Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS KOMPETENSI GURU PENGARUHNYA

TERHADAP EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PSG


(Survey Pada SMK Bidang Studi Keahlian Bisnis Manajemen di Kota Bandung)
(Ahim Surachim, Dosen Prodi MB-FPEB UPI Bandung)
1. Pendahuluan
Menurut Sanjaya (2009, 13), guru sangat mempengaruhi proses pendidikan. Hoy
& Miskel (2001, 19) berpendapat senada, guru merupakan faktor dominan yang
menjadi input proses transformasi pendidikan. Sebagai pelaksana pembelajaran di
tingkat kelas, kompetensi guru mewarnai efektivitas pelaksanaan PSG dalam
menghasilkan lulusan berkemampuan, menguasai pengetahuan, keterampilan, dan
etos kerja sesuai dengan tuntutan lapangan kerja (Kepmendikbud RI Nomor
323/U/1997; pasal 2, ayat 2). Masalahnya adalah; bagaimana deskripsi
kompetensi guru, efektivitas PSG, apakah kompetensi guru berpengaruh terhadap
efektivitas PSG. Digunakan metode survey (Churchill & Lacobucci, 2005: 79),
data dikumpulkan melalui angket dan studi dokumentasi. Digunakan desain
penelitian deskriptif dan verifikatif, pendekatan exploratory research untuk
menggambarkan hubungan kausalitas antara variabel (Aaker, 2004:75; Churchill
and Lacobucci, 2005: 74; Cooper and Schindler, 2008: 20).
2. Kajian Pustaka
a) Pengertian Pendidikan Sistem Ganda (PSG)
PSG adalah penyelenggaraan pendidikan keahlian kejuruan yang memadukan
secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah menengah kejuruan
dengan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung
pada pekerjaan sesungguhnya di institusi pasangan, terarah untuk mencapai suatu
tingkat keahlian profesional tertentu (SK Mendikbud RI Nomor 323/U/1997,
pasal 1, ayat 1). Dual Education System is called "dual" because it combines
apprenticeships in a company and vocational education at a vocational school in
one course. In the company, the apprentice receives practical training which is
supplemented by theoretical instruction in the vocational school (Wikipedia,
2011). Basically Dual System of Education of Vocational High School is

education and training system for vocational competence that is conducted in


vocational schools and business work to produce middle level workers with
special skills (Muliati AM, 2005/2007). The Indonesia vocational education
system is somewhat similar to what is implemented in Germany and Finland
(Dual Education System on Wikipedia). The function of education must be
recognized to be guidance of a learner, at all stages of his wants, needs, and
potentialities that will insure for him a personally satisfying and socially
desirable pattern of living. (Crow and Crow, 1960, 20).
PSG bertujun menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional,
memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja sesuai dengan tuntutan
lapangan kerja (Konsep PSG pada SMK, 1996, 8), dapat memenuhi harapan
masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan dan hidup lebih baik (Suwarma ALMukhtar, 1992, 78). Pelaksanaan PSG meliputi komponen-komponen; Institusi
Pasangan, Program Pendidikan dan Pelatihan, Kelembagaan Kerjasama, Nilai
Tambah, Jaminan Keberlangsungan (Sustainability).
b) Kompetensi Guru
Menurut Sutermeister (1976; 11), Ability is deemed to result from knowledge and
skill. Knowledge, in turn is affected by education, experience, training, and
interest. Skill is affected by aptitude and personality as well as by education,
experience, training, and interest. Kompetensi mencerminkan kecerdasan dan
keterampilan (Gibson, Ivancevich, Donnely; 1993; 88). Efektivitas suatu
pekerjaan dipengaruhi kemampuan teknis, interaksi, dan teori (Wahyudi, 1996,
124),

