Obat Via Intravena Secara Langsung
1. Alat dan bahan
a. Daftar buku obat atau catatan dan jadwal pemberian obat
b. Obat dalam tempatnya
c. Spuit sesuai dengan jenis ukuran
d. Kapas alcohol dalam tempatnya
e. Cairan pelarut (aquades)
f. Bak injeksi
g. Bengkok
FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

h. Perlak dan alas


i. Karen pembendung
2. Prosedur kerja
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Bebaskan daerah yang akan disuntik dengan cara membebaskan pakaian
pada daerah penyuntikan, apabila tertutup, buka dan ke ataskan.
d. Ambil obat pada tempatnya sesuai dosis yang telah ditentukan. Apabila obat
e.
f.
g.
h.

dalam bentuk sediaan bubuk, maka larutkan dengan aquades steril.


Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan dilakukan injeksi.
Tempatkan obat yang telah di ambil ke dalam bak injeksi.
Desinfeksi dengan kapas alcohol.
Lakukan pengikatan dengan karet pembendung pada bagian atas daerah
yang akan dilakukakan pemberian obat atau minta bantuan untuk
membendung daerah yang akan dilakukan penyuntikan dan lakukan

penekanan.
i. Ambil spuit yang berisi obat.
j. Lakukan penusukan dengan lubang menghadap ke atas dengan memasukkan
ke pembuluh darah.
k. Lakukan aspirasi, bila sudah ada darah lepaskan karet pembendung dan
langsung semprotkan hingga habis.
l. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik secara perlahan-lahan dan
lakukan massage pada daerah penusukan dengan kapas alcohol, spuit yang

2.8.2

telah digunakan di masukkan ke dalam bengkok.


m. Catat hasil pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.
n. Cuci tangan.
Pemberian Obat Via Intravena Secara Tidak Langsung
1. Alat dan Bahan
a. Spuit dan jarum sesuai ukuran
b. Obat dalam tempatnya
c. Wadah cairan (kantung/botol)
d. Kapas alcohol dalam tempatnya.
2. Prosedur kerja
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
c. Periksa identitas pasien dan ambil obat dan masukkan ke dalam spuit.
d. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantung. Alangkah baiknya
penyuntikan pada kantung infuse ini dilakukan pada bagian atas
kantung/botol infuse.

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

e. Lakukan desinfeksi dengan kapas alcohol pada kantung atau botol dan kunci
aliran infuse.
f. Lakukan penyuntikan dengan memasukkan jarum spuit hingga menembus
bagian tengah dan masukkan obat secara perlahan-lahan ke dalam
kantong/botol infuse/cairan.
g. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikkan kantung
cairan dengan perlahan-lahan dari satu ujung ke ujung yang lain.
h. Ganti wadah atau botol infuse dengan cairan yang sudah di injeksikan obat
di dalamnya. Kemudian gantungkan pada tiang infuse.
i. Periksa kecepatan infuse.
j. Cuci tangan.
k. Catat reaksi pemberian, tanggal, waktu dan dosis pemberian.

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemberian obat injeksi parenteral via intravena adalah pemasukan atau pemberian
obat melalui jalur pembuluh darah vena kedalam tubuh, diantaranya melalui vena media
cubitus/chepalica (daerah lengan), vena saphenous (tungkai), vena jugularis (leher), vena
frontalis/temporalis di daerah frontal dan temporal dari temporal, vena basilica, dan lainlain.
Pemberian obat intravena dapat dilakukan dengan cara infus continue, infus
intermitten ataupun dalam bentuk bolus. Formulasi untuk ketiga cara pemberian ini tidak
dapat saling dipertukarkan, karena akan berakibat fatal pada pasien.
1. Jenis Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
a. Infus Intravena Continue
b. Infus intermittent
c. Pemberian secara bolus
2. Indikasi Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
a. Pasien yang membutuhkan agar obat yang diberikan dapat diberikan dengan cepat;
b. Pasien yang terus menerus muntah;
c. Pasien yang tidak diperkenankan memasukan apapun juga lewat mulutnya;
d. Pasien dengan diagnosa Typoid;
e. Pasien dengan sesak napas;
f. Pasien dengan epilepsi atau kejang-kejang.
3. Tujuan Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
a. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada dengan injeksi
parenteral lain;
b. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan;
c. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar.
4. Bahaya Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
a. Pasien alergi terhadap obat. Misalnya: menggigil, urticaria, shock, collaps, dan lainlain;
b. Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma;
c. Dapat menimbulkan kelumpuhan.
5. Keuntungan dan Kerugian Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
a. Keuntungan Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
Tidak mengalami tahap absorbsi, maka kadar obat dalam darah diperoleh secara
cepat, tepat, dan dapat disesuaikan langsung dengan respon penderita. Larutan
tertentu yang iriatif hanya dapat diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

darah relatif tidak sensitif dan bila disuntikan perlahan lahan obat segera diencerkan
oleh darah.
b. Kerugian Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena
Efek toksik mudah terjadi karena keadaaan obat yang tinggi segera mencapai darah
dan jaringan. Disamping itu, obat yang disuntikkan tidak dapat ditarik kembali.
Obat dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah dan yang
menyebabkan hemolisis.
6. Cara Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Cara Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena Langsung
b. Cara Pemberian Obat Injeksi Parenteral Via Intravena Tidak Langsung
3.2 Kritik dan Saran
Semoga makalah ini dapat ikut andil dalam memberikan informasi bagi masyarakat
dan bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bermanfaat juga bagi yang
membacanya.

FARMAKOLOGI PEMBERIAN OBAT INJEKSI PARENTERAL VIA INTRAVENA

Page 6

Anda mungkin juga menyukai