A. Latar Belakang
Bahan tambahan makanan (BTM) sangat membantu ibu-ibu rumah tangga dan
industri makanan, sudah dari zaman dulu bahan tambahan ini digunakan, sehingga sulit
dihindari pemakaianya.
BTM tidak hanya bermanfaat, tapi juga banyak terjadinya penyimpangan dalam
pengunaanya, keadaan ini terjadi karena masyarakat awam belum mengetahui dengan
jelas resiko pemakaian BTM secara berlebihan, sehingga menyebabkan dampak bagi
kesehatan. Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
menyebutkan kasus yang sering ditemui di masyarakat adalah akibat kesalahan dalam
memilih zat aditif dan penyimpangan dosis pemakaian.
Pada saat sekarang ini, pengunaan BTM bagi industri makanan sudah banyak
menyimpang dalam pemakian dosis. Hal ini dilakukan dengan alasan ekonomi untuk
mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan juga disebabkan faktor ketidak ketahuan.
Oleh karena itu pemerintahan harus menyikapi masalah ini serius dan
memberikan penjelasan yang jelas mengenai bahaya yang ditimbulkan, dengan
melakukan pembinaan pada industri-industri makanan dalam hal pengunaan BTM.
Salah satu BTM yang penting adalah zat pengasam, selain untuk mengawetkan, zat
pengasam juga bisa digunakan untuk pemberi rasa produk pangan.
Pengawetan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman
untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengasaman dan penguraian
lain terhadap makanan atau minuman yang disebabkan oleh mikroorganisme
seperti
jamur
atau
fungi,bakteri
(id.wikipedia.org/wiki/pengawetan_makanan).
dan
lain
sebagainya.
atau
perkembangan
menghambat
zaman,
pertumbuhan
manusia
tidak
mikroorganisme.
hanya
Sesuai
mengkonsumsi
makanan/minuman dalam bentuk segar (fresh) tapi juga dalam bentuk bahan
olahan. Munculnya produk olahan lebih didasari pada keinginan manusia untuk
mencoba hal-hal baru atau untuk memenuhi kebutuhan manusia yang berkaitan
dengan aktifitas pada masa modern. Maka muncullah produk-produk seperti
biskuit, daging/ikan kaleng, susu, soft drink dan lain-lain, beberapa produk soft
drink memiliki masa kadaluarsa (expired date) sampai satu tahun. Oleh karena
itu proses pengawetan sudah tidak bias dilepaskan dari kehidupan masyarakat.
Pengawet pangan adalah upaya untuk mencegah, menghambat pertumbuhan
mikroba yang terdapat dalam pangan. Pengawetan dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu penggunaan suhu rendah, suhu tinggi, iradiasi atau dengan penambahan
bahan pengawet (BTP Pengawet). Produk-produk pangan dalam kemasan yang diproses
dengan panas atau disebut sterilisasi komersil seperti kornet dalam kaleng atau susu
steril dalam kemasan tetrapak tidak menggunakan bahan pengawet karena proses termal
sudah cukup untuk memusnahkan mikroba pembusuk dan patogen.
Sejak berabad-abad yang lalu, manusia selalu berupaya mencari cara
untuk dapat menyimpan makanan dalam waktu lama tanpa adanya kerusakan.
Pemanasan,
pengeringan,
pengasapan,
penggaraman,
pengasaman,
Salah
satu
proses
pengawetan
pangan
adalah
melalui
pengasaman.
B. Isi
Menurut Trisnawati (1993) fungsi pengatur keasaman pada makanan adalah
untuk membuat makanan menjadi lebih asam, lebih basa, atau menetralkan makanan.
Pengasam digunakan untuk mengasamkan atau untuk menurunkan pH saus menjadi
3,8~4,4. Pada pH rendah pertumbuhan kebanyakan bakteri akan tertekan dan sel
genaratif serta spora bakteri sangat sensitif terhadap panas. Dengan demikian proses
sterilisasi bahan yang ber-pH rendah dapat dilakukan dengan suhu mendidih (100 0C)
dan tidak perlu dengan suhu tinggi (1210C). Asam juga bersinergi dengan asam benzoat
dalam menekan pertumbuhan mikroba. Sebagai contoh dalam pembuatan saus tomat
digunakan
bahan
pengasam
jenis
asam
sitrat.