ketiganya

tercermin

dalam

kompetensi

guru

sebagai

pelaksana

pembelajaran.
PSG di SMK yang mempunyai karakteristik berbeda dengan pelaksanaan
pembelajaran sebelumnya menuntut kompetensi guru yang berbeda atau sesuai
dengan tuntutan PBM, guru harus bekerjasama dengan pihak-pihak yang peduli
terhadap proses dan hasil pembelajaran, menciptakan suasana pembelajaran yang
dialogis dan kontekstual. Dengan kompetensinya guru bertugas; mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta

didik (UU RI No. 14 tahun 2005, Guru dan Dosen, pasal 1, ayat 1) sesuai dengan
dinamika/tuntutas pembelajaran.
Guru harus memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi, menurut
ALPTK kompetensi guru meliputi; pedagogik, profesional, kepribadian, sosial
(Fakry Gaffar; 2007), tercermin dari profesionalisme dalam melaksanakan tugas,
menguasai keahlian/pekerjaan tertentu, memiliki nilai hasil pelaksanaan pekerjaan
baik, melaksanakan tugas sebagai pembimbing praktik kerja (Kepmendikbud RI.
No. 323/U/1997, Penyelenggaraan PSG Pada SMK, pasal 17). Dengan sarana dan
prasarana yang ada, guru PSG dituntut kompeten memimpin pelatihan praktik
dasar dan praktik kerja sesuai dengan tuntutan pelaksanaan PSG, dan bidang
keahlian yang dikembangkan.
c) Guru PSG
Sesuai tuntutannya, guru PSG harus kompeten mewujudkan keinginan untuk
selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal, meningkatkan dan
memelihara citra profesi, mengejar kesempatan pengembangan profesional yang
meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya,
mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi, memiliki kebanggaan terhadap
profesinya (Mohamad Surya).
Guru berfungsi, meningkatkan mutu pendidikan nasional (UU-RI No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, pasal 4). Standar kompetensi guru mencakup;
bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme; komitmen meningkatkan mutu
pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia; kualifikasi akademik dan
latar belakang pendidikan sesuai bidang tugas; kompetensi sesuai bidang tugas;
tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan (Pasal 7). Guru PSG
adalah; profesi kependidikan, tenaga pengajar, perencana program, mediator,
inovator, supervisor dan administrator, evaluator PSG (Guru dan Instruktur dalam
PSG, 1997, 2), mempunyai tugas melaksanakan pembelajaran secara kondusif,
sebagai inovator, motivator, tenaga ahli, pribadi unggul, teladan, berjiwa
entrepreneurship.
d) Efektivitas Pelaksanaan PSG

Efektivitas adalah, perwujudan tujuan organisasi (Stephen P. Robbins 2006, 15);


Tingkatan terhadap mana tujuan dicapai (Joseph Prokopenko, 1987, 5); Tingkat
pencapaian tujuan (Hoy & Miskel); Kapasitas organisasi dalam mengejar tujuan
(Nana Rukmana, 2006, 16); Effectiveness is the foundation of success has been
achieved (Peter Drucker, 1973, 45).
Efektivitas pelaksanaan PSG tercermin dari peran guru sebagai fasilitator
pembelajaran dan prakerin, berusaha membantu siswa dalam mencapai tujuan;
Mengubah tingkah laku siswa berdasarkan kaidah-kaidah teori belajar (Nana
Sudjana, 1989, 41). Efektivitas PSG berkaitan dengan: Input; rencana terealisasi
sesuai standar, bermakna mencapai tujuan, sesuai harapan. Process; pelaksanaan
tugas guru sesuai dengan prinsip dan karakteristik KBM (Pengelolaan KBM
dalam PSG; 1997; 2). Output; Keberhasilan belajar yang memenuhi standar.
Dalam visi pengajaran IPS/social studies (NCSS, 2007); Teaching and learning in
social studies are powerful when they are meaningful, integrative, value-based,
challenging, and active. PSG yang efektif tercermin dari pembelajaran;
meaningful, integrative, value-based, challenging, and active; merupakan upaya
perbaikan, peluasan, pendalaman, dan penyesuaian PSG terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ketenaga kerjaan (Kepmendikbud
RI. nomor 323/U/1997, tentang Pelaksanaan PSG pada SMK, pasal 31, ayat 1).
Efektivitas belajar didominasi oleh kompetensi guru (So, 1996). Efektivitas
pelaksanaan PSG berpengaruh langsung terhadap peningkatan mutu tamatan
(Dikmenjur, 1996, 31), tercermin dari tamatan yang memiliki pengetahuan,
keterampilan,

etos

kerja

sesuai

dengan

tuntutan

lapangan

kerja

(KEPMENDIKBUD RI. No.323/U/1997 Tentang Penyelenggaraan PSG pada


SMK), sesuai perkembangan IPTEK/bekal memasuki dunia kerja (DIKMENJUR,
1997, 10). Efektivitas PSG, tercermin dari nilai yang diraih peserta didik.
3. Kerangka Berpikir
Loree (1970), Dunkin & Biddle (2007), Undang-Undang RI No. 20 (pasal 1, ayat
20) menjelaskan, kualitas suatu lulusan dipengaruhi oleh kompetensi guru.
Kualitas/hasil belajar dapat diukur melalui pengamatan terhadap respons (teori
belajar behaviorisme; Slavin, 2000).

Kerangka berpikir, disajikan:

GRAND THEORY :

LEARNING THEORY
(BEHAVIORISM)
B.F. Skinner
MIDDLE RANGE THEORY : DUAL EDUCATION SYSTEM
(Pendidikan Sistem Ganda) di
SMK
APPLIED THEORY :

1. KOMPETENSI GURU
(Undang-Undang RI No. 14 tahun 2005;
tentang Guru dan Dosen; pasal 1, ayat 10)
2. EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN
(Loree, 1970; Dunkin & Biddle, 2007; UU
RI Nomor 20 tahun 2003)

Paradigma penelitian:

KOMPETENSI
GURU
Pedagogik
Profesional
Kepribadian
Sosial

EFEKTIVITAS
PEMBELAJARA
N
-

Bermakna
Terpadu
Berbasis Nilai
Menantang
Aktif

HASIL
PEMBELAJARAN
-

Sosial Budaya
Akademik
Kepribadian
Profesional

4. Asumsi dan Hipotesis Penelitian


Asumsi; efektivitas pelaksanaan PSG adalah upaya guru dalam meningkatkan
kebermanaan pembelajaran.
Hipotesis Penelitian;
a. Kompetensi guru dianalisa berdasarkan; kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
b. Efektivitas pelaksanaan PSG dianalisa berdasarkan aspek; bermakna,
terpadu, berbasis nilai, menantang, dan aktif.
c. Kompetensi guru berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan PSG.
5. Metode Penelitian

Digunakan metode survey (Churchill & Lacobucci, 2005, 79); kesimpulan ditarik
berdasarkan teori dan hasil penelitian. Data dikumpulkan melalui angket dan studi
dokumentasi. Desain penelitian deskriptif, verifikatif, pendekatan exploratory
research untuk melihat hubungan kausalitas antara variabel (Aaker, 2004:75;
Churchill and Lacobucci, 2005: 74; Cooper and Schindler, 2008: 20).
Operasional variabel kompetensi guru mencakup dimensi pedagogik, profesional,
kepribadian, sosial. Variabel efektivitas PSG mencakup dimensi bermakna,
terpadu, berbasis nilai, menantang, aktif. Populasi; guru program studi pemasaran,
akuntansi, perkantoran (pengampu teori kejuruan dan prakerin) pada 3 SMK
Negeri dan 6 SMK Swasta di Kota Bandung. Digunakan teknik nonproportionate stratified ramdom sampling method , terpilih 238 respondent.
Pengumpulan data menggunakan; researcher instruments, subject instruments,
informant instruments (Fraenkel & Wallen, 1993, 103). Uji validitas instrumen
terhadap 30 responden, menggunakan penilaian skala lima model Multiple Rating
List Scale (Cooper and Schindler, 2003: 255), diperoleh koefisien korelasi (r >
0,364 pada n = 30), semua item instrumen penelitian valid. Uji reliabilitas
menggunakan rumus Koefisien Alfa () dari Cronbach (1951) :
k
r11
k 1

i 2
. 1
t 2

Sumber: Saefuddin Azwar (1992)