Menurut
DepKes
N0.
1. Berkontribusi
2. Menurunkan
3. Mempertahankan
4. Mengkelat
dan protein
6. Berinteraksi
Selain asam sitrat, asam malat juga banyak digunakan industri minuman.
Karakter yang sering diharapkan dalam penggunaan asam malat adalah kemampuannya
untuk menunda onset of sourness (permulaan rasa asam). Hal ini dapat menambah
flavor pemanis buatan pada produk. Profil flavor asam malat apel dan beryberkomplemen dengan asam sitrat.
Asam sitrat atau asam malat bisa dgunakan untuk mengontrol pH pada anggur
dan menstabilkannya dari pembentukan cloud atau haze (kabut). Sehingga tidak aneh
jika keduanya banyak ditambahkan pada wine atau ready to drink cocktail. Apalagi jika
mampu berkombinasi dengan flavor fruity atau light. Biasanya, BTP (Bahan Tambahan
Pangan) tersebut ditambahkan sebelum atau selama proses fermentasi.
Untuk minuman yang berbentuk serbuk, diperlukan acidulant yang memiliki
higroskopisitas rendah. Hal ini bertujuan agar industri dapat mengurangi biaya
pengemasan. Acidulant yang bisa digunakan adalah asam fumarat. Penambahan
komponen ini juga bisa memberikan pengaruh timbulnya astringent pada produk
minuman.
Selain minuman
Asam sitrat telah digunakan secara luas dalam produk pangan. BTP ini
digunakan untuk mencegah pemudaran warna pada sayur dan buah dengan mengikat
trace element yang tidak dikehendaki. Asam sitrat juga mengurangi waktu dan suhu
yang dibutuhkan dalam proses pengawetan dengan panas. Pada industri berbasis susu,
asam sitrat digunakan sebagai acidifying agent dan flavor modifier dalam produksi
cultured milk, mentega, dan keju natural. Salah satu cara efektif untuk mengatur
karakter emulsifikasi pada processed cheese adalah juga dengan menggunakan garam
sitrat untuk mengontrol jumlah kalsium. Tujuannya adalah, agar keju dapat dengan
mudah melting dan relatif cepat dalam fase tunggal, tanpa pemisahan lemak. Sedangkan
pada susu UHT, sodium sitrat bisa digunakan untuk membantu pencegahan kasein
mengendap.
Untuk permen dan produk berflavor buah, sering digunakan asam malat, baik digunakan
single atau dikombinasikan dengan acidulant yang lain. Penambahannya bisa
memperpanjang sensasi flavor tanpa menutupi rasa alami buah. Selain itu, juga dapat
mempertegas rasa manis dari pemanis yang digunakan.
Asam fumarat dengan sifat khasnya, sering ditambahkan pada flavor ingredient
untuk menghasilkan rasa/aroma yang stabil dan tahan lama. Sedangkan, pada produsen
biskuit, asam fumarat ditambahkan untuk mencegah kristalisasi fosfat dan
meningkatkan volume adonan.
Pengatur keasaman:
Bahan tambahan makanan yang dapat mengasamkan, menetralkan dan mempertahankan
derajat keasaman makanan
Contoh :
Asam laktat, asam nitrat dan asam malat sebagai pengasam pada selai, jeli, dan
marmalade; natrium bikarbonat, natrium karbonat dan natrium hidroksida yang biasa
digunakan untuk menetralkan mentega.
Salah satu bahan pengasam ialah asam sitrat. Karakteristik asam sitrat adalah
putih, tidak berwarna, tidak berbau, padatan atau bubuk kristal. Asam sitrat
berfungsi untuk meningkatkan rasa asam atau mengatur tingkat keasaman pada
berbagai pengolahan minuman. Penggunaan asam sitrat ini adalah sebagai zat
pemberi cita rasa dan pengawet. Selain itu, asam sitrat juga berfungsi sebagai
pencegah kristalisasi gula dan penjernih gel. Tidak ada batasan standar penggunaan
asam sitrat dalam proses produksi. Asam sitrat dikategorikan aman digunakan pada
makanan oleh semua badan pengawasan makanan nasional dan internasional.