Hasil uji instrumen setiap variable menunjukkan nilai koefisien reliabilitas (r >
0,364 untuk n = 30), artinya instrumen reliable (kategori sangat kuat).
Tabel : Hasil Pengujian Reliabilitas Setiap Variabel
Variabel
Koefisien
Signifikansi
Keterangan
X
0,912
0.364
Reliabel
Y
0,982
0.364
Reliabel
Digunakan analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik variabel,
analisis verifikatif untuk menguji hipotesis penelitian dan uji statistik model SEM.
Range
Pengolahan

data

Nilai Tertinggi Nilai Terendah


menggunakan

Relationship) dan SPSS-AMOS.

Jumlah Range
program LISREL

(Linier

Structural

y
y
Model persamaan pengukuran untuk y,
Model persamaan pengukuran untuk x,

x
x

Model Persamaan Struktural (Structural Equation Model):


dy1
dx1

X1

dx2

X2

dx3

X3

dx4

X4

Y1

dy2

Y2

dy3

Y3

dy4

dy5

Y4

Y5

ey

Keterangan :

X = Kompetensi Guru
Y = Efektivitas Pelaksanaan PSG

6. Deskripsi Variabel Penelitian


Skor rata-rata, persentase, kategori, dimensi variable: rentang data (r) = 5,00-1,00,
kriteria (k) = 5, panjang kelas (p) = r/k = 4/5 = 0,8.
Tabel Kriteria Skor Rata-Rata
Rata-Rata Skor
Kategori
1,00 1,80
Sangat Rendah
1,81 2,60
Rendah
2,61 3,40
Cukup
3,41 4,20
Tinggi
4,21 5,00
Sangat Tinggi
Deskripsi Kompetensi Guru

a)

Tabel 1 : Capaian Rata-Rata, Persentase, Kategori


Dimensi Kompetensi Guru
Dimensi
Pedagogik
Profesional

Rata-Rata
3.818
3.708

Persentas
e
76.35
74.17

Kategor
i
Tinggi
Tinggi

Pribadi
Sosial
Motivasi Belajar (X1)
Sumber: Pengolahan Data (2015)

3.855
3.800
3.795

77.09
76.00
75.90

Tinggi
Tinggi
Tinggi

Capaian Kompetensi Guru (X) = 3,795/75,90% (kategori tinggi).

Tabel 2 : Capaian Rata-Rata, Persentase, Kategori


Kompetensi Guru per-Sekolah
No.

Nama Sekolah

SMKN 1 Bandung

SMKN 3 Bandung

SMKN 11 Bandung

SMK Pasundan 1 Bandung

SMK Indonesia Raya Bandung

SMK Profita

SMK Bina Warga Bandung

SMK Sumatra 40

SMK Kian Santang Bandung


Kompetensi Guru (X1)
Rata-rata Akreditasi A
Rata-rata Akreditasi B
Rata-Rata SMK Negeri
Rata-Rata SMK Swasta
Rata-Rata SMK Swasta A
Rata-Rata SMK Swasta B
Sumber: Pengolahan Data (2015)

Status
Negeri,
A
Negeri,
A
Negeri,
A
Swasta,
A
Swasta,
A
Swasta,
A
Swasta,
B
Swasta,
B
Swasta,
B