Senyawa ini secara alami terdapat pada semua jenis makhluk hidup, dan kelebihan
asam sitrat dengan mudah dimetabolisme dan dihilangkan dari tubuh.
Bahan pengasam, penambah cita rasa, pewarna dan pemanis untuk
meningkatkan estetika makanan. Asam sitrat, minyak jeruk dan zat pewarna oranye
diformulasikan ke dalam makanan untuk memberikan cita rasa yang enak dan
penampakan yang menarik.
Ini adalah hanya sedikit contoh bagaimana aditif makanan dapat berperan membantu
dalam proses pengolahan makanan.
Aditif makanan memberi banyak kemungkinan bagi industri pangan untuk
memproduksi bermacam-macam makanan dan minuman yang diinginkan oleh
konsumen. Kata makanan fabrikasi ditujukan bagi makanan yang diformulasi dari
bahan-bahan dasar terpilih serta aditif makanan yang sesuai, untuk memperoleh produk
akhir dengan sifat-sifat fisiko-kimia atau nilai gizi yang diinginkan. Makanan seperti ini
dapat dibuat mirip seperti aslinya, contohnya minuman jeruk untuk simulasi sari jeruk.
mikrobia
Sebagai kontrol pH
Menurut PP Menkes RI No 722/Menkes/Per/IX/2008, pengatur keasaman adalah
bahan
tambahan
makanan
yang
dapat
mengasamkan,
menetralkan,
dan
Keju
Es krim
Makanan kaleng (sarden,sayuran, buahbuahan)
Salad
Margarin
Baking powder
Bir
Roti
PENGASAM ALAMI
Sebagai penghilang bau amis pada ikan
Bermanfaat bagi tubuh, karena mengandung limonen, linolin asetat, geranil asetat,
fellondren, sitrat dan asam sitrat
Contoh :
Asam Jawa
Menetralkan bau amis pada ikan sehingga produk lebih enak & akrab di lidah
Kandungan : asam apel, asam sitrat, asam anggur, asam tartrat, asam suksinat, pektin
Khasiat bagi kesehatan yaitu mengurangi ekskresi kalsium dan mencegah terbentuknya
batu ginjal.
Asam tartrat merupakan antioksidan yang baik untuk mencegah terjadinya reaksi
browning
Belimbing wuluh dan jeruk nipis
Menetralkan rasa amis pada produk
Beberapa Pengatur Keasaman (Sintetis)
Jenis Pengatur Keasaman
Asam Asetat
Kalium Asetat
Asam Laktat
Asam Malat
Asam fumarat
Asam Sitrat
Asam Tartrat
Asam fospat
Asam adibat
(mengasamkan)
produk
makanan
sehingga
dapat
menghambat
Untuk para konsumen jelilah dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi, karena
tidak semua produsen mampu memenuhi persyaratan MenKes dalam penggunaan bahan
tambahan pangan.
DAFTAR PUSTAKA
Avisditya.2012.Zat Pengawet Makanan Alami dan Bahan Kimia Berbahaya diakses
tanggal
09/06/2013. http://avisditya.blogspot.com/2012/04/zat-pengawet-makananalami-dan-bahan.html
Kasanah, indah nur dkk. 2012 Bahan Tambahan Pangan diakses tanggal
09/06/2013. http://indah-smart.blogspot.com/2013/01/bahan-tambahan-pangan.html
Kharismadessy.2012.
Makalah
Bahan
Pengawet
diakses
tanggal
09/06/2013.http://kharismadessy92.wordpress.com/2012/10/16/makalah-bahanpengawet/
Nuraida,lilies.2011. Penerapan Teknologi Hurdle dalam Pengawetan Pangan diakses
tanggal
09/06/2013. http://www.foodreview.biz/preview.php?
view2&id=56211#.UbOuWq6QRH.
Safnowandi.2012 Pengawetan Makanan Untuk Mengendalikan Aktifitas Mikroba
Perusak Makanan. Diakses tanggal 09/06/2013. http://safnowandi.wordpress.com
Silaban,Abdie.2010.Pengolahan dan Pengawetan Makanan.diakses
09/06/2013. http://abdisilabanedison.blogspot.com/2010/01/pengolahan-danpengawetan-makanan.html
tanggal