X2

Persentase

Kategori

3.819

76.38

Tinggi

3.784

75.67

Tinggi

3.867

77.33

Tinggi

3.897

77.95

Tinggi

3.809

76.18

Tinggi

3.723

74.45

Tinggi

3.747

74.94

Tinggi

3.665

73.30

Tinggi

3.762
3.795
3.816
3.725
3.823
3.767
3.810
3.725

75.24
75.90

Tinggi
Tinggi

Capaian rata-rata masing-masing sekolah termasuk katetori tinggi, SMK Negeri


lebih tinggi dari SMK Swasta.
b)

Deskripsi Efektivitas Pembelajaran Pola


PSG
Tabel 3 : Capaian Rata-Rata, Persentase, Dimensi Efektivitas PSG
Dimensi

Rata-

Persentas

Kategor

Rata
3.735
3.684
3.774
3.739
3.819
3.750

Bermakna
Terpadu
Berbasis Nilai
Menantang
Aktif
Efektivitas Pembelajaran PSG (Y1)
Sumber: Pengolahan Data (2015)

i
74.71
73.68
75.48
74.79
76.39
75.01

Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi

Rata-rata capaian Efektivitas PSG (Y) = 3,750/75,01% (tinggi). Rendahnya


dimensi terpadu menunjukkan pentingnya efektivitas PSG sejalan dengan IPTEK.
Tabel 4 : Capaian Rata-Rata, Persentase & Efektivitas PSG per-Sekolah
Status
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama Sekolah

Y1

SMKN 1 Bandung
SMKN 3 Bandung
SMKN 11 Bandung
SMK Pasundan 1 Bandung
SMK Indonesia Raya
SMK Profita
SMK Bina Warga Bandung
SMK Sumatra 40
SMK Kian Santang Bandung
Efektivitas Pembelajaran
Pola PSG (Y1)
Rata-rata Akreditasi A
Rata-rata Akreditasi B
Rata-Rata SMK Negeri
Rata-Rata SMK Swasta
Rata-Rata SMK Swasta A
Rata-Rata SMK Swasta B
Sumber: Pengolahan Data (2015)

Negeri, A
Negeri, A
Negeri, A
Swasta, A
Swasta, A
Swasta, A
Swasta, B
Swasta, B
Swasta, B

Persentas
e

Kategori

3.715
3.786
3.830
3.865
3.694
3.680
3.651
3.690
3.744

74.30
75.72
76.59
77.31
73.88
73.60
73.02
73.80
74.87

Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi

3.750

75.01

Tinggi

3.762
3.695
3.777
3.721
3.746
3.695

Rata-rata efektivitas PSG; masyarakat lebih memilih sekolah negeri, implikasinya


input SMK negeri lebih baik dibanding SMK swasta.
c)

Pengujian Hipotesis
Tabel 5 : Hubungan Dimensi dengan Variabel Kompetensi Guru
Dimensi

Pedagogik

Koefisien
Validitas
(r)

Koefisien
Reliabilita
s (r2)

Varians
Error

Keterangan

0.8537

0.7288

0.2712

Signifikan
(Valid dan

Profesional

0.7681

0.5900

0.4100

Kepribadian

0.8128

0.6606

0.3394

Sosial

0.8829

0.7795

0.2205

Koefisien Reliabilitas Konstruk =

0.8987

Reliabel)
Signifikan
(Valid dan
Reliabel)
Signifikan
(Valid dan
Reliabel)
Signifikan
(Valid dan
Reliabel)

Reliabel

Sumber: Pengolahan Data (2015)

Structural Equation Model (SEM) untuk mengukur variabel kompetensi guru.


Hasil analisis; setiap dimensi valid dan reliable merefleksikan kompetensi guru
(nilai loading factor > 0,5), signifikan merefleksikan kompetensi guru = 0,8987
(nilai koefisien reliabilitas konstruk > 0,7), setiap dimensi menjalankan fungsi
ukurannya dengan baik. Model Pengukuran :
Tabel 6 :
Hubungan Dimensi dengan Variabel Efektivitas Pembelajaran Pola PSG
Koefisien
Validitas
(r)

Koefisien
Reliabilita
s (r2)

Varians
Error

Bermakna

0.7836

0.6140

0.3860

Terpadu

0.8244

0.6796

0.3204

Berbasis Nilai

0.8625

0.7439

0.2561

Menantang

0.8471

0.7176

0.2824

Aktif

0.7873

0.6198

0.3802

Dimensi

Koefisien Reliabilitas Konstruk =

0.9120

Keterangan
Signifikan
(Valid dan
Reliabel)
Signifikan
(Valid dan
Reliabel)
Signifikan
(Valid dan
Reliabel)
Signifikan
(Valid dan
Reliabel)
Signifikan
(Valid dan
Reliabel)

Reliabel

Sumber: Pengolahan Data (2015)

Setiap dimensi valid dan reliabel merefleksikan efektivitas PSG (nilai koefisien
validitas > 0,5), tingkat signifikansi = 0,9120 (91,20 %). Nilai koefisien
reliabilitas konstruk > 0,7 artinya setiap dimensi menjalankan fungsi ukuran
dengan baik. Model structural program AMOS :

Model Struktural Pengaruh Kompetensi Guru Terhadap Efektivitas PSG


Keterangan : X1 = Kompetensi Guru
Y1 = Efektivitas Pembelajaran Pola PSG

Pengaruh kompetensi guru terhadap efektivitas PSG, Y = 0,7984X dengan R2 =


0,6374. Koefisien determinasi R2 = 0,6374, artinya kompetensi guru berpengaruh
signifikan terhadap efektivitas PSG = 63,74%, sisanya = 36,26% ditentukan
variabel lain. Uji signifikansi (uji t), p-value 0,050, artinya kompetensi guru
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas PSG. Hipotesis penelitian diterima.
7. Pembahasan Hasil Penelitian
Masing-masing dimensi menjelaskan kompetensi guru = 89,89%, Efektivitas PSG
= 91,20% signifikan merefleksikan variabel penelitian. Pengaruh kompetensi guru
terhadap efektivitas PSG sangat kuat (89,87%). Komponen yang selama ini sangat
mempengaruhi proses pendidikan adalah guru (Sanjaya, 2009, 13). Guru
merupakan faktor dominan input proses transformasi pendidikan (Hoy & Miskel,
2001, 19). Perubahan yang sempurna apabila ia tidak diterima oleh para pekerja
tidak akan mencapai hasil seperti yang diinginkan (Winardi, 1992, 216).
Efektivitas kerja guru menentukan keberhasilan pola PSG.
Spencer and Spencer (1993, 34) menekankan pentingnya kompetensi individu;
Kompetensi intelektual dibentuk dari sinergi antara watak, konsep diri, motivasi
internal, dan kapasitas pengetahuan. Kompetensi intelektual berkaitan dengan
kegiatan mental (Robbins & Judge; 2007, 42). Kompetensi emosional; karakter,
sikap, kemauan, kemampuan menguasai diri, pemahaman lingkungan secara
objektif dan moralis. Kompetensi Sosial; karakter sikap, perilaku, kerja sama,
stabil, sinergi antara watak, konsep diri, motivasi internal serta kapasitas
pengetahuan sosial (Imam Sugeng, 2002:200).

Empat kompetensi utama guru (So Wing-mui,Cheng May-hung, Tsang Chiaoliang

(1996);

Classroom

competence,

School

competence,

Community

competence, Professional competence. Kompetensi guru dapat diperkuat dengan


kemampuan berkomunikasi, berbahasa, keterampilan interpersonal, semangat
kelompok, kemauan belajar, keterampilan memecahkan masalah (Leung &
McGrath 2010, 98). (Budi W, Soetjipto, 25); The only way we can beat the
competition is with people (Robert J. Eaton, CEO Chrysler Corporation).

8. Temuan Penelitian
Dimensi kepribadian dominan menjelaskan kompetensi guru (kepribadian mantap,
stabil, dewasa, arif, berwibawa, teladan, berakhlak mulia). Kompetensi guru
berpengaruh signifikan terhadap efektivitas PSG.
9. Kesimpulan, Implikasi, Rekomendasi
-

Kesimpulan;
a.

Kompetensi

guru

dijelaskan

oleh

dimensi;

pedagogik, profesional, pribadi, dan sosial. Nilai perolehan termasuk


kategori tinggi.
b.

Efektivitas pola PSG dijelaskan oleh dimensi:


bermakna, terpadu, berbasis nilai, menantang, dan aktif. Nilai perolehan
termasuk kategori tinggi.

c.

Kompetensi guru berpengaruh signifikan terhadap


efektivitas pola PSG.

Implikasi; semakin kompeten guru semakin efektivitas pelaksanaan


PSG.

Rekomendasi; perlu pengembangan kompetensi profesional guru


(penguasaan teaching subjects, learning equipment, learning resources) melalui
Diklat/on the job training, sehingga terselenggara efektivitas PSG.

DAFTAR PUSTAKA
DEPDIKBUD; 1988/1989; Efisiensi dan Efektivitas Pendidikan di Sekolah;
Pelatihan Perencanaan Dalam Rangka Peningkatan Mutu Pendidikan;
Jakarta.

DEPDIKBUD; Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor


0490/U/1992; Tentang Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha.
DEPDIKBUD; 1993; Link and Match; Panitia Kerja Rapat Nasional; Jakarta.
DEPDIKBUD; 1995; Studi pengembangan Pendidikan Kelompok Bisnis dan
Manajemen (SMEA); Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
DEPDIKBUD; 1996; Konsep Pendidikan Sistem Ganda Pada SMK di Indonesia;
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
DEPDIKBUD; 1997; Guru dan Instruktor Dalam Pendidikan Sistem Ganda;
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
DEPDIKBUD; 1997; Pengelolaan KBM Dalam Pendidikan Sistem Ganda;
Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
DEPDIKNAS, Ketentuan Umum PP. RI. No. 19 Tahun 2005, Standar Nasional
Pendidikan pasal 1, ayat 4),
DIKMENJUR; 1998; Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI; Nomor
323/U/1997; Tentang Penyelenggaraan PSG pada SMK ; Jakarta.
Loree, M.R.; 1970. Psychology of Education. New York: The Ronald Press.
Mohammad Fakry Gaffar; 2007. Seminar Nasional Pendidikan Profesi-Sertifikasi
Guru dan Prospek LPTK.
Nana Sudjana; 1989; Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran; Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
PERMENDIKNAS RI Nomor 23; 2006; Tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Robbins, Stephen P.; 2006; Organizational Behavior (Ninth Edition); San Diego
State University; Prentice Hall International Inc.
So Wing-mui, Cheng May-hung, Tsang Chiao-liang, 1996. An Impact of Teaching
Practice: Perceptions of Teacher Competence among Student-teachers.
Journal of Primary Education Vol. 6 No, 1 & 2. The Chinese University of
Hong Kong
Sutermeister, Robert A.; 1976; People and Productivity; Third Edition; United
States of America.
Suwarma Al-Muchtar; 1992; Strategi Operasional Pelaksanaan Pendidikan
Dasar 9 Tahun Dalam Perspektif Harapan dan Kemampuan Masyarakat;
Jurnal Pendidikan; ISPI; Jakarta.
Undang-undang RepublIk Indonesia, No. 14 tahun 2005, tentang Guru dan Dosen,
pasal 1, ayat 1.
Undang-undang Republik Indonesia; nomor 20 tahun 2003; tentang SISDIKNAS;
Citra Umbara; Bandung.
Wahyudi, Bambang; 1996; Manajemen Sumber Daya Manusia; Sulita; Bandung.
Wina Sanjaya; 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai